Forum Indofanster
Phantom Assassin 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...

Forum Indofanster
Phantom Assassin 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...


Forum Indofanster

Forum Tempat Berdiskusi Tentang Manga - Anime
Dibuat oleh Agoess Sennin pada 16 Mei 2009
Indofanster adalah Keluarga, Bukan Sekedar Tempat Berkumpul
 
IndeksPortalGalleryPencarianLatest imagesAffiliatePendaftaranLogin
Welcome to
Rules • Staff • Ranks & Holder

Share
 

Phantom Assassin

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#1PostSubyek: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty20/3/2014, 11:56 am

Phantom assassin
Malam yang berkabut di kota Petalsburg membuat perasaan setiap orang enggan untuk keluar dari rumahnya. Whus....... suara angin yang dingin bertiup cukup kencang mengusik keheningan kota. Tampak beberapa orang berkelompok melintasi jalanan utama, hanya bayang-bayang yang terlihat. Perasaan menakutkan menyelimuti keheningan kota di malam itu.

Chapter I. (Kematian Dimulai)
Hoammmm.... seorang pemuda yang bertubuh lumayan tinggi, yah kalau dilihat dari penampilannya tingginya berkisar antara 180 sampai 185 cm dengan proporsi badan yang ideal tentunya. “Hmmmph... apa yang harus aku lakuka yah?”, gumam pemuda tersebut. Srak.... ia kemudian menyingkap selimutnya dan beranjak dari tempat tidur. Currrrr..... suara air keran yang mengalir mulai membasahi tangannya, “segarnya air dipagi ini membuatku merasakan hal yang indah.”, kata pemuda itu sambil mencuci mukanya.

Selesai mencuci muka ia mengambil handuk kecil yang tergantung di dekat wastafel. Lalu ia menghidupkan tv kesangayangannya dan memencet sesekali tombol yang ada di remote yang ia pegang. Tiba-tiba matanya dikejutkan oleh berita dari salah satu stasiun tv swasta di daerahnya. Dalam berita tersebut dinyatakan ditemukan 3 orang tewas mengenaskan. Dengan organ hati yang hilang. Setelah dikonfirmasi ke tiga orang tersebut merupakan mahasiswa dari perguruan tingggi di Hibeka.

“cih .... apa-apaan ini, manusia memang aneh. Tapi dari lukanya sepertinya hal itu bukan ulah iseng dari orang-orang. Tapi siapa yang mau melakukan hal sekeji ini? Aku jadi sedikit merasa takut untuk ke kampus.”, kata pemuda tersebut dengan sedikit sinis. “sebaiknya sekarang aku harus bersiap-siap untuk ke kampus.”, lanjutnya lagi, sembari mematikan tv-nya. Setelah selesai melakukan persiapan pemuda tersebut berjalan menuju stasiun kereta di terdekat, dan memilih jalur menuju Hibeka. Mengapa ia memilih kesana, ya karena lokasi kampusnya sendiri berada di Hibeka.

Singkat cerita sampailah ia di kampus dan langsung menuju kantin faforitnya untuk membeli sebotol susu hangat. Namun yang ditemukannya hanya pintu kantin yang masih tertutup. “Mengapa kampus ini terasa sangat sepi yah, padahal udah jam segini? Apa diliburkan kuliah hari ini?”, lirihnya smbil merogoh smartphone di sakunya. Hawa jahat masih meliputi tempat tersebut, dan mulai terdengar suara yang mencurigakan. “Srek....Srekkkk.... Grrrrrrr, argh.... Gooooaaaarrrr...” “Suara apa itu? Apa sebaiknya aku lihat atau tidak? What ever lah.... aku intip sedikit kan tidak masalah.”, katanya sambil tersenyum dan melangkah ke sumber suara tadi. Baru tiga langkah ia melangkahkan kakinya tiba-tiba sekitarnya berubah menjadi daerah yang dikenalnya. “I...... Ini kan...”
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#2PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty21/3/2014, 6:18 am

Chapter II (Kenyataan)

“I..... Ini kan... gedung sekolah disebrang kampus. Bagaimana aku bisa ada disini? Dan suasana disni cukup gelap. Apa yang telah terjadi?”, kata pemuda tersebut dalam hatinya. “Srek....Srekkkk.... Grrrrrrr, argh.... Gooooaaaarrrr...” Suara tersebut makin keras dan jelas ia dengar, kemudian ia menoleh kebelakang. Tampak olehnya tiga orang sedang melakukan pesta disana. “Apa yang mereka lakukan ditempat gelap seperti ini?” pemuda tersebut mencoba mendekatinya secara perlahan. Setelah cukup dekat ia melihat ketiga orang tersebut saling mengiris bagian perut mereka satu sama lain. “Menjijikkan sekali. Hei kalian, apa yang kalian lakukan?”, tanyanya. “Diaaammm....... Jangan campuri urusan kami!! Atau kau ingin merasakannya juga... Gyahahahahahahahahahahaha....”, suara mereka terdengar parau dan menggelegar ditelinga.

