EXP

Random number (100,1000) :

730

RYO

Random number (1000,5000) :

3003

___ Pagi itu Tendou sudah bersiap untuk berangkat dari markas besar menuju Hanakusa City, kali ini ia akan melaksanakan misi disana. Sesuai instruksi dari berkas permintaan bahwa ia akan memetik jagung dengan cepat. Ia tidak mengerti maksdnya namun itulah misi kita akan tahu bila sudah sampai disana.

Ia Memilih untuk naik kereta saja karena untuk mengirit ongkos, ia pun tiba di stasiun di Kumogakure dan membeli tiket untuk ke Hanakusa.

" Cuaca cerah ya....aku tidak boleh melewatkan momen ini"

Ia kemudian duduk di sebuah deretan kursi di ruang tunggu, keretanya mungkin akan tiba beberapa menit lagi.

Yang ia lihat saat itu hanyalah kerumunan orang tak ada satupun yang ia kenal.

"hah......"

Menutup mukanya dengan sebuah sapu tangan , sambil merentangkan kedua tangannya tanda menikmati udara pagi.

EXP

Random number (100,1000) :

759

RYO

Random number (1000,5000) :

3108

Pagi itu Nadse berlari terburu-buru dari apartemennya, seperti biasa dia selalu lupa jika ada tugas.
Keberangkatan kereta kira2 10 menit lagi, ia berlari sekuat tenaga dan beberapa kali menabrak orang lain yang ujungnya marah padanya.
Usahanya tak sia2, sekitar 5 menit berlari dia sampai stasiun dan langsung keruang tunggu dengan nafas sedikit tersengal. Matanya melirik jam dinding besar diruangan tunggu itu masih belum terlambat, Nadse memutuskan untuk mencari bangku kosong dan duduk disamping pemuda yang menutupi wajahnya itu, kelihatannya tak asing bagi Nadse. Entahlah gadis itu memilih diam saja dan menunggu kereta datang.

___ Tendou yang kala itu setengah tidur sambil menikmati pagi, kemudian terbangun lalu merentangkan tanganya ke kiri dan kekanan, yah biasalah meregangkan otot ototnya...


"uwahhhhhhhh"

Sambil menguap di balik sapu tangannya.

Ia tidak mau ketinggalan kereta karena waktu yang ia perkirakan sangat tepat,.

Kereta akhirnya tiba jurusan Hanakusa , ia tidak sadar dan tidak melihat ada orang disampingnya atau tidak yang jelas ia meregangkan otot tangannya .

"Are....??????"

Tendou pun menoleh ke sebelahnya............


___

Sesuai jadwal yang ditentukan kereta yang ditunggupun telah datang, Nadse tau karena suaranya sudah terdengar dari jarak yg tidak jauh.
Nadse memastikan dengan melongok sebentar ke arah rel tapi perhatiannya dicuri pria disampingnya yang membuat gerakan menggelikan. Menguap dan merenggangkan otot tangannya dan bersikap seolah tempat ini kamar pribadinya. 'Hih dasar aneh.' batinnya.
Belum sempat memalingkan wajahnya kearah lain, pria itu malah memergokinya sedang memperhatikannya, pria itu juga terlihat sedikit terkejut.
"A-aapa??!" Bersikap sedikit ketus hanya untuk menutupi rasa malunya karena tertangkap basah.
Tidak menunggu jawaban dari pria itu, Nadse seperti tertolong saat kereta telah sampai didepannya, dengan terburu2 dia langsung berlari masuk kedalam kereta.

____ "he...?"

Ia tak sadar ada wanita disebelahnya...

"tu-tunggu..."

Tendou pun masuk kedalam kereta tak lama setelah wanita itu masuk. Didalam kereta ia mencari dimana wanita itu. Kenapa?? entahlah.

"oe oe dimana dia ya?"

Tendou menelusuri gerbong kereta akhirnya ia melihat nona yang nampak memiliki lekuk tubuh yahut itu.

