Forum Indofanster
Cross Over 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...

Forum Indofanster
Cross Over 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...


Forum Indofanster

Forum Tempat Berdiskusi Tentang Manga - Anime
Dibuat oleh Agoess Sennin pada 16 Mei 2009
Indofanster adalah Keluarga, Bukan Sekedar Tempat Berkumpul
 
IndeksPortalGalleryPencarianLatest imagesAffiliatePendaftaranLogin
Welcome to
Rules • Staff • Ranks & Holder

Share
 

Cross Over

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Nue
Kelas S (GL51076X)
Nue


Posting : 1841
Join date : 22.01.12
Lokasi : Kepo luw

Cross Over Empty
#1PostSubyek: Cross Over Cross Over Empty16/5/2013, 10:40 am

Kota Taroma distrik industri di negara Savorasia, kota yang tak terlalu menonjol, daerah tingkat dua di provinsi sevarez, tak banyak yang dapat ditemukan di kota ini, tata letak nya terlihat kaku, sektor wisata pun hanya sedikit, meski padat penduduk tapi kota ini cukup bersih, banyak pabrik di sebelah utara kota, dan pemukiman di bagian selatan, hanya ada dua perguruan tinggi disana, satu perguruan tinggi negeri, dan satu lagi akademi biasa yang di kelola pihak swasta.

Perguruan tinggi negeri jelas menjadi primadona di kota tersebut, sedangkan akademi hanya di masuki anak-anak yang tidak terlalu pintar, atau anak yang kurang mampu serta golongan menengah kebawah yang memasukinya.
Di gedung akademi seorang pemuda tengah menyangga dagunya dan menatap cakrawala dengan matanya yang terlihat malas, sesekali semilir angin membelai rambutnya yang hitam, namanya Hatsuharu, pendek, tak begitu pandai, dan tak begitu b-odoh, tak malas, dan tak rajin pula, nilai mata kuliahnya berputar di A B, dan C, indeks prestasinya cukup bagus meski dia orang yang malas, 3.16, itu yang terakhir ia cek di internet yang ada di perpustakaan akademi tempat dimana ia menjadi salah satu mahasiswanya. Saat itu hari sudah menjelang senja, sudah hampir setengah jam ia berada di pinggiran koridor kampus nya menatapi lapangan gersang yang dijadikan lapangan parkir untuk sementara waktu, mengingat basemen gedung tersebut sudah hampir seminggu ini mengalami perbaikan rutin.

“ hatsu, kau belum pulang ? “ sapa seorang temannya.

“ Ah ? aku akan pulang sebentar lagi “ jawabnya santai.

“ bagaimana tugas akhirmu ? “ tanya temannya tersebut.

“ melayang – layang..... “ ucapnya sambil melirik dan menyelipkan senyum yang dipaksakan. Temannya hanya menggeleng gelengkan kepala dan ikut terhenti beberapa saat disana, melakukan perbincangan antar mahasiswa.

“ Aku tak khawatir mengenai tugas akhir, aku malah khawatir setelah kelulusan kita, apa yang kita pelajari di akademi ini sepertinya mengambang..... kita hanya paham dasar dari mata kuliah yang kita ikuti selama ini “ ucap hotaru sambil membalik kan badan dan menyandarkan punggungnya pada tembok balkon.

“ hahaha! Kita buat saja usaha sendiri.. “ ucap temannya tersebut.

“ di jaman sulit seperti ini, mana mungkin pemerintah memberi izin seperti itu “ sanggah hatsu dengan cepat.

“ Hotaru, kau akan melanjutkan atau langsung kerja ? “ sekarang hatsu yang bertanya.

“ aku ? ah asal kau tahu saja, tak ada harapan bagi akademi kita, lihat sekelilingmu, akademi ini berada di ujung distrik, tempatnya sedikit rapi namun tetap saja terpinggirkan, mahasiswanya hanya penduduk sekitar yang tak mau jauh-jauh ke pusat distrik untuk mengenyam pendidikan bagus, dosen nya pun tak begitu baik dalam mengajarkan materi “ kalimat nya meluncur deras menjelaskan segala kebenaran yang memang terjadi dan sedang mereka alami di akademi yang ada.

“ tunggu! “ potong hatsuharu.

“ alasan seperti itu kadang bisa di benarkan , bisa disalahkan pula, disini, kita juga berperan, kita malas, dan itu kenyataan kedua setelah kata katamu “ suram, itu yang bisa ditarik dari keadaan yang mereka beberkan, dosen yang tak kompeten dan situasi yang tak memicu mahasiswa menjadi rajin dan kreatif.

Ketika mentari kian condong ke barat, mereka berdua memutuskan untuk pulang, di tengah jalan pun mereka masih membahas hal hal suram seperti tadi, tentang sempitnya kesempatan mereka untuk di terima di perusahaan besar, dan peluang wirausaha yang tak beriklim baik di negara itu, keduanya berjalan berat sekali membayangkan masa depan yang tak jelas dan tak dapat mereka bayangkan.

Ditengah langkah putus asa tersebut mereka berpisah di persimpangan. Ketika hatsuharu berbelok menuju rumahnya ia tiba tiba mematung, gadis yang ia idamkan Yelena Sarvakovic berjalan mendekat ke arahnya, seakan nafasnya berhenti beberapa saat, ingin sekali ia menyapa nya, namun tak berdaya di situasi yang mendadak ini, akhirnya ia hanya memendam perasaan itu, dia adalah gadis yang dulu sekelas semasa SMU, hatsu sudah menaruh hati pada gadis itu sejak lama, namun ia tak pernah punya keberanian untuk menyapa nya. Disaat hatsu mematung, yelena justru menyapa nya dengan lembut.

“Hatsu ? ada apa ? “ tanya yelena dengan nada penasaran.

“ he!!? A-apa ?,eh ? aku ? yah.... oh ! tidak, aku hanya sedang melamun, ah tidak ! aku ... aku hanya kesemutan... iya....kesemutan... “ jawabnya dengan terbata bata.

“hmph.. kau aneh hatsu, bye, aku harus segera pulang... jangan melamun di tengah jalan, berbahaya... “ ujar yelena sambil berlalu. Hatsu tetap diam dan terpaku meski lehernya memutar sembilan puluh derajat mengikuti gerak yelena yang melalui nya.