Ketiga orang tersebut kini bangkit berdiri dengan darah yang bercucuran dari luka mereka yang menganga. “Mereka kan... Tidak mungkin. Apa mereka ini manusia? Mengapa mereka melakukan itu.”, tanpa sempat melanjutkan perkataannya lagi ketiga orang tersebut telah sampai di depan pemuda tersebut dan menyerangnya. Whussszzztt.... salah satu diantara mereka mengayunkan pisaunya. Dan dua yang lain bergerak kesamping dan ikut menyerang. Crat..... darah bercipratan dari luka akibat serangan tiga orang tersebut pada pemuda itu. “Cihh... apa yang harus aku lakukan. Seseorang tolonglah aku..” teriak pemuda itu. “Ghhhhhh.... badanku, kepalaku... mengapa disaat seperti ini terasa panas seperti ini.”, pemuda tersebut mengerang kesakitan.

Duagh.... Syat.... sreeet... Blar....Blarr.. Blarrrr... ketiga orang yang menyerangnya tadi terhempas hingga terkapar tak berdaya dan mengalami luka yang besar dibagian perut mereka sebelah kiri. “Ukh... apa yang terjadi? Penglihatanku.. dunia ini..?”, dunia muli terasa berputar dan penglihatannya mulai meredup hingga ia tak sadarkan diri.

Scene berpindah ke kampus..

Suasana ramai seperti biasanya, dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi yang sedang sibuk dengan urusan pribadi mereka. Terlihat seorang pemuda yang berperawakan tinggi dating dari kantin sekolah dengan wajah pucat pasi. Ia berjalan seolah-olah seperti mayat hidup saja. “Flerdo.... apa yang kau lakukan. Kau bisa jatuh jika terus berjalan seperti itu.”, kata seorang mahasiswi cantik yang mendekati pemuda tersebut sembari menyambutnya dan memegang tangannya. “Flerdo... apa yang terjadi mengapa badanmu sedingin ini”, tanya mahasiswi tersebut dengan wajah yang panik. Namun pemuda tersebut seolah-olah tidak mendengarkan perkataan sang gadis dan tiba-tiba saja ia ambruk di lantai.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#3PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty3/4/2014, 11:57 am

Chapter III (Tak Mungkin)
Beberapa jam kemudian pemuda tersebut sadar dari pingsannya. “Ghh.... ada dimana aku ini?”. “Flerdo apa yang telah terjadi padamu mengapa kau sampai seperti ini? Kita ada di klinik kampus”, kata mahasiswi tadi. Disekitarnya juga terlihat beberapa teman dekat dari pemuda tersebut yang ternyata bernama Flerdo. Ya, dia adalah Jun Flerdo seorang mahasiswa dari kelas sains yang terkenal di kalangan kampus. “Klinik..... mengapa aku ada di klinik, bukankah tadi aku ada di sekolah?”, kata Flerdo. “Sekolah? Apa yang kau bicarakan Flerdo, kau itu tadi berjalan dari kantin dan berjalan seperti mayat hidup saja tanpa menghiraukan orang lain. Badanmu juga dingin sekali.”, kata mahasiswi yang mendampinginya. “Ya Sashy benar bro.. tadi dialah yang melihatmu sampai kau akhirnya pingsan. Kekasihmu ini memang sangat mengkhawatirkanmu sampai-sampai dia hampir menangis.”, kata salah seorang temannya yang bernama Staff.

“Kekasih .... siapa yang kekasihnya? Enak saja kau bicara Staff. Kami cuman...”, kata Sashy sambil tertunduk malu-malu. “Cumana apa? Hayo ngaku sajalah kau Sashy daripada nanti Flerdo direbut oleh tetangga sebelah. Hahahahahah”, balas Staff. “Oh ya apa kalian melihat berita tadi pagi di TV?”, Tanya Flerdo. “Oh berita mengejutkan tentang ditemukannya tiga mayat dari mahasiswa disini yang konon lukanya disebabkan oleh makhluk halus. Sangat aneh memang, Organ perut mereka seperti tercabik-cabik. Dan lebih parahnya lagi hati mereka hilang.”, sambung Fred yang sedang bersandar di dinding klinik. “Mungkinkah ada hubungannya dengan kejadian yang aku alami tadi. Karena merekalah yang menyerangku dan... akh, kenapa aku jadi berpikiran seperti ini. Seolah-olah akulah pembunuhnya. Hal yang sangat mustahilkan”, kata Flerdo dalam hati.

“Hey ini, sudah waktuya kita ke kelas, nanti dosennya malah duluan dating dan kita tidak diizinkan engikuti perkuliahannya.”, kata Sashy. Akhirnya Flerdo dan teman-temannya bergegas menuju ruang kelas. Saat mengikuti perkuliahan Flerdo tak dapat berkonsentrasi karena banyak hal yang mengganjal di pikirannya. Sampai perkuliahan akhirnya berakhir Flerdo masih memikirkan apa yang telah dialaminya pagi ini. “Terimakasih Flerdo, kau telah menyelamatkan kami”, suara halus terdengar di telinga Flerdo. “Haaa.. kalian kan?” “Ya ini memang kami. Orang yang kau bebaskan pagi ini, beruntung kau dating menyelamatkan kami. Jika tidak kami tak akan bisa tenang beristirahat. Oh ya satu hal lagi, berhati-hatilah pa orang disekitarmu. Karena ada kemungkinan mereka akan mengalami hal yang sama seperti yang kami alami.”, kata ketiga orang yang telah meninggal tadi malam. “Hey, kalian apa kalian melihat mereka?”, kata Flerdo kepada teman-teman yang bersamanya saat di klinik sambil menunjukk ke deretan tiga bangku kosong dihadapannya. “Mereka? Siapa yang kau maksud? Kau jadi aneh pagi ini sobat.”, balas Fred.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#4PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty5/4/2014, 5:57 pm

