Bersandar pada batang pohon besar. Keadaan sunyi dan sepi terasa sangat jelas.. Hanya ada aku, Light, yang berada dihutan ini.
Hutan yang berada pada wilayah Hi no Kuni.

"D-Dunia ini..... Semakin kacau balau..... Kirigakure... Aku merasa desa itu selalu menginginkan kekuatan untuk menyerang desa lain dan membuat kekacauan.. Desa itu harus dihancurkan... Bagaimanapun caranya." Itulah opiniku mengenai kejadian-kejadian aneh yang terjadi di dunia ini.. Aku mengangkat tangan kiriku kelangit dan membuat kepalan.

Setelah insiden aku bertemu dengan mantan ketua Ryu, Yami, aku meninggalkan Suna dan belum kembali sampai saat ini.
Sebagai orang bebas aku dapat melakukan apapun yang kumau, aku tidak berada dibawah perintah siapapun dan tidak menerima perintah. Aku hanyalah seorang yang menginginkan hidup bebas tanpa ada hal-hal rumit terjadi padaku.

Akatsuki... Mungkinkah aku harus bergabung dengan kelompok itu?
Saat ini, aku belum memiliki catatan kriminal yang serius.. Dan kudengar, untuk masuk kedalam Akatsuki syarat utamanya adalah harus memiliki catatan kriminal yang tdk bisa dipandang remeh.

'Apa aku terlalu lemah? Seringkali aku ceroboh dalam pertempuran, membuang-buang chakraku dan kemudian pergi begitu saja tanpa meninggalkan luka serius pada musuhku." Aku memarahi diriku sendiri.

Jelas, dalam beberapa pertempuran dimasa lampau aku sangat ceroboh dan bahkan sampai tidak bisa mengalahkan 'Uchiha' itu.
Terbayang wajah Andri dalam benaknya, orang yang mempimpin akatsuki, seorang yang memubunuh Kazekage.

"....Tapi jika terus seperti ini aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan bertarung pun akan terasa sangat sulit... aku membutuhkan kekuatan dan kelompok baru.... demi tujuanku....... apapun akan kulakukan... ya.. Kirigakure... akan ada saat dimana kalian akan merasakan kehancurkan.... tunggu saja saat itu"

Aku mulai bangkit dan pergi...

Hyuuga Hidate wrote:

ia memutuskan bertanya pada seseorang di tempat yang paling mudah menemukan orang, yaitu kedai makanan. Setelah memilih beberapa sumber aroma makanan terdekat, gintoki memutuskan mendatangi sebuah kedai ramen yang ia kenali baunya; karena hidate pernah membelikan ia ramen dari tempat ini sebagai hadiah misi. " permisi paman, dimanakah aku bisa mencari tuan raikage ? aku harus menyampaikan paket untuknya dari hidate" tanya gintoki pada seorang shinobi yang ia temui di depan kedai ramen tadi. Ia memilih bertanya pada shinobi agar tak terjadi keributan;penduduk sipil pasti histeris kalau ada seekor anak musang berbicara padanya.

"hah? ada apa kau mencari Tuan Raikage?" tanya Deisuke. "Dan seperti-nya Ia sedang beristirahat di rumah-nya" lanjut Deisuke.
~~
Tak selang beberapa Lama, Takiya bersama kedua murid-nya datang.
"eh, ada Deisuke, lagi tidak ada tugas ya?" tanya Takiya.
"hai..Deisuke" sapa Koza.
"ah, hai Tuan Raikage" bungkuk hormat "hai Koza-san" hanya mengangguk.
"eh, ada peliharaan baru mu ya?" tanya Takiya.
"b-bukan, itu Kuchiyose Hidate" sambil melambai-kan tangan agar tidak terjadi kesalah pahaman.
"??" batin-nya. "Hidate? pemuda Hyuuga itu-kan?" tanya Takiya, lalu Deisuke mengangguk "iya Tuan".
"hm.. apa yang ingin di sampai-kan Hidate padaku musang?" Takiya berbalik lalu jongkok di depan Musang itu (Gintoki).

Hyuuga Hidate wrote:

"hai tampan, aku kagura; semoga kita bisa lebih saling mengenal" sapa kagura pada obi dengan nada genit sembari mengedipkan satu matanya;

" ha-hai jg kagura. kau sangat jujur ya, baru kali ada yg mengakui ketampananku, ahahah " kata obi sambil mengedipkan matanya jg kemudian tertawa terbagak dengan bercanda.

Hyuuga Hidate wrote:

[color="blue"] "oh ya, aku kesini untuk mencari orang yang waktu itu mencoba memasuki konoha tapi gagal (andri yg dimaksud).. Dan kupikir, berkeliling di 4 desa adalah cara terbaik mencarinya, dimulai di suna ini" ujar hidate seraya mengaktifkan byakugan miliknya.

