Forum Indofanster
Kiiro senko "The Dream On" 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...

Forum Indofanster
Kiiro senko "The Dream On" 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...


Forum Indofanster

Forum Tempat Berdiskusi Tentang Manga - Anime
Dibuat oleh Agoess Sennin pada 16 Mei 2009
Indofanster adalah Keluarga, Bukan Sekedar Tempat Berkumpul
 
IndeksPortalGalleryPencarianLatest imagesAffiliatePendaftaranLogin
Welcome to
Rules • Staff • Ranks & Holder

Share
 

Kiiro senko "The Dream On"

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#1PostSubyek: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty24/7/2012, 1:52 am

DREAM ON
BY: Neivf
updet by: mobile phone

PROLOG



The Beginning


Napasnya memburu, otot-ototnya mengejang dengan antisipasi. Mata azurenya terfokus hanya pada satu titik,lawannya. Orang yang ia benci dengan segenap jiwa dan raganya, seseorang yang telah merusak hari spesialnya. Momen spesialnya. Momen ketika ia menjadi seorang ayah.


Selama ini Hokage keempat dikenal sebagai sosok pemimpin yang tenang, tegas, dan berwibawa. Namun tidak kali ini. Saat ini, di pertempuran ini, hanya ada Namikaze Minato, seorang shinobi terpilih yang menjadi pemimpin desa, kuat dan tak pandang bulu membunuh siapa saja yang mengancam keselamatan desa, bukan hanya ayah dan suami yang mendedikasikan hidupnya untuk melindungi keluarganya dan rela mati karenanya. Untuk kali ini tidak ada kata lain selain Konoha dalam benaknya. Ya, Konoha, desa yang telah memberinya hidup, identitas, dan keluarga.


Seorang laki-laki berjubah hitam dan bertopeng dengan celah kecil untuk mata di bagian kanan muncul begitu saja dari udara kosong dengan pusaran kecil yang sama dengan motif topengnya. Laki-laki itu berdiri tak jauh darinya sementara ia memikirkan berbagai kemungkinan, resiko dan jalan keluar untuk mengalahkannya secepat mungkin dengan otak jeniusnya. Tentu saja, ia juga memperhatikan bagaimana serangannya barusan dapat menembusnya seperti bayangan, tapi tiba-tiba saja tubuh musuhnya itu kembali memadat. Jurus yang efektif, tapi jurus apa itu?


"Takkan kubiarkan lolos."kata laki-laki bertopeng itu.


Saat itu, barulah Minato menyadari satu fakta penting yang benar-benar jelas ia saksikan , bahwa dia,-orang bertopeng itu, menguasai jurus ruang dan waktu, dan ia menyadari bahwa itu adalah jurus yang sama yang dipakainya untuk membawa Kushina dan teleportasi.
Dia juga mengalahkan ANBU pilihan Hokage ketiga, menembus kekkai rahasia yang mereka bangun, dan tahu soal segel Kyuubi yang melemah. Dan lagi, dia juga melepas dan mengandalikan Kyuubi, suatu hal yang shinobi biasa tidak mampu melakukannya.



Kekkai, ya, jangan lupakan fakta pentingitu. Diantara serentetan hal-hal mustahil yang dilakukan musuhnya ini, menembuskekkai rahasia Konoha mungkin yang paling mustahil. Tidak, tidak mustahil.Setelah melihat orang tadi mesuk dengan mudah melewati kekkai sekuat itu,Minato tidak dapat lagi mengatakan bahwa itu mustahil. Dan seingatnya, shinobi yang bisa keluar masuk kekkai Konoha dengan mudah hanya satu. Jangan-jangan...


"Madara Uchiha, ya?" gumamnya saat ia berdiri dengan perlahan dan melihat musuhnya itu menurunkan tudung jubahnya. "Tapi itu tidak mungkin. Dia sudah mati." Lanjutnya.


"Wah, bagaimana ya?" ucap 'Madara' dengan entenganya, seakan pertarungan mereka ini hanyalah sebuah permainan kecil tidak berarti.


Tapi Minato menghiraukannya. "Aku tidak peduli siapa dirimu. Tapi, kenapa mengincar Konoha?" Sebenarnya ia tahu betul jawabannya, Madara adalah seorang mantan shinobi Konohagakure no sato yang memberontak melawan Shodaime Hokage, tentu saja pertarungan legendaris mereka telah di tulis dengan bebas di berbagai buku sejarah shinobi di sekolah akademi Konoha. Tapi, apakah alasannya masih sama?


Madara mengeluarkan rantainya dengan kedua tangannya. "Bisa dibilang keisengan sekaligus bagian dari rencanaku.
Demi peperangan sekaligus perdamaian."



Minato terdiam dan menatap tajam musuhnya itu. 'Peperangan dan perdamaian...dia serius.'


Apa pun alasannya, dia bukan orang biasa. Dengan kemampuan mengendalikan Kyuubi, jurus dimensi yang lebih hebat darinya dan Hokage Kedua, lalu ideologi berbahayanya itu. Kalau tak segera ia cegah waktu itu juga, dia bisa lebih membahayakan dari Kyuubi.


Kemudian ia mulai menimbang-nimbang cara untuk mengalahkannya. Kalau ia melakukan teleportasi ke desa dia pasti mengikutinya dan akan memperparah pertempuran di sana. Kalau ia memang Madara, dia takkan bisa menahan Kuchiyose Kyuubi terlalu lama. Masalah soal desa, ia bisa menyerahkannya pada Hokage Ketiga. Madara lebih berbahaya, pikirnya. Dia harus dihentikan di sini! Pikirnya dengan menggenggam kunai Hiraishin di tangan kanannya dengan erat.


"Kau tak punya harapan lagi!"


Dan mereka pun bertarung.









Kacau, mungkin adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan tempat ini. Tempat yang sebelumnya tenang dan damai-, baik,mungkin tidak sepenuhnya damai, paling tidak untuk penduduk biasa, iya-dipenuhi oleh senyuman. Apalagi setelah berakhirnya perang Shinobi Ketiga, tempat ini terlihat jauh lebih baik dan hijau, bagi mereka yang telah lelah akan pertempuran, waktu seperti itu adalah surga yang tak boleh dilewatkan. Semua sebelumnya begitu tenang paling tidak selama dua tahun, sebelum ini
terjadi, tentu saja.



Kali ini, semua bertarung dengan mengorbankan harta dan nyawa mereka, sekaligus berusaha melindungi penduduk desa. Hilang sudah semua ketenangan dan kedamaian yang akhir-akhir ini mereka rasakan. Tempat ini seperti medan pertempuran, namun berbeda dengan pertempuran lainnya karena lawan mereka bukanlah manusia, tapi monster yang kini mengamuk dan menghancurkan apa yang ada disekitarnya menjadi rata dengan tanah. Raungan,pekikan, teriakan kesakitan terdengar dari segala arah. Bangunan bangunanruntuh, hancur berkeping-keping tanpa ada yang tersisa kecuali debu yang berterbangan tertiup angin malam yang terasa lebih dingin hingga membekukan hati mereka.


Ratusan ninja berkumpul di sekitar sosok monster berwujud serigala ekor sembilan dalam radius aman. Semuanya bersiap menyerang, walau mereka tahu usaha mereka akan sia-sia belaka melihat apa yang menyerang mereka tak sedikit pun terganggu dengan serangan yang sebelumnya mereka luncurkan. Namun mereka tetap berdiri tegap dan menghadapi rasa takut mereka. Mereka tahu mereka akan mati, namun mereka tetap mencoba dengan raungan doa dan harapan yang mereka kumandangkan dalam hati mereka.


Satu demi satu ninja berguguran.Terlempar oleh chakra dahsyat Kyuubi atau tertimpa reruntuhan yang berjatuhana kibat dari serangan monster itu. Berbagai cara pun dilakukan, namun semuanya semata-mata untuk mengeluarkan monster Kyuubi dari desa. Setidaknya, dengan keluarnya Kyuubi, desa dapat dilindungi dari kehancuran fatal meskipun nyawa yang dikorbankan tidaklah sedikit. Pada saat genting seperti ini, semua klan bersatu tanpa memedulikan perbedaan maupun misi yang ada, semuanya bertarung bersama melindungi apa yang berharga bagi mereka di balik tembok megah Konohagakure.


Tiba-tiba seekor katak raksasa muncul dan menindihi tubuh Kyuubi; Gamabunta, hewan Kuchiyose milik Hokage Keempat. Sejenak, kelegaan melanda mereka. Akhirnya pahlawan mereka datang, meyelamatkan mereka, dan menjauhkan mereka dari kematian. Lalu, setelah ini berakhir, ia akan kembali dengan senyum khasnya sebagai orang terhebat se-Negara Hi.


Tapi tidak ada satupun yang memperhatikan ekspresi frustasi Hokage Keempat mereka saat itu.


"Hokage Keempat!" seorang Junin di samping Hokage Ketiga berseru.


