setelah merasa cukup beristirahat, Shouko melanjutkan kembali perjalanannya, perjalanan tak semulus yang Shouko perkirakan, hujan deras tiba-tiba turun yang memaksa Shouko untuk menghentikan perjalanannya.

Ia sampai di pelabuhan Hanakusa untuk menaiki kapal menuju Kirigakure, cuaca yang buruk membuat kapal tidak melakukan pelayaran untuk beberapa waktu kedepan. Sambil menunggu Shouko mampir kesebuah kedai tak jauh dari pelabuhan untuk mengisi perut serta menghangatkan tubuh yang sedikit kebasahan akibat hujan deras itu.

Sesampainya didalam kedai, ia mulai memesan dimeja bartender, nampak bartender tersebut memandangi Shouko dengan seksama, bartender tersebut seperti memberi tanda kepada rekannya. 

Melesatlah 4-5 kunai ke arah Shouko secara tiba-tiba, dengan sigap Shouko mengambil kunai dari KS miliknya dan menangkis 3 kunai yang melesat kearahnya serta menghindari 2 kunai lainnya.

"merepotkan, hanya ingin istirahat untuk makan saja kenapa harus merepotkan begini". keluhnya terhadap situasi itu.

beberapa orang disana nampaknya semuanya adalah shinobi pemburu bayaran yang mungkin secara kebetulan sedang ada disana.

"6,7,8, ada 8 orang termasuk bartender, benar-benar tidak beruntung nampaknya hari ini". gumamnya pelan.

2 orang nampak hendak melayangkan pukulan kearah Shouko secara langsung, namun serangan tersebut boleh dibilang terlalu enteng baginya, tebasan kunai Shouko dengan cepat merobek leher dua pria itu, 

Sang bertender nampak tercengang melihatnya, ia nampak ketakutan, dan memerintahkan yang lain untuk menyerang Shouko, tapi apa yang terjadi ?? 5 orang disana sudah dikerumuni oleh serangga-serangga, serangga-serangga itu keluar dari mata, hidung, telingat serta mulut kelima orang tersebut.

"nee, paman, aku hanya ingin beristirahat disini, salahkah ?"
ucap Shouko yang sudah berada dibelakang berender tersebut serta menggoreskan kunainya pada leher bartender tersebut hingga merobek kerongkongannya.

"pffftt, merepotkan". kedai itu nampak sepi setelah semuanya mati, ini membuat Shouko leluasa makan dan minum, ia mengambil-ambil sendiri makanan yang ia perlukan tanpa membayarnya.

Kini ia mengetahui kenapa orang-orang tadi menyerangnya, terpampang jelas foto buronan Shouko di papan informasi kedai tersebut, "pfft, apa ini ? sejak kapan aku jadi buronan ?, fotonya pfftt". gumam Shouko yang kemudian meninggalkan kedai tersebut

3 post go to Kirigakure
((ane gak niat battle, cuman mo mampir doang cari2 informasi, tapi kalau diperlukan untuk battle ya mau gimana lagi ))

Akhirnya Hattori sampai ke balik pulau Kirigakure, disana tidak ada siapa-siapa. Tapi tiba-tiba saja ada yang memegang punggung dari Hattori, secara reflek Hattori langsung melakukan gerak kilat dan bergerak kebelakang orang yang menepuknya sambil menjulurkan kunai ke leher orang tersebut.

"Ma.. maafkan saya Hattori-sama, ini aku Karasuno!" ucap orang itu sambil gemeteran.

"Hahahaha, aku sudah tau itu kau" ucap Hattori sambil melepaskan kunainya.

"Sekali lagi maaf Hattori-sama!" ucap Karasuno sambil berbalik badan dan tunduk, menandakan ia hormat pada Hattori.

"Hei kau tak usah begitu, meskipun kedudukan kita beda, tapi kita sama-sama manusia, sudahlah anggap saja aku teman" ucap Hattori sambil memberikan senyuman.

