Forum Indofanster
Fight is All 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...

Forum Indofanster
Fight is All 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...


Forum Indofanster

Forum Tempat Berdiskusi Tentang Manga - Anime
Dibuat oleh Agoess Sennin pada 16 Mei 2009
Indofanster adalah Keluarga, Bukan Sekedar Tempat Berkumpul
 
IndeksPortalGalleryPencarianLatest imagesAffiliatePendaftaranLogin
Welcome to
Rules • Staff • Ranks & Holder

Share
 

Fight is All

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Uchiha Shun
Kazekage no Chi Kami
Kazekage no Chi Kami
Uchiha Shun


Posting : 1170
Join date : 08.12.11
Age : 25
Lokasi : Sunagakure, Kaze no Kuni

Fight is All Empty
#1PostSubyek: Fight is All Fight is All Empty6/5/2013, 5:48 pm

Fight is All



Author: Uchiha Y. Siryu
Genre: Supernatural, School life, Comedy, Romance, Dimension Jumper
Update: 1 minggu sekali


Terakhir diubah oleh Uchiha Y. Siryu tanggal 6/5/2013, 5:56 pm, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
Uchiha Shun
Kazekage no Chi Kami
Kazekage no Chi Kami
Uchiha Shun


Posting : 1170
Join date : 08.12.11
Age : 25
Lokasi : Sunagakure, Kaze no Kuni

Fight is All Empty
#2PostSubyek: Re: Fight is All Fight is All Empty6/5/2013, 5:55 pm

Chapter 1

Ini adalah dunia yang sangat berbeda dari dunia kita. Di mana kekuatan adalah segalanya−bahkan politik tertinggi berada di tangan orang-orang terkuat di dunia. Dunia aman dan tidak aman di saat bersamaan. Tidak ada pertarungan dan pembunuhan kecuali dalam acara formal. Namun jika pertandingan sudah terjadi, seluruh umat manusia lah taruhannya.
Jadi, inilah dia−
“Jadilah kuat untuk bertahan hidup, dan jadilah kuat untuk melindungi”


“Satu... dua.. tiga... empat...”

Saat ini aku tengah menghitung jumlah spidol yang ada pada persediaan kelasku ini, jumlahnya terlihat banyak, oleh alasan itulah aku tertarik untuk menghitungnya dari tempat dudukku yang jauh dari tempat stok persediaan spidol itu. Jadi, jika aku slah menghitung atau ragu, aku harus mengulanginya dari awal lagi. Itu merepotkan, tapi itulah tantangannya

“Seisuke...!”

Sepertinya ada yang memanggilku, tapi aku sedang terllu sibuk dalam urusanku ini. Aku sudah memasuki tahap final dalam menghitung spidol.

“Seisuke...!”

Sekali lagi, suara yang sama memanggilku. Hendak sekali lagi aku tak perdulikan, tapi karena di hitunganku yang sudah mencapi 39 ini terganggu oeh panggilan tadi dan aku jadi lupa sampai mana spidol yang kuhitung! Ini masalah dan sangat menghancurkan mood-ku! Jadi, aku berdiri dengan membuat suara ribut dan mmabnting tanganku ke meja di depanku dengan keras dan membuat seruan tanpa tahu siapa yang memanggilku barusan.

“Bisakah kau diam saat orang sedang menghitung spidol, Bakka!!!”

Seruan itu kulancarkan tepat sedetik sebelum akhirnya wajahku berubah menjadi ekspresi yang sangat pahit dan gentar, membuatku kehilangan seluruh amarahku tadi dan bahkan aku kehilangan tenagaku untuk berdiri begitu melihat wajah bagaikan monster yang menatapku seolah ingin mencincang tubuhku sekarang juga.

“Seisuke Kaibara!!! Keluar dari kelasku sekarang juga...!!!”

Dan aku mengakhiri jam pelajaran terakhir dengan berdiri di luar kelas tanpa boleh melakukan apapun setelah menerima siksaan fisik dan mental secara tidak langsung

============================o0o=================================

Aku Seisuke Kaibara, pemuda tampan berusia 17 tahun di tahun terakhir SMA yang punya hidup normal. Punya pacar yang cantik, keluarga harmonis, nilai di sekolah cukup memuaskan dan berbagai kehidupan normal lainnya. Hanya satu kejelekanku kata orang-orang−tapi sebenarnya bagiku ini hobi yang menyenangkan. Menghitung hal-hal yang terlihat sepele, itu yang membuatku sering diomeli oleh guru dan ibu dan juga sering membuat pacarku marah karena tidak mempedulikannya saat sudah mulai menghitung. Meskipun membuat orang-orang di sekitarku terganggu, bagiku itu adalah hal yang spesial yang jarang dperhatikan orang-orang. Bayangkan jika suatu saat kau ada di media massa dengan julukan “Tuan yang mengetahui semuanya sampai hal-hal terkecil sekalipun”, man... itu keren! Sangat keren!

Bahkan di jalan menuju rumahku pun sekarang, aku sedang menghitung berapa langkah yang kuperlukan untuk mencapai rumah dari sekolah dengan rute yang berbeda lagi. Memang, setiap hari aku pergi dan pulang sekolah dengan berbagai kombinasi rute-rute yang ada, dari yang terdekat sampai yang terjauh. Dan dengan ini, saat aku telat, aku jadi bisa menempuh kombinasi rute tersingkat berdasarkan langkah yang sudah kuhitung. Atau saat aku sedang bersantai dan punya banyak waktu, aku bisa melalui kombinasi rute terjauh berdasarkan itu pula. Sempurna bukan?

