Ia terdiam sambil tersenyum memandangi tebing tempat pertarungannya tadi berlangsung. Seulas senyuman tulus terkembang di wajah pucatnya. Melihat hal yang tak biasa diwajah tuannya itu, Hatenkai langsung saja bertanya. "Ada apa tuan? Kenapa anda tersenyum?" tanyanya.

"Tidak apa-apa Ha. Aku hanya senang saja. Sudah lama aku tidak bertarung seperti tadi," ujarnya pelan. Pertarunagn yang tadi, terasa sngat menyenangkan. Ia bisa merasakan jantungnya berpacu bersama aliran waktu. Sungguh menyenangkan saat ia bisa kembali berfikir secara spontan dengan mengamati keadaan seperti tadi. Menggunakan otot dan otak disaat yang bersamaan benar-benar menyenangkan, namun juga melelahkan.

Pemuda yang berambut hitam yang tadi akhirnya buka suara. Pemuda itu memang bersembunyi didalam katak itu. Ia keluar lalu berjongkok. Mendengar kalimat dari pemuda berambut hitam itu, ia jadi tersenyum. "Kau benar nak, ayo kita pulang," jawabnya. Ya, kembali lagi tugasnya sebagai Hokage. Kembali membenahi desa.

"Em?" ia sedikit terkejut ketika mendengar omongan terakhir dari pemuda itu. "Menjadi murid? Wah, yakin kau tidak akan menyesal? Haha .." jawabnya sambil sedikit tertawa.

"Ayo Ha, Ryu, kecepatan penuh menuju pusat kota!" komandonya sambil mengarahkan kepalan tangannya keatas langit. Hatenkai dengan kemampuan elemen anginnya langsung melesat melewati angin dan menghilang. Sementara Ryutenkai dengan kemampuan elemen petirnya langsung melesat menuju Konoha. Beberapa saat kemudian, mereka sampai di gerbang Konoha dalam waktu yang hampir bersamaan. "Terima kasih, Ha, Ryu, kalian boleh pulang," ujarnya sambil mengacungkan jempolnya kearah peliharaannya. Peliharaannya hanya bisa tersenyum lalu menghilang menjadi kepulan asap.

"Jadi, kau mau jadi muridku?" tanyany sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Seorang ANBU bertopeng tiba-tiba saja muncul dibelakangnya. "Tuan Hokage, pertahanan desa di bagian perbatasan telah ditingkatkan. Pengungsi dan Shinobi yang terluka juga telah diobati. Pasukan di perbatasan semuanya telah berada dalam konsisi prima. Mayat-mayat korban yang meninggal dalam perang juga telah di kuburkan," ujar sosok bertopeng itu dengan nada pelan, bahkan hampir berbisik.

"Bagus, kau boleh pergi," jawab pemuda berambut pirang itu. Nah, sekarang kembali lagi ke guru dan murid. Ia kembali menatap sosok pemuda berambut pirang yang ada didepannya. "Baik, aku mau. Tapi semuanya di awali memperkenalkan dirimu," ujarnya dengan nada tegas.

Sthefen_Senju wrote:

Sementara itu...

Sosok yang sangat mirip dengan Sthef terlihat telah berada disekitar Mizukage. Bunshin, ya, hanya bunshin. Ia bisa melihat kalau tubuh wanita itu di selubungi oleh ular. Bukan hanya itu saja, di tengah derasnya hujan, tubuh wanita itu sama sekali tidak basah. Berarti ada semacam Kekkai disana.

Bunshin itu bisa merasakan kalau chakra yang mengalir dalam tubuh wanita itu sangat mengerikan. Sepertinya inilah teknik Sennin yang legendaris itu. Teknik Sennin ular dari Ryuchidou.

Bunshin itu tak bergerak ditempatnya. Hanya mengawasi saja. Sudah lama tidak bertemu, wanita itu masih tetap cantik saja. Ya, cantik dan mematikan.