“ s...sial!.... “ bisiknya sambil meremas wajahnya sendiri (facepalm)

“ Hampir setiap berpapasan selalu saja begitu! “ bisiknya kembali dengan kesal, jauh dalam hatinya dia ingin sekali bertergur sapa dengan yelena, melakukan basa basi, dan pendekatan ala anak muda masa kini, namun semua tak pernah terjadi selama ini, hatsuharu terlalu takut untuk memulai bicara, tapi paling tidak ia terlalu kecewa dengan semua yang terjadi.

Malam tiba, di hari yang sama, hatsuharu melakukan kegiatan sehari harinya, yeah. Bermalas-malasan, itu yang ia kerjakan, apa yang ia bicarakan dengan temannya itu memang benar-benar terjadi, ia sadar tentang tantangan kerja yang ada, dan tugas tugasnya yang menumpuk, tapi ia memang orang malas dengan pemikiran sempit, setiap malam menjelang, ia membuka laptopnya dan mengakses sosial media, melakukan chating adalah kesukaannya, ia tak begitu pandai berbicara, namun mahir menggerakan jemarinya, dan menulis rentetan kalimat, persentasi teman dunia nyata dengan dunia maya berbanding terbalik, ia lebih dekat dengan teman-teman nya didunia maya ketimbang dunia nyata nya.

“ Hatsu! Segera turun dan lekas makan! “ Teriak ibu hatsu dari bawah ruangan.

“ Aku sudah makan! Dan jangan teriak-teriak bu, aku bisa mendengar mu meski tak berteriak! “ Sahut hatsu tanpa mengalihkan pandangannya dari monitor laptopnya.

“ Kau sendiri berteriak dari atas kan ! “ timpal ibunya kembali.

“ Itu karena ibu memulainya dengan teriakan ! Aku akan makan jika lapar nanti “ ujarnya mengakhiri pembicaraan. Ibu hatsu hanya menghela nafas dan kembali ke meja makan untuk melayani suaminya.

“ sudahlah, biarkan dia, nanti jika lapar dia pasti turun... “ ayah hatsu pun angkat bicara pada akhirnya.

“ Tapi tak baik membiarkan anak kita tak mengatur pola makannya, dia sudah dua kali terkena serangan maag kronis “ tutur sang ibu pada ayah hatsu.

“ Lebih baik bawakan saja makanan ke kamarnya, anak itu tak pernah tidur cepat, dia pasti akan terus begitu sampai jam 2 pagi “ ujar sang ayah yang mulai mengambil sendok makanan untuk segera melahap hidangan masakan yang sudah tertata di depannya.

Sementara di atas, hatsu masih saja menatapi monitor laptopnya. Sedang asik dengan dunia maya nya, tiba tiba terdengar suara efek dari chat yang tiba tiba muncul dari tab browser lainnya, ia lantas mengklik tab tersebut, sontak ia menahan nafasnya lagi, seseorang yang ia sukai mengajak nya chating, yelena, seolah melayang di ruang hampa udara, perasaannya bingung bercampur senang, sempat bingung bagaimana menjawab chating tersebut, padahal yelena hanya menulis “ Hi, hatsu “ namun ia sudah bingung.

“ Hai.... “ tulisnya.

“ Masih kesemutan ? ^^ “ balas yelena.

“ haha, sudah tidak Very Happy , oh iya, untuk yang tadi, maaf ya aku bertingkah aneh “ balas hatsu dengan cepat dengan perasaan yang berdebar-debar.

“ tak apa, hanya saja, aku sempat bingung.... kau selalu begitu sejak lulus SMA, padahal kita sering bertemu “ balas yelena kembali, kecepatan membalasnya sama cepatnya dengan hatsu, kebanyakan remaja di savorasia memang sudah termakan zaman dan mahir menggunakan komputer sejak masa sekolah dasar.

“ Ah, yelena, bagaimana kuliahmu ? kudengar kau dapat beasiswa, kau pasti sangat pintar “ hatsu memulai basa-basi nya, selama mungkin ia ingin mengobrol dengan yelena.

“ Kuliah ku, yah, begitulah, aku tak pintar hatsu, hanya mencoba menjadi mahasiswa yang baik.... “ balas yelena dengan kalimat merendah.

“ kau selalu merendah yelena, padahal banyak yang mengagumimu “ tanpa sadar ia membuka kartunya sendiri.

“ eh ? maksudmu hatsu ? aku tak merasa banyak yang mengagumiku, haha... kau bercanda... “ yelena masih dengan kalimat merendahnya, hatsu hanya tersenyum, dadanya berdebar-debar sekali, seolah ingin mengatakan aku menyukaimu, tapi jemarinya tak kunjung bergerak, dan justru ia malah menulis kalimat lain.

“ haha... aku tak bercanda yelena, saat SMA dulu kau sering dicari laki-laki dari berbagai kelas, eh, kau masih tak mengganti nomor hp mu ? “ tanya hatsu tiba-tiba.

“ hmm..... yasudah lah hatsu, itu tak penting... oh, nomor ku, masih tetap, sejak SMA aku tak pernah menggantinya “ jawab yelena.

“ oh, he, aku juga masih menyimpan nomor mu  jaga-jaga, jika aku ada perlu dengan mu , he “ sebenarnya hatsu berbohong, ia tak pernah punya nomor yelena dalam buku kontak nya, tapi ia justru hafal betul nomor nya selama hampir 4 tahun.

Malam itu mereka bicara banyak hal dari masalah kuliah hingga jenjang karier untuk kedepannya, seperti biasa, dan hal hal yang berbau pendekatan lainnya, malam itu hatsu akhirnya berbaring di kasur nya, ia menatapi langit-langit dan mencoba mengingat percakapan yang ia lakukan tadi, benar benar menyenangkan, pikirnya, itu adalah beberapa jam yang indah, begitu yang ia rasakan.

Selama terbuai dengan angan-angan tersebut, ia memikirkan strategi untuk menjadikan yelena sebagai teman kencannya suatu saat nanti, ia memikirkan berbagai metode, ia sering bertemu, namun ia harus menangani masalah grogi saat berpapasan denga yelena.

“ ayolah hatsu... kau tak perlu grogi, dia selalu tersenyum , dan dekat dengan mu, bahkan tak ada laki-laki sedekat kau dengan yelena “ pikir tatsu, kenyataannya memang yelena bukan tipe gadis yang sembarangan dekat dengan laki-laki, ia cenderung menyeleksi teman nya, dan memberi kesempatan dekat hanya dengan hatsu, bahkan sejak SMU ia kerap di sangka berpacaran dengan yelena, sempat hal tersebut menyebabkan hatsuharu harus berurusan dengan anak SMU lain karena masalah yelena yang terlalu dekat dengan dia. Meski begitu, sampai sekarang mereka tetap berhubungan dekat, hatsuharu menahan perasaannya, dan yelena tetap membuka diri untuk hatsuharu sampai sejauh ini.