Chapter IV (Siapa Kau)
“Aneh, aku tak aneh. Apa kalian tak bisa melihat mereka? Mereka ini....”, belum selesai Flerdo mengucapkan kalimatnya ketiga makhluk astral tersebut memotongnya “Ssssstttt.... jangan kau lanjutkan lagi, disini hanya dirimu yang mampu melihat kami. Karena dirimu adalah orang yang istimewa. Jadi jangan kau perpanjang lagi.” “Hmmm... Baiklah.”, sahut Flerdo. “Hei Flerdo. Mengapa kau diam saja? Apa otakmu sudah mulai miring gara-gara kau pingsan tadi. Hahahahahaha...”, celetuk Staff sambil tertawa ringan. “Hmm.. sepertinya mereka tidak bisa mendengar percakapan diantara kami. ” “Gila? Yah mungkin saja aku mulai merasa demikian karena orang-orang keperti kalian berdua selalu rebut dan terlalu banyak bicara.”, kata Flerdo kepada dua orang sahabatnya itu. “Mmmmm anooo... Flerdo, apa kau ada kesibukan hari ini?”, tanya Sashy. “Tidak kok, memangnya ada apa? Kalu ada perlu langsung saja katakana disini.”, balas Flerdo. “Itu, tentang tugas pemrograman yang diberikan oleh dosen yang kemarin. Aku masih kurang memahaminya.” Hmmm, Okay nanti aku tunggu di taman kota saja. Kita bicarakan tugasnya disana saja.”, balas Flerdo sambil tersenyum. Kemudian keempat orang tersebut keluar ruangan kelas sambil menuju rumah mereka masing-masing.

Di tengah perjalanannya menuju rumah, Flerdo memilih untuk jalan kaki saja kerana sudah lama ia tidak berolahraga. Walaupun saat itu matahari sudah tinggi, akan tetapi dengan keadaan kota yang dingin dan sedikit berkabut suasana menjadi tidak terlalu panas. Dengan langkah yang santai Flerdo menyusuri trotoar, sesaat pandangannya teralihkan kepada sesosok wanita dengan keadaan tidak mengenakan pakaian atasannya, sedang duduk di dahan pohon. Ia lalu mendekati wanita itu dan bertanya, “Hei, Nona, apa yang terjadi denganmu? Mengapa pakaianmu seperti itu?”. Wanita itupun menoleh ke arah Flerdo sambil mengenakan kembali yukatanya dan berkata, “Bagaimana bisa manusia sepertimu bisa melihatku? Apa kau tahu, jika seseorang yang melihatku hal itu berarti kesialan yang akan menimpa mereka. Dengan kata lain kau akan mati sekarang di tanganku.” Lalu wanita tersebut menyerang Flerdo dengan cepat. Flerdo melihat gerakan dari wanita tersebut cukup lambat, sehingga dengan mudah ia menghindarinya. Whus.... serangan tersebutpun terlewat begitu saja. “Apa, manusia bisa melewati serangan dariku? Siapa sebenarnya kau?”, Tanya wanita itu.

“Aku adalah aku, dan aku tidak berkewajiban menjawab pertanyaanmu lebih lanjut. Karena kau sendiri belum menjawab pertanyaanku sedikitpun.”, balas Flerdo dengan wajah yang serius. Tiba-tiba suasana berubah menjadi mencekam. Sesosok bola hita muncul dibelakang wanita misterius tadi. “Hancurkan dia...”, terdengar suara setengah berbisik dari bola tersebut. Dan tiba-tiba saja wanita tersebut berubah menjadi menyeramkan aura kegelapan semakin pekat menyelimuti tubuhnya. “Enyahlah kau dari hadapanku...”, teriak wanita tersebut sembari mennyerang Ferdo kembali dari berbagai arah dengan kecepatannya yang meningkat drastis.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#5PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty10/4/2014, 2:56 pm

Chapter V (Yang Ku Yakini)

Dengan kecepatan serang wanita tersebut yang semakin cepat Flerdo tidak mampu mengimbanginya. Diapun menjadi terpojok dalam situasi tersebut. “Ugh.... kenapa hal ini terjadi lagi, panas....panas... kepalaku terasa panas sekali. Arghhh........” ia bergerak bagai orang yang kesurupan namun pasti. Perlahan-lahan Flerdo mampu mengimbangi kecepatan serang wanita tadi dan bahkan mampu mengunggulinya. “Groaaaarrrr....” cahaya keunguan keluar dari seluruh tubuhnya dan dengan sekali serang wanita tersebut terkapar. Seperti kejadian sebelumnya Flerdo kembali merasa hampa dan kesadarannya mulai memudar.
Scene berpindah ke sebuah kamar..
“Ukh ada di mana aki ini, kepalaku sakit sekali rasanya.”, kata Flerdo dalam hatinya. Suasana yang familiar segera membuyarkan rasa sakit yang ia rasakan. Krieettt.... suara pintu yang dibuka. Tampak sesosok laki-laki paruh baya membawakan makanan dan beberap buah segar mendekati ranjang Flerdo dimana ia terbaring.