===========================================================
OOT

Wah.....ternyata sudah sejauh ini, dan oke lanjutkan RP

Sthefen.....siapa pria berambut hitam yg akan jadi muridmu itu??? ingat, law itu muridku lo...

==========================================================

suara gemuruh ledakan, petir dan hujan kian dahsyat, derai derita perang masih berlanjut bahkan tiap detik waktu bergulir semakin menuju puncak

namun walau begitu......
mizukage Boa masih terdiam dalam meditasinya, mengumpulkan chakra legendaris sage ular Ryuchidou untuk di rubah dengan kekkai genkai-nya menjadi kekuatan HAKI dan MERO no Me.....

meski matanya terpejam dalam meditasinya, Haki-nya merasakan bahwa sejak awal dia di awasi oleh seseorang......warna chakranya sama dengan warna chakra yang mengerakkan awan petir dan hujan tadi...

Groooooooo.................*suara chakra sage yang begemuruh masuk ke dalam tubuh Mizukage Boa*

hingga tatto "Gorgon Calw" di punggung mizukage memancarkan cahaya merah darah

==========================================================

Dua post lagi mizukage bergerak dan rencananya di mulai, bersiaplah Hokage........z



==========================================================

Semua bunshin milik L-pun hilang, baik yang sedang diseret oleh Blade dan yang sedang berada di sekitar gurunya yang sedang mengumpilkan energi alam untuk mencapai bentuk sempurna dari ilmu sennin yang telah ia pelajari di gunung ryuchidou dulu. L yang lain muncul dari atas pohon di atas sang guru, memperhatikan gurunya itu menyerap energi alam disekitarnya.

"guru sedang mengumpulkan energi alam, akan kuawasi beliau dari sini, siapa tahu ada yang terjadi, tapi tidak bisakah hujan ini dihentukan walau sedetik saja ? hujan ini menggangguku, sangat."

L berkeluh kesah dalam hatinya, hujan deras yang turun kini mengganggu penglihatannya, namun, seperti biasa, untuk menghilangkan gundah gulana dalam hatinya, ia lalu merngambil sebuah gulungan dan membukanya.

"KAI !!"

Sebatang lolipop lalu muncul dengan dibarenginya asap kecil yang muncul bersama lolipopnya itu, L lalu menjilatinya sambil duduk disalah satu ranting pohon sambil terus mengaati gurunya itu.

Tap...
Tap...
Tap...
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Light dan Yami pun sampai di tempat Ogama Sennin.
Saat itu di tempat Ogama Sennin juga ada Oby-san, Light nampak terkejut akan hal itu..

Tak selang beberapa saat..
Light berjalan mendekati Oby..
Ogama Sennin sudah tau semua hal ini pasti akan terjadi..

''Halo Oby-san, kita berjumpa lagi.. Kau rupanya sedang berada disini juga ya..'' Sapa Light.

''Perkenalkan Oby-san, ini adalah temanku.. Namanya adalah Yami..'' Ujar Light sambil melirik kearah Yami.

Light pun menceritakan kenapa dia ada di Myoboku juga, sama seperti Oby.

''Aku tadi terlibat pertarungan, dan aku cukup terdesak.. Jadi karena itu aku memanggil katakku untuk membawaku ke tempat ini.. Tujuannya adalah Lari dari pertarungan..hehehe..'' Ucap Light berbohong sedikit, padahal saat itu ia malas bertarung.

Setelah itu..

''Oby-san, sejak tadi kami terjebak disini.. Aku & temanku ingin keluar tapi sayangnya aku tdk bisa mengeluarkan temanku darisini, begitupun dengan temanku.. Huhuhu.. Jadi aku ingin meminta tolong padamu nanti untuk membawaku & temanku keluar dari sini. Bisakah Oby-san?'' Tuturnya.

Ogama Sennin yang saat itu berdiam diri saja cuma bergumam kecil.. Ia nampak tenang-tenang saja dengan keberadaan orang asing itu (Yami), atau mungkin saja katak tua itu sudah tau semua ini.
''hmm...''