"Aku masuk dulu ya, banyak hal yang harus kulakukan, kau jaga saja" ucap Hattori sambil berjalan masuk ke Kirigakure.

((Post 10/10 To Kirigakure || OUT))

cuaca nampak lebih baik, kapal kecil itu sepertinya telah siap untuk melakukan pelayaran,
tinggal nunggu waktu aja hingga pemanasan mesin kapal selesai dilakukan,

sementara itu shouko nampak seperti bersiap-siap melakukan handseal untuk membuka gate of babylon, warna keemasan yang menjadi ciri khas nampak muncul didepan shouko, 
ia nampak melemparkan sebuah tanah liat kecil yang berbentuk seperti dirinya kedalam gerbang tersebut dan tak lama kemudian gerbang itu lenyap.

"tinggal menunggu waktu saja hingga hal itu siap". senyum tipis Shouko yang kini mulai melangkah menaiki kapal.

beberapa menit kemudia kapal telah lepas dari dermaga untuk menuju pelabuhan desa kirigakure,

4 post go to kirigakure, 6 post tersisa

"membosankan....". keluh Shouko yang kini telah torombang-ambing ditengah lautan dengan sebuah kapal.

ia duduk disebelah seorang pria bisa disebut pemuda dimata Shouko, pemuda itu mungkin berumuran 11-13 tahunan.

"neee ? siapa namamu ? dan mau kemana ?". tanya Shouko, tubuhnya sedikit membungkuk dan mendongak keatas melihat lebih dekat wajah pemuda itu.

"ettoo, Haru, namaku Haru, aku mau menuju konoha nee-san" jawab pemuda nampak malu-malu.

"cakep juga kamu kalau dilihat dari dekat". ucap Shouko sambil tangan kanannya memegang dagu pemuda tersebut dengan tatapan licik.

Secara perlahan wajah mereka makin mendekat dan semakin dekat lagi, pemuda itu nampak terkejut saat bibirnya dan bibir Shouko saling bersentuhan untuk beberapa saat.

Sekilas ciuman tersebut adalah sebagai media dimana para serangga-serangga shouko masuk kedalam tubuh pemuda tersebut melalui mulut, setelah selesai berciuman pemuda tersebut nampak tak sadarkan diri.

oot : 5/10 post go to kirigakure

"kalau begini, kapan sampainya". keluh Shouko yang bergumam sendiri diatas kapal itu.

"5 hari lagi kah ??, pfft, andai ada yang menemani perjalananku, pastinya akan terasa lebih cepat". 

Moodnya benar-benar buruk saat itu, "bosan, hmmmm".

6/10 post go to kirigakure

ehem. ngilangin webe ah /lalala

---

"Kau tahu—"

"Nani, nani?"

"Che, ada apa dengan ekspresi menjijikkan itu."

"G-gomen."

Menghela napas.

"Lupakan," sebelum si surai cokelat yang panjangnya sebahu memotong kalimatnya, ia melanjutkan, "aku akan berjalan-jalan sebentar. Mau ikut?" tanpa menoleh manik hitam itu, ia bangkit berdiri. Angin di musim panas ini berhembus membuat surai miliknya menari-nari.

"A-aku mau!"

"Ada apa dengan nada bicara yang menjijikkan itu..."

"Aah lupakan, ayo."

Dan dua entitas tersebut berjalan meninggalkan taman bermain ini.

[OUT]

"bosan". kelus Shouko yang masih saja terombang ambing diatas lautan, tau sendirilah, perjalanan transportasi laut memang sangatlah lamban.

"makan dulu ah". lekas Shouko mengambil beberapa makanan yang ada di tasnya, setelah merasa cukup, ia pun mengantuk, dan tak terasa, matanya perlahan terpejam dengan sendirinya.

"ahhhh !??, hamir saja aku ketiduran". lalu ia pun mencoba berkomunikasi dengan para serangganya untuk memeberi sinyal jika dirinya sedang terancam bahaya di saat ia nanti ketiduran.

7/10 go to kirigakure.

