Chap. 1: Shemale Fairy
"Hah!?" Raven tampak menatap Hans kaget. Alisnya terangkat. "Asal lo tau aja sih—katanya, kalau dua orang mimpiin hal yang sama, ada kemungkinan kalah mimpi itu bakal jadi kenyataan!"
"Kenyataan apanya.." Hans menimpali dengan malas. Helaan nafas terdengar. "Jangankan lucu, masuk akal aja gak—mimpi abstrak begitu mah, apanya yang kenyataan coba?" lanjut Hans sembari berjalan ke arah kelasnya. "Udah ah. Yuk."
•••••••••
Bel pulang sekolah berbunyi. 0,1 detik kemudian, seluruh murid berhamburan keluar kelas. Ya, seluruh. Bahkan, sang guru belum sempat keluar dari kelas masing-masing. Hans dengan cepat menyambar sepedanya, lalu mengayuh sepedanya dengan kecepatan dewa. Walaupun kecepatan sepedanya bisa dibandingkan dengan kecepatan semut.
Setelah memarkir sepedanya di belakang rumahnya, dengan cepat ia membuka kunci pintu rumahnya sebelum kembali menutupnya. Lalu, berjalan ke arah kamarnya di lantai atas. Dan tentu saja, merebahkan tubuhnya di kasur empuk.
"Aaah~ nyamannya~!" gumamnya sembari menggulingkan badannya. Seakan-akan seluruh rasa lelahnya langsung hilang. Tapi, walau rasa lelahnya hilang, tetap saja malas rasanya bangkit dari atas kasur.
Ia berhenti berguling. Kali ini, posisi tubuhnya menghadap ke arah atas. Matanya menatap langit-langit kamarnya. "Ro-anu Academy.." ia memejamkan matanya. Lalu kemudian membukanya lagi sembari bangkit dari kasurnya. "Ayolah, cuma mimpi kok serius amat. Diriku yang tampan ini kadang bisa konyol juga, ya.." gumamnya sembari tersenyum simpul. Belum juga dua detik, sebuah ketukan terdengar berasal dari pintu rumahnya.
"Iya~! Tunggu sebentar!" teriaknya sembari berjalan menyusuri tangga. Lalu, membuka pintu kamarnya. Seketika, matanya langsung terbelalak.
"PepepepepepePERI WARIA!?"
Persis kejadian di mimpinya. Seorang pria paruh baya yang mengenakan kaus dalam dan rok tutu pink sedang menyodorkan sebuah amplop emas. Amplop emas itu memiliki lambang yang bertuliskan ‘RA’ di tengahnya.
"Hm, apa katamu? Peri waria? Aku bukan waria! Aku gadis tulen lho!" ucap pria paruh baya itu dengan suara nge-bass. Hans menganga. "APANYA DARI KAMU YANG BUKAN WARIA!?"
"Oh?" pria paruh baya itu mengambil cermin dari saku rok nya. Lalu kemudian bercermin. Pria itu terdiam sebentar. Pria itu menutup matanya. "—maaf. Penampilanku setelah terjun dari dunia peri ke sini memang agak rusak," jelas pria itu sembari menjentikkan jari. Seketika, sebuah asap mengepul dari diri pria itu.
Poof! Asap tersebut menghilang. Menampakkan sesosok peri normal yang jauh beda dari pria tadi. Ukurannya kecil sekali, pakaiannya tetap, rambutnya pirang diikat, dan matanya berwarna hijau. "Bagaimana dengan penampilanku sekarang? Jauh kelihatan sebagai seorang peri, 'kan? Nah. Sekarang kuucapkan, ‘Welcome to Royale Academy.’"
Hans terdiam. Dengan ekspresi orang b0doh.
"Ng.. oke...?" dengan slowmotion, Hans mengambil amplop emas itu. Baru saja peri itu membuka mulutnya, dengan cepat Hans langsung membanting pintunya. Peri itu terdiam sebentar, lalu wajahnya berubah marah. "Huh. Awas saja nanti kalau kau tidak lulus tes.." gumam peri itu. Kemudian, perlahan, peri itu menghilang.
••••••••
Hans berkutat di meja belajarnya, memandangi amplop emas yang ia letakkan di atas meja. Akhirnya, setelah beberapa menit memandanginya, ia merobek segel surat itu sebelum membaca kertas di dalamnya.
- Content:
Welcome to Royale Academy!
Selamat datang di Royale Academy, para murid. Kalian akan menjadi salah seorang murid tak resmi tepat setelah mendapatkan surat ini.
Royale Academy adalah sebuah akademi dimana kalian akan disuguhkan materi mengenai ilmu politik, pekerjaan seorang raja, pekerjaan seorang Soldier/Knight dan ilmu-ilmu yang kalian butuhkan untuk menjadi seorang raja—juga ilmu-ilmu lain yang perlu kalian kuasai!
Tentu saja, kebanyakan lulusan Royale Academy akan menjadi seorang raja, ratu, kaisar, perdana menteri, Knight, Soldier, Alchemist, Medic, Archer, dan menjadi anggota faction yang bertanggung jawab langsung oleh raja!
Setelah kalian masuk ke dalam akademi, kalian akan kami berikan sebuah unikorn, Familiar yang akan menjadi partner kalian dan pastinya berguna dalam kehidupan sekolah, kamar asrama royal, dan hal-hal lainnya!
Sekali lagi kami ucapkan,
Welcome to Royale Academy!
P.S.: para murid diharapkan memakai baju formal yang bagus untuk masa pendaftaran besok.
"Alchemy.. Medic.. Knight.. Soldier.. raja.. perdana menteri.." ia mengulang kata-kata yang sempat ia baca. "Tunggutunggutunggu. Jadi, intinya—yang diundang punya potensi jadi orang ternama di kerajaan tertentu?"
Ketika masih berpikir, seseorang menggedor pintu rumahnya.
"HANS!!! KAMU DISINI 'KAN?!"
"Ah, Raven," gumam Hans sembari berlari menyusuri tangga. Raven tampak menatapnya dengan wajah kesulitan.
"T-TOLONG! RUMAH GW DIINVASI PERI WARIA!"
"Ng.. tenang dulu—" Hans menarik tangan Raven untuk masuk ke dalam rumahnya.
Raven menatapnya dengan wajah heran sekaligus panik. Hans menarik napas dalam. "Peri waria itu bukan waria. Tapi—cewek tulen!"
"Haaa?!" Raven menatapnya dengan tatapan seram. "Bagian mananya yang bukan? Ng?! Jelas-jelas itu waria! Makanya, cepat tolong gw! Sampe nari-nari gaje segala di atas meja gw.. ya pokoknya bikin mual deh! Makanya cepet ke rumah gw pokoknya! Bahaya kalo nanti rumah gw didekorasi sama pita, dicat warna pink.. grafiti yang gw tulis susah payah bakal dihapus.. pokoknya cepet tolong gw deh!"
"I-iya, tenang dulu, gak usah pake jelasin panjang lebar," ucap Hans. "Yaudahlah. Gw ngalah. Kalo lo jalan kaki ke sini, mending lo pake sepeda di gudang. Gw duluan, adios~" ucap Hans santai sembari menyambar sepedanya, lalu dengan cepat mengayuhnya.
To Be Continued
- Spoiler next chap:
"PERGI LO!"
"Ih, bukan pangeran kok bisa masuk sini. Dasar dekil!"
"A—Yuki?"
"Familiar-mu ini namanya..."
"A—paan itu.. RAKSASA!?"