-wah kejutan, tnyta senior light ada disini jg dgn temannya. Yami ya, baiklah salam kenal yami. Heemm bgmn aq harus memanggilmu orang asing, yami-san, senpai yami atau bgmn?" tanya obi pada yami

"Kau tenang saja senior light, kalo hanya keluar dari sini itu masalah mudah bagiku. Nanti kaliam berdua cukup memegang pundak q saja n aq akan mentelepoert qt keluar dari sini. Tp qt akan pergi kemana?"

''Hmm.. Kemana ya?.. Ahh.. Kau cukup antarkan kami ketempat terpencil di perbatasan Suna-Kohoha, sisanya biar kami sendiri yang mengurusnya..'' Ujar Light.

Setelah Light dan Yami keluar dari Myoboku nanti, mungkin mereka akan melanjutkan tujuan dari Organisasi mereka..

''Dan Oby-san, setelah kau keluar darisini.. Kau harus berhati-hati.. Perang diluar sana semakin parah, makin banyak pengguna Sharingan yang berbahaya.. Dan setelah kami keluar dari sini, kami akan menjalankan sebuah tujuan besar yang nantinya berefek pada dunia ini..'' Jelasnya.

Perang semakin berkecamuk.. Korban makin banyak berjatuhan.. Dan 2 Organisasi pun sudah terbentuk.. 2 Organisasi yang memiliki tujuan yang sama namun beda jalan.

"baiklah sennior light, yami-sama silakan berpegang pada pundaku. Aq akan membayangkan dulu letak perbatasan tsb" ucap obi kembali dgn rappnya..

Obi pun menaruh jari telunjuk n tengah tangan kanannya di samping kepalanya, ia lalu membayangkan tmpt yg akan diituju. Kemudian kedua org td memegang bahunya dan...sriiiinnnggggzz... Merekapun menghilang dari myobukozan..

NB : aku n omprenganku akan sampai di tmpt tujuan setelah 1 post

konoha: waktu setempat
Mendengar penyataan shinobi yg datang tadi, hati namikaze menjadi senang..
Terlebih ia diberi kesempatan utk menjadi murid hokage sthete.. Ia akan memperkenalkan diri..
Ia membungkukkan tubuhnya kedepan..
"haji memashite watashi wa Namikaze desu (perkenalkan nama saya namikaze)
Saya adalah seorang keimu butai.. Saya terlahir dari dua clan yg dulunya bermusuhan yaitu uchiha-uzumaki :
naruto-hinata ==> ~1 uzumaki жжжжж (ayah ozumaki oby)
==> ~2 uzumaki khan - uchiha sazuka <=== sasuke - sakura

Ayahku uzumaki khan adalah mantan ANBU, sejak kecil saya tinggal di earth dragon (dunia naga) namun saya juga pernah tinggal di myobokuzan dan karasuyama (Gunung gagak).
Aku juga pernah belajar bersama hachibi (kakek uzumaki oby)
Dan saya dipanggil oleh hokage flash utk menjadi polisi konoha sampai sekarang..
Visiku adalah menjadi contoh dan membantu generasi berikutnya.. mempertaruhkan nyawa sambil tersenyum demi konoha.
Karna cita-Citaku menjadi hokage.
Sekian arigato gozaimasu.."
Ia kembali menegakkan badannya..

@Mei: Mana mungkin L mau menjadi muridku sementara dia sudah punya guru ... =.="

---

"Jadi, namamu, Nami, errr, Kaze? Nama yang bagus. Secara harfiah artinya badai angin," ujarnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memperhatikan, ya, pemuda yang kini telah menjadi muridnya itu dari atas hingga bawah. Ya, sepertinya tidak ada masalah.

"Baiklah, pelajaran pertama, err?" ujarnya tertahan. Ia merasakan chakra mengerikan mulai menyebar dan terasa dengan jelas. Saking jelasnya, ia bisa merasakan kalau chakra sang nona Mizukage bercampur diantara chakra mengerikan itu.