"ano... kau tadi sedang apa ? kau mau mencuri dompetku ya??" ujarnya memandangi dengan tegas ke wajah wanita itu meski sesekali melihat kebawha sedikit.

___

Didalam kereta Nadse langsung mencari tempat duduk yang nyaman, dan setelah menunggu sebentar kereta telah melaju berlahan. Tak disangkanya seorang pria yang ia lihat tadi malah menghampirinya. Merasa bingung juga setelah pria itu mendekat,

"Ada apa?"

dan ternyata pria itu sedikit 'menyinggungnya' dengan pertanyaan apa dia mau mencuri dompet miliknya.

Tentu saja pertanyaan itu bagai palu yg menghantam kepalanya.
"A-apa katamu?" Nadse berdiri berhadapan dengan pria itu. "Tentu saja tidak! Enak saja kau menuduhku sembarangan!" Nadse sebal dan berusaha memukul bahu pria itu bertubi tubi.

___ "eehhh....ehhee"

Tendou berusaha menpis pukulan wanita itu,

"lalu kau memandangi ku terus di kursi tunggu, apu itu kalo bukan mau aneh aneh..."

Tendou berusaha tidak terlalu mencolok didalam kereta, agar tidak memancing kecurigaan para penumpang

 "atau jangan jangan kau mau memegang megang aku ya"

"hayooo ngaku.."

Kereta melaju cukup cpat Brukkkk seorang penumpang nampak lewat dibelakangnya dan tak sengaja menubruk tendou hingga jatuh ke arah Nadse menuju ke kursi tempat nadse duduk.

" hoooouu"


___

Pria itu mencoba menepis pukulan Nadse, namun Nadse yang kesal tetap berusaha mengenainya.
"E-eh? siapa yang memandangimu, siapa yang ingin menyentuhmu dasar pria aneh kau terlalu percaya diri!! pergi dari sini!" Nadse mendorong pria itu kebelakang, tidak peduli lagi dengan pandangan penumpang lain yang melihat keduanya dengan tatapan maklum. Tatapan mereka seperti berkata 'dasar pasangan muda'. Tapi karena belum sarapan atau tubuh pria itu yg terlalu tangguh dorongannya tak berpengaruh apapun, malah entah apa yang terjadi tiba2 saja pria itu ambruk kearahnya dan menabraknya hingga Nadse kembali terjatuh duduk dengan keras.
"Kyaaaaaahhhh!!!! Pergi!!" Nadse berteriak saat pria itu sukses terjatuh diatasnya, untung saja Nadse reflek memalingkan wajahnya jika tidak wajah pria aneh itu pasti sudah menabrak wajahnya.

____ "ouchhh"

Tendou akhirnya jatuh ke tubuh nadse entah bagaimana kepalanya mendarat di sebuah "mirip bantal sedikit empuk dan agak elastis.

"ha..?"

Ia membuka matanya ia ingin memastikan bahwa kepalanya berada dimana.

"aku ada di .........."

"heeeeeeeeeeeeeeeee?"

Semua penumpang nampak melihat kejadian yang sangat mengharukan itu.

Akhirnya kereta berhenti di stasiun di hanakusa, namun tendou entah kenapa belum beranjak dari posisinya itu.

"a-arrigato"

__

"Pergi!! Awas! dasar mesum!!" Nadse semakin sebal dengan posisinya sekarang, entah mimpi apa dia semalam sampai2 harus melewati hal memalukan seperti ini.
Kereta yang Nadse tumpangi telah berhenti distasiun tujuannya, lalu dia menendang pria yang tak kunjung beranjak darinya itu.
"Dasar mesum >_Setelah Nadse berhasil kabur dari pria itu dengan terburu-buru dirinya berjalan menuju ladang jagung yang menjadi tempat tujuannya saat ini.