Sementara itu, Hokage Ketiga, Sarutobi Hiruzen bersiap intuk membantu Yondaime untuk mengalahkan Kyuubi, orang tua itu telah memikirkan berbagai cara dengan melihat kemampuan Kyuubi, salah satunya adalah bola chakra hitam seperti yang ada di depannya ini. Ia pun bersiap mengambil posisi kuda-kuda untuk menghindar, namun sebelum ia sempat melakukan sesuatu, Minato beserta Kyuubi menghilang dari hadapannya, meninggalkan Gamabunta di tempat Kyuubi semula berada.


Ia terpaku, memikirkan apa yang baru ia terjadi dengan bingung. "Minato melakukan teleportasi bersama Kyuubi?"gumamnya dengan nada khawatir. Ia sangat tahu tentang Hokage muda itu, sebagai murid dari murid geninnya sendiri, ia mengenali taktik bunuh diri itu dengan sangat baik.


'BLAR!'


Terdengar suara ledakan besar dengan radius yang sangat besar di kejauhan. Tak salah lagi, itu pasti tempat Minato memindahkan Kyuubi.


"Disana!" Ia berseru menunjuk ke arah ledakan. Kemudian, dengan cepat ia berlari bersama beberapa Jounin yang sedari tadi bersamanya untuk menghampiri asal ledakan itu. Namun betapa kagetnya ia ketika menemui penerusnya itu menggunakan jurus Shiki Fujin. Jurus yang berfungsi untuk memanggil Shinigami, jurus yang kuat, tapi tentu saja ada alasannya kenapa hanya sedikit shinobi yang mau menggunakan jurus itu. Karena dengan mengambil nyawa musuh dan menguncinya di tubuh Shinigami, si pemanggil juga harus membayarnya dengan nyawanya sendiri, ikut terperangkap dalam kurungan jiwa dan bertarung satu sama lain sampai waktu yang tak bisa dipastikan. Intinya adalah, Shiki Fujin adalah jurus bunuh diri paling cepat dan menyiksakan entah itu masih hidup atau sudah mati. Benar-benar penyiksaan tanpa akhir.


"Itu Shiki Fujin!" ia menatap dengan pandangan tak percaya. Di belakangnya beberapa Jounin mulai datang menyusul.


"Hokage Ketiga, apa yang terjadi?"


Sandaime Hokage itu mengulurkan tangannya ke udara kosong di hadapannya, namun seperti yang sudah ia duga, dinding tembus pandang menghentikannya. "Aku tak bisa masuk karena ada kekkai yang menghalangi Kyuubi keluar!" jelasnya kepada para
bawahannya di belakangnya. Ia berhenti sejenak untuk berpikir, ia punya banyak perkiraan tentang apa yang akan dilakukan Minato, tapi ada satu yang pasti. "Mereka berniat melakukan sesuatu pada Kyuubi."



Kemudian ia melihat dengan jelas Minato mengaktifkan segel Shiki Fujin dan mulai menyedot chakra Kyuubi. "Jadi, dia benar-benar menggunakan Shiki Fujin."gumamnya.


"Tapi," seorang jounin menimpali,"Kyuubi belum tersegel? Walau ukurannya megecil?"


Sandaime Hokage terdiam. Tentu saja, ia tahu jawabannya. Chakra bijuu terkenal sangat kuat dan belum lagi jumlah chakra yang dimiliki oleh Kyuubi. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana chakra itu dimasukkan ke tubuhnya secara paksa. Pasti menyakitkan, pikirnya dengan sedih. Tapi apa yang akan mereka lakukan dengan sisanya?


Rantai chakra yang mengekang Kyuubi tiba-tiba saja mengendur, menandakan bahwa Kushina-,istri Yondaime Hokage sekaligus mantan jinchuriki Kyuubi,-sedang berada di sana. Ia melihat bagaimana Kyuubi yang menggunakan kesempatan itu untuk menyerang sesuatu yang tak jauh dari tempat Minato dan Kushina yang langsung saja mereka lindungi dengan tubuh mereka sebagai tameng. Saat itulah Sandaime Hokege melihatnya dengan jelas.


Sesosok makhluk kecil dengan segumpal rambut pirang terang seperti rambut Hokage Keempat, yang sedang terbaring di atas sebuah altar kecil yang dikelilingi oleh lilin yang menyala.


"Itu anak mereka!"


"Mereka melindunginya!"


Setelah itu, Minato memanggil seekor katak dan mengambil sebuah gulungan dari Minato sebelum akhirnya pergi dalam kepulan asap putih.


"Jadi begitu!" katanya tiba-tiba, "Minato berniat menyelamatkan desa dengan menjadikan anaknya Jinchuriki."


Di belakangnya terdengar hentakan napas pelan orang-orang yang mendengarnya. Tentu saja, mana ada ayah yang sanggup mengorbankan darah dagingnya sendiri untuk dikorbankan? Anak yang selalu dinantikan sejak lama, yang lahir dari rahim istri yang dicintainya dan belum sempat menikmati hari berbahagia sebagai seorang ayah, ia harus mengorbankan anaknya itu untuk menjadi tempat penyegelan monster paling ditakuti.


'Minato,' pikirnya dengan pilu, 'Kau sudah melakukan terlalu banyak bagi desa ini.' Mungkin, mungkin ia tahu bagaimana perasaan Minato saat ini. Semua ayah tahu perasaan itu.


Sakit.


Perasaan amat sakit yang menyayat hati, bahkan sakitnya lebih buruk dari luka fisik. Rasanya seperti mau mati.


'Begitukah yang kau rasakan Minato? Belum lagi perasaan bersalah yang akan kau bawa sampai mati. Rasanya pasti tak tertahankan. Dan Kushina, sebagai seorang Ibu, dia akan melakukan segalanya untuk keluarganya, dia akan rela mati demi kebahagiaan anaknya. Bahkan aku sendiri tak tahu bagaimana perasaan Kushina sekarang, terlalu menyakitkan untuk dirasakan.'pikirnya sedih.


Setelah penyegelan selesai, kekkai yang menghalangi mereka pun lenyap. Dengan cepat, Hokage Ketiga beserta Jounin yang mengikutinya menerjang masuk ke area penyegelan. Mereka segera mengerumuni Hokege Keempat dan keluarganya itu. Beberapa mengecek keadaan Naruto,-nama bayi itu, yang stabil namun tak sadarkan diri. Dan Kushina yang tak lagi bernyawa karena chakranya yang telah habis.


"S-san-daime-sama..."bisik Minato dengan suara serak, memanggil Hokage Ketiga dengan segenap kekuatan yang tersisa dalam dirinya. Ia ingin memohon sesuatu kepada orang tua itu, sebagai permintaan terakhirnya. Ia menatap mata teduh milik seniornya itu dengan penuh keyakinan dan tekad api yang membara walaupun nyawanya telah berada di ujung tanduk.
"Kumohon...lindungilah Naruto. Aku ti-ti-dak i-ingin dia hidup seperti jinchuriki lain. Jadikanlah dia sebagai pahlawan h-hari i-ini," bisiknya dengan tatapan lembut yang dilemparkannya kepada sosok mungil anaknya satu-satunya.



"Akan kulakukan." jawab Hokage Ketiga dengan mantap.


Minato menutup matanya dan mendesah lega, terukir senyum damai di bibirnya yang mulai membiru. Di belakangnya, bayangan Shinigami mulai mengayunkan pedang mautnya ke chakra penghubung yang mengekang roh Minato di dunia.


"Sampai jumpa lagi, musuko..."bisik lirih Minato seiring dengan kepergian rohnya yang mulai terhisap masuk ke dalam mulut Dewa Kematian itu.


Keheningan menyambut mereka begitu kata-kata terakhir Yondaime Hokage, Namikaze Minato terucap dalam bisikan lirih penuh kepedihan yang kini hilang ditelan angin malam. Semuanya menunduk, menghormati pengorbanan dan kematian dari pemimpin mereka dengan mengenang jasa-jasanya dengan khidmat. Perasaan kagum, sesal, marah, bangga, dan bimbang menyeruak dalam benak mereka. Minato memang pantas disebut sebagai Hokage, Hokage terkuat yang pernah mereka lihat. Bukan karena jurus-jurus yang dikuasainya. Bukan. Tapi mental sekuat baja dan pengorbanannya yang besar itu yg membuatnya dihargai dan dihormati oleh para shinobi lainnya.


Ya. Minato memang pantas mendapat gelar tertinggi sebagai seorang Hokage.


'tap tap tap'


Samar-samar, keheningan mulai bterpecahkan dengan suara langkah kaki seseorang yang tak jauh dari mereka. Spontan saja, tiga orang Jounin penjaga Hokage segera membentuk formasi melingkar mengelilingi Hokage mereka yang tengah menggendong bayi Hokage Keempat. Dalam genggaman mereka kunai telah siap dan tangan lain yang siap melakukan gerakan tangan ninjutsu atau genjutsu yang diperlukan. Tubuh mereka menegang saat menatap satu orang yang berdiri di depan mereka dengan menggunakan jubah hitam polos bertudung, topeng bermotif pusaran dan membawa rantai di satu tangannya yang terluka.