"Pelajaran pertama, adalah em, tidak. Kau ingin aku ajari apa?" ujarnya datar. "Aku hanya bisa Fuuton, Raiton, Jinton, Fuinjutsu, Kenjutsu, dan Senjutsu," sambungnya lagi.

Tak lama setelah ia menyelesaikan kalimatnya, ia segera membentuk sebuah segel tangan. Bukan segel tangan biasa, tapi segel bayangan. "Kage Bunshin!" ujarnya pelan. Dua buah bunshin pun terbentuk. Ia berbelik untuk sesaat. "Pergilah dan serap chakra alam," titahnya pada kedua bunshinnya. Kedua bunshinnya pun langsung pergi menjauh menuju bagian atas kantor Hokage. Begitu sampai disana, kedua bunshinnya langsung masuk mode Sennin dan memulai proses penyerapan chakra alam.

Oke, kembali lagi ke gerbang. Pemuda berambut pirang itu asih melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap pemuda berambut hitam bernama Namikaze yang ada didepannya ini lekat-lekat. Raut wajahnya terlihat santai, namun sebenarnya ia tengah memperpeka teknik pelacak-sensornya. Memang sudah menjadi kehebatan dirinya dalam menyembunyikan perasaan.

"Baiklah, aku masih menunggu," ujarnya pelan.

OOT
wah.. Maaf kk sthefe data ditas udah tak berlaku.. Sekarang aku seutuhnya seorang NAMIKAZE Asli..
BTT
konoha
Namikaze masih bingung??!! Ia juga gugup.. "E.. Bolehkah saya diajarin teknik kenjutsu (Jutsu pedang) tuan hokage.. Karna sepertinya cocok dgn karakter saya yg menyukai kecepatan!!" tanya namikaze kpd hokage yg didepannya..

"sriiingzzz...qt sudah smpe di perbatasan suna-konoha senior light n tuan yami. Lalu setelah ini kalian akan kemana lg? Aq bingung tak ada tujuan, apakah kalian punya ide kemana aq harus pergi n melakukan apa?" tanya obi kepada light n yami...

"atau mungkin sebaiknya aq menyempurnakan fuinjustuku dl, nampaknya sebentar lg akan tiba era perang besar, jutsu ini pasti akan berguna untuk melawan musuh2ku n menciptakan perdamaian kembali" gumam obi

Kemanakah obi akan pergi selanjutnya?? To be continued..

Mabes Akatsuki, tepatnya di ruang perawatan
"Sel-sel ketua yang telah di perbanyakan telah saya transplantasikan ke sel-sel ketua yang rusak,"gumam Zetsu hitam pada Andri.
Hingga saat ini andri tak bisa bergerak karna efek dari jutsu yang melewati batas kemampuannya.
"Bagus, zetsu. Kau boleh pergi."puji Andri lalu menyuruhnya keluar.
Zetsu mematuhi perintah andri dan ia pun segera keluar.
Kini Andri hanya menunggu masa pemulihan.

---

OOT : 19 post lagi!!!

OOT: Maaf lama g bales, lagi banyak tugas

IT
Yami yang sudah tiba di perbatasan Konoha-Suna dengan bantuan Oby, terlihat sedikit bersyukur karena ia telah keluar dari Gunung Myobokuzan. Jujur saja waktu itu ia sempat merasakan panik, ya kan tidak lucu kalau seorang Yami terjebak di Gunung Myobokuzan dan tidak bisa kembali

"Baik terima kasih Oby-sama, dan sebaiknya kau jangan mengikuti kemana kami pergi," ujar Yami yang kemudian berjalan dengan santai menuju hutan yang lebih dalam "ya, itupun kalau kau tak ingin menyesal. Sampai jumpa dan terima kasih" ujar Yami sedikit mengencangkan volume suaranya yang sudah lumayan jauh dari posisi Oby sambil mengangkat sedikit lengan kirinya ke atas dan melambaikan tangan pada Oby sambil masih tetap berjalan dengan santai

Akhirnya Light dan Yami berhasil keluar.. Setelah beberapa saat terjebak di Myoboku.. (ini gara2 gak punya jutsu teleport)
''Baiklah, terimakasih juga Oby-san.. Kami akan ke.. Ah kau tdk perlu tahu.. Kau sebaiknya bersiaga di perbatasan saja, kudengar sepertinya disana sudah ada pasukan Kiri yang siap menyerang..''