Shouko nampak tertidur pulas dalam perjalanannya, disisi lain beberapa serangganya sedang aktif mengintai gerak-gerik yang mencurigakan dan membahayakan.

Kapal melaju sangat pelan mengingat gelombang laut saat itu sedang tidak bersahabat, terpaksa sang kapten kapal menarik layarnya agar tidak terbawa angin laut terlalu cepat, karena itu dapat membahayakan jika kapal lepas kendali nantinya.

8/10 post go to kiri

badai kini telah berlalu, langit nampak cerah, dan kepulauan kabut sedikit demi sedikit terlihat, itu menandakan jika perjalanannya akan sampai dalam waktu dekat.

"bentar lagi sampai toh, perjalanan yang panjang, fyuuhh". ucap Shouko sambil sedikit mengantuk dan pada akhirnya melanjutkan tidurnya.


9/10, 1 post again.

oot, 

Oot:

kepulauan kirigakure sudah semakin dekat, Shouko pun merasa dikagetkan setelah merasakan beberapa serangganya mati saat mencoba meintasi dan memasuki kirigakure.

"mmmm ? kekkai ?". 
"aku kira desa itu sudah lapuk setelah jaman pemerintahan sebelumnya menghilang, dan sekarang kok sudah ada pertahanan kekkai ?, mungkin itu artinya, sampai aku menginjakan kakiku kembali ditanah, semuanya akan menjadi semakin menarik". ucapnya sambil turun dari perahu dan menuju desa.

10/10 post out.

Didepan merupakan gerbang negara air, tempat ini paling bersejarah, hampir 20 tahun lalu terjadi pertempuran besar disini, invasi konoha yang berkepanjangan membuat pantai indah disini bak sarang kematian.

" ya ampun... lihat semua sisa perang ini " pikir ryuutaro

" pastinya kau tak mau hidup di masa lalu jika melihat semua ini " jawab ryuusuke menanggapi.

Dermaga didepan mata, saat ia semakin dekat dengan apa yang ia tuju sekarang justru ia malah kebingungan.


" aku hampir lupa kenapa aku ke kirigakure ? " ia tak berani bergumam mengingat orang - orang disini sepertinya tidak suka ber - basa basi.


:/

[OUT] --> Kirigakure

“Heh.”

Seringai terukir di wajahnya, manik obsidian itu tengah menatap langit yang berwarna hitam kelam yang dihiasi dengan kerlap - kerlip kecil yang indah. Jemari telunjuknya mengukir kata ‘Die’ di udara. Sosoknya yang tengah duduk bersandar di pohon ekaliptus tua tengah memandangi langit indah—yang akan ia hias dengan warna merah darah kesukaannya.

“—malam ini,” ia menyeringai dengan lebih lebar. “Aku akan menyelesaikan semuanya.. membunuh mereka semua.” di bagian ini, maniknya melebar. Ia lalu berdiri, memandangi sekeliling dan mulai berjalan. “Kira - kira, kemana aku akan pergi?” diiringi dengan seringai sarkastik di bagian akhirnya.

Entah desa apa yang akan menjadi santapan pertamanya.

[OUT - untuk sementara, ntar masuk lagi kok.]

Entah seberapa jauh ia berjalan—sampai ia tiba di sebuah desa yang selalu dilanda hujan, Amegakure. Tubuhnya dibasahi oleh rintik - rintik hujan yang menetes perlahan dari langit. Hujan yang menyebalkan—she said. Lagipula, kondisi cuaca yang buruk tak cocok untuk ‘berburu’. Ia lebih suka cuaca yang tenang, sehingga ia bisa mendengar teriakan para korban-nya dengan jelas.

Kedai dengan dinding dan lantai kayu dihampirinya. Di samping kanan kedai itu tertulis ‘Lowongan jabatan Kedai Amegakure. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut’, dan bla bla bla. Cuma secarik lowongan jabatan yang tidak penting.