"Ah, akhirnya Hokage Keempat sudah mati. Sekarang berikan bayi itu padaku." Orang itu mengulurkan tangannya yang tidak terluka ke depan.


"Siapa kau?" seru seorang Jounin.


Lelaki bertopeng itu tertawa pelan. "Tidak perlu. Serahkan saja anak Hokage Keempat itu padaku."


"Tidak akan." Hokage Ketiga menggeram dan memeluk bayi Naruto semakin erat.


"Kalau begitu," laki-laki bertopeng itu memegang rantainya dengan kedua tangannya." Kubunuh saja kalian."


"Tak kan kubiarkan kau menyentuh anak Yondaime!"


Seorang Jounin mulai berlari ke depan dengan kunai di tangan kanan dan tangan kirinya dengan sigap melampar puluhan shuriken ke arah musuh.


"Cih." Dengan gerakan sempurna dan akurasi yang tepat, laki-laki bertopeng itu melemparkan rantainya seperti cambuk dan mengenai dada jounin itu hingga membuatnya terlempar jauh menubruk pepohonan. Tak terlihat sedikit pun rasa sakit dari luka yang ada di lengannya maupun rasa takut karena kalah jumlah atau pun karena lawannya adalah seorang Hokage. Entah dia pandai menyembunyikannya atau karena musuh mereka ini jauh lebih kuat dari yang semula mereka duga.


Sepuluh kunai melayang ke arahnya, namun seperti pertarungan sebelumnya dengan Hokage Keempat, kunai itu melewatinya begitu saja, seakan tubuhnya hanyalah ilusi atau bayangan belaka.


Salah satu Jounin yang lain berlari mendekat dalam jarak aman sementara tangannya mulai melakukan segel untuk ninjutsu dengan cepat dan berseru, "Doton: Doryuu-." Ia terhenti, sebuah kunai tertancap di lehernya yang secara instan memutus tenggorokannya dan merusak pita suara, sehingga ia tak lagi dapat melanjutkan kata-katanya dan pingsan kalau tidak mati karena kehabisan darah.


Sementara itu, Hokage Ketiga mengawasi dengan hati-hati dan penuh kesiagaan. Dia tidak boleh ikut terlibat dalam pertarungan, tidak dengan Naruto yang ditargetkan ada dalam rengkuhannya. Dia harus pergi menjauh selagi bisa, membawa Naruto dalam lindungan ketat ninja Konoha lainnya.


Ia berbalik dan mulai berlari ke arah gerbang Konoha begitu ia mendengar teriakan di belakangnya. Ini tidak bagus, musuh mereka bukan ninja biasa. Ia harus membawa Naruto ke Konoha segera.


"Hokage Ketiga, kau pikir kau bisa lari dariku?"


Hiruzen berhenti, menatap pusaran yang muncul di udara dengan mata terbuka lebar. Ini benar-benar tidak bagus. Apalagi jika musuh dapat menggunakan jurus ruang dan waktu. Siapa sebenarnya orang ini? Tidak banyak orang yang dapat melakukan jurus semacam itu tanpa segel maupun fuuinjutsu. Ini gawat.


Ia mulai berpikir cepat, tak ada waktu yang dapat digunakan dengan sia-sia. Ia menoleh sedikit ke arah beberapa ninja yang mesih mengikutinya.


"Cepat tangani yang teluka dan cari para korban selamat! Panggil bantuan segera! Dan katakan pada Nara Shikaku untuk mengambil alih kendali untuk sementara waktu sampai aku kembali! Capat laksanakan!" titahnya dengan tegas. Ia mengawasi dari ujung matanya beberapa ANBU dan Jounin yang tadi mengikutinya mulai menyebar melaksanakan perintahnya meninggalkan beberapa ninja tetap berdiri di sekitarnya.


"Hokage-sama apa itu tidak apa-apa? Musuh kita bukanlah ninja sembarangan!" Seorang Jounin bernama Akira Yuuza berseru kapadanya dengan khawatir.


Ia tidak menjawab, pandangannya kali ini hanya terfokus pada musuh mereka di depannya dan gumpalan hangat di lengan kirinya. Dengan gerakan mulus terlatih, ia mengangkat tongkat besar yang tangah di bawanya dengan satu tangan, memanggil kuchiyosenya yang setia, Enma, kera legenda di antara hewan kuchiyose lainnya.


"Sarutobi,"sapa Enma padanya begitu ia berubah kembali menjadi wujud keranya.


"Enma, bantu aku melindungi Naruto."kata Hokage Ketiga itu dengan cepat.


Enma hanya mengangguk sekilas ke arahnya sebagai jawaban. Ia mulai menyerang lelaki bertopeng itu yang hanya menghindar dengan satu gerakan kecil. Rantai hitam panjang terulur ke arah Sandaime yang langsung dihalangi oleh Enma. Sementara itu, Sandaime Hokage menggunakan tangan kanannya membuat segel untukKege Bunshin untuk membantu Enma menyerang dengan ninjutsu.


"Katon: Housenka no Jutsu!" seorang ANBU di samping kanannya meluncurkan jurus apinya ke arah musuh bertopeng mereka bersamaan dengan Kege Bunshinnya yang mengeluarkan jurus Doton; Doryuukatsu. Di sisi lain, Enma mendekat dengan lincah ke arah musuh, bersiap melakukan penyerangan dengan serangan jarak dekat taijutsu.


Namun, tiba-tiba saja, saat Enma dan jurus elemen api dan tanah yang diarahkan ke musuh itu dengan cepat memperkecil jarak ke target, musuh bertopeng mereka itu kembali menghilang. Sedangkan pada saat yang sama, Hiruzen merasakan pergerakan udara di belakangnya dan ia pun segera berbalik. Dan benar saja, laki-laki bertopeng itu berada tepat di belakangnya dengan tangan terulur cepat ke arah tubuh naruto di lengannya. Selama sepersekian detik ia berdiri membeku, memperhatikan bagaimana orang itu menyentuh ujung kain yang menyelimuti Naruto dan mulai menyedotnya masuk dalam pusaran aneh seperti pada saat dia muncul dan menghilang tadi.


'Dia ingin membawanya pergi!', pikir Hiruzen dengan gusar dan berusaha mencegahnya. Di sudut matanya ia melihat Enma mulai menyerang dengan berubah menjadi tongkat panjang yang keras melebihi kerasnya baja dan meluncur di udara dengan ninja bertopeng itu sebagai targetnya. Di sisi lain, seorang ANBUnya ngeluarkan Katon; Housenka no jutsu, dan seorang Jounin di sisi kirinya mengeluarkan Doton; Doryuu Jouheki, sementara ia sendiri berusaha menarik Naruto keluar dari jangkauan puasaran itu dan menjauh.


Burung-burung Phoenix dari api segera menyerang musuh mereka itu. Namun burung-burung api itu justru ikut terhisap bersama Naruto dan jurus tanah yang diluncurkan oleh Jounin tadi kontan membuat ninja bertopeng itu hilang konsentrasi dan melakukan kesalahan dalam jurus ruang dan waktunya.


"Sial." Lelaki bertopeng itu mengulurkan tangannya dengan maksud untuk merebut bayi pirang itu secara paksa dari tangan Hokage Ketiga, yang langsung saja dipukul menjauh oleh Enma yang berwujud tongkat.


Tiba-tiba saja, muncul cahaya putih terang menyilaukan diantara Hiruzen dan orang bertopeng itu, membuat mereka terlempar dan memperbesar jarak di antara keduanya.


Ketika cahaya itu mulai redup, orang bertopang itu segera berdiri. "Kali ini aku tidak mendapatkannya, tapi aku akan tetap mengambilnya lain kali. Kau ingat itu, Sandaime Hokage." Dan dia pun kembali menghilang dalam pusaran warna merah.


"Sarutobi! Apa yang terjadi?" Enma yang telah berubah ke wujud keranya berjalan mendekati."Dimana anak itu?"


"Aku tidak tahu,"jawabnya singkat. "Tapi kupikir orang bertopeng itu juga tidak mendapatkannya." Ia mengalihkan pandangannya ke arah desa, "Ayo kembali, Konoha membutuhkan kita. Kalian!" Ia menoleh menatap para ANBU yang dari tadi menjaganya," Sisir daerah di sekitar sini dan cari dimana keberadaan bayi itu dan langsung bawa dia kehadapanku, jangan sampai ada orang lain yang mengetahui ini selain kalian!" perintahnya dengan tegas sebelum mulai berlari menuju desa yang sebagiannya telah hancur menjadi reruntuhan. Di dalam pikirannya, ia yakin bahwa bayi spesial itu sudah tidak ada di sekitar mereka, dan ia tak akan melihatnya lagi dalam waktu yang sangat lama atau tidak sama sekali. Terbesit rasa sesal yang mendalam di hatinya saat merasakan bayi mungil itu sudah tak lagi berada di bawah lindungannya.


