Tadi malam, hujan bgitu derasnya basahi tanah bumi ini
Tangisan langit di bulan November, begitu aku menyebutnya
Terpaku aku di dinding utara kamarku, menatap gelap
Ya, dia kawan baruku akhir" ini
Skrg pun masih ku terbaring bisu di lembah perih hatiku
Hatiku perih. .
Saat senja turun tak dapat ku palingkan muka
Aku berada dlm angkot itu
Segala rasa berkecamuk, tercampur aduk
Di bawah guyuran hujan tetap ku langkahkan perasaan ini meski sulit
6 jam yg lalu, ku duduk termenung stlh sampai di ruang lusuhku
Di dinding utaraku
Tapi aku punya kawan lain, lagu, sedih dan sepi
Ditemani lagu Peterpan ft.Candil - Ayah dan Ada band ft.Gita Gutawa - Yang Terbaik Bagimu
Ku buka lagi lembaran" lamaku
Di dinding utaraku aku termenung, kembali teringat (atau lebh tepat kembali mengingat) smw tentang ayah
Kalian tahu? aku malu
Tak mampu ku tahan derai air mata sprti yg ku lakukan tahun lalu
Ya, tahun lalu, tahun yg terasa menghimpitku
Semua (masih) terasa menyakitkan
Menyedihkan
Tahun lalu, aku pulang
Ku dapati keadaan yg tak mnguntungkan
Seseorang tergletak tak brdaya, tubuhnya kurus kering
Matanya cekung, tak mampu lg ia berkomunikasi
Ia menungguku saat itu, menantikan kepulanganku
Ayah. . .
Saat ku tiba, ku kabarkan kepulanganku meski tiada jawab darimu
Ku pegang tanganmu (bergetar), ku kecup keningmu
Air mata mleleh d'bukit bulu halusku
Dua hari kau seperti itu setelah kepulanganku, dan selama itu tak dapat ku bendung air mata itu, tumpah ruah begitu saja
Tak ingin aku meninggalkanmu saat itu
Hari ke-3, tepat pukul 00.35 kau hembuskan nafas terakhirmu di dalam genggaman tanganku, kecup bibirku di keningmu
Semua trasa gelap, ibu keluar kamar, semua menangis
Tp entah mengapa tdk denganku, sudah habiskah air mataku stlh 2 hari ku keluarkan?
Ku kuatkan adik"ku untuk tak mnangis
Tapi kini aku kmbali menangis, MENANGIS. . .
Tepat di 25-11-2010, tepat 1 tahun kpergianmu, ayah. .
Ah, tak kuat rasanya ku lanjutkan. . .
Aku hanya ingin tabah, ku ingin trsnyum pada stiap masalah. . .
In Memoriam:
Muhammad Udih Suherman
(04-07-1958 - 25-11-2009)
Bandung, 25-11-2010 05:41

sangat menyedihkan aku terharu sekali dan udah hampir nangis

kisah yg mengharukan senpai
gak nyangka seorang shinobi gatana punya kisah sedih di hari hujan :langue:

Sedih ini senpai inget temenku jadinya... hohoho

satu kisah yg mengharukan senpai

wah, makasih semua udah sudi berkunjung ni mari
sekalian ngedit nih biar enak dibacanya
hehe
oia, kasitau cara kirim ramen dong, maaf nih ane gaptek
ntar ane kasih ramen deh semua dimari
hehe
jangan lupa baca puisi/ lagu ane lagi ya (kalo ada itu juga)
dan semoga menginspirasi

pesan moral :
jangan pernah siasiakan waktumu dengan orang" yang kau sayangi, terutama orangtua
karena kemungkinan terburuknya adalah orangtua kitalah yang akan mendahului kita
jangan sampai kita tidak meninggalkan sesuatu untuk mereka banggakan
dan jangan lupa untuk bangga atas gen yang orangtua kita wariskan pada kita
:)

Kisah yg mengharukan senpai,,.
Saya jadi ikut sedih

kisah yang menyentuh hati senpai @FnK...

OOT:

@hikari, kau do-post...

Sy betul2 nangis ketika baca kisah ini...
SUmpah, sy tersentuh

Sangat mengharukan... Semoga ayah mu tenang disisi-NYA.. Sayah traktir satu mangkok ramen untuk anda :naruramen:

Sya,.Turut berduka cita..
Sabar aja yah...walau dia sudah almarh.. Selama kita mengenangnya dirinya akan tetap hidup dihati kita...

makasih semuanya, lain kali sy posting lagi
dan ku traktir ramen untuk semuanya
:)

trimakasih untuk ramennya
:naruramen: sungguh enak
hmmmmmm

@FnK,

terima kasih traktiran ramennya....!!!

yoiii,,,disantap dulu ahh

kisah yang menyedihkan senpai (tapi untung aku g nangis)

@fuujin
hmmmm,...
sabar yahh,
sedih juga, aku sampai nagis juga baca kutipan ente broo,
kisah yg kita alami serupa, aku juga merasakan halyg sama denganmu, jadi aku sangat mengerti apa itu kehilangan orang tua kita,...
semoga ente slalu diberikan ketabahan, dan jangan lupa berdoa untuk beliau broo,... tentunya beliau disana sungguh berharap doa - doa dari anak dan saudara2nya,...,
rammen dahh buat ente,...