Ah, ya, omong - omong—

—di sampingnya terdapat sebuah kertas yang kusam. Bertuliskan ‘WANTED. Bagi yang melihat seseorang yang mencurigakan, segera hubungi Pemimpin Blok sebelum korban berikutnya jatuh.’ Bweh. Tidak sadarkah mereka, orang yang mereka juluki ‘mencurigakan’ itu berada di sekitar mereka? Bahkan, berbaur dengan ruang lingkup kehidupan mereka?

Ketika Aoki memasukki kedai yang dibatasi oleh pintu geser yang terbuat dari kayu lapuk itu, suasana sangat tegang. Atmosfir sekeliling sangat menekan—tak ada seorangpun yang berbicara. Tak ada seorangpun yang berani mengucapkan sebait kata—dan tak ada yang berani berbisik. Tak ada.

Ia melirik pada salah satu pegawai kedai yang sedang mengelap meja dengan kain lap. Alis Aoki sedikit terangkat ketika pegawai kedai itu juga melontarkan ekspresi yang sama. Alisnya bahkan makin terangkat ketika seseorang yang baru saja masuk ke dalam kedai langsung berlari keluar.

Sampai ia sadar akan sesuatu ketika melirik ke arah tubuhnya.

“—aah,” ia bergumam sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. “Sepertinya aku sudah melupakan sesuatu yang penting. Dan aku sudah melewati garis batas untuk itu,” ia berdehem dan kemudian menyeringai sarkastik. “—jubahku tidak asing lagi bagi kalian, bukan?”

Setelah itu, ia berjalan keluar dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah kedai itu. “—Raiton,” bisiknya pelan sambil memandangi kedai itu dengan tatapan yang dingin. Ia juga menyeringai lebar. “Kaminari!”

Dalam hitungan detik, sebuah kilat besar menyambar kedai itu. Kedai itu hancur lebur—ah, tidak juga, sih. Namun orang yang berada di dalamnya pasti 100% terluka parah—bagaimana tidak, semua orang yang berada di dalamnya telah disengat oleh sebuah kilat besar dan tertindih oleh reruntuhan.

“Hihihi,” ia tertawa pelan. “Cuaca yang buruk, he? Ah, ini tidak terlalu buruk. Asalkan aku bisa menggunakan hujan ini untuk menggunakan Jutsu milikku,” ia menyeret tubuhnya pergi. Namun, sebuah teriakan yang kencang membuat langkahnya terhenti.

Ketika ia melirik ke arah belakang, orang yang tadi berlari ketika masuk ke dalam kedai itu berada di belakangnya. Ia kembali menyeringai untuk kesekian kalinya—dan berjalan lunglai ke arah orang itu. Orang itu berlari menjauh, namun jangan remehkan ia.

“—terlalu lambat.” bisiknya. Ia tengah memandangi orang itu dengan mata yang membulat—dan seringai. “Kaulah koleksiku selanjutnya—” Suiton : Ame diaktifkan. Ribuan rintik - rintik hujan yang tajam bagaikan jarum menimpa tubuh orang itu.

Setelah orang itu terbaring tak berdaya di tanah dengan darah di mana - mana, ia menonaktifkan Suiton : Ame miliknya dan menunduk, memandangi orang itu. “Aah, mendokusse.” ia kembali berdiri tegap. “Jika entitas yang kulawan lebih kuat, mungkin ini akan menjadi medan pertarungan yang,” jemarinya menggores darah orang itu. Ia lalu memasukkan jemarinya ke dalam mulutnya. “..yang menarik.”

Setelah itu, ia tertawa pelan dan berjalan keluar dari desa Amegakure. 1 desa terpencil selesai.

---

NOTE :
-Karena timeline yang saya gunakan adalah timeline ketika tengah malam, maka tentu saja tak ada orang yang berani keluar dari rumah. Dan yang saya bunuh cuma sebagian.
-Kenapa saya bisa menggunakan Raiton : Kaminari tanpa mengaktifkan Suiton : Ame? Karena Raiton : Kaminari hanya akan bekerja jika ada hujan, boleh dari Suiton : Ame maupun dari daerah - daerah yang dilanda hujan.

