Dead End
Title : Kesialan
Rated : T
Genre : Action , Horror , Romance , Sci-fi
Warning : GaJe , EYD amburadul , Alur kecepetan
Apa jadinya jika beberapa orang yang sedang berselancar dalam internet tiba-tiba masuk ke dalam internet itu sendiri. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya ?
~o0o~
Rizki pun segera menoleh dibelakangnya dan betapa terkejutnya dia karena tak hanya sendirian ratusan orang yang didominasi perempuan berada tepat dibelakangnya.
“ Apa ini ? Apa yang terjadi ? ,”
Beberapa lontaran teriakan dengan inti yang sama muncul dari belakangku. Entah kenapa Rizki memiliki firasat buruk tentang ini. Dia pun mencoba berjalan mundur untuk melewati gerbang keluar setelah melewati beberapa orang rombongan dibelakangnya itu.
“ Apa ini sebenarnya ? .”
Dia tak bisa melewati gerbang karena ada seperti penghalang yang tak nampak sehingga mencegah orang untuk keluar dan kurasa mencegah orang untuk masuk ke dalam juga.
‘ Sial , apa yang terjadi saat ini .’
Rizki kembali melewati kerumpulan orang yang sedari tadi hanya diam dan ada yang mengoceh serta meringkup ditanah. Tanpa mempedulikan mereka aku maju untuk mendekati sekolah yang menyeramkan itu. Tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang dari belakang.
“ Rizki !!! .”
‘ Suara ini ? ‘ Rizkipun menoleh ke belakang. “ Meliza apa yang kau lakukan disini ? “ tanyaku dengan nada yang cukup tinggi karena sudah lama sekali aku tak menjumpai mantan pacarku ini bahkan hampir 6 bulan lamanya.
Gadis itu hanya menggeleng-geleng menandakan dia tak tau. Tubuhnya yang gemetaran dan mata sayunya menandakan dia sangat ketakutan. Ku langkahkan kakiku untuk mendekatinya dan mengusap kepalanya denga lembut.
“ Tenang saja , aku ada disini jadi jangan takut .”
Tiba-tiba dia memelukku dengan erat dan sontak membuatku kaget namun tak begitu lama. Bajuku terasa basah dan ku coba melepaskan pelukannya. Dia menangis begitu derasnya tangisan itu , tangisan yang tak pernah ku lihat selama ini.
‘ Kenapa dia menangis , apa karena dia sangat takut ? .’ bebapa gejolak pertanyaannya yang sama muncul didalam otaknya.
Melihatnya menangis itu membuatku tak tega dan kembali memeluknya cukup erat. Perasaan yang tak pernah berubah , perasaan yang selalu ingin didekatnya , perasaan yang selalu ingin melindunginya.
“ Maafkan aku .”
Kembali kupeluk ia lebih erat dengan air mata yang cukup berlinang. Tiba-tiba dari belakang seseorang memukul kepalaku dengan cukup keras.
“ Aduh “
“ Aduh , mbahmu ”
Aku pun menoleh kebelakang dan seseorang yang ku kenal dengan wajah konyolku melihat tanpa rasa penyesalan setelah memukul kepalaku.
“ Bisa-bisanya kalian melepas rindu disaat seperti ini ,“ bentaknya kepadaku dengan tangan yang memegangi pinggangnya.
“ Lalu apa yang harus kami lakukan , tuan muda Oka ,” jawabku dengan nada sedikit menyindir.
Walau kami kenal dari dunia maya tapi kami sudah mengetahui wajah masing-masing dan pantas kalau kami sudah kenal walau pertama kali bertemu.
“ Aku juga tak tau ? ,” jawabnya dengan nada yang polos dan santai sehingga ingin rasanya Rizki ingin memukul wajahnya.
Perlahan ku lepas pelukanku pada Meliza dan bergerak menjauh dari kedua orang itu. Dia sendiri juga tak mengerti dengan keadaan ini jadi lebih baik jika dia menganalisanya. Perlahan dia mendekati sekolah yang mengerikan itu dengan melihat orang yang berkumpul didepannya dan beberapa wajah dia cukup mengenalnya.
‘ Apa sebenarnya ini , apakah ini hanya mimpi belaka ? ‘
Saat berjalan dan melewati sebuah garis merah melintang ditengah jalan membuatnya kaget karena muncul awan-awan hitam dari langit yang turun ke darat dan membentuk seseorang dengan jubah dan wajahnya yang tertutup dan beberapa aura keungu-unguan yang menyelimutinya.