Light pun berjalan mengikuti Yami di belakangnya sambil melambaikan tangan ke Oby.

''Fyuh.. Terjebak ditempat itu sangat merepotkan..'' Gumamnya..

Light pun berlari kecil menuju Yami..
Setibanya Light di samping Yami ia langsung berbisik sesuatu..

''Kita jalan-jalan sebentar, lalu kita ke markas Ryu.. Aku butuh istirahat sebentar.. Menggunakan Susano'o cukup menguras tenagaku tadi, tapi untungnya tenagaku sudah pulih kembali.. Hehehe..'' Bisiknya pada Yami.

Light dan Yami pun berjalan santai.. Menuju tempat tujuan mereka.

"wah ajd heran kenapa kalian melarang q ikut bersama kalian, ini mencurigakan. Yaa baiklah smpe jumpa..Dasar bobodoh, dasar aneh" ucap obi sambil ngerapp, ia nampak curiga dgn sikap kedua org itu

Obi kemudian berjalan santai sambil memikirkan rencana ttg apa yg harus ia lakukan.

"pertama aku akan menemui komandan sai dl, lalu aq akan berlatih sebentar menyempurnakan fuinjutsuku. Lalu aq akan meminta dy membawa pasukan jouninnya untuk bersamaku menjaga perbatasan. Sudah lama jg aq tak bertemu dengannya"

Obi melangkah menuju kantor komandan jounin sai izanami

OOT : sai kemana yak? Gw akan sampe disana segera setelah c sai nongol

Ngiiiuuuuuuung

Bruk, Blade terjatuh.
"Hoi Ryuga! Kita kemana!?" Teriak Blade.
"Kau tidak melihat yg dibelakangmu?" Blas Ryuga dengan sweatdropnya.

"E-eh, Markas Ryu." Ucap Blade ikutan sweatdrop.

Ciiiiit, Suara pintu terbuka. "Selamat siang!" Teriak Blade dengan senyumannya sambil berjalan masuk.

Blade kemudian mengambil minuman dan meneguknya.
"Segaaaaar" Ucapnya sambil merebahkan diri ke tempat tidurnya.

"Pe-pedang?." Ucap Blade ketika melihat pedang berwarna emas di rak mejanya.
"Ini.. Ryutaro.. Sudah berapa lama aku tidak memakainya." Ucap Blade mengambil pedang itu.

"Yasudah, istirahat dulu!" Teriaknya dengan semangat dan kemudian terlelap seketika.

haduh Nge RP lagi ketinggalan saya

"Ternyata di konoha tidak ada musuh" rey masih berjalan santai
"Aku ingin sekali bertarung padahal" Rey Menggenggam tangan
Rey Pun mengabadikan sebuah tulisan di bawah lantai
Yang berartikan
"Merah Darah"(Shuzaku)"
Lalu dia pun menghilang menjadi gagak hitam dan pergi ke arah Andri

OOT:2 post lagi say sampai

"Kenjutsu? Pilihan yang bagus," ujarnya pelan sambil menghunus pedang yang sedari Jounin dulu sudah terikat dibelakang punggungnya, Hayakuza. Ia kemudian mengalirkan chakra Raiton-nya pada pedang itu sehingga kilatan petir muncul seketika di pedang itu. Bukan cuma itu saja. Udara yang ada disekitar pedang itu mulai tertarik dan melapisi pedang itu secara kasat mata, kecuali kalau orang ini bisa melihat dan merasakan chakra.