“ besok, akan ku telfon dia, dan ku ajak jalan ! “ lengannya mengepal ke atas, berharap semuanya lancar dan terlaksana.

Kembali Ke Atas Go down
Nue
Kelas S (GL51076X)
Nue


Posting : 1841
Join date : 22.01.12
Lokasi : Kepo luw

Cross Over Empty
#2PostSubyek: Chapter II Cross Over Empty20/5/2013, 6:22 pm

Pagi hari keesokan harinya hatsu bangun dengan semangat, ia bahkan menghabiskan sarapannya dengan cepat, ibunya juga sedikit heran dengan perubahan anaknya, sedangkan sang ayah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melahap sarapan yang telah di siapkan.

Hatsu berangkat ke kampusnya yang berada di perbatasan wilayah utara dan selatan menggunakan kereta dalam kota, dalam kereta ia berdiri,mengalah pada nenek tua yang naik setelahnya, ia turun dan menggendong ranselnya yang hitam dan dipenuhi dengan gesper, kesukaannya mengoleksi benda rumit membuat nya seperti seseorang yang akan bepergian jauh.

Setibanya di kampus ia menyempatkan diri menuju perpustakaan yang amat jarang sekali ia kunjungi, ia bukan tipe orang yang suka membaca buku, ia lebih memilih game daripada membaca. Ia ke perpustakaan jika ada tugas seperti sekarang ini. Lantas ia duduk di depan sebuah meja yang panjang, di depannya ada sekitar 3 buku menumpuk, tidak cukup tebal namun membuatnya semakin malas untuk mengerjakan tugasnya.

Dari kemalasan yang kian mendera lengannya mulai merogoh saku celananya, dikeluarkan nya ponsel miliknya, lalu ia menatap dan memutar mutarkannya di telapak tangannya, kebingungan menderanya lagi.

“ haruskah aku mengirim pesan pada nya, atau tidak, apakah sekarang, atau nanti “ pikirannya berkecamuk, kembali wajah yelena menyibak otaknya.

“ aku takut mengganggunya, ah, tidak... harus ku lakukan, tapi.... “ kembali keraguan muncul dan hilang dalam benaknya, pada akhirnya ia menghabiskan waktu hanya untuk bergelut dengan kebingungannya. Kembali ia memutar mutar kan ponselnya, ditengah lamunannya yang berputar putar tiba tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Sontak hatsuharu kaget dan membelalakan matanya sekaligus memutar kepalanya sembilan puluh derajat.

“ nyahaha! Hatsuharu, melamunkan yelena lagi hah ???? HAHAHAHA!!!!! “ suaranya terdengar keras, apalagi mereka berada di ruangan perpustakaan.

“ Pelankan suara mu gery! Ini perpustakaan ! “ bentak seorang perempuan di ujung ruangan.

“ maaf maaf ketua... saya tak sengaja, hehe “ balas orang bernama gery itu dengan cengiran yang di buat buat.

“menyebalkan... dasar iblis akademi...” kemudian gery berbisik sambil memalingkan wajahnya yang di tekuk.

“ salahmu sendiri gery, membuat kebisingan di ruang perpustakaan, terima saja... “ gumam hatsu sambil meletak kan ponselnya di meja dan melirik gery.

“kau tak berubah, dari SMA selalu saja membuat berisik sekitar” gumamnya lagi.

“ kau melebih lebihkan hatsu, sebagai teman SMA seharusnya kau tak bilang seperti itu kan... hehe... “ balas gery sembari duduk di samping hatsuharu kemudian ia kembali memunculkan cengiran khas nya, ya, begitulah gery, ia selalu terlihat ceria dalam kondisi apapun, tapi ia sangat berisik dan tak bisa diam, meski begitu gery adalah teman yang baik bagi hatsuharu, sejak SMA mereka sudah berteman, dan tahu segala macam yang hatsu alami, terutama masalah perasaan hatsu yang menaruh perhatian kepada yelena sejak SMA dulu.

“ Ada perlu apa kau kesini gery ? “ tanya hatsu dengan nada sedikit ketus.

“ seolah kau yang punya perpustakaan ini hatsu, dasar, kau ketus sekali, aku sedang mencari buku untuk tugas akhir ku, seperti kau, waw.... banyak sekali buku referensi mu hatsu. Bagaimana ? ada kemajuan ? “ tanya gery dengan wajah serius.

“ yah begitulah, sedikit demi sedikit aku menyusunnya dengan baik, kau sendiri bagaimna, gery ? “ kali ini hatsu yang menanyakan hal yang sama pada gery.

“ kh..hahaha! maksudku perkembangan mu dengan yelena, hatsu, hahaha! “ cekikian dan tawa yang bergantian kembali menanungi ruangan yang sunyi itu. Akhirnya sebuah gebrakan telapak tangan ke meja perpustakaan terdengar dari ujung ruangan, sang ketua mahasiswa di ujung sana memasang wajah murka dan mengeluarkan aura yang menakutkan, bahkan hatsu dan gery pun hanya melongo dan tak mampu berkata apapun, namanya adalah Sherry perempuan itu begitu mengerikan, wajahnya memang cantik dan matanya yang bulat mempesona seluruh mahasiswa yang ada di akademi taroma, namun kecantikannya itu tak di imbangi dengan sifat yang baik, sikapnya yang selalu tempramen kerap membuatnya mendapat julukan yang mengerikan, ada yang bilang perempuan petir, ada pula yang menyebutnya iblis akademi.

“ Kalian ! temui aku sepulang mata kuliah terakhir ! “ bentaknya di hadapan wajah hatsu dan gery.

“ Kau tak perlu membentak kami kan ! “ Tiba tiba hatsu balik membentak. Gery justru menjadi orang yang paling terkejut di ruangan itu, bagaimana bisa hatsu yang pemalas itu membalas bentak Iblis ini.

“ apa kau bilang ! Huh ! “ Lengan sherry mengepal di hadapan wajah hatsu.

“ kau memilih jalan yang salah, hatsuharu “ nadanya rendah namun terdengar menghujam sekali. Setelah mengatakan hal itu sherry langsung meninggalkan mereka berdua dan keluar dari ruangan perpustakaan, langkahnya amat cepat dan penuh kekesalan tentunya.