“Ayah, apa yang ayah lakukan disini?”, kata Flerdo. “Haaa.. leluconmu itu tidak berkelas sama sekali. Ini kan rumahku, mengapa kau bertanya seperti itu. Wajar saja kan aku berada di rumahku sendiri. Dasar anak *sensor*!!”, jawab pria tersebut yang ternyata adalah ayah dari Flerdo. Flerdo : “Ugh...., kenapa aku sampai disini ya? Padahal seharusnya aku ke tempat..... ” Ayah Flerdo : “Entahlah, yang jelas dirimu sendiri yang membawamu sampai ating kemari, kau tampak seperti mayat hidup ketika kau dating kemari. Walaupun ini kampong halaman kita, tapi jarak antara kota dengan kampong ini cukup jauh. Apalagi kau sedang mengenakan pakaian itu yang biasanya kau pakau ke kampus. Itu menendakan kau berjalan sendiri dari kampus sampai sini.”
Ucapan ayahnya terasa aneh, namun hal tersebut bukan pengalaman pertamanya. Tadi pagi ia juga merasakan hal yang serupa. Dan sekarang malah jauh lebih aneh lagi, sampai-sampai ia berjalan dari taman hingga menuju sebuah kampong. Sebenarnya Flerdo sendiri tinggal sendirian di Kota Petalsburg, karena ayahnya lebih memilih untuk tinggal di kampong halamannya, padahal ia mempunyai rumah di kota.

Flerdo : “oh ya ayah, ada hal yang ditak aku mengerti akan diriku. Mengapa dari tadi pagi aku menjumpai banyak kejadian aneh yang menimpaku”. Ayah Flerdo : “kejadian aneh?..... wajahmu sendiri memang aneh sejak dating ke kampong ini, memangnya kejadian aneh apa yang kau alami?” Flerdo : “begini ayah...”, kemudian aia menceritakan semua pengalaman yang diingatnya kepada ayahnya. Ayah Flerdo sedikit tertegun mendengarkan cerita anaknya.
Ayah Flerdo : “jangan-jangan kekuatan itu..., tapi seharusnya..”. “Oh jadi seperti itu, Oh ya Flerdo sebenarnya kau itu merupakan seorng yang sangat istimewa apa lagi ditambah oleh pekerjaan kita yang memang kesehariannya berkaitan dengan dunia spirirtual, akan tetapi dari ceritamu ada hal yang sedikit jangggal. Sebagai orangtuamu ayah hanya bisa menyarankan yakini dirimu sendiri bahwa semua yang kau lalui hari ini merupakan berkah yang sudah kau bawa sejak lahir”
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#6PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty13/4/2014, 9:07 am

Chapter VI (Awal Liburan)
Ayah Flerdo : “mungkin sudah saatnya ayah harus memberitahukannya kepadamu, adalah hal yang sangat wajar kau bisa melihat hal-hal aneh yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Karena kita sebenarnya adalah pembasmi para phantom. Pada dasarnya di dunia spiritual ada dua jenis roh yang kau temui, mereka yang memberikan nasib buruk pada manusia disebut dengan phantom. Sedangkan yang memberikan nasib baik serta melindungi manusia disebut sebagai spirit. Phantom mempengaruhi jalan pikiran manusia melalui kesesatannya roh-roh dari manusia yang sudah berhasil dipengaruhinya akan berubah menjadi nightmare. Jika pada saat mereka menjadi nightmare bisa kita selamatkan maka mereka akan menjadi spirit, akan tetapi jika kita tidak mampu menyelamatkan atau membersihkan mereka maka mereka akan menjadi phantom juga. Phantom akan memperkuat dirinya dengan memakan spirit, sedangkan spirit memperkuat dirinya dengan keyakinan dan rasa percaya diri pada manusia.” Mendengar penjelasan dari ayahnya yang panjang lebar membuat Flerdo sedikit bingung, akan tetapi ia sekarang mengetahui bahwa dirinya adalah anak dari seorang phantom assassin, sehingga dirinya juga merupakan seorang phantom assassin.

Flerdo : “Oh ya ayah, ada sedikit hal yang masih belum ayah jelaskan. Mungkin ayah mengetahui mengapa aku bisa sampai tak sadarkan diri ketika aku menghadapi para phantom dan sebangsanya atau apalah itu. Bagaimana agar aku masih tetap sadar sehingga aku masih bisa hidup seperti orang-orang kebanyakan?” Ayah Flerdo : “Hoo... rupanya kau sudah tertarik dengan dunia spiritual rupanya, sangat jauh berbeda dengan dirimu yang dulu. Satu hal yang ayah bisa katakana adalah kau masih belum bisa mengendalikan energy spiritualmu. Sehinggga energimu akan berpendar tak menentu arah, bahkan sampai menyerang kesadaranmu. Jika kau ingin mengendalikan energimu temuilah Hermit dibawah kaki gunung . ia akan memandumu.”