Brukk bruk
Tendou terjungkal ke belakang karena ditendang oleh wanita itu, wah.. hari yang melelahkan walaupu masih di awal misi.

Namun entah kenapa ia sedikit tersenyum "lucky..."

"hey..... kau ... awas nanti kalau kita bertemu ya....."

Sambil mengusap-usap dadanya yang lumayan sakit ia kemudian beranjak dan berjalan menuju sebuah ladang tempat ia menjalankan misi.]

Ia belum sadar bahwa Ladang Jagung tempat ia menjalankan misi berseblahan dengan Ladang tempat Nadse menjalankan misi. sama sekali tidak sadar.

Tendou pun lekas kerumah kliennya itu.
setelah berbincang-bincang iapun sudah mengerti dengan misinya ini dan siap ke Ladang.

---

oot: oke put, silahkan menjalankan misi kau harus memetik jagung dan mengisinya ke dalam 10 karung. 1 post hanya boleh ngisi 2 karung put. Dah tau jalanin misi kan?
Nanti aku deh yang nyambungin plot. Ceritanya ketemu disana Okay.

"Jadi aku harus menyelesaikannya sebelum tengah hari?" Tanya Nadse kepada pria tua yang kini menjadi kliennya yang tak lain adalah petani jagung itu. Dalam hatinya lagi2 dia mengeluh atas tugasnya, daun jagung itu pasti gatal belum lagi ulat yg sangat menjijikan pasti banyak disana. Ingin Nadse pulang dan membatalkan misi, tapi bayangan kamar rumah mewahnya melintas begitu saja,itu artinya dia harus menyelesaikan misi apapun itu agar cepat kembali selamanya bersama org tuanya.
"Baiklah aku akan berusaha." Ucap Nadse dgn senyum yg dipaksakan.
"Terima kasih aku sangat berharap padamu Nadse chan."
Setelah menjelaskan tugasnya pada Nadse pak tani pergi, dan Nadse berkacak pinggang memandangi kebun jagung yang akan dipanennya.
"Baiklah aku akan menyelesaikan ini!!!" Ucapnya dengan semangat berapi-api dan langsung mengerjakan misinya.
Memetik jagung2 ini memang hal yg tidak sulit, hanya saja daun2 itu memang sangat gatal dan beberapa menggores pipinya.
Dengan keringat yang mulai mengalir dipelipisnya Nadse berhasil mengumpulkan jagung 2 karung.
Nadse tampak ragu memandangi 2 karung hasil panennya, "Bagaimana caranya aku membawanya ketruk pengangkut?"
Karung besar seperti itu harus segera dibawanya ketruk diseberang jalan sana, tapi Nadse ragu, masa iya dia harus mengangkutnya bagai seorang kuli?
Sudahlah ini bukan saatnya menjadi gengsi kan Nadse?
Tanpa berfikir lebih panjang lagi Nadse mengangkat satu karung dengan memeluknya dan mengangkatnya ke truk.
"Haaaah....berat!" Keluhnya saat menaruh karungnya.
Kemudian dia kembali lagi mengangkut karung yang kedua.

___ Tendou pun memetik memetik dan memetik, dengan keceaptan dan gaya yang khas ia mulai mengumpulkan jagung kedalam karung karung.

Sudah 2 karung terisi , kemudian ia mengambil sebuah alat bantu berupa papan beroda untuk membawanya, tak perlu ditikul kan hahah

Ia penasaran dengan ladang saingan klienya ini, kenapa mesti bersaing ? itu pikirnya.

Yang ia lihat saat itu adlaah seorang wanita yang memikul karung tidak jelas wajahya. Ia tidak berniat bersaing, namun misi harus selesai bagaimanapun caranya. termasuk Sabotase.

"ano... sumimasen"
Teriaknya pada wanita yang nampak wajah dan kepalanya terhalang oleh karung.