'Aku bisa merasakannya ada di tempat lain. Maafkan aku, Minato. Kupikir aku tidak dapat menjaganya seperti yang sudah kujanjikan. Tapi aku tahu bahwa dia akan kembali suatu hari nanti. Karena dia adalah anakmu, Namikaze Naruto'


Ya. Ia bisa merasakannya.


'Anakmu akan kembali'.




to be continued


Terakhir diubah oleh Neivf tanggal 5/2/2013, 3:03 pm, total 3 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#2PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty2/8/2012, 7:02 am

Chapter one "I"
Neivf Kiiro senko



'BLAR!'
Akane-chan, seorang pemilik Panti Asuhan Himawari di bagian utara kota Kyoto. Seorang wanita berumur 55 tahun dengan karakteristik khas orang Asia Timur, kulit pucat, rambut dan mata hitam, serta perawakan yang kecil. Berjiwa sosial tinggi sebagai pendiri dan pemilik panti itu. Wanita yang terkenal akan ketegasan dan kelembutannya terhadap anak kecil.
Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini ia merasakan sesuatu yang aneh yang membuatnya kehilangan kharismanya di depan anak-anak asuhnya. Secercah rasa takut dan khawatir menyelubungi hatinya saat ia memandang gejala alam di luar jendela kantornya.
Tak lama sebelumnya, langit masih cerah tak berawan dengan cahaya senja kuning oranye yang bersinar lembut di ufuk barat, namun tiba-tiba saja langit menggelap dan mulai mengguyurkan hujan
deras dengan kilat yang menyambar-nyambar.
Badai Sesaat ia melirik jam kecil di atas meja kantornya dan mendesah palan. Saat ini waktunya bagi beberapa anak panti pulang dari sekolah, jika
diperkirakan jarak dan waktunya, seharusnya mereka sedang dalam perjalanan pulang dan terjebak oleh badai besar ini. Ia ingin mengirimkan beberapa bawahannya untuk menjemput mereka, tapi di luar terlalu berbahaya.

'BLAR!'

Cahaya kuning yang berasal dari kilat yang menyambar menyinari ruang kerjanya, segera saja ia menutup jendelanya dengan kain gorden hijau toska miliknya.
"Sebaiknya aku turun,"gumamnya. Ia beranjak dari tempatnya lalu keluar dan menuruni anak tangga ke ruang makan. Di sana, anak-anak yang berusia sekitar tujuh tahun kebawah saling memeluk satu sama lain, melindungi mereka dari gambaran buruk yang muncul dalam benak mereka karena suara guntur dan ranting-ranting kayu yang menggedor atap.
"Anak-anak, ayo masuk ke kamar kalian masing-masing dan berlindung di balik selimut kalian. Kalian akan merasa tenang di sana,"usulnya dengan suara penuh wibawanya.
Serentak anak-anak itu berdiri dan beranjak pergi kecuali seorang anak laki-laki berambut hitam jabrix yang saat itu memaksa keluar.
"Aku ingin keluar! Yuna dan Yuiki ada di luar!" rengeknya.
"hirato...tenanglah."seorang pengasuh berusaha menenangkan.
"Tapi mereka di luar!"
"hirato...mereka akan baik-baik saja. Nah ayo, kita pergi ke kamarmu."bujuk pengasuh lain.
Namun kata-kata itu tidak digubris oleh hirato kecil yang dan kaki kecilnya berusaha berlari menuju pintu ganda besar yang mengarah keluar panti. Dengan sigap, hirato melompat dan meraih gagang pintu lalu menariknya dengan seluruh tenaganya, membuat angin kuat dari luar berhembus masuk dan butiran-butiran air hujan membasahi sekujur tubuhnya. Belum sempat ia menapakkan kakinya keluar, tangan-tangan kuat itu telah menariknya mundur tanpa memberinya kesempatan untuk meronta. Ia ingin keluar karena khawatir dengan temannya, semua tahu itu. Semua anak di sana adalah keluarga dan mereka tak mau kehilangan satu sama lain.
Apakah itu salah?
Beberapa anak mulai menangis, memanggil nama teman mereka yang masih berada di luar. Para pengasuh pun mulai bingung menenangkan tangisan mereka yang semakin menjadi. Tangan mereka terulur ke sana sini, menjangkau anak terdekat untuk ditenangkan.
"Shh...tenanglah."
"gin, jangan menangis!"
"Meraka akan baik-baik saja."
Melihat sibuknya pengasuh lain, hirato manggunakan kesempatan itu untuk berlari keluar. Namun, sama seperti sebelumnya, tangan-tangan itu masih saja menjeratnya. Dengan berat hati, ia melihat tangan- tangan para pengasuh itu enutup pintu yang tadi sempat terbuka.
Ia kembali meronta.
Ia ingin keluar! Ia ingin-.

'BLAR!'

Cahaya kuning terang menyinari seluruh ruangan diiringi dengan suara guntur yang sangat keras. Spontan, semuanya terdiam, anak-anak yanng tadinya menangis, kini menangis dalam diam, seakan takut bila suara mereka akan mengundang suara guntur itu lagi. Semua hening, diam membeku.

"Oeek! Oeek!"

Apa?

"Oeek!"

Semua kepala berputar mencari sumber suara tangisan bayi yang mungkin ada di sekitar mereka.

"Oeek!"

"Di luar,"bisik hirato. "Chibi-chan di luar!" Ya, ia yakin tadi ia mendengarnya dengan jelas. Dengan seluruh tenaganya, Hirato keluar dari cengkraman tangan-tangan itu dan berlari menuju celah kecil di antara kedua daun pintu. Ia tidak peduli dengan pekikan panik anak-anak dan para pengasuh panti, yang ia pikirkan hanya suara tangisan kecil itu, yang kini
berada di bawah kerasnya badai.

"Oeek!"

"hirato!" Seseorang mengejarnya.

"Oeek!"

"hirato!" Dan ia mengenali suara itu, suara milik Akane-san.
Namun hirato tetap berlari. Di sana. Di bawah pepohonan berdaun lebat, ia tahu bayi itu ada di sana. Ia terus berlari, membawa kaki kecilnya untuk mendekat, menembus derasnya air hujan. Dan suara itu semakin keras hingga ia dapat melihat suatu benda berwarna kuning bulat yang bergerak perlahan.
Eh? Kuning?
Ia terus mendekat dan mendapati bahwa bayi mungil itu tergeletak di atas dedaunan di bawah pohon tua yang besar. Dan yang membuatnya kaget adalah kepala bayi itu ada rambut dengan warna tercerah yang pernah ia lihat. Baginya itu sangat aneh-,tentu saja, mengingat semua orang Asia yang selalu ia lihat memiliki warna rambut gelap seperti hitam atau coklat. Ini? Kuning.
"hirato! Astaga!"
hirato berbalik, menatap pemilik pantinya itu memegangi dadanya dengan ekspresi terkejut.
Namun ekspresi itu langsung menghilang dan digantikan oleh ekspresi khawatir yang sangat dikenalinya. Ia melihat Akane-san melepas jaketnya lalu mendekati bayi itu dan menyelimutinya.
"hirato,"panggil Akane-san padanya. "Cepat. Masuk. Sekarang."
Wajah hirato memucat seketika. "Ba-ba-baik, Akane-san!"
Sementara itu, Akane menatap bayi di rengkuhannya dengan seksama. Rambut pirang, kulit tan (gelap), dan tiga garis horizontal di kedua pipinya. Sekilas, dia terlihat seperti bayi orang asing, namun bila dilihat lebih teliti, bayi itu mempunyai wajah yang oriental. Jelas-jelas
orang Asia. Akane juga memperhatikan, orang tua anak ini tidak meninggalkan barang apa pun untuk bayinya. Nama pun tidak.

Aneh.

'BLAR!'

Kilat kuning menyambar-nyambar di atas mereka. Hujan sudah mulai mereda, tinggal rintik-rintik kecil yang jatuh di atas kepalanya. Akane tersenyum. Ia punya nama yang tepat. Ya. Rambut kuning cerah, seperti kilat yang baru saja menyambar.

Neivf Kiiro Senko.

Neivf the Yellow Flash.

Neivf si Kilat Kuning.

Sempurna.



To be continued



˙·٠•●♥ arigatou gozaimasu ♥●•٠·˙
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#3PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty4/2/2013, 9:30 am


chapter 2
"Dimanakah ini?"

Kurang lebih 3 tahun setelah kejadian itu.


Kiiro menatap pemandangan di depannya dengan
takjub, 'Ini dimana?'

Di depannya saat ini ada sebuah kota tradisional yang sangat besar. Berbeda dari Kota Kyoto atau Tokyo, di sini tak ada gedung pencakar langit yang ada hanyalah gedung berarsitektur aneh di tengah-tengah kota yang menjadi gedung tertinggi. Warga kota juga berpakaian berbeda, ada yang memakai kaos dan celana katun normal, tapi ada juga yang memakaipakaian tradisional seperti Kimono Tsumugi dan Kinagashi. Ada juga gunung yang berukir empat wajah yang sangat besar. Dan ada juga orang-orang yang melompat dari atap ke atap-.