" owh si jubah hitam yang di konoha itu ｿｿªªªª? aku juga menduga kalo dia kesini. apa byakuganmu tak bisa menemukan keberadaannya? apa perlu q bantu dengan sensor senjutsuku? " tanya obi.

" emangnya kau ada perlu apa dengannya? mau mampir ke dalam dan santai2 beristirahat disini? kalo kau mau, aku akan mentraktirmu makan" tanya obi lg

Ranma mulaiu mencari pedang ky fuuraiken

"Aku harus menemukannya, demi Hanbe"
"Untuk apa kau mencarikannya pedang itu?ia sinis terhadapmu"
"Ya, lebih baik kau berendam lagi di kolam air panas"
"Aku harus menemukannya, bagaimanapun hanbe adalah temanku walau ia selalu sinis terhadapku"

wuush..wuush..wuush..Ranma terus mencari pedang itu, akhirnya ia menemukan pedang itu di tengah hutan.

"Ini dia!"
"Sepertinya akan terjadi pertarungan..disini banyak sekali orang2 yang bersembunyi, serang saja Ranma!"
"Hyoton : Rengoku Hyoya!"

muncul pilar2 es yang menutupi ranma, ranma pun kabur kembali menuju ke tempat pemandian air panas.

"Ah...pedang ini akan kuberikan kepada Hanbe.."

lalu ranma mengajak Hanbe keluar

"Hanbe, ini pedang yang kau sebutkan...aku berhasil mengambilnya..^^"
"Terima kasih Ranma"
"Ya, sama-sama"

Lalu mereka kembali berendam bersama Zan.

MASIH GINTOKI

---

Makiguchi Takiya wrote:

"hah? ada apa kau mencari Tuan Raikage?" tanya Deisuke.

"ah ? Kan sudah kubilang kan, hidate menitipkan sesuatu untuk raikage & aku mengantarkan ini atas perintahnya" jawab gintoki sedikit kesal, karena pertanyaannya tak didengar dengan lengkap.

Makiguchi Takiya wrote:

"eh, ada peliharaan baru mu ya?" tanya Takiya.
"b-bukan, itu Kuchiyose Hidate" sambil melambai-kan tangan agar tidak terjadi kesalah pahaman.
"??" batin-nya. "Hidate? pemuda Hyuuga itu-kan?" tanya Takiya, lalu Deisuke mengangguk "iya Tuan".
"hm.. apa yang ingin di sampai-kan Hidate padaku musang?" Takiya berbalik lalu jongkok di depan Musang itu (Gintoki).

"langsung saja ya" jawab gintoki sembari duduk manis tapi dengan tampang yang menyebalkan. Ia memuntahkan sebuah gulungan juga sebuah surat yang ia simpan di perutnya lalu melanjutkan perkataannya; "ini adalah gulungan berisi kode yang harus ditempelkan pada tubuh orang yang ingin memasuki kekkai konoha dengan aman yg berhasil kucuri dari penjaga gerbang konoha atas perintah hidate, beserta sebuah surat dari dia" ."Ia juga berpesan bahwa membaca terlalu lama akan membunuhmu tuan raikage" ujar gintoki mengakhiri penjelasan maksud kedatangannya ke kumogakure.

---

Shinobi wrote:

" owh si jubah hitam yang di konoha itu ｿｿªªªª? aku juga menduga kalo dia kesini. apa byakuganmu tak bisa menemukan keberadaannya? apa perlu q bantu dengan sensor senjutsuku? " tanya obi.

"mungkin ia menyembunyikan dirinya di dalam sebuah kekkai yang membuat byakugan tak bisa menemukannya, atau memang ia tak ada disini.. Tidak usah tuan, aku tak mau merepotkan lebih jauh" jawab hidate sembari mengucek matanya yang tiba-tiba kemasukan pasir.

Shinobi wrote:

" emangnya kau ada perlu apa dengannya?

"entahlah tuan, aku tak tahu.. Mungkin hanya bertanya apa tujuannya mencoba masuk konoha" jawab hidate singkat.

Shinobi wrote:

mau mampir ke dalam dan santai2 beristirahat disini? kalo kau mau, aku akan mentraktirmu makan" tanya obi lg

"terima kasih, tapi aku tak akan lama disini tuan" tolak hidate.

Hidate wrote:

"ah ? Kan sudah kubilang kan, hidate menitipkan sesuatu untuk raikage & aku mengantarkan ini atas perintahnya" jawab gintoki sedikit kesal, karena pertanyaannya tak didengar dengan lengkap.

"terserah saja~" dengan santai-nya Deisuke menjawab.

Hidate wrote:

"langsung saja ya" jawab gintoki sembari duduk manis tapi dengan tampang yang menyebalkan. Ia memuntahkan sebuah gulungan juga sebuah surat yang ia simpan di perutnya lalu melanjutkan perkataannya; "ini adalah gulungan berisi kode yang harus ditempelkan pada tubuh orang yang ingin memasuki kekkai konoha dengan aman yg berhasil kucuri dari penjaga gerbang konoha atas perintah hidate, beserta sebuah surat dari dia" .