---

oot. Put kendaraannya cuma 1 loh , jad kita menaikan jagung ke 1 kendaraan yaitu kendaraan pengepul, maka itu bersaing, khukhu

"Harus selesai!" Teriaknya dalam hati sambil membawa satu karung penuh jagung, tapi dari ladang seberang ada suara yang sepertinya menyapanya.
Menoleh kesumber suara dan terkejut saat melihat pria berambut biru itu adalah pria aneh yang mesum tadi pagi.
"E-eh kenapa kau lagi?!" Tanggapnya ketus.
Lalu Nadse menyipitkan matanya dan berkata dalam hati 'Jadi petani sebelah juga menyewa orang lain?, baiklah kali ini aku akan sungguh2, tenang saja dia hanyalah lelaki lemah yang manja, haha masa begitu saja memakai kereta dorong? seperti ibu2 saja'
Tanpa menunggu lama lagi Nadse memalingkan wajahnya dengan sombong. "Hah!" lalu berlari dengan karung dipunggungnya.
Karena ia mengetahui lawannya adalah lelaki yang menyebalkan tadi Nadse dengan cepat kembali keladang dan dengan gerakan serampangan memetik jagung2 itu dengan cepat, dia takkan kalah dari org itu.
Gerakannya kali ini lebih cepat dari awal, kini hanya dengan 30 menit Nadse berhasil mengumpulkan 2 karung jagung.
"Hah! Aku selesai!" Ucapnya, lalu dengan susah payah Nadse berusaha membawa 2 karung sekaligus. Berat sekali, dia kesusahan tapi menurutnya ini akan lebih cepat. Lalu Nadse mulai berjalan kesusahan dengan kedua karung jagung yang masing2 besarnya melebihi dirinya, tapi dengan usahanya akhirnya dua karung itu berhasil dinaikan kedalam truk pengangkut.

___ Oeeee??

"kau lagi...."

Ia sangat terkejut melihat gadis ketus berdada empuk itu ada di ladang sebelah.

"apa yang kau lakukan disini, gadis ketus......?"

Mungkinkah petani sebelah menyewa shinobi juga, dan itu adalah dia.
Ia pun menari kereta dorongnya dan mengangkat karung karung itu keatas truk.

Pada saat itu juga ia kembali ke ladang dan memetik jagung dengan gaya baru, gaya kupu kupu menari.

Hanya dalam waktu 24 menit saja 2 karung sudah terkumpul dan siap di angkutke dalam truk.

Kulit jagung agak licin memang jika berjumlah banyak kemudian diinjak.

"hehehe "

Ia membuang kulit kulit jagung di jalur nadse, tanpa sepengetahuannya karena dia masih didalam ladang mungkin tentunya.

Dengan cekatan ia melempar karung lagi kedalam truk

"oe gadis ketus , kau tahu didalam ladang jagung banyak ular berbisa.."

Teriaknya dari ladang sebelah, tujuannya untuk apa ? entahlah.


___

"Apa!!! Kenapa kau tanya? Kau tidak lihat aku sedang memanen jagung?" Jawabnya lalu berjalan dengan sombongnya kedalam ladang dan kembali memetik jagung2nya.
Ditengah ladang dia mendengar pria itu berteriak menakutinya dengan adanya ular didam sana, kalau cuma ular Nadse tidak takut 'hahaha' .
"Diam kau pria lemah!" Jawab Nadse sinis, lagipula kenapa pria itu ada disini. Hah masa dia juga seorang shinobi sih? hahaha mana ada shinobi begitu?
"Eh apa dia satu akademi denganku? aku seperti tidak asing, ah entahlah."
Nadse berhasil mengumpulkan kembali 2 karung dan membawanya dengan segera,tapi saat dia berlari entah kenapa jalanan terasa sangat licin dan membuatnya beberapa kali akan terjatuh, tapi untung saja keseimbangannya bagus.
"Tch! Ini pasti ulah pria gila itu, aku tidak pernah membuang kulit2 ini disini."
Setelah berhasil sampai ketruk dan menaikan hasil panen Nadse kembali keladang jagung dan berniat melabrak pria berambut biru itu.
Tapi entah lupa apa bagaimana saat dia berlari malah terpeleset dan membuatnya jatuh kebelakang.
"Kyaaaaah!!!" Teriaknya.
"Hiks..." Nadse memegangi kepalanya yang terantuk tanah.
"Sa-kit...hiks..." Nadse menangis ditengah jalan, dia juga memegangi tangannya yang mungkin patah.