"Nani? Bagaimana mereka bisa melakukannya! Sugoi~!"Kiiro berteriak dengan bersemangat, meninju kedua tangannya di udara. Ia kemudian berlari mengikuti orang yang berlari di atap itu secepat yang ia bisa dengan kaki pendeknya. Baginya ini adalah pemandangan unik dan luar biasa, bahkan di tv pun ia tidak pernah lihat hal seperti ini. Kalau ada tempat seperti ini di Jepang pasti akan diliput tv kan?

"Hidate! Kau sedang apa di sini? Bukankah kau
sedang sakit? Lebih baik tinggalkan saja semua ini ke guy, aku yakin dia tidak akan keberatan."

Seorang laki-laki berompi hijau, bercelana hitam dan memakai sebuah kain di kepalanya melompat dan mengejar seorang lainnya yang berpakaian sama. Mereka berhenti di salah satu atap sebuah toko roti dan saling berbicara dengan santai, seakan mereka sedang berada di atas tanah bukannya di atap yang miring itu.

"Tsk, aku sudah terlalu lama absen, aku ingin melakukan misi, lagi pula mungkin Hokage-sama hanya memberiku misi rank-C." Orang bernama Hidate itu menelengkan kepalanya sedikit,"kau sendiri, kau tidak ada misi?" Hidate memandang orang di depannya dengan tatapan malas.

'Eh? Misi?'

"Ahh," orang itu menggaruk kepalanya dan tertawa ragu,"Aku baru saja pulang dari misi tadi malam, dan lagi pula, aku sedang ada janji."

Melihat temannya yang tersenyum mesum, ia segera mengalihkan pembicaraan, "Ah sudahlah! Lupakan! Ingat kau harus jaga dirimu, kau tahu 'dia' sangat menyeramkan kalau sedang khawatir. Hah! Aku tidak sabar menunggunya menjadi ANBU, dia berencana menjadi ANBU kan?"
Hidate tersenyum miring, "Kau takut padanya?"

Laki-laki itu memandang sekitarnya dengan waswas lalu berbisik, "Kau gila? Dia itu moster! Entah kenapa semua wanita cantik pasti menyeramkan sepertinya, seperti Tsunade-sama yang memiliki kekuatan super itu. Dan kau juga belum pernah melihatnya menghajar Ebisu kan? Hime itu mengerikan! Aku benar-benar tak tahu kenapa kau bisa bersama dengannya!" orang itu berbicara dengan teriakan keras di akhir.

"Khem!"
Orang itu menegang.

"Pagi Hime, sedang apa kau di sini?" Hidate
tersenyum lebar kepada seorang wanita yang berdiri tepat di belakang laki-laki itu. Kelihatan sekali dia sangat menikmati ketegangan temannya itu menghadapi pacarnya.

Hime memiringkan kepalanya dan menatap orang itu dengan tatapan mematikan. "Aku janya sedang berjalan-jalan, kau tahu? Lau tiba-tiba aku mendengar seseorang berbicara bahwa aku ini monster. Benar begitu eh, Takiya?"

Takiya yang mendengar namanya di sebut semanis itu, langsung bergidik, ia langsung mengerti arti dari nada itu, "Err tidak, tidak, bukan begitu maksudku. Oh ya, aku harus latihan, aku lupa tadi. Chakraku sangat ingin digunakan!"
katanya mulai menggerak-gerakkan tangannya dengan gerakan aneh. "Baiklah! Aku pergi dulu!" lalu Takiya pun pergi, melompat dari satu atap ke
atap lainnya dengan sangat cepat.

Kiiro menatap mereka dengan mata terbuka lebar. Ia masih belum mengerti sepenuhnya apa yang di
bicarakan oleh tiga orang berpakaian aneh tadi, tapi ia menangkap beberapa kosa kata aneh. Apa itu 'Chakara'? Apa itu 'Hokage'? Ia tidak pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, bahkan anak-anak Panti yang sudah dewasa pun juga tak pernah menyebutkan kata-kata itu dan yang pasti, mereka tidak pernah sama sekali lompat setinggi itu! Ia terus menjelajahi 'Konoha' dengan pandangan takjub. Sebagian kota ini benar-benar terlihat normal seperti sebuah desa pada umumnya, namun sejauh ini ia sama sekali tidak melihat ada kendaraan beroda yang melintas di jalanan utama. Selain itu, pohon pohon di sini sangat besar melebihi pohon pohon di sekitar Panti Asuhan. Semua di sini sangat berbeda walaupun beberapa baru sekali ini ia pernah lihat.

Apa ini kota superman?

Sebenarnya ia ada dimana?



tobe continued.


by: "konoha no seiju kishi"
(the marseill)
©copy right 2013 ®
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#4PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty4/2/2013, 6:11 pm

CHAPTER 3
who am I!

"Kiiro-kun! Apa yang sedang kau lakukan?" seorang wanita paruh baya berambut coklat gelap berjalan mendekati seorang anak berambut pirang yang sedang menyendiri di taman.

Anak laki-laki berumur 3 tahun itu tidak menjawab. Ia berbalik dan memunggungi pengasuh itu, sementara pengasuh muda itu mendesah pelan dan menyerah atas usahanya untuk membujuknya bersosialisasi.

Sudah lebih dari 3 tahun Kiiro berada di bawah pengawasan para pengasuh Panti Asuhan Himawari, dan sudah selama itu pula, mereka mencari tahu siapa orang yang telah tega meninggalkan bayi pirang itu di pinggir hutan yang jauh dari keramaian. Tak ada jejak kaki, sidik jari, atau apa pun. Tidak ada sama sekali. Itu seperti Kiiro muncul tiba-tiba saja dari udara kosong.
Dan semua tahu, itu mustahil. Namun tetap saja, gosip menyebar mulai dari yang aneh sampai yang benar- benar tidak masuk akal sekalipun. Ada yang mengatakan, Kiiro adalah anak dari seorang miko dengan orang asing, anak dari seorang mata-mata asing, anak seorang artis Eropa yang di buang saat tour, anak seorang turis, anak Sosano'o, anak Zeus, atau pun anak roh pelindung hutan tersebut. Benar- benar nonsense.

Kiiro adalah anak yang aneh menurut para penghuni Panti. Bukan hanya penampilan yang 'eye chatching' tapi juga karena sikapnya yang tak bisa dibilang normal. Ia mempunyai rambut kuning cerah, kulit tan, mata sebiru langit tak berawan, dan yang paling unik adalah trademarknya yang berupa tiga garis hitam tipis di pipi kanan dan kirinya seperti kumis kucing.

Mungkin bila ia berada di tempat yang berbeda,- negara yang berbeda, ia tidak akan semencolok itu selain garis-garis di pipinya. Namun, ia berada di
Jepang, negara Asia dengan ciri-ciri khas yang sangat mencolok; mata gelap, rambut gelap, dan kulit kuning.
Ia benar-benar sangat kontras dengan teman-teman seusianya.

Awalnya, Kiiro adalah anak yang 'normal', senormal yang dapat dilakukan seorang anak nyentrik berpenampilan cerah di lautan manusia berpenampilan gelap. Namun seiring waktu, semua itu berubah saat ia menyadari betapa berbedanya ia dari teman-temannya. Ia mulai mengunci dirinya. Ia selalu menjauh dari perhatian yang lain, diam dengan tatapan aneh di terpasang wajahnya. Ia selalu bertanya yang aneh dan tidak masuk akal. Apa itu 'chakra'? Apa itu Hokage? Dan seterusnya. Mereka benar-benar tidak mengerti maksud si Pirang kecil itu.

Namun, betapa pun berbedanya ia, banyak calon orang tua yang ingin mengadopsinya. Mulai dari kalangan atas nan elit sampai ke pasangan pedagang Ramen di pinggir Kota Kyoto. Dan banyak pula alasannya. Ada yang mengatakan ia sangat lucu, imut, unik, cerdas, jenius, enigma, dan sebagainya. Dengan berbagai cara juga dilakukan oleh para calon orang tua asuh, menggoda dengan harta, akting, menawarinya dengan barang mewah, menyogok pengurus Panti atau pun menjebaknya untuk menerima. Namun diantara semua itu, yang paling mendekati adalah pasangan penjual Ramen. Ya.
Ramen, makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi yang memiliki rasa super lezat yang tiada tandingannya itu.
Namun, sampai saat ini, belum ada satu pun permintaan adopsi yang diterimanya. Dan tak ada
yang tahu mengapa.

Kiiro menatap punggung seorang pengasuh wanita yang baru saja mendekatinya. Wanita itu selalu baik padanya. Semua baik padanya. Dan ia selalu tahu kenapa.
Ia aneh. Teman-temannya selalu mengatakannya, betapa ia sangat aneh dan para orang dewasa hanya kasihan padanya. Ia tahu semua pandangan yang dilemparkan kepadanya. Tatapan mata yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu, tertarik, cemas, dan kasihan. Seperti ia adalah sejenis fosil hidup yang patut dipublikasikan dan diteliti, kemudian dikurung sebagai tontonan, terus dipandangi, dan diperlakukan seperti bayi. Mengerikan.