Hari-hari berlalu seperti biasa tanpa gangguan, sampai saat ini dari hari dimana ia mengetahui sisi lain identitasnya sebagai seorang phantom assassin. Flerdo tergolong mahasiswa yang cerdas. Kini tiba saatnya untuk menempuh tes ujian akhir semester yang akan menentukan indeks prestasinya. Dengan semangat belajar yang tinggi serta kondisi otaknya memang bagus, Flerdo melewati tes akhir semesternya dengan lancar.

Sashy: “Mmmm... akhirnya hari ini tesnya bisa aku lalui dengan memuaskan, semuanya berkat kau Flerdo.” Flerdo: “Ah tidak kok, semuanya karena usahamu sendiri untuk memahami setiap mata kuliahnya. Sehingga ujian ini dengan mudah kau lewati. Oh ya, liburan nanti Sashy mau menghabiskannya dimana?” Wajah Sashy tiba tiba memerah saat Flerdo menanyakan dimana ia akan berlibur. Sashy : “Mungkin aku akan menghabiskan liburanku di rumah saja, karena aku tak terlalu banyak punya teman di kampus ini.” Flerdo : “Bagaimana kalau kita pergi bersama untuk berkemah. Kita kan bisa mengajak Fred, Staff, Enny, Yuki, Emi, serta George kan?” Sashy : “Bagaimana yah?, kita lihat nanti saja.” “Hayolah, Sashy mau saja daripada nanti...”, tiba-tiba Fred, dan Enny muncul dibelakang Sashy.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#7PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty19/4/2014, 9:45 am

Chapter VII (Tanah Keramat)

Shiiinggg..... jleeeg.... jleeeg.... jleeeg.... jleeeg.... Suara kereta melaju kearah Distrik Yamana. “Yosh libur itu memang menyenangkan, apalagi dengan adanya kemah ini. Aku suka kemah. Oh ya, nanti kita akan berpetualang menyusuri gunung itu. Setelah mendirikan tenda temtunya.”, kata George yang memang sangat suka berpetualang di alam bebas. “George, kau memang sangat senang akan hal ini, apalagi Flerdo yang memintamu. Kau pasti akan dengan senang hati mengiyakan permintaannya.”, kata Staff sambil membaca komik kesukaannya. Mereka semua tampak ceria menikmati perjalanan menuju gunung Yamana.

[offtopic]Scene berpindah kesuatu tempat....[/offtopic]

Kabut tampak menyelimuti area pegunungan tersebut sekelebat bayangan menyeramkan tampak bergerak bergerombol di area pegunungan tersebut dan akhirnya berpencar.

[offtopic]Scene berpindah ke area perkemahan di kaki gunung....[/offtopic]

Udara terasa sejuk menyelimuti tubuh orang-orang yang ada di sana walaupun matahari terlihat terang namun udara tak sedikitpun menunjukkan perubahan suhunya. “Okay, semuanya sudah siap kan? Mari kita mendirikan tendanya.”, teriak George bersemangat. Kemudian mereka semua bergegas mendirikan tenda di perkemahan tersebut. Dua tenda telah dibangun dengan cepat. “Yosh, akhirnya selesai juga.”, kata Fred. “Oh ya George, apa rencanamu nanti?”, tanya Staff. “Kita bisa berburu hantu di tempat ini pada malam harinya... hahahahha”, kata George sambil tertawa. “Hah, kau ini.. apa kau tahu betapa mengerikannya hantu itu. Aku tak akan mau jika harus bertemu mereka.”, kata Yuki dan Emi. “Bagaimana menurutmu Sashy?”, tanya Enny. “Aku sih terserah teman-teman saja, aku akan ikut kalian.”, balas Sashy. “Oh ya, pantas saja Sashy mau mengikuti kita. Karena ada tuan pelindungnya disini.”, kata Fred sambil melirik ke arah Flerdo. “Hah, apa yang kau bicarakan.”, balas Flerdo sambil bangun dari tempat ia duduk.

Pandangan flerdo tiba-tiba mengarah ke suatu tempat di sebuah ketinggian. Ada hal aneh yang menarik perhatiannya. Namun seperti biasa tak ada dari satu temannya menyadari akan hal itu. “Mungkin akan terjadi hal yang buruk, aku harus bisa melindungi mereka. Karena aku seorang phantom assassin.”, kata Flerdo dalam hatinya.

Malam pun mulai menyelimuti tempat tesebut, udara terasa bertambah dingin diiingi dengan bertiupnya angin yang memaksa setiap orang untuk mengenakan pakaian yang mampu menjaga kehangatan tubuh mereka. Kabut mulai terlihat disekitaran perkemahan. Memang bukan hanya mereka yang berkemah disana, terlihat juga beberapa tenda juga didirikan tidak jauh dari tempat Flerdo dan kawan-kawan mendirikan tenda tersebut.