“ Sialan, laki laki selalu saja seenaknya! “ gumamnya kesal sambil tetap melangkah, para mahasiswa yang di sekitarnya memasang wajah ketakutan dan kebingungan, tak ada yang menanyainya, apalagi dalam kondisi seperti itu, dia bisa saja meneriaki orang yang menyapanya.

“ hh apa apaan perempuan itu, mengerikan sekali “ ujar gery sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ aku tak suka perempuan berkepribadian seperti itu, cih “ timpal hatsuharu dengan nada kesal.

“ tapi kau benar benar gila hatsu, kau membentak ketua mahasiswa, si perempuan petir itu “ lengan gery menepuk pundak hatsu dan menggoyang goyangkan badannya, seolah sedang menyadarkan temannya dari pingsan.

“ hei hentikan itu, aku sedang benar benar kesal sekarang, pagi ku dirusak dengan teriakan seorang perempuan cerewet

“ gerutunya sambil memalingkan wajah.

“ hahaha... jangan terlalu membencinya, siapa tahu kau akan suka kelak.. haha... “ kembali tawa gery meluncur.

“ dasar tukang gosip, aku tak pernah suka perempuan seperti itu “ ucapnya kembali menegaskan.

“ yak, sudahlah, jadi... tetap konsisten pada yelena ya, haha... “ lagi lagi gery tertawa dengan kedua lengannya memegang belakang kepala dirinya sendiri.

“ ahh... kau mulai lagi, gery... “ hatsu memutar bola matanya ketika mendengar topik ini diangkat lagi, meski itu benar tapi ia tak mau hal-hal seperti ini diumbar, tapi begitulah gery, ia tak bisa di hentikan.

“ kudoakan kesuksesanmu kawan... ah, kita ada jadwal kuliah saat ini.. ayo... “ ajak gery pada hatsu yang masih duduk di depan meja.

“ kau duluan saja, aku harus mencari satu buku lagi “ jawabnya dengan cepat, lantas gery hanya mengangkat alis dan berlalu meninggalkan hatsu di dalam ruangan. Gery tau itu hanya sebuah alasan agar hatsu bisa menenangkan pikiran nya sendiri.

Ketika keadaan mulai hening lagi, hatsu kian menyandarkan punggungnya pada kursi, ia menghembuskan nafas panjangn dan kembali pada kemelut di otaknya. Ia menatap kembali ponselnya, lalu ia masuk kan ke saku.

“ nanti “ gumamnya sambil bergegas.

Mata kuliah terakhir pun selesai, saat nya pidato sang ketua mahasiswa, ia berdiri di depan gery dan hatsu yang duduk dia atas meja dosen, sherry benar benar menghabisi mereka lewat rentetan kalimatnya, lengannya meliak liuk menegaskan kalimat yang ia luncurkan dari bibir tipisnya, rambutnya yang sebahu mengibas santai ketika gerakan tubuhnya mengalun.

Jelas, hatsu tak memperhatikan itu, ia hanya mendengar betapa galaknya perempuan ini, sampai sampai ia tak menyangka bahwa mantan pacar dari perempuan yang berada di hadapannya ini mencapai belasan di akademi ini. Gery hanya tertunduk lesu, dia kalah jika melawan seorang perempuan.

“ Kalian paham !? “ akhirnya ia sampai di ujung kalimat.

Serentak dua laki-laki itu menjawab ya agar semua ini segera berakhir dengan cepat. Hatsu dan Gery berjalan keluar dari kampus dan mulai mengerutu tentang sikap sherry yang selalu seperti itu sejak pertama masuk bangku kuliah.

Saat berjalan pulang, hatsu berpisah dengan gery, setibanya di stasiun ia berdiri termenung di tengah lalu lalang manusia yang masuk dan keluar stasiun, ia melirik sebuah papan pengunguman, dia menghampiri nya dan membaca kertas yang di tempel di papan tersebut, isinya menjelasakan tentang peluang kerja di sebuah perusahaan besar di kota taroma, lama sekali ia memandangi kertas itu, berandai andai, dan bertanya tanya pada dirinya apa ia akan mendapatkan pekerjaan yang layak untuk kehidupannya dengan kemampuan diri yang begitu pas-pasan.

“ hatsuharu ? “ sapa seseorang di belakangnya, suaranya tak asing lagi, hatsu memutar balik badannya dan ternyata benar, yelena, wanita ini muncul lagi di momen yang hampir sama, mereka berbeda perguruan tinggi, yelena mahasiswi dari universitas negri Taroma, rambutnya yang terurai rapi, hitam dan mata hijaunya yang memandang lekat pada hatsu, membuatnya mematung untuk beberapa detik sampai ia berkata “hai” .

Saat dalam kereta mereka seperti sepasang batu yang saling duduk menatap lantai dan tak ada satupun suara diantara mereka kecuali deru mesin kereta dan roda baja yang bergesekan dengan rel, akhirnya hatsu mulai memberanikan diri untuk memulai bicara.

“ hei... yelena... “ sapa nya degaan nada ragu.

“ ya ? ada apa. Hatsu ?” balas yelena dengan lirikan.

“ kau ingat saat SMA dulu, aku pernah di kira dekat dengan mu ha... “ tawa nya hambar, sekedar untuk menekan kesan serius pada kalimatnya.

“ oh haha iya... memang kenapa dengan hal itu, aku tak keberatan jika di katakan dekat, karena kita memang dekat kan ?” ujar yelena.

Wajah hatsuharu sedikit memerah mendengar hal itu keluar dari bibir yelena.

“ Tahukah kau, karena hal itu, hmm... ini konyol, tapi kau harus tau, aku pernah dihajar siswa SMA lain gara gara aku dianggap dekat denganmu “ wajahnya langsung menunduk ketika menceritakan hal itu, ia takut yelena marah dan membencinya, tapi aneh, justru malah cekikikan yang ia dengar dari yelena.

“ hm ? Kenapa kau malah tertawa, kupikir kau akan marah...” gumam hatsu dengan nada yang masih sedikit terdengar takut.

“ haha.. maaf ya hatsu, aku selalu merepotkan mu sewaktu SMA, bahkan mungkin sampai sekarang secara tak sadar aku masih begitu... maaf ya , haha.. “ Balas yelena sambil menyatukan kedua telapak lengannya di depan wajahnya.