"Ugh! Kenapa sih? Apa yang salah dengan rambut kuning? Kuning itu keren! Kenapa! Kenapa!" Kiiro berteriak diantara lipatan tangannya.

Ia benci menjadi berbeda. Apa salahnya menjadi berbeda?

"Kiiro-chan..."
Ia berbelik dan mendongak untuk menatap sosok yang membayanginya dari atas. Seorang wanita tua berkeriput berlutut di depannya dengan ekspresi sendu. Tangannya terulur perlahan, seolah meminta izin padanya untuk menyentuhnya.

"Akane-obaachan?"tanyanya lembut.
Di sekian banyak orang yang memperlakukannya seperti makhluk aneh, Akane-obaachanlah yang paling mengerti tentang keadaannya. Katanya dulu, Akane-obaachan dan Hirato-nii yang menemukannya pertama kali saat badai besar. Ia jadi penasaran, katanya juga namanya diambil dari warna kilat yang ada saat itu.
Apa warnanya benar-benar sekuning rambutnya?
Apakah ayah atau ibunya yang memiliki warna sama? Apa mereka masih ada?

"Kiiro-chan? Ada apa?" Akane-obaachan menyentuh dahiku dengan punggung tangannya,"kamu tidak apa- apa nak?"
Ia menggeleng cepat.

"Baiklah, ayo kita makan Tempura!"
Kiiro tersenyum lebar untuk pertama kalinya hari itu.

"Hai! Obaa-chan!".

To be continued


Original by : Neivf konoha no seiju kishi
(marseill)
©copy right 2013 ®
Time : 18:07:08 wib
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#5PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty5/2/2013, 8:58 am

CHAPTER 4
Real Dream


"Hmm.. Hai bocah, Sekaranglah saatnya kau kembali ke tempat asalmu!"

"S..siapa kau? Apakah kau Monster? Kembali? Apa maksudmu?" Kiiro bingung dengan apa yang ia lihat, seekor Rubah berekor sembilan muncul dihadapannya.

"Aku? Kau ingin tahu siapa aku? Aku adalah mahluk yang tersegel didalam tubuhmu"

"tersegel? Aku tak maksud dengan ungkapanmu itu, coba ceritakan lebih jelas lagi." pinta si kuning kepada mahluk berekor sembilan itu.

"hmM.. Entahlah.. Seharusnya aku tak boleh memberitahu tentang ini.. Tapi?.." Ucap kyuubi Ragu.

"Tapi apa?.." tanya kiiro dengan nada tinggi seakan ia memaksa.

"kiiro!! Bangun..!!
Teriak seseorang.

"uwah..!!?" kiiro terperanjat, ia terbangun dari mimpi aneh yang barusaja menyelimuti tidurnya.

"kau tak apa ²..!?" tanya seseorang, yang tidak lain adalah Hirato, kakak kiiro, walau sebenarnya dia bukan kakak kandung.

". Hirato-nii, eh? Entahlah.. Tadi aku mimpi bertemu monster rubah.!" ungkapnya dengan gaya konyolnya.

"hm.. Lagi ² kau bermimpi aneh? Makanya kiiro-chan jangan terlalu berimajinasi yang tak masuk akal, jadinya kau selalu mimpi aneh!" ucapnya sambil mengelus-elus kepala si kuning itu.


"hai'!" jawabnya dengan sepele.

"ya sudah, kau mandi dulu sana, setelah itu kita akan menjenguk akane-chan!" pinta Hirato.

"hm.. Benarkah? Baiklah.. Nii-san juga ganti baju gih, oke!" kiiro tersenyum sambil mengucek matanya yang biru secerah langit biru yang tak berawan.

"oke ² Nii-san akan ganti baju, ya sudah cepat gih, segera mandi." ucap Hirato sambil tersenyum manis, ya, Hirato memang kakak yang keren bagi kiiro, ia tampan dan ya, ia juga baik hati, di masa remajanya ini, banyak cewek ² yang menaruh hati padanya, namun entah mengapa, ia selalu menutup hatinya bila ada seorang cewek yang mengungkapkan isi hatinya, mungkin karena ia telah memiliki target, untuk dijadikan Koibito Kirei Na nya, hm.. Ya begitulah.

Setelah itu kiiro bergegas menuju kamar mandi yang terletak di ujung kanan dekat dengan kamarnya itu.

Ditutupnya pintu kamar mandi, ia melepas kaos yang membalut tubuh kecilnya, seketika itu ia teringat dengan beberapa mimpi yang berkali menemani disetiap tidurnya.

"hm.. Sebenarnya aku ini siapa? Sudah sembilan tahun, mereka tidak tahu darimana asal-usulku dan siapa orang tuaku, terlebih, kenapa aku memiliki tanda lahir yang aneh? Tiga buah garis di sepasang pipiku, dan tatto yang melingkar di perutku? Dan apa maksud dari semua mimpiku!?" segelintir pertanyaan itu memenuhi otaknya, sudah semestinya heran!.

"Kiiro? Apa kau didalam!! Ayo cepatlah..!! Akane-chan sudah kritis,!" teriak seseorang dari luar memecahkan segala pertanyaan yang menghantui Neivf si kuning itu.

"i..iya Nii-san,!" balasnya gugup dan sedikit bingung dengan ucapan yang dilontarkan kakaknya.

Segera ia melepas celana, menggosok gigi, dan membasuh tubuhnya dengan air yang saat itu dingin, setelah selesai Mandi ia segera keluar dan lari menuju lemari pakaian, dilemparnya handuk yang membelit di perutnya.

"hah..Aku harus cepat, kuharap Miko masih memberikan sedikit mu'jizatnya pada Akane-obaachan, tunggu aku.!" ungkap kiiro dalam hati.

Segera ia berlari, menuju ke depan panti, disana ia ditunggu oleh teman-temannya didalam Mobil.
"Ayo kiiro, cepatlah!" teriak Yuiki cucu dari Akane-chan.

"ya, sebentar!" Kiiro melompat dri pintu dan melewati beberapa pot bunga yang menghiasi Panti Asuhan Himawari itu.

"klak!" ditutupnya pintu mobil, dan Beberapa detik kemudian Hirato menancap gas,.

"huh..!! Perasaan tadi aku mandinya hanya sebentar? Entahlah mungkin tadi kebanyakan melamun hingga aku lupa waktu!" batinnya.

"wush..!!" Mobil melaju dengan cepat namun tetap menjaga akurasi hingga tak mengganggu kiiro dan teman ² nya yang duduk dibelakang.

"bentar lagi kita sampai!" Ucap Hirato yang mengemudi mobil Xenia itu.

Memang bisa dibilang perjalanan itu sangat cepat, pasalnya jika mengemudi dengan normal membutuhkan waktu 25 menit, akan tetapi perjalanan itu hanya memakan waktu 18 menit, tak heran, karena disamping ia tampan Hirato juga hebat dalam mengemudi, satu persatu mobil didepan ia balap dengan mudah.

"ayo lewat sini,!" Hirato memberi arah pada adik-adiknya.

"hm.. Kamar A no 10, di ujung sana.!" ia membaca kertas Fax yang ia terima dari rumah sakit itu, ya, karena Akane-chan dipindah ke kamar yang lebih VIP, yang sudah di netralisir dari berbagai virus yang menyebar melalui udara.

"cklak!!" suara pintu terbuka, anak ² pun segera berlari menghampiri Pimpinan Panti Asuhan Himawari itu.

"Obaa-chan!!" Yuna dan Yuiki memanggil Neneknya.

"Yuna.. Yuiki.. Kalian tak usah sedih.. Nenek akan baik-baik saja, Nenek akan melihat kalian tumbuh dewasa, uhk...!!" ucap Akane-sama yang mulai melemah.

"Tapi..!! Obaa-chan janji..! Tak akan pergi..! Hikkzz.." mereka berdua menangis, melihat Nenek tercintanya terbaring lemas dibawah selimut garis-garis itu.

"tenang yuiki..!" ucap salah seorang pembimbing Panti yang sejak berhari-hari yang lalu menjaga Akane-sama.

"uhk..!! Uhk..!!" semakin lama detak jantungnya semakin melemah, hingga membuat suasana semakin haru.

"Akane-obaachan, kau tak apa-apa?, hikkz.. Kau sudah janji pada kiiro, janji ingin memberitahu siapa orang tua kiiro sebenarnya, hikss.. Apa obaa-chan lupa?!" tanya kiiro sambil mengusap air mata yang tak bisa ia bendung di pelupuk matanya.

"kiiro-chan, obaa-chan tak akan pernah lupa, biarpun nanti jika obaa-chan pergi, obaa-chan akan selalu ada disini!" sambil menunjuk dada kiiro, hingga membuat kiiro semakin mewek dibuatnya, sampai ia menumpahkan seluruh air matanya.