Para pria mulai sibuk mempersiapkan kayu bakar untuk membuat api unggun. Suasana menjadi sedikit menjadi hangat saat api unggun telah dinyalakan. Mereka mengitarinya dengan wajah yang ceria. Namun berbada halnya dengan Flerdo, ia masih terlihat memikirkan sesuatu. Sesekali ia melihat ke arah gunung. Kecurigaannya bertambah saat terdengar suara lolongan dari arah gunung. Ia jadi teringat akan cerita ayahnya saat ia kecil, jika kau mendengar suara lolongan di tengah pegunungan saat malam hari berkabut hal itu menandakan bahwa tempat tersebut dihuni oleh makhlu selain manusia yang dapat memanipulasi pikiran manusia.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#8PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty23/4/2014, 4:39 pm

Chapter VIII (Serangan,  Angin yang Berhembus)

Whusss.... Angin dingim mulai bertiup dari arah puncak gunung. Rasa dingin semakin menusuk tulang. Tiba-tiba saja angin yang berhembus dengan kecepatan yang tinggi. Kayu bakar dari api unggun mulai terhempas karena terjangan angin tersebut yang membuat orang-orang yang berada di perkemahan tersebut menjadi panik. Tak terkecuali kelompok yang bersama Flerdo. “Hei, kalian cepat berlindung..”, teriak  Staff. “Mau berlindung di mana jika di bawah pohon maka akan semakin berbahaya”, teriak Sashy membalasnya. Mereka semua mulai berlarian kesana-kemari tak tentu arah. Namun ada seorang yang tak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri tadi, Ya dia adalah Flerdo. “Angin dari pegunungan harusnya terasa dingni, apa lagi saat ini adalah malam hari. Akan tetapi, angin yang satu ini terasa agak panas dan berat. Pasti ada yang tidak beres”, belum sempat memikirkan yang lain tiba-tiba sekelompok bayangan enyerang area perkemahan tersebut, mereka mulai menculik setiap orang.

Kecepatan serang yang tinggi diluar batas kecepatan normal manusia membuat mereka tak berdaya menghadapi serangan yang tiba-tiba datangnya dan begitu cepat. Terlihat satu persatu teman-temannya mulai menghilang dibawa oleh bayangan tersebut. Namun Flerdo tak mampu berbuat banyak selain menghindari serangan dari bayangan-bayangan tersebut. Wuuutttt.... Bayangan tesebut berusaha untuk menangkap Fleerdo, namun ia berhasil menghindarinya dengan kecepatan yang sama. Semakin cepat serangan yang ia terima, semakin cepat juga flerdo menghindarinya. Kecepatan menghindarnya semakin bertambah di area pertarungan tersebut.

Kali ini Flerdo mulai terdesak, karena yang menyerangnya sudah mulai bertambah. Serangan demi serangan terus dilancarkan, Flerdo yang terdesak mulai berpikir, “Apakah aku akan berakhir seperti ini?”. “Tidak.... aku tidak akan kalah dari kalian”, teriak Flerdo. Seketika itu juga Pupil Flerdo yang tadinya berwarna coklat kehitaman, sekarang mulai bersinar ungu keemasan. “Heyaaaa....”, Flerdo membalas serangan mereka. Kecepatannya maningkat drastis, mungkin sampai 10 kali dari kecepatannya yang semula. Ia mulai memukul-mukul udara yang ada di sekitarnya. Dan terlihat serangan tersebut sangat efektif. Bayangan bayangan tersebut terhempas akibat pukulan yang dilakukan oleh Flerdo. “Kalian jangan meremehkanku”, Emosi Flerdo kini mulai memanas.

Aura keunguan mulai menjalar di tubuh Flerdo. “Tak akan kubiarkan kalia lolos”, teriak Flerdo sembari mengejar bayangan yang menyerangnya yang berlarian ke arah hutan. Gerakan mereka jauh melambat di mata Flerdo. “Hyat...” Booooom.... Suara dentuman yang beradal dari benturan udara yang dipukul oleh Flerdo saat mengenai beberapa makhluk yang menyerangnya.  “Orya.....”, Flerdo mulai mengamuk dan kesadarannya mulai berkurang. Ia mengamuk di dalam hutan bagaikan binatang buas. Ia mulai menghancurkan pepohonan dan merusak setiap yang ada di depannya.

Kini aura keunguan tersebut mulai menjalar dan berpusat di tangan dan kaki Flerdo hingga membentuk siluet dari tangan dan kaki yang dipenuhi dengan cakar-cakar tajam. Cakar-cakar tesebut mengoyak-ngoyak apapun yang disentuhnya. Pohon, Tanah, bahkan batupun sampai hancur diterjangnya. Ia berlari kearah tengah hutan dan tak ada yang menghentikannya.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#9PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty28/4/2014, 8:08 am

Chapter IX (Pertemuan, Pemikiran Manusia)

Semakin masuk ke dalam hutan membuatnya semakin beringas dan tidak terkendali, gingga sampailah ia pada sebuah benteng, yang lebih tepatnya menyerupai sebuah kastil tua yang menyeramkan. Aura spiritual sangat kental di area tersebut. “Groooaaaarrrr.....”, Flerdo berteriak dan mengibaskan tangannya hingga menghantam gerbang dari kastil tersebut. Hantaman yang kuat tentunya membuat penghalang spiritual (Kekkai) tersebut bereaksi, namun apa daya. Serangan Flerdo terlalu kuat untuk ditahan oleh kekkai tersebut, dan akhirnya pintu gerbang yang ada di dalam kekkai itupu terbuka dan terhempas ke dalam.