CMIIW Staffs yang ketjeh maksimal :'3

*Sringg* sebuah pusaran muncul disebuah tempat yang dipenuhi bangunan kubus tak berhingga, sesosok berjubah muncul diantara pusaran itu, kemudian berjalan mendekati seseorang yang tengah terbaring dan tubuhnya yg terluka, dia pun mengalihkan pandangannya pada sosok yang mengenakan jubah hitam, dan tubuhnya diselimuti selubung spiral ( zetsu spiral), tampak dibagian matanya yang terlihat dari lubang topeng itu memancarkan warna kemerahan.
Sosok berjubah itupun duduk dan memegang kepala lelaki yang terluka itu.

" lama tak jumpa, hyoudou koza " ujar sosok berjubah tersebut

"s-siapa kau !!?" Ujar lelaki tersebut sedikit panik

Tiba tiba topeng spiral yang menutupi kepala orang berjubah itu pun terbuka, memperlihatkan wajah asli yang sesungguhnya dari pria berjubah itu.

"K-kau !?? Ryuki uchiha? " ucapnya seakan terkejut menyadari bahwa sosok berjubah itu adalah rekan dari raikage terdahulu (portgas D takiya)

" aku menyelamatkanmu ketika sekelompok orang menghancurkan desa mu, aku tak menyangka desamu bisa dihancurkan oleh mereka " ujar Ryuki, tentu saja apa yang dikatakannya tak sepenuhnya benar, karena dia sendiri juga termasuk dari kelompok yang menghancurkan kumogakure

" A-apa?! Kalau begitu aku akan kembali ke desa! " teriaknya sambil memaksakan tubuhnya berdiri, tapi sayang luka ditubuhnya masih begitu parah sehingga tubuhnya tidak bisa digerakkan.

" jangan memaksakan dirimu, pertama aku akan menyembuhkan lukamu, setelah itu, aku akan membawamu kembali ke kumogakure " ujar ryuki, tampak mata kanannya mengeluarkan pusaran spiral, kemudian menyedot koza dan dirinya sehingga lenyap dari tempat itu

*Sringg* mereka muncul di sebuah tempat lain, tepatnya di lab ryumokuhon.

" gred, sembuhkan orang ini segera " perintah ryuki

" hey! Kau datang secara tiba tiba disini! Dimana sopan santunmu? "

" segera lakukan apa yg aku perintahkan " ujar ryuki

"Tch!" Kesal gred jr, dia tidak bisa menolak perintah dari rekan dari hokage, akashi kun.

Tanpa banyak bicara lagi, dia membawa koza menuju ke tempat tidur, memasangkan selang infus di hidungnya, kemudian proses pemulihan pun dimulai...

[4 post pemulihan]

Pemandangan yang gelap dan suram di desa Takigakure,omoishiroi eh... sepertinya kali ini Entitas berjubah hitam dengan awan-awan merah berjalan ke dalam desa tersebut kemudian menemukan beberapa entitas disana, sepertinya desa ini cocok untuk menjadi tempat dimana dia bisa melahap para penduduk.

Tak lama,para penduduk tersebut pun panik melihat jubah yang dikenakan oleh Ken dan kabur dari area tersebut, tentu saja tanpa ampun Ken membunuh para warga tersebut dan keributan pun terjadi dan beberapa ninja mengepungnya... ".... Kalian keliatan enak...."

.........................
.........................
.........................
.........................
.........................

Dalam waktu detik, hanya tinggal mayat para shinobi dan di sekitar area bibir Kaneki dilukiskan dengan darah.

"Oishi!...."

Menjulurkan lidahnya ke bagian bibir yang ada darah dan kemudian mencicipinya.

"Benar-benar nikmat.....!"

Berjalan keluar dari Takigakure dengan misterius dan lenyap tanpa sisa dari tempat tersebut.

Kemanakah sekarang sang Ghoul itu? Entahlah.....

[OUT]