"h'h.." angguk Takiya.
"uek.. menjiji-kan" batin-nya. "oh.. bagus Nak" ucap-nya, lalu mengambil gulungan dan surat dari Gintoki.

Hidate wrote:

"Ia juga berpesan bahwa membaca terlalu lama akan membunuhmu tuan raikage" ujar gintoki mengakhiri penjelasan maksud kedatangannya ke kumogakure.

"hah?" gumam-nya "apa maksud dari surat ini?" tambah-nya seraya berta-nya.

Ia memunculkan bayangan hitam yang agak tampak seperti pelangi di suatu gubuk yang gelap di Sunagakure, dan memulai interaksi dengan Shiro Zetsu. Shiro Zetsu yang ini bukan yang menggunakan tubuh Jounin Suna, tapi asli tubuhnya yang putih.
Sementara itu, Shiro Zetsu yang menggunakan tubuh Jounin Suna masih berinteraksi dengan seorang wanita di pasar Suna.
"Gentōshin ya? Tampaknya kau mudah sekali mempelajarinya."
"Hentikan pembicaraan tak berguna itu. Sekarang kita harus fokus menjalani misi ini."
"Khukhukhu... Santailah sedikit, Mizukage-sama."
"Cih! Aku bukan Mizukage lagi, panggil aku Ketua."
"Khukhukhu—baiklah, Ketua—"
Bayangan hitam itu berbalik hadap.
"Setelah misi ini selesai, aku akan mengambil sesuatu yang kutitipkan pada seseorang."
"Maksudmu?"
Ia terdiam sejenak, lalu berbalik hadap lagi.
"Segalanya akan menyatu denganku, membuat duniaku sendiri yang takkan ada peperangan, kebencian, yang ada hanyalah damai dan cinta."
"Tenang saja, Ketua. Akatsuki akan mewujudkan semua itu—semua yang akan menyatu dengan anda."
"Hm... Gentōshin kuakhiri dulu, pergilah cari informasi, aku ingin menenangkan fikiran dulu."
Bayangan hitam yang bercampur pelangi itu perlahan lenyap.
Di luar Sunagakure.
Andri yang asli membuka matanya, mengakhiri segel Ram dan berdiri tegak, serta membersihkan debu imajiner yang melekat di jubah Akatsuki miliknya.
'Nah,' Ia merasakan cakra di luar Suna juga, berjalan pelan menuju sumber cakra dan...
'Dia—sedang bersama siapa? Orang Hyuuga?' Andri menatap dari kejauhan, jika kedua orang itu (Obi dan Hidate) memiringkan kepalanya 90 derajat saja, maka tampaklah sesosok yang mengenakan jubah Akatsuki serta topi bambu yang menutupi kepalanya.

"BRENG.SEK!!!" berteriak sekencangnya-kencangnya di tengah hamparan gurun pasir. Kakinya secara tak sadar menendang gundukan pasir, hingga pasir tersebut lantas bertaburan di udara dan beberapa butiran mengenai matanya. Refleks, Shun langsung memejamkan mata dengan tangan yang kemudian menutup sepasang mata yang terpejam itu.

"Kenapa? Setelah sekian lama aku ingin bertemu Kakak. Tapi, kenapa si breng.sek itu yang menggunakan tubuhmu, Kak?" nada suaranya terdengar lirih dan frustasi. Tetesan air mata berjatuhan, "Setidaknya, aku ingin.... menguburkan tubuhmu dengan tenang sebagai seorang pahlawan. Tapi kenapa? Kenapa kau membiarkan si breng.sek itu mengambil tubuhmu?!" sekali lagi berteriak frustasi, tubuhnya kehilangan keseimbangan—roboh hingga dirinya tersujud dan memukul-mukulkan hamparan pasir berkali-kali dengan tinjunya.

"Kenapa kau tak mencoba menjadi musuh dalam selimut?"

"Maksudmu?"

"Akatsuki—kau tahu itu kan? Bukankah pemimpin Akatsuki adalah orang yang paling kau benci saat ini? Cobalah bergabung, dan tunggu saat yang tepat untuk membunuhnya"

"Itu—memang benar, tapi, bukankah hal itu terlalu berbahaya bagimu?"

"Tidak akan, justru jika kau bergabung dengan Akatsuki, identitasmu sebagai seorang Jinchuuriki akan semakin sulit diidentifikasi"

Tersenyum tipis, yah itu benar. Entah kenapa, di saat seperti ini, Gobi sungguh berguna. Bangkit berdiri dan mulai menyusuri hamparan gurun pasir kembali dengan perlahan

---

Oke, kini tinggal ia dan Ran-san yang berada di ruang makan, setelah beberapa saat kepergian Shun, Obi-san pun turut pergi dengan teleportnya, setelah Obi-san memberikan berbagai macam gulungan pada Ran-san yang katanya merupakan guide ninjutsu medis dan juga mokuton.