"Pertama-tama, kita mulai dari dasar dari kecepatan itu sendiri. Bila kau ingin menjadi cepat, maka kau harus menguasai elemen Fuuton dan Raiton. Bahkan kau bisa menggabungkan kedua elemen tercepat itu, menjadi satu elemen yang maha cepat, Jinton," ujarnya dengan perlahan agar muridnya ini bisa mendengar dan memahami setiap perkataanya. Tapi, begitu ia mengakhiri kalimatnya, tubuhnya langsung saja menghilang dari pandangan mata, dan beberapa saat setelah itu langsung muncul di depan sebuah pohon yang ada di depan gerbang itu.

"Normalnya, manusia biasanya bisa melakukan satu kali tebasan dalam satu detik (satu kali tebasan setiap hitungan 'satu'), tapi, bila kita memiliki elemen yang tepat, maka," ia tak menyerlesaikan kalimatnya. Tapi ia langsung mengambil ancang-ancang untuk mendebaskan pedangnya dengan mengangkat pedang itu 45 derajat keatas.

Matanya terpejam sesaat. Kilatan petir semakin menjadi-jadi di pedangnya. Angin yang menyelubungi pedang itu pun semakin banyak sehingga menarik debu-debu yang beterbangan disekitarnya. Begitu matanya terbuka, ia langsung menebaskan pedangnya beberapa kali secara diagonal kearah pohon itu. Pohon itu pun langsung terbelah seketika. Tapi bukan terbelah dengan halus seperti menebang pohon menggunakan Kenjutsu Raiton kebanyakan, melainkan terbelah dengan beberapa bagian yang hancur seperti di tebang dengan membâbi-buta.

Setelah puas melihat hasil kerjanya, ia segera menoleh kearah muridnya. "Tadi itu disebut sebagai teknik Flash Slash. Teknik Kenjutsu dimana kita bisa melakukan 9-10 kali tebasan dalam satu detik," ujarnya perlahan. Ia terdiam beberapa saat, memberikan waktu bagi muridnya ini untuk mencerna setiap kalimatnya. "Caranya cukup mudah. Kau tinggal mengalirkan chakra elemen Raiton-mu kearah pedang. Lalu menarik udara yang ada disekitar untuk melapisi pedang yang telah diberi chakra Raiton tadi, sehingga kecepatan, ketajaman, dan kekuatan daya hancurnya meningkat. Ada pertanyaan?" sambungnya lagi. Hem, dia rasa dia telah menjelaskan semuanya dengan baik dan benar. Semoga saja muridnya ini memahami setiap kalimatnya.

"hmmM.. Jadi harus mengalirkan chakra elemen Raiton-ku kearah pedang. Lalu menarik udara yang ada disekitar untuk melapisi pedang yang telah diberi chakra Raiton itu.. Menarik sekali" batin namikaze.
"tidak hokage!!.. Saya sudah paham..!! Tinggal mempraktekkannya.. Miriip rashengan ya!! Baiklah" ia membuka segel dgn beberapa gerakan.. "Boofft.". Muncul burung gagak.. "hmmMm.. Ini adalah Senjata saya, tuan hokage?!! Pasti anda binggung?! yah.. Awalnya saya juga bingung ketika dikasih "sword of akuma karasu" oleh petapa suci gagak.. Namun aku mulai paham dgn senjata ini.. Dia bisa berubah menjadi Senjata apapun (khususnya pedang) yg ada di dunia ini.. Julukannya (the copy of god sword).." namikaze kemudian memegang gagak itu secara tiba2 gagak itu berubah menjadi pedang katana.. Sesaat kemudian berubah menjadi pedang tsurugi, kodachi, tanto, chokuto, ninja-to,naginata, nagamaki,dll.. "sudah lama aku tak menggunakannya.. Baiklah.. Akan kupraktekkan yang tuan hokage terangkan tadi.." namikaze mulai mempraktekkan.. Pada awalnya ia kesulitan.. Ternyata lebih susah drpd rashengan.. Ia teruS berusaha.. namun pada akhirnya ia hanya menguasai 5-6 tebasan / detik "huft.. Sepertinya aku belum bisa menguasai sepenuhnya.. Mungkin perlu bertahap dan saya rasa latihannya cukup!Karna saya sudah letih!!" ucap namikaze sambil duduk lemas.. Ia merasa capek yg sangat, "terima kasih hokage!! Saya belum bisa seperti anda!!.. Sebaiknya anda segera ke ruangan anda (ruang hokage).. Sebab negara ini masih perlu penataan dan arahan anda..!! Arogato gozaimasu!!" namikaze kemudian tertidur di bawah pohon tempat latihannya!!