“ heeh! Kau tak perlu minta maaf, itu bukan salahmu, umm.. yelena.... “ Hatsu memulai nya , dia benar benar mencoba memberanikan diri.

“ apakah sabtu ini kau tak ada... jadwal ? “ Hatsu mulai bertanya.

“ umm, tidak, memangnya kenapa hatsu ? “ Yelena masih menjawab dengan kalimat yang amat polos.

“hmm.... “ sesaat ia terdiam sebelum akhirnya ia melanjutkan lagi apa yang ia mulai .

“ Aku ingin... mengajakmu jalan – jalan sabtu ini... b-bagaimana menurutmu ? “ ucap hatsuharu dengan wajah yang merah padam.

“eh ? “ yelena sedikit terkejut mendengar hal itu, terlebih dengan ekspresi hatsu yang seperti itu.

“ umm... boleeh... “ balasnya dengan nada rendah, meski ia juga terlihat sedikit malu mengatakan itu. Sementara itu, hatsuharu makin menundukan kepalanya, namun seolah sedang merayakan kemenangan sebuah perang, pikirannya benar benar terang, hatinya berbunga bunga, akhirnya ia mencapai cek point dalam hidupnya, mengajak yelena, yah meski kalimatnya di perhalus menjadi jalan jalan, namun intinya, mereka berkencan.

Sampai stasiun tujuan mereka, mereka tak berkata lagi, hanya lirikan dan senyuman kecil sesekali tersimpul dari bibir mereka.

“ u-umm.. sepertinya sudah tiba, yelena “ Hatsuharu mencoba menguasai dirinya.

“ ah iya... “ sahut yelena . Keduanya bergegas turun dengan puluhan orang lain. Setelah di depan stasiun mereka berdiri di pinggiran jalan, keduanya hampir menarik nafas bersamaan, berusaha menguasai diri masing masing dari kebingungan dan rasa canggung.

“ mau nescafe ? “ tanya hatsuharu sambil merogoh saku celananya.

“ hmm, boleh.... hatsu “ jawab yelena sambil mengangguk. Kemudian hatsu menghampiri mesin minuman yang berada di pinggiran trotoar jalan tersebut, dan memasukan sejumlah uang, ia mengambil dua kaleng minuman dari mesin itu dan memberikan salah satunya pada yelena.

“ terimakasih “ ucap yelena sambil tersenyum manis. Hatsu hanya membalasnya dengan tatapan kagum dan lagi lagi wajahnya memerah.

“ kenapa? Hatsu ?” akhirnya kalimat yelena normal lagi, dia polos seperti biasa itu sebabnya kadang hatsu sering mengurungkan niatnya karena kepolosan yelena, sangat sulit menemukan momen seperti tadi, dan momen tadi pasti akan di ingat hatsu sampai kapanpun, membuat yelena sampai tersipu bukan lah hal sulit, tapi momen nya tak pernah pas bagi hatsu.

Yelena dan Hatsu punya rute pulang yang sama, keduanya mempunyai banyak kesempatan untuk saling dekat, tapi, baru kali ini hatsu dan yelena pulang kuliah bersama, jadwal mereka yang tak sama dan tempat kuliah mereka yang berbeda tak memberi kesempatan sebaik ini, karena itu, tindakan hatsu saat ini benar benar tepat dan dia bagus dalam memanfaatkan keadaan yang ada, atau hanya kebetulan, sebetulnya hatsu benar benar menganggap ini sebagai kebetulan yang sangat bagus, tadinya ia akan menghubungi yelena dengan ponselnya namun ia dapat kesempatan bicara langsung dengan perempuan yang ia incar ini.

Setibanya di depan rumah yelena, mereka diam sejenak di depan rumah.

“ Sampai jumpa hari sabtu, hatsu “ ucap yelena sambil tersenyum.

“ a..ah iya , haha... sampai jumpa “ jawab hatsu dengan kalap.

Yelena bergegas masuk dan hatsu pun segera berjalan menuju rumahnya, jantungnya seolah kembali berdegup lagi, kali ini lebih terasa, sejak tadi ia benar benar menahan diri, seperti orang yang sedang menyelam dalam air, menahan nafasnya sekuat mungkin, kalap, bingung, bahagia, semua jadi satu.

“ YEEEEEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAAAAH!!!!!!!!!! AKHIRNYA!!!!!!!!!!! “ Kepalan tangannya membumbung tinggi, seolah meledakan semua kebimbanganya selama ini, akhirnya, hatsu mencapai apa yang ia inginkan. Perjalananya masih jauh, dan masih banyak lika liku yang akan ia hadapi selanjutnya.
Kembali Ke Atas Go down
Nue
Kelas S (GL51076X)
Nue


Posting : 1841
Join date : 22.01.12
Lokasi : Kepo luw

Cross Over Empty
#3PostSubyek: Re: Cross Over Cross Over Empty11/10/2013, 1:14 am

Hari sabtu, dimana jadwal kuliah hatsuharu kosong, dan hari yang spesial bagi dirinya, pagi hari sekali ia sudah berada di kamar mandi dan semangat sekali, tak biasanya, semalam sebelumnya ia tidur tepat waktu dan bangun saat fajar tiba.

" benar - benar mencurigakan " gumam sang ibu ketika mengiris bawang daun yang berada dalam genggamannya.

" selama ini dia pemalas, terutama bangun pagi kan... " ujarnya kembali sambil melirik seseorang yang wajahnya tertutup dua halaman koran yang dibentangkan.

"anak muda... masa puber... apalagi..." balas ayah dari hatsu itu dengan nada yang kurang serius.

" hmm.. kau tak pernah menanggapi ini dengan baik... " jawab sang ibu pada suaminya.

" kita tetap memperhatikannya.... " gumamnya kembali, namun nadanya sedikit melunak dan menyiratkan sebuah perhatian, meski ia tak mau membahas ini lebih lanjut.


Ketika itu berlangsung, hatsuharu sudah berada dikamarnya dan mulai memakai kaos putih, dan memakai parfume berbau maskulin, yang pikirnya dapat menambah pesonanya.

" yosh " gumamnya yakin ketika menatap cermin.

Stasiun Eden, langkah kakinya mantap keluar dari kereta listrik dan membelah lalu lalang manusia yang keluar masuk stasiun, diiringi dengan detak jantungnya yang terus berdegup kencang membayangkan apa yang terjadi nanti, dan apa yang akan dikatakan yelena, apa yang akan dipakai yelena, apakah dia menggunakan syal, apahak dia memakai jaket, semua itu tercampur aduk dalam otaknya, dan raut wajah merona dan senyum nya yang tidak redup sejak berangkat.