Dan melihat Ran-san yang terlalu lama menanggapi pertanyaannya, ia langsung menarik tangan Ran-san "Ah, maaf, Ran-san. Aku akan langsung membawamu ke gedung medis pusat di Suna" sedikit berlari kecil dengan tangannya yang menarik tangan Ran-san, meninggalkan Gedung Kazekage.

---

Menoleh ke arah asalnya suara untuk menemukan sosok pria yang menyapanya.

Sungguh, ia tak habis pikir, padahal orang di hadapannya adalah seorang Jounin, kenapa bisa-bisanya bertanya soal ninja-ninja hebat di Suna?

"Maaf, Tuan. Apakah kau.... amnesia?" penuh dengan tanda tanya sebenarnya. Tapi, akhirnya ia putuskan untuk menjawab saja pertanyaan Jounin di hadapannya "Tentu saja yang terhebat adalah Kazekage-sama, Light-sama, dan juga Obi-sama" menghilangkan nama Yui-sama, meskipun ia tahu istri dari Kazekage-sama tersebut adalah ninja yang hebat juga, hanya saja, tak sehebat orang-orang yang ia sebutkan tadi

masih gintoki

---

"entahlah, mungkin dia ingin anda mati setelah membaca surat yang dititipkan pada anda melalui saya, tuan raikage~" jawab gintoki santai. "jika terjadi sesuatu setelah membaca surat dari hidate, tolong jangan salahkan saya,saya hanya menjalankan tugas" lanjut gintoki dengan tatapan kosong. "Saya sendiri lebih menyukai hito dibanding hidate; hidate lebih seenaknya sendiri dalam segala hal, lalu jangan lupa cuci tangan setelah membaca surat tadi" lanjut gintoki lalu pergi menjauh dari hadapan sang raikage.

---

oot : byakugan hidate diaktifkan di post sebelumnya *pas ngobrol sama bang obi

---

'?! Itu orang yang kucari !' batin hidate saat tak sengaja matanya menangkap sumber chakra yang ia cari.. Sumber chakra yang dilihatnya mencoba menembus kekkai konoha waktu itu. "tuan obi, saya harus pergi ! Kagura, ayo pergi !" seru hidate sambil melompat ke punggung kagura. "hah?! Kemana ?!" tanya kagura kaget. "sudah jangan banyak tanya; aku akan menunjukkan arahnya.. aktifkan dancing foxmu, mungkin kita membutuhkannya" perintah hidate pada kagura, tak ingin targetnya berpindah tempat lagi. "okelah kalau begitu, berpeganganlah padaku!" seru kagura. Lambat laun angin menyelubungi tubuh kagura (visunya kayak avatar aang yg dalam avatar state, tubuh didalam bola angin, aktif selama 8 post sendiri ).

"huft... mereka masih menyerang..." ucap Hoshi yang seketila dilindungi rantai kegelapannya dan pedang-pedangnya, "AKU SUDAH TIDAK ADA KEINGINAN BERTARUNG, AKU HANYA INGIN BERTEMU HOKAGE KALIAN!" teriak Hoshi dari dalam perlindungannya.

"AKU MEMANG MENGHINA HOKAGE KALIAN, TAPI AKU HANYA MEMINTA PERTANGGUNG JAWABANNYA!" teriak Hoshi yang tertutup perlindungannnya tersebut, Hoshi yang merasa lelah ingin menyelesaikan pertarungan teersebut dengan cara damai dan dia tidak ingin memunculkan dendam.

OOT:
ane terlindungi rantai kegelapan yang membentuk bola (di dalemnya ada aane) luarnya ada pedang yang mengitari

"Huah... akhirnya aku kembali hidup..." kata Oka setelah selesai makan, dia mengangkat tangannya yang dikepal ke atas.
"Baiklah... sekarang latihan lagi~." kata Oka yang bermaksud untuk bangun.
Entah lupa atau tidak tentang dampaknya.
Baru berbalik ingin keluar, tangannya ditahan oleh Sakura.

"Kau tak boleh latihan jurus itu lagi!." bentak Sakura.
"Kau sudah tahu dampaknya pada dirimu, tapi kau memaksakannya~ ku mohon... jangan lanjutkan." kata Sakura, lalu terdengar isak.

Agak kecewa, ya begitulah, keinginannya menjadi kuat di tahan... oleh pacarnya sendiri.
Ironi bukan? tapi dia tahu, itu demi kebaikannya.
"Baiklah~ aku takkan latihan jurus itu lagi..." kata Oka lalu tersenyum.
"Aku bosan di desa, ayo kita keluar, siapa tahu ada yang bagus." kata Oka lalu menggandeng tangan Sakura keluar dari kedai.
...

Di luar Konoha.