"Wah, itu senjata yang sangat hebat ya," ujarnya antusias ketika melihat seekor burung gagak yang bisa berubah menjadi senjata apa saja. Sesekali ia bertepuk tangan ketika burung berubah menjadi senjata yang menarik baginya. Tak berapa lama setelah itu, muridnya langsung mempraktekan apa yang tadi telah ia ajarkan. Ya, awalnya mungkin muridnya itu kesulitan. Namun dengan semangat pantang menyerahnya, ia akhirnya berhasil. Walau hanya sampai 5-6 kali tebasan perdetik saja. Tapi, itu sudah cukup bagus.

Begitu muridnya itu menyelesaikan latihannya, ia langsung menyuruhnya untuk kembali ke ruangan Hokage, lalau setelah itu ia tertidur. Hem, anak muda. Dilihat dari posisinya yang menjadi Keimu Butai di usia yang masih terlampau muda, sebenarnya sedkit anah berguru padanya. Namun, ada yang mengatakan, kalau ilmu tidak mengenal usia. Hem, anak ini sebenarnya sudah bisa mengembangkan jutsunya sendiri. Namun, hanya perlu variasi saja. Tugasnya sebagai guru sekarang ini sebenarnya tidak banyak. Pemuda berambut hitam yang sekarang jadi muridnya itu sudah lama menjadi Shinobi. Jadi, tugasnya sekarang ya, tinggal mengawasi dan mengajari apa saja yang diinginkan oleh muridnya, jika memang ia bisa.

Tanpa sadar, ia kembali tersenyum. Ia masih berdiri di tempatnya semula sambil memperhatikan muridnya yang tengah tertidur. Hatinya terasa tergerak saat itu juga. Melihat semangat pantang mundur dan kegigihan, pemuda itu, ia jadi yakin sekarang. Yakin kalau memang pemuda inilah yang pantas menjadi Hokage selanjutnya.

"Kau harus menjadi Jyuusandaime Hokage nak, harus," ujarnya pelan. Ia berkata seperti itu karena ia yakin kalau muridnya itu telah tertidur dengan pulasnya. Detik berikutnya, ia berbalik. Lalu tak sampai beberapa saat kemudian tubuhnya langsung menghilang begitu saja.

Tubuhnya kemudian muncul di dalam kantor Hokage. Sebenarnya ia tadi melakukan Swift Step dan berjalan menyusuri atap rumah penduduk di Konoha hingga akhirnya ia sampai di ruanganya ini seperti sekarang. Ada lubang besar di langit-langitnya. Sisa-sisa puing bangunan itu telah dibersihkan, namun para Shinobi belum sempat membetulkan bangunannya. Untung saja tidak ada catatan atau berkas penting yang hilang atau rusak karena kejadian itu. Oke, kembali lagi kepekerjaan yang melelahkan dan membosankan, namun penuh dengan tanggung jawab. Ya, mau tak mau ia harus mau kan? Usianya yang telah matang membuatnya sudah bisa berfikir jernih sekarang.

Ia kemudian mengambil selembar kertas dari setumpuk kertas yang harus ia tanda tangani di mejanya. Fuh, asti perlu waktu lama untuk menyelesaikan ini semua. Ia pun menghela nafas panjang sebelum akhirnya mulai mengerjakan kertas-kertas itu.