"uhk..!!.. " tiba-tiba tangan yang menunjuk kiro menjadi lemas dan terjatuh di kasur, Akane-sama telah menghelai Nafas terakhirnya.

"Akane-sama?!" para pembimbing kebingungan melihat ekspresi wajah Akane-sama yang tersenyum lepas.

"Dokter!! Dokter..!! " Hirato memanggil dokter.

Seketika itu Dokter dan sistennya masuk, "Maaf ya adek-adek,"

"Yuiki.. Yuna , Kiiro dan semuanya sini..!" pinta Pembimbing.

"Tapi yuiki masih ingin deket ma Obaa-chan!"

"aku juga!" "akuu juga!" seru yang lainnya.

"iya-iya katanya pengen lihat Obaachan sembuh, itu Pak Dokternya mau ngobatin." ucap Hirato membujuk.

"iya Nii-san!" atas bujukan Hirato akhirnya mereka menjauh.

"cepat suster..!! Detak jantungnya sudah sangat lemah, ambilkan Alat pemicunya.!" perintah dokter.

"hai'" segera ia mengambil sebuah alat yang mirip setrika, di berikannya pada Dokter.

"hmM..!?? Sepertinya tuhan berkehendak lain, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, kalian harus sabar!" terang sang Dokter.

"tidak mungkin?!, Akane telah tiada!!"


"Nani??"
Mendengar ucapan Hirato, Anak-anak berlari menghampiri Akane-chan yang sudah tak bernyawa, namun hal itu tidak dilakukan Kiiro, ia terpaku dalam diam, tubuhnya bergetar hebat,
matanya merah menyala, trademark yang menghiasi kedua pipinya semakin membesar, cahaya merah menyelimuti sekujur tubuhnya, udara disekelilingnya seakan berhenti.

"Obaa-chaaann!! Kau bohong! Kau sudah janji padaku, kau satu-satunya orang yang mengerti perasaanku, selalu mendengar segala resahku.! Tapi kenapa!!? Kenapa kau pergi!!?" ucapnya lirih namun menandakan kekosongan.

"jglaRr..!" cahaya itu semakin pekat, gelembung meletup-letup, muncul cahaya yang menyerupai ekor dibelakang tubuhnya.

"kiiro-chan!?" Hirato shock melihat kejadian itu, dan anak-anak yang lain ketakutan.

"kiiro-chan!? Siapa kau sebenarnya.!?"

To be continued



Para senpai2 yg membaca cerita ku tolong berikan kritik dan sarannya.
^klik disini^


Original by : Neivf konoha no seiju kishi
(marseill)
©copy right 2013 ®
time 08:58:33 wib
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#6PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty9/2/2013, 6:02 pm


CHAPTER 5
"real Dream"




kelam, ya, merah pekat yg menyelimuti tubuhku, entah Aura apa yg merasuki raga ini, Hangat, terasa di setiap pori-pori kulit ini, namun, kenapa aku bisa melihat tubuhku sendiri?, apa ini mimpi? ada apa ini, sebenarnya aku ada dimana?

kini yg kulihat hanyalah sebuah sel raksasa dengan gerbang yang terhias jeruji-jeruji besi yang kokoh, menjuntai tinggi hingga atap. namun, siapa yg dipenjara di dalamnya? apakah Manusia? tidak, tidak mungkin jika itu untuk manusia, tapi untuk siapa? GrrRr.. apa itu? geraman apa, Monsterkah? ,-entahlah.


kini mulai ku beranikan diri, langkah-demi langkah ku dekati gerbang itu, kulihat ada sebuah kertas bertulis Kanji, yg menempel tepat di tengah gerbang itu, "GrRr..!! " terdengar kembali suara itu, sebenarnya suara apa itu?!
perlahan sesuatu muncul dari kegelapan, seekor Monster oranye muncul, eh tidak, dua ekor, bahkan tiga ekor, atau lebih. eh..? atau hanya seekor monster yg memiliki ekor banyak,-belibet.

" Namikaze, akhirnya kau datang juga, kemarilah anak muda, ikutlah denganku, !"

dia bicara dengan siapa? denganku? Namikaze, apa aku tak salah denger, apa dia tak tahu namaku, hm,-sepertinya iya.

"Kau bicara denganku? " ku merasakan sendi-sendiku bergetar hebat, baru kali ini aku melihat fenomena seperti ini, begitu real. hingga membuat detup jantungku seolah ingin berhenti.

"gRr.. ya..!! siapa lagi kalau bukan kau?" gerutunya.

aku menengok ke kanan dan ke kiri, "oh iya tak ada orang lain selain aku"

"...??" ia sweetdrop ala komik, karena melihat tingkah konyôlku.

"Heh, Cepat bukakan gerbang ini bocah!"

Namun biarpun aku masih berumur sembilan tahun, aku tak bisa di bodóhi, bisa saja setelah kubuka, ia memakanku hidup-hidup, oh itu mengerikan.

"Hm, apa untungnya aku membantumu ? bisa saja kau hanya menipuku, kau akan menelanku hidup-hidup bukan?" kini aku mulai terbiasa ngobrol dgnnya, walau rasa takut masih menyelimuti hati ini, disamping itu, ada satu hal yg membuatku tak tenang, aku ingin pipis.


"hMm.. baiklah.. setelah kau membebaskanku, semua kekuatanku akan jadi milikmu,!"

"eh.. monster kucing! tapi gimana caraku menolongmu?" tanyaku pada monster itu.

"hah! pertama, aku bukan kucing, aku seekor rubah berekor sembilan, orang-orang menyebutku kyuubi, dan caramu menolongku, buka kertas atau segel yg menempel di gerbang ini,"

aku mencoba meraih kertas itu dengat tanganku, ku coba meloncat, namun sia-sia, malah membuatku lebih terasa ingin pipis, raut wajahku berubah.


"haha!"
ia jatuh sweetdrop melihat kekonyolanku,

"apa?" hm, knapa dia ketawa, ada yg lucu?

kini sudah tak tertahankan lagi, rasanya aku ingin pipis sekarang, membuat tingkahku lebih kocak dengan gerakan-gerakan aneh.

"ups"

"kenapa kau? " ucapnya semakin lama semakin samar,

dan tiba-tiba gelap, seakan akan mataku dipaksa menutup, ketika aku membuka mata, aku sudah berada dikamar, kulihat Hirato-Nii tidur duduk dan menjagaku selamaku terjaga, terjaga? Bukankah aku tadi ada di rumah sakit.?-entahlah, yg terpenting aku pengen pipis,.
Segera aku bangun dari tempat tidur, namun badanku terasa sakit semua, tapi ku masih bisa berjalan kekamar mandi.

Skip time.

"uh!! Lega!!" segera aku kembali, dan membangunkan Hirato-nii,

"Hirato-Nii? " sambil menggerak-gerakkan tubuh Nii-san.

"eh..? Kiiro-chan! Kau sudah sadar?" ucapnya, terlihat tangannya terluka, seperti bekas cakaran, cakaran?,-jangan-jangan.

"iya! , kenapa tangan Nii-san?"

"eh..? Anu.. Tak apa-apa kok!" jawabnya, namun aku tahu, dia menyembunyikan sesuatu.

"sudahlah Nii-san tak bisa bohong! Kenapa tangan Nii-san?"

"hmM.. Begini.."

Ia membayangkan kejadian tasi saat dirumah sakit.

flash back dimulai..



To be continued


Original by : Neivf konoha no seiju kishi
(marsillea the green of general)

©copy right 2013 ®
Time : 18:03:06 wib






Para senpai2 yg membaca cerita ku tolong berikan kritik dan sarannya.
^klik disini^
Kembali Ke Atas Go down
Neivf
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
木の葉の青鷲騎士 - Konoha no Seiju Kishi
Neivf


Posting : 735
Join date : 09.03.12
Age : 28
Lokasi : your heart

Kiiro senko "The Dream On" Empty
#7PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty13/3/2013, 9:12 am

Chapter 6


Demi kebaikan
By : Neivf



Flashback

sebuah Cahaya merah pekat menyelimuti Kamar rumah sakit itu, apa yg membuat Kamar itu bercahaya?, ya, tidak lain adalah Cahaya yg keluar dari tubuh bocah yg berumur sembilan tahun itu,-Kiiro.

Kini,Aura kegelapan menyelimuti bocah imut itu, membuat siapa saja yg melihat pasti pingsan, ya, benar saja. bayangkan seorang anak anak yg imut kini berubah menjadi monster yg menyeramkan. dan itu tampak Real dimata Hirato dan anak-anak lain.


ya, Dokter yg tadinya menangani Obaachan kini pingsan. membuat anak-anak menjerit Histeris. bahkan mereka sampai ngumpet dibawah tempat tidur kamar itu.

suasana semakin gaduh, ditambah geraman-geraman yg berkicau dari mulut kiiro, seolah-olah ia ingin mengucapkan sesuatu, namun sulit dipahami.