Tepat didepannya, sesosok wanita bersurai pirang itu, mata hatsu terfokus pada lirikan wanita berkulit putih itu, membulat dan berbinar ketika menghampirinya, ia hampir mematung untuk beberapa saat sampai yelena memiringkan wajahnya dan menyapa hatsu.

" apa kabar ? " sapanya dengan senyum manis yang takan pernah sanggup hatsu hadapi, meleleh, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya, bak seorang pecundang yang ingin menggapai putri.

" b-baik... bagaimana denganmu " ucapnya dengan sedikit tertekan dan ragu.
sadar dengan situasi yang ada ia pun berfikir " aah.... suasana kaku ini tak bisa diteruskan... ", lantas ia mencoba sedikit mengosongkan pikirannya untuk sesaat dan memberanikan diri.

" kita mencari pernik unik di festival resien... " ajak hatsu sambil meraih tangan yelena dan setengah menyeretnya.

" eh, etto ? hatsu... tunggu " ucap yelena pelan, hatsu pun terdiam dan melirik yelena.

" ada apa ? " tanya hatsu sedikit ragu.

" bisakah kita kesana dulu ? " tunjuknya pada sebuah taman di depan stasiun tersebut.

" tentu saja... " sahut hatsu dengan nada yang sangat senang, dan ekspresi wajahnya jelas menunjukan rasa puas dan senang yang berlebihan.

" maaf... aku sangat ingin melihat suasana pagi di taman itu, saat perkuliahan berlangsung, aku tak pernah punya waktu untuk itu " ujar yelena sambil tersenyum manis kepada hatsu. Remaja itu menelan ludah, seakan tak percaya ia bisa berjalan dengan seorang wanita yang benar - benar ia inginkan sejak lama.

Mereka duduk berdua disebuah kursi panjang dibawah pohon rindang dan teduh, sesekali suara burung membelai telinga mereka dengan lembut dan menyelimuti mereka dengan kedamaian, keduanya terdiam. Yelena memandangi sekitar dengan tatapan tenang, sedangkan hatsu tertunduk gugup, ingin sekali lengannya menyergap lengan yelena dan menggenggamnya erat, namun ia urung melakukannya.

" sial... " gumamnya sangat pelan, namun yelena sepertinya sedikit mendengar itu dan bertanya pada hatsu.
" ada apa hatsu ? " masih dengan wajah nya yang polos, hatsu terpaku lagi, wajah polos itu bukan memberi kesan dia *sensor*, malah ia terlihat seperti malaikat.

" daritadi kau seperti melamun dan memikirkan sesuatu... " lanjut yelena sambil meliriknya dengan mata bulat hijau terang miliknya.

" sial... aku tak bisa, ia benar benar mempesona... aku tak bisa menahan kata katanya... " wajahnya kian memerah ketika kalimat itu berputar dibenaknya.

" ka-kau... cantik sekali.. " jawab hatsu sambil tertunduk malu . Sontak kalimat itu membuat yelena ikut terdiam, dan mengedipkan bola matanya.

" aku tak mengerti... kenapa kau berkata itu tiba tiba...? " tanya yelena dengan nada manisnya, seperti biasa.

" aku benar - benar tak tahu apa yang ada di kepalaku... " jawab hatsu sambil menunjuk kepalanya.
" itu terlintas di kepalaku tiba tiba, yelena " liriknya pada wanita disampingnya itu.

" hihihi... kau unik... aku tak pernah melihat orang sebingung kau hatsu.. " kedua lengannya menutup bibirnya yang tipis dan merona, membuatnya semakin manis dan mempesona.


" hmm... yelena... disini cukup nyaman, kurasa sesekali aku juga akan menikmati hari disini ... " gumam hatsu sambil mengamati pemandangan sekitar, tampaknya taman ini cukup membuatnya tenang, jalanannya bersih, terawat, dan sepertinya masih banyak hewan yang mau tinggal disini, itu menambah kesan natural di taman ini.

" yaa... aku suka tempat ini, saat masih kecil , ayah kerap membawaku kesini, sebaiknya kita berangkat ke festival... hari hampir siang.. " ajak yelena pada hatsu. Hatsu pun mengangguk, dan mereka berangkat ke festival resien.

Singkatnya kencan mereka berjalan dengan sukses, yelena menikmati harinya bersama hatsuharu, tentu hatsu pun amat menikmati tiap detik bersama yelena, tiba di penghujung kencannya, mereka duduk di sebuah tangga, dihadapan mereka terdapat sebuah air mancur yang berukuran cukup besar, mereka berdua memegang sekaleng penuh soda dan bercengkrama layaknya pasangan lain.

" yelena... hari ini benar benar menyenangkan... " ucapnya sambil melirik yelena.

" iya..." yelena pun menjawab nya dengan ramah seperti biasa.

" yelena... aku ingin mengatakan sesuatu " kini hatsu lebih terlihat yakin.

" apa.. ? hatsu ? " tanya yelena kembali.

" ummm... ano.... itu... " lagi lagi ia tercekik dengan apa yang ingin ia katakan.

" aku... " ia pun memulai.

" hm ? apa ? " yelena kembali membulatkan matanya, mencoba menerawang dan meramal apa yang akan dikatakan hatsu, ia terlihat sedikit antusias dengan apa yang ingin hatsu katakan.

" aku.... " kembali ia mengulangi kata -kata *sensor* itu, ia semakin terlihat *sensor* jika orang lain menatapnya saat itu.


" aku senang bisa berteman denganmu " dan ia gagal, pupus sudah, ia tak dapat menghadapi kenyataan dan lebih menyembunyikan perasaannya dihadapan yelena. Tak sadar dengan apa yang terjadi, yelena yang polos itu tampak sedikit murung dengan apa yang terjadi.

" ummh... yeah.... kita teman yang baik bukan... " gumam yelena pelan.

Sore itu mereka berjalan bersama menuju rumah masing - masing, tapi sepertinya yelena menjadi lebih pendiam dari biasanya, hatsuharu setengah tidak menyadari hal itu, tapi ia masih terlalu gugup, bahkan untuk bertanya sekalipun.

" hatsu... " tiba tiba yelena mengatakan sesuatu.