Gerbang konoha~
"hoamzzz ketiduran saya"
adiv langsung melakukan pemanasan ringan
Uzumaki jutsu; Eternal Chain

Rantai besar membelenggu gerbangg konoha

Adiv turun & menempelakn sebuah kertas berisikan sebuah kalimat

"jika mau lewat, hubungi adiv, diatas gerbang"

Adiv pun kembali ke atas gerbang

Tap...
Tap...
Tap...
Yami dan Light tiba di sebuah hutan belantara yang sangat terpencil letaknya, ia kemudian berjalan perlahan mendekati sebuah pohon yang sama sekali tak ada bedanya dengan pohon lainnya. Tak lama kemudian, ia pun membuka sarung tangan hitam dari tangan kirinya. Tampaklah tangan dengan kulit berwarna putih kecokelatan yang mengenakan sebuah gelang ciri khas organisasi Ryu

Ia kemudian menunjukkan gelang itu pada sebuah lubang kecil di pohon itu
Greek....
Perlahan bagian depan pohon itupun terbelah 2 dan memperlihatkan sebuah tangga. Tanpa berlama-lama ia pun segera mengenakan kembali sarung tangannya dan meluncur masuk ke bawah menggunakan tangga

Saat sudah tiba di bawah, ia melihat Blade sedang tertidur dengan lelap. Ingin rasanya untuk membangunkannya, tapi ia rasa untuk sekarang belum perlu. Yami kemudian segera berjalan ke sebuah kursi yang terletak di sisi ruangan untuk menunggu Light masuk. Dan, si-alnya ia lupa menyuruh Light untuk kembali menutup markas, ya semoga saja ia tahu caranya untuk menyegel kembali pintu markas

Light yang melihat Yami berjalan masuk ke dalam sebuah pohon sempat kebingungan.
Tapi tak lama setelah itu dia akhirnya paham, kenapa Yami memasuki pohon itu.

''Jadi ini markasnya, kenapa harus membuat markas di pohon seperti ini.. Sial, aku jadi seperti terasingkan dari dunia..'' Gumamnya.

Light pun berjalan memasuki pohon itu juga.

Setelah ia berada di dalam, ia melihat sebuah tangga yang ntah menuju kemana..
Ia hendak berjalan melewati tangga itu, tapi ia sadar akan sesuatu.
Pintu markas Ryu ternyata belum tertutup, awalnya ia sempat bingung bagaimana cara menutupnya..
Tapi setelah melihat Yami membukanya dengan menunjukkan gelang khas Ryu, maka ia pun mencobanya.

Light berjalan mendekati belahan yang di sebut 'pintu' markas Ryu bagian dalam, dan setelah itu ia menunjukkan gelang khas Ryu miliknya.

Lalu kemudian..

Greekk..

Belahan pohon itu mulai tertutup. Di detik selanjutnya, belahan pohon itu sudah tertutup secara total dan hanya meninggalkan sebuah lubang yang kecil.

''Sekarang aku benar-benar diasingkan dunia.. Hidup di pohon, yang benar saja..'' Ujarnya dengan raut wajah bete.

Light pun mulai berjalan kearah tangga yang menuju kebagian bawah.

"Hoahm" Blade pun terbangun..
"Dan, Siryu, dan.. Hachidaime... senang sekali kita bertemu." Ucap Blade sambil berdiri dan mengucek-kucek matanya,

"Sekarang, kita kemana?" Tanay Blade langsung serius

Light berjalan turun melalui tangga, setelah sampai dibawah ia bertemu dengan Blade yang saat itu langsung menyapanya..

''Halo Blade..'' Ucapnya sambil terus berjalan melewati Blade.

Light trus berjalan, hingga ia sampai pada sebuah ruangan yang terdapat Yami sedang duduk menunggu dirinya.

Light pun segera mendekati kursi yang sudah tersedia di ruangan itu. Detik berikutnya, Light pun duduk di kursi itu.

''Kita tunggu Blade dulu, baru kita akan membicaraan sesuatu..'' Ujar Light.

Sementara itu, sambil menunggu Blade masuk keruangan itu, Light pun bersantai sambil melihat foto keluarganya sebentar..
Ia mengambil sebuah foto kecil di kantong belakang miliknya, dan menatapnya sekaligus mengenang orang yang berada pada foto tsb.