Tiba-tiba muncul sinar keperakan dari arah dalam kastil mendekati makhluk yang sedang mengamuk ini. Cahaya ini lebih terlihat seperti whisp, yang terus mendekati Flerdo. “Hei anak muda apa yang kau lakukan di tempatku ini? Mengapa kau menghancurkan kastilku, apa yang kau inginkan?”, suara tersebut bergema di telinga Flerdo. Whisp tersebut kini mulai menampakkan wujudnya yang berupa pria tua yang berpakaian putih dan mengenakan jubah emas. “Mengapa..... Mengapa kau perkakukan kami seperti ini? Apa salah kami padamu?”, kata Flerdo terengah-engah. Mata yang dihiasi pupil emas tersebut kini makin membara. “Salah... Kau menanyakan salahmu padaku. Tentu saja kau bersalah. Tapi tak semua dari orang-orang yang ada di sekitarmu yang memahaminya. Kau....”, kata pria tua tersebut sambil menujuk ke arah Flerdo. “Kau mengerti akan hal itu namun kau sama sekali tidak memberitahukannya kepada mereka. Sehingga wajar saja mereka menerima hal ini sekarang.”, tambah pria tua tersebut.

“Wajar katamu, apa yang kau bicarakan ini mengenai tanah perkemahan tersebut? jika iya, kami ini baru pertama kalinya dating ke sini. Mengapa kamu yang harus menerimanya. Mengapa bukan yang lainnya, dan yang pernah melakukan kemah di tempat itu? ”, tanya Flerdo. “Manusia memang memiliki pemikiran yang aneh, Mereka selalu saja mengatakan kamu baru saja berkemah disini, apa kalian tahu arti dari tanah keramat itu. Tempat itu adalah tempat yang dikhususkan agar manusia tidak menjamahnya. Tapi kalian mengabaikannya, dan kalian sekarang harus menerimanya.”, balas pria tua tersebut. “Okay, begini saja, kau kemblikan teman teman kami dan kami akan pulang dari sini. Dengan begini kami bisa melaporkan kalau tempat ini sudah tidak aman digunakan sebagai tempat perkemahan kepada pemerintah setempat, sehingga tempatmu itu akan aman dari gangguan manusia.”, Flerdo menawarkan kesepakatan kepada pria tua tersebut. “Melepaskan, apa kau kira semudah itu? Baiklah jika kau ingin temanmu bebas kau harus bisa melewatiku mereka ada di sana”, kata pria tua tersebut sambil menunjukkan bola cahaya besar yang didalamnya berisikan orang orang yang ada di perkemahan, namun mereka saat ini dalam keadaan tidak sadarkan diri.

“Baiklah, kalau begitu aku akan maju.”, kata Flerdo sembari mempersiapkan kuda kudanya. Kini aura keunguan yang ada di tubuh Flerdo meningkat secara perlahan, namun sekarang auranya terlihat lebih halus dan lebih tenang. Whosss... Flerdo melesat dengan cepat memasuki gerbang.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#10PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty15/5/2014, 5:39 pm

Chapter X (Kau Aku atau Dia)

Ia melaju dengan kecepatan yang tinggi ke arah gerbang, namun saat akan sampai di gerbang tiba-tiba tubuhnya terhenti. Flerdo lalu menoleh kebelakang, terlihat pria tua tersebut sedang merapal sesuatu. “Rosalvo Fleschi”, kata tersebut terucap dari pria tua tersebut. Tubuh Flerdo tiba-tiba tertarik ke belakang tepat menuju sang pria tua. “Rodrigo Fleschi”, kembali ia merapal mantra dan menggerakkan tangannya sambil melakukan sesuatu pada tubuh Flerdo. Sesaat kemudian Flerdo terkulai lemas ia bagaikan tak bertenaga sama sekali. “Sial, tua bangka ini kekuatannya tidak main-main. Aku bahkan tak mampu bergerak, sampai-sampai energy di tubuhku menghilang. Aku bahkan tak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata, tidak.. aku tak boleh menyerah demi teman-temanku. Ugh... ”, kesadaran flerdo mulai berkurang dan penglihatannya mulai kabur, gelap gulita terasa ia bahkan tak merasakan keberadaan tubuhnya.

Scene alam bawah sadar Flerdo

“Mungkinkah aku akan mati disini”, katanya sambil tangannya menggapa sesuatu. Ia merasa semakin jatuh ke dalam kegelapan yang menelan badannya. Mulai dari ujung kakinya perlahan tapi pasti menghilang sedikit demi sedikit. Kegelapan tersebut terus menggerogoti tubuhnya. Kini kegelapan tersebut telah sampai di dagunya. “Seseorang, siapapun... tolonglah aku. Berikan aku kekuatan agar aku bisa terlepass dari tempat ini.”, kata Flerdo berteriak sekeras tenaga. Tiba-tiba sekilas cahaya keemasan namun terasa berat dan mengerikan mendekatinya. Cahaya tesebut kini menunjukkan wujudnya, sesosok makhluk mengerikan dan tangguh menghampirinya. “B0doh... sampai seperti ini tubuhmu. Hmmm, rupanya kau tak bisa apa-apa tanpa diriku. Kau hanya tubuh kosong. Kini saatnya aku terbangun, sudah sekian lama aku tertidur disini.”, sosok mengerikan tersebut mulai menyentuh kening Flerdo.