Oka mendengar sayup-sayup suara orang bertarung.
"Hn... apa yang terjadi disana, ayo kita lihat."
Oka lalu mengendap-endap melihat dari kejauhan.
"Hn..." gumamnya.

Quote :

"entahlah, mungkin dia ingin anda mati setelah membaca surat yang dititipkan pada anda melalui saya, tuan raikage~" jawab gintoki santai

"Mati? a-apa maksud anak itu?" Takiya keheranan dengan apa yang di ucap-kan Gintoki.

Quote :

"jika terjadi sesuatu setelah membaca surat dari hidate, tolong jangan salahkan saya,saya hanya menjalankan tugas" lanjut gintoki dengan tatapan kosong.

"jika terjadi apa-apa pada Raikage, akan ku goreng kau" ucap Deisuke dengan nada bercanda.
"sudah, jangan banyak bercanda" Takiya melihat gulungan itu (belum di buka).

Quote :

"Saya sendiri lebih menyukai hito dibanding hidate; hidate lebih seenaknya sendiri dalam segala hal, lalu jangan lupa cuci tangan setelah membaca surat tadi" lanjut gintoki lalu pergi menjauh dari hadapan sang raikage.

"grrr.. apa maksud mu? kau tidak sopan" nampak Shin sangat geram dengan tingkah laku musang itu.
"wah, dia kabur" Koza ingin mengejar musang itu tapi.. "jangan.. biar-kan dia pergi" sambil merentang-kan tangan kiri-nya untuk menghadang Koza.

...

"gulungan ini, kau pegang Koza" Takiya memberikan gulungan itu kepada Koza.
menarik nafas dan "Impulse" menghilang dari hadapan Shin, Koza dan Deisuke.
"hah? kemana Tuan Raikage pergi?" Shin bertanya-tanya.
"Aku, membaca raut wajah-nya.. dan nampak Ia tak ingin ledakan itu terjadi di lingkungan umum seperti disini" jelas Deisuke.
"jadi begitu" Koza melipat kedua tangan-nya didepan dada.

...

Di sebuah lembah yang berjarak 1KM dari desa Kumo.
"hm..." mata-nya terus bergarak dari kiri ke kanan, membaca kalimat yang tertera disurat itu.
Tak lama kemudian Ia dengan cepat membuang surat itu, karena teringat ucapan musang tadi. seketika sebelum surat itu menyentuh tanah, surat itu terbakar dan "BOOOM!!"
"?!!!?" dengan respon "Impulse" bekerja dengan sendiri-nya dan Takiya pun kembali ke kedai ramen tadi.
"ah, Tuan Raikage tidak apa-apa?" tanya Deisuke.
"i-iya" sambil mengangguk.
"lalu mana surat itu Tuan?" tanya Shin.
"jangan panggil aku tuan, panggil saja aku ini kakak" menarik nafas dan kembali berkata "surat itu terbakar dan meledak, untung-nya Impulse ku dengan cepat merespon dan mengantar-kan aku kembali kesini" jelas Takiya.
"hahh?? jadi benar?" Deisuke nampak-nya shok.
"iya" angguk Takiya "Koza? kau pegang dulu gulungan itu, dan ayo kita lanjut-kan pembicaraan tadi sambil makan" ucap Takiya.
"baik-lah" Koza juga masuk kedalam kedai itu.

Melompat dari batang pohon ke batang pohon selanjutnya dengan kecepatan penuh.
Terus begitu sampai akhirnya aku, Light, keluar dari wilayah hutan Hi no Kuni.

Sekarang, kakiku berada tepat diatas sebuah hamparan gurun pasir yang luas. Dan sebagaimana yang kuprediksikan, aku sekarang berada diarah selatan Suna pada Kaze no Kuni... Melewati gurun pasir ini tidak mudah tentunya, sebagai orang berasal dari sini aku tahun betul bahwa extremnya gurun pasir ini.

Aku memanggil kuchiyose nagaku untuk mempersingkat waktu melewati gurun pasir ini dari atas, bahkan aku yang saat ini berada diatas udara masih merasakan udara panas yang sangat menusuk, sungguh itu bukan hal nya mengenakkan.

Singkatnya, dengan kecepatan penuh aku dengan mudah bisa melewati gurun pasir ini, ya tentunya dengan bantuan nagaku. Sebuah dinding besar terlihat dari kejauhan, disaat yang sama ada beberapa chakra yang kukenal berada disana, seperti apa yang kuprediksikan sebelumnya, aku datang dari arah hutan selatan Hi no Kuni menuju Sunagakure bagian Selatan.

Dan aku mulai berpikir, kenapa Suna terus didatangi orang-orang dengan chakra luar biasa?
Sampai saat ini itu bahkan terus terjadi, dimasa lampau juga terjadi hal yang sama, tidak ada bedanya dengan masa sekarang.

Oh man, sebenarnya apa yang mereka cari di Suna?