"kiiro-kun?, sudahlah.. tenang! kau tak perlu bersedih..! kalau kau seperti ini akan membuat suasana semakin kacau! tenaglah" seru Hirato sambil mengulurkan tangan pada Kiiro.

"Grr!!" hanya itu yg keluar dari mulut bocah kuning itu.

"baik-baik! sini Kiiro, mendekatlah! aku tahu kau marah! aku tahu kau kecewa! tapi takperlu seperti ini, mungkin Miko mengirimmu ke Dunia ini ada suatu alasan. dan ku yakin kau bukan berasal dari dunia ini. bukan begitu? tapi kita sayang padamu! coba lihat teman-temanmu!, mereka ketakutan. apakah kau mau kehilangan semuanya? hingga membuat teman sekaligus saudaramu mati ketakutan?" pintanya lagi sambil mendekati mahluk itu,-Kiiro.

Namun tiba-tiba sebuah cahaya berbentuk Cakar memegang tangan Hirato, namun hal itu membuat tangan hirato Terluka, Ya, tangannya terluka. membuat Hirato Merintih kesakitan.

hingga membuat suasana semakin gaduh, anak-anak kembali berteriak.


"tenaglah yuki, Hirato-nii tak apa-apa, Kiiro tak bermaksud melukai ku, hanya saja aku yg ceroboh." ungkap Hirato seolah-olah menepis semua fakta jika ia sangat kesakitan.


"hm... baiklah! tenang! kiiro sadarlah!" ia berlari mendekati Kiiro, dan memeluknya.

Duashh...!!

dia terlempar, dan sebagian bajunya terbakar, segera ia memadamkan api yg menggerogoti bajunya.

"ugh.!!" rintihnya.


[i]namun tanpa ia sadari, Kiiro sudah tak ada di tempat, ia melihat ke sekeliling, namun tetap ia tak melihat batang hidungnya.


"kemana Kiiro pergi" tanya hirato.

"ke-keluar nii-san! lewan jendela" ucap yuki-chan.

sontak membuat Hirato cemas.

"hm.. baiklah.. tenang Hirato! ayo berfikir positiv" Hirato menenangkan dirinya.


"kalian jangan kemana-mana, Nii-san akan mencari kiiro. untukmu hiko, karena kau paling besar diantara saudaramu, tolong panggil dokter, Nii-san akan segera kembali" ucap nya.

"hn,!!" jawab Hiko.

Hirato segera berdiri, ditariknya gagang pintu, dan keluar menyusuri lorong lobi itu, ia berlari dan melewati beberapa orang yg mondar-mandir di jalan, segera ia keluar dan mencari dimana si Kiiro itu pergi.

"huft.. kemana Dia pergi?" ucapnya sambil menahan rasa sakit pada lengannya.

ia berjalan ke belakang persis kamar yg tadi ia tempati, mencari ke semak-semak, berharap ia menemukan Kiiro, dan benar, ia mendapatinya sedang pingsan.

"kii-Kiiro?! kau tak apa?" ucapnya Ragu.

dibawanya tubuh bocah imut itu, kini keadaan Kiiro sudah kembali Normal. hanya saja beberapa bagian dari baju kiiro sobek-sobek, mungkin tak kuat menahan gejolak yg keluar dari tubuhnya.

Flashback End

"apa? tanpa aku sadari aku berubah jadi Monster? benarkah Nii-san?" Kiiro benar-benar tak percaya.

"?!.. begitulah" jawab Hirato Ragu.

"oh.. Miko? siapa sebenarnya aku ini?, kenapa aku selalu beda dengan yang lain? apa yang kau rencanakan untukku Miko?" umpat Kiiro.

"sudahlah Kiiro-kun, kau tak perlu menyesalinya, yg terpenting, Kami selalu ada untukmu." ucap Hirato, sambil memeluk adiknya.

"Nii-san, walaupun kau bukan kakak kandungku,tapi kau sudah kuanggap sebagai saudara,


lebih baik aku harus meninggalkan tempat ini, demi melindungi tempat ini, aku akan mencari tahu siapa sebenarnya diriku,yeah sudah aku putuskan" ucap Kiiro dalam hati.

"baiklah, hari sudah hampir Malam, sebaiknya kau lekas tidur" ucap Hirato.

"hn, Oyasuminasai Nii-san!" sapa Kiiro.

"Oyasuminasai, Kiiro-kun"

Cklakk...!

lampu dimatikan, suasana kamar Kiiro sudah sunyi, ia menunggu beberapa menit agar tak dicurigai kakaknya, 5 menit berlalu,
kini saatnya dimulai, ia menyalakan lampu kamarnya, mencari selembar kertas dan menulis sebuah Surat, dengan cepat ia menulis, namun tetap menjaga tulisannya agar tetap bisa dibaca, walau dengan keadaan lambatpun kadang tulisannya susah dibaca, setelah selesai, ia bergegas memberskan pakaian dan peralatan kedalam tasnya.

"huft.. sesesai, sebelum pagi menjelang aku harus sudah jauh dari panti Asuhan ini," ucapnya pelan.

ia membuka Jendela, meloncat dengan Hati-hati, dan Taph..! ia sampai di luar, menengok ke segala arah, memastikan tempat itu sepi dari Manusia, dan Yups, ia berlari menyusuri jalan, hingga 10 menit kemudian ia berhenti karena merasakan capek yg amat sangat, syangnya ia tak membawa bekal minum, ia merogoh saku celananya, digenggamnya sebuah ponsel, waktu menunjukkan pukul 23:25, waktu yg cukup larut untuk bocah seusianya berada dijalanan.

"huft.. aku dah capek, padahal ini baru beberapa menit aku meninggalkan Panti, apa aku bisa?" gumamnya.

"Pasti bisa!!" ungkapnya.

ia kembali meneruskan perjalanannya, hingga tibalah ia di kota, namun terlihat wajah Kiiro sangat kelelahan, sebab ia terus berlari, ia berjalan keseebuah trotoar, duduk dan mengusap Keringat yg membasahi wajahnya yg pucat pasi akikat dehidrasi, pandangannya semakin buram, gelap, dan tanpa sadar ia tergeletak karena pingsan, ya, pingsan di pinggir jalan kota Tokyo.

Sendiri, dan di keadaan Malam yg sangat dingin, seorang bocah berambut Kuning tergeletak tak berdaya, menunggu Kemungkinan yg tak mungkin dibayangkan.


Latar berpindah, Namun masih di Kota Tokyo.

"hm.. malam ini aku pulang terlambat lagi, ya, masalahnya akhir-akhir ini aku sangat sibuk, hingga aku lupa waktu!" Gumam pemuda yg mengendarai Mobil Gallardo XO22 berwarna kuning itu.

mobilnya melaju dengan lumayan cepat, nampaknya ia barusaja melewati sesuatu,ia melihat dengan kaca Spion miliknya.

"perasaan aku tadi lihat sesuatu?, apa ya?" gumam pemuda itu.

"hm... sebaiknya aku putar haluan."

Slaph.. sheethtt...

Mobilnya memutar 360 derajat, ia kembali ke arah sebaliknya.

"apa?" pemuda itu kaget melihat seorang anak terbaring di pinggir jalan.

clakK!!...

pintu mobilnya membuka keatas, pemuda itu keluar dari mobil sportnya, dan menghampiri Anak itu.

"ya tuhan!!, anak siapa ini? lebih baik kau bawa pulang!" ucapnya.
kiiro digendongnya, dibawa masuk kedalam mobil kuning itu, dan segera ia kembali ke arah tujuan awalnya.

"hm,.. sepertinya aku dan anak ini memiliki ciri-ciri yg hampir sama!, bahkan aku rasa dia mirip denganku ketika masih kecil, yg membedakan hanya trademark yg menghiasi pipinya, sungguh anneh, siapa sebenarnya anak ini, kenapa malam2 seperti ini dia ada di jalanan?" gumamnya pelan.

To be Continue

"siapa pemuda itu?, kenapa ia mirip dengan kiiro?"
Written by "Neivf"
©Kiiro_Senko-Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content




Kiiro senko "The Dream On" Empty
#8PostSubyek: Re: Kiiro senko "The Dream On" Kiiro senko "The Dream On" Empty

Kembali Ke Atas Go down
Subject: Re: Kiiro senko "The Dream On"  None

Anda tidak dapat mengirmkan postingan atau mengomentari pembahasan di topik ini karena masih berstatus sebagai Tamu.
Silakan Mendaftar dan Login agar dapat mengakses segala fitur forum secara penuh.
AgoessNaruto Robot
Forum Bot



Join Date: 16/05/2009
Lokasi: Forum AgoessNaruto
Comments: Bot untuk membantu anda di Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
 

Kiiro senko "The Dream On"

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» komentar cerita kiiro senko
» Lost In Dream
» Dream Fight : Akainu VS Kizaru
» Dream Fight : Naruto vs Madara, Siapa yang Akan Menang?
» Komentar, Kritik, Saran Serta Request Dream Fight Game RPG FAN

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Indofanster :: Tambahan ::   :: Karangan Cerita & Fanfiction :: Archive-