Tendou kemudian menarik 2 karung yang telah ia kumpul,

"apa katamu aku bukan pria lemah"

teriaknya dari dalam ladang, dan kemudian melesat ke truk pengangkut, wanita itu juga namapk sudah menyelesaikan 2 karung bawaanya

"benar benar shinobi, oe oe dia berangkat dari markas, jangan jangan satu akademi" gumamnya sambil memegang dagu.

tak lama berselang terdengar suara menjerit, dalam benaknya sedikit senang karena jebakannya berhasil., namun ketika ia menoleh dan berusaha berbalik.

"ha??"

Seorang wanita jatuh dan kesakitan, sebagai seorang pria sejati hatinya tertegun, dan menghampiri wanita itu.

"ano...ehh"

Ia bingung , apakah ia harus membantu atau tidak, tapi bukan itu masalahnya ia adalah pria sejati.

"go-gomen... tadinya aku hanya ingin bercanda saja"

Matanya mulai berkaca dan raut wajahnya sungguh memperlihatkan kecemasan mendalam.

Sesekali ia memandangi kearah yang lain, namun ia kembali fokus terhadap tangan wanita itu.

Dengan cekatan ia merobek bajunya kemudian berusaha membersihkan tangan dan jika memang luka ia akna berusaha memberikan pertolongan pertama.

"sini aku bantu.."

Ia nampaknya sangat merasa bersalah entah apa reaksi wanita itu ia tidak peduli, mau ditampar atau tidak , dan mungkin ia akan menggantikannya dalam hal mengangkut karung jagung ini. Mungkin juga hal lainya seperti menggendongnya dan membawa ke tengah ladang.

___

"Aduuhh...sakit.." Keluhnya saat dia mencoba menggerakan tubuhnya.
Lalu pria berambut biru itu terlihat cemas dan berlari kepadanya.
Nadse melirik pria yang mulai menolongnya itu, 'GOTCHA!!' rencananya berhasil, berpura-pura kesakitan dan pria itu akan menolong yah walau memang sakit tapi tidak separah dugaan pria yang terlihat menyesal itu.
"Kau harus diberi pelajaran dasar curang." Bisiknya dalam hati sambil tersenyum licik lalu kembali berpura-pura kesakitan. berencana menyusahkan pria itu entah enaknya Nadse mau apa. mungkin meminta pria itu menggendongnya sampai keladang dan meminta pria itu memetikan jagung untuknya. Ide yang bagus, tp pasti pria itu tidak mau krn ini juga pasti sama dengan misinya.
Nadse juga merasa sedikit tidak enak karena pria itu sampai rela merobek bajunya untuk membersihkan lukanya dan membalutnya, tp mau bgimana lagi salah sendiri bermain curang.
"A-aku tidak papa." Jawabnya sambil berdiri dengan susah dibantu pria itu.
"Terima kasih, tapi aku harus segera kembali untuk menyelesaikan misiku." Ucapnya lalu berniat pergi meninggalkan pria itu, tapi sebelum itu terjadi Nadse menyempatkan dirinya menjegal kaki pria itu agar terjatuh sepertinya dan berlari kembali keladang.
"Hahahaha...memangnya enak, aku juga bisa curang." Ucapnya sambil berlari.
Lalu sesampainya diladang Nadse kembali memetik jagung sambil sesekali tersenyum karena mengingat kejadian tadi.
Setelah 2 karung kembali terkumpul Nadse memilih kereta pengangkut untuk mengangkut karungnya, karena tangannya masih sakit.
Tapi saat melewati tempat ia terjatuh tadi dia sudah tidak melihat pria biru itu, kemudian dia mengantar jagung2nya itu ketruk pengangkut dan menaikannya.