Jarak antara aku dan dinding pembatas Suna semakin kecil (baca: semakin dekat), disaat itu juga aku menyuruh nagaku untuk menurunkan ketinggiannya, ketika ketinggiannya sudah cukup aku melompat turun dan menyuruh nagaku pergi.

Saat ini aku menggunakan pakaian jubah yang menutupi sampai bagian kepalaku, juga rambut crimsonku berada didalamnya. Man, penampilanku terlihat seperti 'orang misterius' itu (Yami), hanya saja aku tdk mengenakan topeng sepertinya. Aku benci memyembunyikan identitasku. Karna itu tidak terlihat cool..

Aku mulai berjalan mendekati salah satu dari chakra yang kukenal itu. Tampaknya saat ini dia belum menyadari kedatanganku.

"Lama tidak berjumpa, apa kau masih mengingatku, wahai pria dari Uchiha?" Aku menyapanya dan menunjukkan kesopananku dihadapannya. Tidak seperti aku yang biasanya langsung menyerang orang yang kupikir akan berbuat jahat, tapi kali ini aku tidak bersikap seperti itu.

Dia masih tidak berubah, masih tetap menjadi kriminal, bahkan untuk waktu yang lama.. Saat ini jarakku tidaklah terlalu jauh darinya. Dari jarak yang cukup dekat juga aku bisa melihat dan merasakan keberadaan manusia-manusia yang memiliki chakra yang lumayan kuat.

---

Orang yang kuajak bicara itu adalah Andri.

"sumber chakranya bertambah" gumam hidate saat menyadari di tempat yang akan dia tuju bersama kagura telah bertambah 1 sumber chakra lain.. "Kagura, kecepatan penuh ! arahnya 90° ke kanan, kau melihatnya kan ?" lanjut hidate, memastikan kagura tak salah arah. "aku memang sudah tua, tapi penglihatanku masih jelas, jadi kau tenang saja !" jawab kagura sambil menggerutu. 'akan kutambah kecepatanku, daripada orang itu terlanjur pergi' batin kagura sembari menambah kecepatannya. Kagura menuju tempat kedua pria tadi dengan pola gerakan seperti menari (zig zag) karena memang seperti itulah gerakan dancing fox, bagai seekor musang yang tengah menari diiringi suara desiran pasir. Tak berapa lama ia dan hidate hampir sampai ditempat kedua pria tadi berada; kagura pun menurunkan kecepatannya hingga berhenti didepan kedua pria tadi namun tak mengendurkan dancing fox guna berjaga-jaga dari kemungkinan serangan tiba-tiba.

Hyuuga Hidate wrote:

'?! Itu orang yang kucari !' batin hidate saat tak sengaja matanya menangkap sumber chakra yang ia cari.. Sumber chakra yang dilihatnya mencoba menembus kekkai konoha waktu itu.

"Hm?" Agak bingung sih, kenapa tidak? Orang aneh mencoba mendekatinya, setidaknya ia belum mengenali orang itu.

Light wrote:

"Lama tidak berjumpa, apa kau masih mengingatku, wahai pria dari Uchiha?"

"Ng?" Dia berbalik hadap, membuka topinya dengan tangan kanan agar ia bisa melihat dengan jelas.
Satu, dua, tiga. Butuh tiga detik bagi otaknya untuk mengingat sosok yang berada didepannya itu.
Segeralah ia mengeluarkan sebuah kunai dari segel yang terdapat di pergelangan tangannya (seperti Sasuke), dilemparkannya kunai itu sambil meluncur kebelakang.
Setelah itu, ia mengangkat jubah Akatsukinya, lalu segeralah ia keluarkan Kusanagi dari sarungnya dan menyiapkan kuda-kuda untuk bertarung.

---

Setelah ia mendapat jawaban dari wanita itu, ia langsung berjalan cepat menuju tempat yang sunyi. Dan sampailah ia di sebuah, sudut-sudut desa.
'Ketua, orang yang anda incar adalah—Light, Kazekage, dan Obi.' telepatinya kepada Andri. Kemampuan telepati itu tentu yang diajarkan Andri padanya.

OOT: ane lupa -_-
ane edit aja

IT:

Terus melihat dengan seksama, entah apa yang akan terjadi.
"Hm... nampaknya akan semakin menarik..." kata Oka.

"Aku takut kalo ketahuan, mereka kuat-kuat sekali." cemas Sakura sambil menggigiti kukunya.
"Tak apa... ada aku." kata Oka, lalu memegang tangan Sakura, entah jika diserang, mereka akan bisa menghindar dengan cepat.

Oot: ente dimana ka ? Konoha ? Ane di suna, di tempat andri -.-

Hoshigaki Mibu wrote:

"huft... mereka masih menyerang..." ucap Hoshi yang seketila dilindungi rantai kegelapannya dan pedang-pedangnya, "AKU SUDAH TIDAK ADA KEINGINAN BERTARUNG, AKU HANYA INGIN BERTEMU HOKAGE KALIAN!" teriak Hoshi dari dalam perlindungannya.