“Seratus tiga puluh dua langkah”

Aku menghentikan hitunganku saat tiba di depan sebuah rumah bergaya eropa yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil. Yup, ini adalah rumahku. Dan aku juga cukup puas dalam perjalanan pulang kali ini karena sudah menemukan kombinasi rute tercepat keempat menuju sekolah.

“Aku pulang...”

Seperti budaya Jepang umumnya, aku mengucapkan itu saat baru saja memasuki pintu rumah dan segera melepaskan sepatuku dan meletakkannya di rak. Seperti biasa, aroma masakan lezatlah yang menyambut kedatanganku karena memang sore hari ibu biasa memasak makan malam lezat untuk ayah dan aku. Tergiur oleh aroma masakan lezat tersebut, membuatku langsung pergi ke dapur tanpa mengganti pakaianku terlebih dahulu untuk menemukan ibu di sana.

Aku yang sudah sampai di dapur, langsung menghambur menuju tempat di mana ibuku sedang berdiri memasak dan lalu melingkarkan tanganku dileher ibuku.

“Ah, Kai, sudah pulang...”

Sapaan lembut dan senyuman ibuku menyambut kedatanganku setelah aroma masakannya seperti biasa. Wajah ibuku memang cantik, seperti yang diharapkan dari ibu seorang anak tampan sepertiku.

“Ibu masak apa? Kucicipi ya...”

Dengan nada manja, aku lalu mengambil sebuah sendok untuk mengambil beberapa jumlah pasta yang sedang dimasak oleh ibu dan memasakannya. Ahh... lezat, memang masakan yang langsung dari tempatnya dimasak adalah yang terbaik.

“Iya, iya... mandi sana, Kai. Setelah ayahmu pulang, kita makan. Oke?”

Aku mengangguk oleh perintah ibuku dan beranjak ke kamar mandi setelah meletakkan kembali sendok yang tadi kugunakan. Aku memang anak yang manja dan penurut, jadi aku tidak akan pernah banyak protes oleh perintah orang tuaku.

Haruskah aku menjelaskan saat aku mandi juga? Kurasa tidak.

Setelah mandi, dan berganti pakaian dengan celana panjang dan kaos yang biasa kukenakan di rumah, aku menuju ruang makan untuk makan malam dengan ibu dan ayahku yang sudah pulang kantor.

“Yo, Kai. Bagaimana harimu? Menyenangkan?”

Begitulah ayahku, santai dan perhatian hingga selalu menanyakan hal itu padaku saat hendak makan malam. Kami memang sangatlah dekat.

“Begitulah, Yah. Aku mennghitung dan menemukan beberapa hal baru hari ini”

Sambil menarik kursiku dan duduk di depan meja makan, aku menjawab pertanyaan ayahku selagi ibu mengambilkan makanan untuk masing-masing dari kami.

Dan seperti malam-malam normal, aku menghabiskan makan malamku sambl bercengkerama dengan ayah ibu. Lalu dilanjutkan dengan menonton televisi sebentar dan belajar sebelum pergi tidur.

===============================o0o==============================

Aku sedang berbaring di tempat tidurku, setelah melakukan serangkaian kegiatan normal keluarga di malam hari. Aku tidak suka tidur larut malam, jadi aku memutuskan untuk pergi tidur sekarang ini juga. Aku ini tipe orang yang mudah tidur dengan cepat, jadi hitung sampai tiga, aku pasti sudah akan tidur.

1

2

DON DON

“E-eh?”

Aku hampir saja tertidur, sampai aku mendengar suara ledakan dari kejauhan yang sangat memekakkan telinga. Sempat aku berpikir bahwa ini hanyalah khayalanku saja, tapi−

DON DON

Suara ledakan itu terdengar kembali. Kali ini lebih kencang, jadi aku tahu ini semakin dekat. Ini bahaya, tidak, ini sangat sangat berbahaya. Apakah mungkin ini perang? Atau kiamat? Aku menyingkirkan pikiran-pikiran ituuntuk sementara dan segera berlari ke luar rumah untuk memastikan ini.

DON DON DON

Yang kulihat saat sudah berada di depan pintu benar-benar membuat tubuhku lemas, tidak, ini berbeda dari saat pak guru mengusirku di kelasku tadi. Di hadapanku kini adalah rumah-rumah yang sedang dijilat oleh bara api dan mayat-mayat bergelimpangan.
Ini... benar-benar kiamat!

“Aku sang penghancur...”

Suara berat yang menggema ke seluruh kota. Pandanganku segera mencari sumber suara tersebut dan yang kutemukan adalah sesosok pria berwajah hancur dengan tombak api dalam genggaman lengan kanannya.

Sang peng... hancur? Kau bercanda kan?
Kembali Ke Atas Go down
Subject: Re: Fight is All  None

Anda tidak dapat mengirmkan postingan atau mengomentari pembahasan di topik ini karena masih berstatus sebagai Tamu.
Silakan Mendaftar dan Login agar dapat mengakses segala fitur forum secara penuh.
AgoessNaruto Robot
Forum Bot



Join Date: 16/05/2009
Lokasi: Forum AgoessNaruto
Comments: Bot untuk membantu anda di Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
 

Fight is All

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» Misterious Fight (?)
» Komentar Cerita: Fight is All
» Dream Fight : Akainu VS Kizaru
» *FLY* Fight : Gaara, Konan, Asuma Vs. Kabuto, Killer Bee, Hidan
» Dream Fight : Naruto vs Madara, Siapa yang Akan Menang?

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Indofanster :: Tambahan ::   :: Karangan Cerita & Fanfiction :: Archive-