" senang bisa jalan - jalan denganmu ... " senyumnya tetap indah dipandang meski terlihat ada sesuatu yang janggal, dan hatsu menyadari itu.

" ummm.. tentu... yelena... aku pun merasakan hal yang sama... " hatsu pun membalas senyumnya itu.

hari yang melelahkan untuk mereka berdua, dan hari yang cukup menyenangkan mengingat mereka cukup menghabiskan banyak waktu.

Hatsu kini terdiam diatas tempat tidurnya, sepuluh jemari nya saling mengunci dan menopang dagunya, membantunya menikmati lamunan, baik yang menyenangkan, maupun yang membingungkan. Lelah, itu yang ia rasakan, mencoba merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, dan melirik handphonenya.

" hai yelena, apa kau sudah tidur ? jika berkenan kapan - kapan kita jalan jalan kembali " ia mengetikan kalimat itu dengan pasti, dan mengirimnya tanpa ragu, harapannya semoga yelena membalas pesan itu, namun, lima menit ia menunggu, tak ada balasan, kemudian, ia menunggu selama setengah jam, namun, tetap saja tidak ada jawaban.

" mungkin ia sudah tidur.... " pikirnya seperti itu, namun, entah apa yang akan terjadi setelah ini.
Kembali Ke Atas Go down
Nue
Kelas S (GL51076X)
Nue


Posting : 1841
Join date : 22.01.12
Lokasi : Kepo luw

Cross Over Empty
#4PostSubyek: Re: Cross Over Cross Over Empty14/10/2013, 12:24 pm

Seminggu setelah kencan itu sukses, ya, meski tidak dapat dikatakan seratus persen berhasil, namun cukup berkesan bagi hatsuharu, kini matanya yang sayu menatap langit - langit kamarnya. Sudah seminggu pula ia tidak berkomunikasi dengan yelena, bukan karena ia tak ingin. Ia sudah menggunakan segala cara untuk menghubungi Yelena, dari jejaring sosial, sms, bahkan ia sempat menghubunginya lewat ponsel, tapi semua itu sia - sia , tidak ada jawaban dari dia.

" Ini semua membuatku bingung... apa salahku ? " tanya nya dalam hati. Ia mengingat rincian kejadian nya dari pagi hingga sore, dan tidak terlihat dimana letak kesalahannya, lagipula jika diingat mereka beruda begitu menikmati hari itu, dan semuanya berjalan dengan lancar, meski diantara mereka ada rasa gugup satu sama lain, tapi semua masih didalam kendali, pikir hatsuharu. Perlahan ia membalik badannya dan membenamkan wajahnya ke bantal .

Keesokan paginya ia berjalan setengah terhuyung menuju stasiun untuk pergi ke kampusnya, langkahnya tak tegap, seakan seperti orang yang mengangkut karung beras diatas tengkuknya. Beberapa orang sempat meliriknya karena langkahnya yang hampir terlihat seperti zombie. Tapi hatsu tidak menyadarinya, ia bukan tipe orang yang peka terhadap lingkungan sekitar.

Setibanya di kelas, ia lantas duduk disebuah kursi dan membentuk kedua lengannya menyikut, kemudian ia benamkan wajahnya diatas kedua lengannya yang menyikut. Pagi itu hatsu datang terlalu awal, sehingga masih banyak waktu hingga dosen datang, sepertinya dia sengaja untuk datang lebih awal, setelah beberapa saat ia tetap membenamkan wajahnya itu , seseorang menepuk tengkuknya dan menyapa hatsu " heh... kenapa kau, terlihat murung " . Hatsuharu hanya membalas sapaan itu dengan lirikan bola mata.
"gery.." ucapnya memastikan.

" ah... bagaimana kau bisa tahu jika kau tak melihat sama sekali wajahku *sensor*... " balasnya sambil sedikit menunduk.

"kau galau ?" tanya gerry. Hatsu tetap tidak membalas, malah ia mendesahkan nafasnya, seperti orang yang sedang letih.

"baiklah, baiklah... kau butuh waktu sendiri, bicara padaku jika sudah mampu.. !" perintahnya dengan nada serius, gerry memang seperti itu, bukannya ingin tahu masalah orang lain atau sahabatnya, sebenarnya ia tak memaksa hatsu untuk bicara, hanya saja hatsu memang kadang ingin membagi masalahnya dengan gerry, itulah gambaran ikatan persahabatan mereka.

Mata kuliah pertama ia lewati dengan pandangan kosong, sesekali ia menatap layar ponselnya kemudian memasukannya dan mendesah kembali.

" salah apa... " kembali ia bertanya lagi pada dirinya sendiri dalam hati.

Saat jadwalnya kosong ia berjalan di sekitar kampus dan menuju kantin untuk membeli beberapa makanan ringan, setelah mendapatkannya ia duduk di sebuah meja, dan melahap pelan sandwitch yang ia beli dari kantin tadi.

" dia suram sekali gerry... " seorang wanita menyenggol bahu gerry yang tengah berdiri tidak jauh dari tempat hatsu duduk.

" seperti itulah dia jika kena sebuah masalah... lebih baik jangan kau dekati dulu " wajah gerry terlihat serius sekali ketika menanggapi itu.

" siapa yang mau bertanya pada dia, aku hanya mengomentari nya saja " jawab wanita tersebut.

Gerry memutuskan untuk mendekatinya dan duduk dihadapannya, tampaknya hatsu tidak menerima kehadiran gerry dengan baik. " ekspresi macam apa ketika sahabatmu sendiri datang dihadapanmu hatsu " gerutunya sambil menatap hatsu.


" aku hanya sedang bingung " jawabnya, tetap mengunyah sandwitch nya dengan amat pelan, seperti tak menikmatinya.

" setelah mata kuliah terakhir, kau ada acara ? " gerry memulai sebuah topik untuk memecah situasi yang kaku ini.

" tidak... aku akan langsung pulang dan tidur " jawabnya dengan nada lesu.
" sebaiknya begitu " sahut gerry.



Setelah jam terakhir selesai akhirnya hatsu melangkah pulang menuju stasiun kereta, saat itu teriknya sangat menusuk ubun - ubun, hatsu memutuskan mencari dulu minuman dingin untuk sekedar meringankan rasa panas ditubuhnya.