Scene berpindah ke depan gerbang

Tubuh Flerdo yang mulanya terkulai lemas, perlahan-lahan terlihat memerah. Perlahan-lahan tubuhnya mengeluarkan api dan membakar badannya. Kini badannya telah berubah menjadi bara api. “Sebentar lagi ia akan hangus terbakar, sudah tak ada harapan lagi baginya”, kata pria tua tersebut sambil berlalu masuk meninggalkan Flerdo. DHUARRRR........ Ledakan besar terjadi, Pria tua tersebut sampai tersentak dan menoleh kebelakang. Terlihat jelas tubuh Flerdo kembali utuh dan tanpa cacat, kini malah mengeluarkan sinar perak keemasan. Rambutnya mulai memanjang sampai pertengahan punggungnya. Matanya berubah warna menjadi keemasan. Setiap persendiannya terlindungi oleh plasma energy yang meluap luap memancar. “Apa yang terjadi pada anak ini, padahal aku telah memberikan mantra kutukan api pemusnah. Walaupun ia terlihat special tak mungkin ia mampu membebaskan diri.”, kata pria tua tersebut.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
no name
Kelas S
Kelas S
no name


Posting : 1010
Join date : 22.03.12

Phantom Assassin Empty
#11PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty27/6/2014, 11:45 am

Chapter XI (Kau adalah Aku)

“Hmmm... Jadi kau yang melakukan ini padaku. Sepertinya tubuh ini cukup untuk menjadi wadah dari jiwaku. Oh ya perkenalkan namaku Exodius.”, kata pemuda yang dikenal sebagai Flerdo. “Ex..... Exodius, katamu? Berarti kau adalah Light Keeper yang legendaris itu, perkenalkan namaku Hermit, pertapa yang menjaga tempat ini”, kata pri tua tersebut yang ternyata bernama Hermit. “Sudah lama aku tertidur, kesadaranku ternyata masih bisa aku pertahankan. Tubuh ini sekarang tak lebih sebagai tubuh kosong yang tanpa jiwa.”, kata Exodius.

Scene alam bawah sadar Flerdo

“Hei bocah bangunlah, kenapa kau biarkan orang lain menguasai tubuhmu, bukannya itu tubuhmu sendiri.”, kata sosok menyeramkan tersebut. Dalam alam bawah sadarnya Flerdo mulai tersadar dan bangun dari tidurnya. Kini ia berada di tempat yang sangat asing baginya seonggok api unggun serta sosok mengerikan yang menemaninya. “Kau siapa, mengapa aku ada disini?”, Tanya Flerdo. “Hahahahahaha.... Aku adalah dirimu dan dirimu adalah aku, kau sekarang ada di dalam alam bawah sadarmu. Jika kau terlalu lama disini dank au biarkan orang lain yang menguasai tubuhmu, kau pasti akan mati. Begitupun juga aku.”, kata sosok tersebut.

“Aku adalah kamu, aku masih belum mempercayainya. Bagaimana bisa hal tersebut terjadi.”, kata Flerdo. “Kalau kau masih belum percaya, sentuhlah tanganku maka kau akan mengerti apa yang aku katakan tadi.”, balas sosok mengerikan tersebut. Akhirnya dengan keragu-raguan Flerdo menyentuh tangan yang mengerikan tersebut. Kini energy yang ada di tubuhnya terasa mengalir begitu deras dan meluap-luap seolah-olah tanpa batas. “Baru pertama kali ini aku rasakan hal yang seperti ini, aku tak pernah merasa lebih hidup daripada saat ini. Kini saatnya aku mengambil kembali tubuhku.”, kata Flerdo.

Scene berpindah ke pintu gerbang

Sosok Exodius merasakan keanehan yang terjadi pada dirinya “bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan kembali kesadarannya. Seharusnya sekarang ia sudah mati. Siapakah anak ini? Tapi itu tidaklah penting, sebaiknya sekarang aku harus bersembunnyi dan membiarkan dia mendapatkan kembali haknya.”. “Oh ya hermit, sepertinya waktuku sudah habis, aku harus berpisah silakan kau berurusan dengan anak ini”, katanya menambahkan. Seketika itu pula tubuh Flerdo terlihat kembali normal. Namun dengan tatapan mata yang jauh lebih tajam. Seolah-olah akan menerkam siapa saja yang berani menatapnya. “Hai, pak tua aku kembali lagi, bagaimana dengan pertanyaanku yang sebelumnya? Apakah kau bersedia mengembalikan teman-temanku, dan semua orang yang kau kurung?”, Tanya Flerdo.
Kembali Ke Atas Go down
http://sainsmatika.blogspot.com
Sponsored content




Phantom Assassin Empty
#12PostSubyek: Re: Phantom Assassin Phantom Assassin Empty

Kembali Ke Atas Go down
Subject: Re: Phantom Assassin  None

Anda tidak dapat mengirmkan postingan atau mengomentari pembahasan di topik ini karena masih berstatus sebagai Tamu.
Silakan Mendaftar dan Login agar dapat mengakses segala fitur forum secara penuh.
AgoessNaruto Robot
Forum Bot



Join Date: 16/05/2009
Lokasi: Forum AgoessNaruto
Comments: Bot untuk membantu anda di Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
 

Phantom Assassin

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» Tempat Komentar Cerita Phantom Assassin
» Phantom Lord

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Indofanster :: Tambahan ::   :: Karangan Cerita & Fanfiction-