__ Tendou berdiri agak lama , sebelumnya ia membantu wanita ketus itu berdiri, namun memamng ia masih tak tega melihat wanita itu.

"tidak apa apa kah dia?" batinya.

Tendou kembali ke ladang dan kembali mengumpulkan dan memetik jagung, tapi kali ini agak lambat, ia terus memikirkan luka perempuan itu.

Ia sudah merasa bersalah, sambil membawa 2 karung di jalurnya ia mulai berteriak.

"ano......... nona, apa kau perlu bantuanku aku akan sukarela membantumu.??"

Tendou hanya bisa menunggu saja,ia bisa membantu wanita itu jika diijinkan tentunya.

Bajunya telah sobek, dan ia juga dipenuhi rasa bersalah,
entah apayang terjadi padanya.

Nadse menoleh kearah pria yang membawa karung itu, dia menawarkan bantuan tapi Nadse menolaknya, karena dia berprasangka bahwa pria itu hanya pura2 baik pada dirinya.
"Hah tidak usah, aku bisa sendiri." Jawabnya singkat dan berlalu begitu saja.
Nadse kembali keladang, kali ini ladang sudah terlihat bersih dari pohon jagung. Karena Nadse menyempatkan menebang pohon yang sudah ia ambili jagungnya.
pekerjaanya hampir selesai hanya tinggal setengah karung lagi.
Dia menyelesaikannya dengan singkat lalu membawa 2 karung jagung itu ketruk dan menaikannya.
Sepertinya dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya sebelum tengah hari.

__ Tendou tertunduk lesu, sambil membawa 2 karung dari ladangdan menaikannya ke truk

Ia tidak sempat memotong pohonya, karena ia hanya memetik jagungnya saja.

Nampaknya Nadse menghabiskan satu ladang dengan cepat , hanya beda beberapa menit saja 2 karung terakhir sudah ia kerjakan.

Tendou sangat menyesal , ia kemudian berteriak kepada nadse.

"nona........ namaku Tendou . maaf sudah merepotkanmu, sampai ketemu di Akademi, aku akan membalas semua perbuatanku , suatu hari aku akan berguna untukmu"

Ucapnya sambil melambaikan tangan dan pergi dari ladang. Ia malu jika harus menyelesaikan urusannya disini. Suatu hari ia akan jadi sesuatu yang berguna bagi gadis itu.

Ia pun teringat dengan momen empuk di kereta sebelumnya.

Ia pulang dengan baju robek, walaupun hanya sehelai robekan baju, ia berharap itu akan jadi sesuatu yang membantu dan tidak sia sia.

Momen ini memeberikan pelajaran baginya, untuk tidak meremehkan wanita.

"see you..."

____
{0ut}

Saat dia berjalan pulang dan berniat menemui pak tani dirumahnya Nadse kembali mendengar seseorang meneriakinya, dia berhenti dan menoleh sebentar, ternyata pria berambut biru yang hampir seharian ini mengganggunya.
Dia tidak terlalu mendengar pria itu berkata apa yang dia dengar dengan samar2 adalah namanya Tendou, Akademi, dan berguna untuk Nadse. Nadse tersenyum sinis, "Hh, Apa maunya? merepotkan!" bisiknya sambil kembali menatap kedepan dan berjalan meninggalkan ladang.
Dia memegang lengannya yang masih terasa perih, tapi baru dia ingat kain yang membalut lukanya itu adalah milik pria itu.
"Haah...tidak buruk juga." Ucapnya sambil terus berjalan pulang. [Out]