"AKU MEMANG MENGHINA HOKAGE KALIAN, TAPI AKU HANYA MEMINTA PERTANGGUNG JAWABANNYA!" teriak Hoshi yang tertutup perlindungannnya tersebut, Hoshi yang merasa lelah ingin menyelesaikan pertarungan teersebut dengan cara damai dan dia tidak ingin memunculkan dendam.

OOT:
ane terlindungi rantai kegelapan yang membentuk bola (di dalemnya ada aane) luarnya ada pedang yang mengitari

"cihhhh.......aku tak tau menau , aku masih ada banyak urusan " ucap mutame
" ayo mutame " sambung toru

lalu Zed dan Ned terbang masing masing toru dan mutame diatas kepala mereka menuju kearah konoha
mutame nampak kelelahan dan sedikit terduduk, namun satu bhunsinya masih dihutan. mutame pun lalu tersenyum sedikit.

Bhunsin mutame itu kemungkinan menyerang hoshi ketika periasinya hilang.

oot:
sisa bhunsin mutame, mengawasi hoshi, dna jika rantai dan pedang itu sudah hilang, bhunsin mutame akan langsung mengarahkan pedangnya dari balik pepohonan ke hoshi. jadi ketika rantai dan pedang non aktif.
slam perpisahan dari mutame dan toru. khukhu

Uchiha V. Alluka wrote:

Segeralah ia mengeluarkan sebuah kunai dari segel yang terdapat di pergelangan tangannya (seperti Sasuke), dilemparkannya kunai itu sambil meluncur kebelakang.
Setelah itu, ia mengangkat jubah Akatsukinya, lalu segeralah ia keluarkan Kusanagi dari sarungnya dan menyiapkan kuda-kuda untuk bertarung.

"Hm?" Aku memiringkan sedikit kepalaku dan menunjukkan wajah bingung. Disaat yang sama, kunainya terus melesat kearahku, menyadari hal itu aku melemparkan sesuatu dari dalam jubahku.

CLANG!

Kunaiku dan kunainya saling bertabrakan dan menimbulkan suara.

Kemudian tatapanku tertuju padanya, sepertinya dia dalam posisi bersiap untuk menyerang.

"Tidak perlu repot-repot bertarung denganku. Tujuanku kemari bukanlah hal itu.."

Aku melanjutkan ucapanku.

"Kau tau, aku sangat beruntung bisa menemuimu ditempat ini. Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan." Aku menunjukkan wajah keseriusanku padanya saat berbicara. Terlihat benar-benar serius sampai aku bahkan tidak peduli dengan posisinya yang sudah siap menyerang itu.

"Jadi bagaimana?" Menaruh dan menyilangkan tanganku didepan dadaku dan tetap menunjukkan wajah serius padanya.

melihat kepergian hidate ke sisi lain dinding pembatas desa, obi yang penasaran dengan hidate dan tentunya juga si jubah hitam di konoha tadi perlahan dengan sedikit mengendap mengikuti hidate untuk mencari tau apa sebenarya yang akan terjadi.

" kenapa hidate sungguh penasaran dengan itu, sebaiknya aku ikuti saja, sejujurnya aku juga penasaran dengan orang berjubah di konoha itu. tapi lebih baik mengendap saja, ini mungkin berbahaya " ketika melihat hidate dan musangnya berhenti, obi pun ikut berhenti. obi lalu perlahan mendekati hidate dan melongok ke arah org2 yang ada disana.

" manusia bertopeng dan... aah itu kan senior light, sejal kapan dia kembali? " obi cukup terkejut melihat org2 yf ada disana terutama ketika melihat light, mungkin aa akan lebih terkejut Ĺªgi ketika tau siapa pria dibalik topeng itu.

Ini mulai melelahkan

"Sudah kubilang, aku merasakan aura si breng.sek itu di sana"

"Masa bod0h. Kau pikir aku akan menemuinya tanpa persiapan yang matang?"

"Lalu apa yang mau kau lakukan?"

"Cerewet! Tunggu dan lihat saja nanti..."

Entah kenapa untuk hari ini, Gobi memang sangat cerewet. Suara kuda aneh tersebut yang terus menggema di dalam kepalanya kerap kali membuatnya ingin memecahkan kepala sendiri.

Ia kemudian menggigit ibu jarinya hingga berdarah, dan merapal beberapa segel tangan untuk di detik berikutnya menapakkan telapak tangannya ke hamparan pasir

"Kuchiyose...."

BOOF

Suara itu terdengar bersamaan dengan munculnya asap putih bersih yang masih mengepul di sekitarnya.

Hingga saat asap tersebut menghilang, dan menyisakan sosoknya yang berada di atas punggung sesosok burung raksasa berwarna biru—ya, Rai

"Lagi? Aku baru saja akan mengajari anak-anakku Raiton!" sesuai dugaan Shun, pasti menggerutu.