“ SALAM , WAHAI PARA PLAYERS SIAPKAH ANDA “
“ Apa ini , siapa dia “
“ Woy , kembalikan aku ke rumahku “
“ Sini Saya tonjok lo “
Beberapah ocehan yang hampir serupa terus keluar dari setiap orang-orang dibelakangnya. Namun dia tetap mencoba melangkah ke depan dan mendekati sosok yang bisa dikatakan misterius dan mengerikan itu.
“ Apakah ini semua karenamu , kaukah yang membawa kami kesini ? “
Rizki pun berlari dan mencoba memukul sesosok misterius itu namun upayanya gagal saat hampir mengenai tubuhnya Rizki hanya melewatinya saja seperti tak ada seorangpun disana.
“ Si-siapa kau apa yang terjadi barusan ? ,” tubuhnya sedikit gemetaran karena pukulannya yang harusnya mendarat dikepala sosok tadi menjadi tak seperti terkena apapun.
Sosok yang seperti iblis itupun terbang hingga sekitar 100 meter ke atas dan tubuhnya menjadi sedikit besar.
“ Kalian pasti bertanya-tanyakan kenapa kalian bisa berada disini ? .”
Rizki hanya menatap geram karena dia tau pasti dialah yang membawa mereka ke sini.
“ Akan ku beritau inilah hasil penelitianku yang baru “
“ Apa katanya penelitian “
“ Ya , jadi kami hanyalah kelinci percobaan ? “
“ *sensor* kau sini biar ku pukul kau ! “
Tak hanya Rizki ternyata yang lain pun memiliki pemikiran dan emosi yang sama saat ini. Rizki mencoba diam sejenak untuk mendinginkan pikirannya.
“ Jadi kenapa kami yang kau bawa kemari “
“ Terima kasih atas pertanyaannya , sebenarnya bukan kalian saja yang ku bawa kemari ada sekitar 2 lagi kelompok seperti kalian disini “
“ Lalu apa alasanmu yang lebih kuat ? ,” Rizki menatap tajam pada makhluk itu dan dia hanya tertawa kecil melihat kemarahan Rizki.
“ Dan sebenarnya bukan kalianlah yang ingin ku bawa kemari tapi dia ,” Tangannya yang menunjuk ke arah Rizki sontak membuatnya kaget.
‘ Ke-kenapa ada apa denganku ? siapa dia sebenarnya ? ‘
Sesosok yang masih belum memberitaukan namanya itu sedikit turun dan mendekati Rizki. Dan itu berahasil membuat Rizki sedikit gemetaran.
“ Kau akan mengerti nak , sebenarnya aku hanya berniat membawamu nak karena kau memiliki aura yang berbeda “
“ Lalu sebenarnya ada dimana ini ? “
“ Kalian berada di kepulauan Jepang yaitu tepatnya dipulau tak berpenghuni ditimur Jepang , Dan ini adalah area game ini. Yaitu game “Dead End” yang baru saja beberapa waktu yang lalu selesai ,“ dia berkata sangat keras hingga suaranya menggema memenuhi lapangan depan sekolahan itu.
“ Dan inti permainan ini adalah kalian akan saling membunuh dengan kelompok lain dan orang ini adalah pemimpin kalian karena sebenarnya aku hanya berniat membawanya sendiri ,” Dia kembali menunjuk Rizki dan membuat Rizki kembali terus kaget.
“ Silahkan ikuti pemimpin kalian dan juga ikuti panduan permainan ini yang bisa kalian baca di gelang monitor ditangan kalian .”
Semuanya dengan seksama melihat ke arah tangan mereka dan kaget karena tak satupun dari mereka sadar bahwa ditangan mereka ada gelang.
“ Segitu saja penyambutanku , nanti akan ku beritau alasan yang kuat untuk membawa kalian walau tak sepenuhnya kalian hanya beberapa saja sebenarnya. Akan kuberitau saat permainan ini berlanjut dan satu hal lagi jika kalian mati didunia ini maka kalian juga mati yang sebenarnya maka mau tak mau kalian harus saling membunuh dengan kelompok lain “
Setelah mengatakan itu dia pergi tanpa sebuah tanda maaf atau penyesalan sama sekali. Semua orang banyak yang berteriak karena tak mau mengikuti game ini. Karena taruhannya adalah kematian dan mereka harus saling membunuh.
“ Apa aku pe-pemimpin ??? “
~o0o~
Sanggupkah Rizki memimpin mereka untuk selamat dari game kematian itu ? tanggung jawab yang sangat besar yaitu nyawalah taruhannya. Sanggupakah mentalnya menghadapi semua ini ?