"Memangnya aku peduli?" dan jangan salahkan Shun karena berbicara ketus, ini akibat kekacauan yang sedang terjai di otaknya.

"Heh!" hanya dengusan senyum tipis yang menjadi tanggap dari Rai

Ia lalu mulai membentuk beberapa segel tangan, "Berputarlah lingkaran dengan kecepatan penuh di tempat ini saja! Setelah aku tak ada dipunggungmu, kau boleh pulang" bersamaan dengan selesainya kalimat yang ia ucapkan, segel tangan yang ia bentuk pun selesai, lalu angin-angin di sekitarnya menyatu beberapa cm di depan keseluruhan tubuhnya, hingga membentuk bola angin berdiameter 50cm melindungi keseluruhan dirinya dari hantaran listrik.

Tanpa banyak bicara dan hanya mengangguk pelan, Rai melakukan seluruh yang diperintahkan tadi oleh Shun. Arus listrik perlahan keluar dari pori-pori kulit Rai, dan lama kelaman menjadi petir yang menyelimuti seluruh tubuh.

Dan lalu di detik berikutnya—dengan memanfaatkan petir di seluruh tubuhnya, Rai mulai berputar di tempat dengan sangat cepat, jika Shun yang saat ini berada di punggung Rai adalah manusia biasa—bukan seorang Shinobi, kemungkinan besar, Shun akan terpental jauh dan pusing tingkat akut.
Shun memusatkan chakra di kedua tangannya guna meningkatkan daya cengkeramannya di punggung Rai, agar ia tidak terpental.

Lebih cepat.... lebih cepat..... aku hanya butuh sedikit kecepatan lagi

Rai semakin cepat berputar, hingga hampir menyamai kecepatan suara.

Shun berputar ke arah barat dan melangkahkan tujuh kali kakinya di tempat.

Reborn God Step...

Cahaya putih keemasan menggantikan sosok Shun yang menghilang bersamaan dengan munculnya kembali kepulan asap yang menandakan Rai sudah kembali ke tempat asalnya.

---

Cahaya putih muncul di hamparan padang bunga

BRUK
Lagi-lagi, ia kembali ke Heaven's Garden dalam kondisi yang buruk.

"Beruntung ternyata cara itu bisa...." ia tersenyum tipis, lalu berlari menuju sebuah gedung di tengah hamparan bunga ini.

"cih mereka tidak menanggapi... Sekireigan Activated..." ucap Hoshi dalam perlindungan, Hoshi pun menghilangkan Chain of Fate dan 1000 Swordnya, tapi setelah Chain of Fate dan 1000 Swordnya menghilang Hoshi sudah tidak ada di tempatnya.

Hoshi pun muncul di depan gerbang konoha dan memasuki hutan Konoha lagi, "aku akan menunggu Hokage tersebut dan meminta pertaggung jawabannya...." ucap Hoshi berjalan menuju padang rumput di hutan tersebut dan menendang batu hingga terbang.

"Bakpaoku... kenapa aku bisa selemah ini..." ucap Hoshi duduk bersila di padang rumput tersebut dan menjatuhkan dirinya ke tanah yang dipenuhi rumput tersebut.

OOT:
wed ane bakal nunggu ente selese latihan

Light wrote:

"Kau tau, aku sangat beruntung bisa menemuimu ditempat ini. Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan."

Melihat musuh lamanya itu serius, ia akhirnya membuka sedikit jubah Akatsukinya, dan memasukkan kembali Kusanagi ke sarungnya.

Light wrote:

"Jadi bagaimana?"

"Biar kutebak—kau ingin mengincar perdamaian, kan? Atau... Kau tertarik dengan jubah hitam bercorak awan merah ini?" Prediksi yang kedua benar-benar gi-la.
"Khukhukhu—" Tawanya.

Tak berapa lama kemudian, seseorang dengan hewan anehnya datang ke tempat ini. Selang beberapa menit, ia mendapati musuh lamanya juga muncul di tempat ini.

Segeralah ia memakai kembali topi bambunya dan kemudian sedikit menunduk.

'Satu, dua, tiga... Ada tiga, orang. Mustahil aku bisa menghabisi mereka dengan tubuh lemah ini. Tsk!'

Untuk menghadapi kemungkinan terburuk, ia membuka sedikit kancing jubahnya, dan memegang gagang Kusanagi. Siapa tau mereka bertiga akan menyerang, Andri akan berputar dengan God Step sambil menyayat mereka.
Ya, bagaimanapun juga ia harus berterimakasih pada Siryu, God Step yang ia takuti di awal-awal perang keempat, kini ia miliki berkat kecerdasan dan kejeniusan serta ketangguhan yang ia miliki. Setidaknya untuk saat ini ia hanya memiliki kecerdasan dan kejeniusan. Ketangguhannya menghilang akibat Tensai no Jutsu.


"Hm—"