Ketika tengah asyik meneguk minuman dinginnya ia dikejutkan dengan suara teriakan seorang remaja wanita lebih tepatnya seperti sedang memaki seseorang, yang sontak membuatnya penasaran dan ingin menyelidiki apa yang terjadi, ia memutuskan untuk berjalan mendekati sumber suara nya, dan melihat dua sosok manusia, seseorang dengan kacamata dan rambut kuncir, itu dia, si wanita petir, tampaknya berdebat dengan seseorang pria yang cukup tinggi dan sedikit tampan.

" apa yang mereka lakukan... " gumam hatsu sambil mengintip dari jauh. cukup menarik bagi dirinya, ia sebenarnya malas untuk berjalan lagi, di hari yang panas seperti ini ia lebih memilih duduk.

Matanya terbelalak tiba tiba ketika telapak tangan si pria itu menghantam pipi dari sang ketua. Ia sempat berhenti meneguk minuman nya dan memfokuskan seluruh pandangannya pada wanita itu, kurang ajar sekali pria itu pikir hatsu, tapi sesuatu yang lebih membuat nya terkejut adalah reaksi dari sang ketua, ia menendang telak ditengah selangkangan sang pria, lantas sang pria membelalakan mata dan refleks meringis kesakitan sekali, setelah itu ia menghujamkan kakinya kearah wajah pria itu.

" a-ap-a apa an wanita itu... " matanya masih tak percaya melihat kejadian yang ia lihat, wajah secantik itu dan selembut itu dapat langsung berubah menjadi monster mengerikan ketika ditampar seorang laki - laki.

Wanita itu berjalan ke arah hatsuharu berdiri, ia hampir tak bisa bergerak, ia terlalu dekat mengintip pembicaraan itu. Akhirnya, ketahuan, ia tak bisa bergerak, sherry meliriknya dengan tajam, tapi rasa terkejutnya melunak ketika melihat mata sherry yang sepertinya sedikit memerah dan berkaca - kaca.

" kau tak apa apa ? " ucapnya refleks, dan memtong nafasnya tiba tiba, sadar ia mencampuri seseorang.

" *sensor*, kenapa kau tanyakan itu hatsu " pikirnya sembari mengendalikan tubuhnya yang sulit bergerak karena tertangkap basah sedang mengintip pembicaraan sherry dengan laki - laki itu.

" kau menguping ? " tanya sherry dengan nada setengah geram. Hatsu sangat tak bisa menyembunyikan rasa takutnya dan sesegera mungkin mengibas ngibaskan telapak lengannya dan berkata " tidak - tidak... aku tak berniat... aku kebetulan lewat " jawabnya dengan nada bicara gugup.


" HUH ! " sherry memalingkan wajah dihadapan hatsu yang jelas - jelas itu sangat membuat hatsu sangat drop, diperlakukan seperti itu oleh seorang wanita sangat menyebalkan. Sherry tak melanjutkan bicara dengan dia dan berlalu.

" dosa apa aku... kenapa dunia seperti mengutuk ku " gerutunya sambil melanjutkan perjalanan ke rumahnya.

Malangnya nasib hatsu, seperti sudah jatuh tertimpa tangga, banyak hal yang tak ia mengerti dari seorang wanita, tentang cara mereka berfikir dan memperlakukan laki - laki, tapi saat itu ia tidak begitu peduli dengan sherry, fokusnya hanya pada masalah yang ia alami karena yelena.


" ah.... haruskah aku menjadi orang suram seperti dalam anime... " gerutunya sambil menghela nafas panjang.
Kembali Ke Atas Go down
Nue
Kelas S (GL51076X)
Nue


Posting : 1841
Join date : 22.01.12
Lokasi : Kepo luw

Cross Over Empty
#5PostSubyek: Re: Cross Over Cross Over Empty8/12/2013, 12:09 am

Seseorang mengatakan bahwa harapan itu selalu ada, tapi tampaknya bagi hatsu semua itu adalah omong kosong, baginya harapan itu justru setara dengan kebohongan, semakin mengharapkan sesuatu, semakin besar peluang untuk tidak mendapatkannya.

Tubuhnya tersungkur diatas bantal dan kasurnya yang empuk, membenamkan wajahnya kedalam bantal dan berusaha pura - pura mati disana, sampai ia kehabisan nafas dan berbalik untuk menghisap gas oksigen.

Masih dalam kondisi yang sama dimana dirinya tidak mampu bertahan dalam keadaan yang rumit seperti ini, langkahnya masih tidak karuan ketika berjalan ke arah kampusnya, hari ini ada dua mata kuliah, namun ia tak masuk mata kuliah pertama karena dia baru saja datang dari kota sebelah untuk menjenguk teman SMA nya yang menjadi korban kecelakaan dua hari lalu.

Saat memasuki koridor kampusnya ia berpapasan dengan sherry, sontak ia membelalakan matanya dan sedikit tertahan untuk melangkah, sherry berhenti dihadapannya karena sepertinya hatsu ingin mengatkan sesuatu.

" a- anu... itu.... kemarin... " ia menggaruk kepalanya sambil setengah membungkuk.

" tidak.... tak apa, aku yang salah... " jawabnya santai namun tetap saja dingin. Hatsu sedikit kaget dengan reaksi sherry, tentu ia tahu betapa mengerikannya wanita ini jika marah, bisa saja wanita ini melakukan hal yang sama kepadanya seperti waktu itu ia melakukannya pada pria yang membuatnya marah.

" sampai jumpa ... " sherry berlalu, hatsu tak sanggup untuk sekedar menatap wajahnya ia hanya melirik dan menangkap gambaran surai hitamnya yang berkibar dan menghilang dari pandangannya.

" hhh~" desahnya sambil melanjutkan langkah, ia cukup bersyukur dengan reaksi sherry saat ini, semoga ia benar tidak apa - apa pikir hatsuharu, ia tipikal manusia yang menghindari masalah dan tak ingin punya musuh, meski itu wanita sekalipun.

Setibanya dikelas, ia segera menyimpan tas nya dan kembali melakukan kebiasaannya saat sedang banyak pikiran, membenamkan wajahnya dibalik lengannya diatas meja. beberapa detik kemudian ia mendengar suara langkah dan menepuknya. Hatsu sudah menduga orang ini, siapa lagi jika bukan gerry. Orang ini memang sangat dekat dengan hatsu, bahkan sebagian orang sering merasa aneh jika dalam sehari mereka tidak terlihat bersama - sama.


" enyahlah gerry... " gumam hatsu dari balik lengannya.

" ya ampun~ apa itu cara mu menyapa temanmu hatsu.. " gerry mengambil sebuah kursi kosong dan duduk disamping hatsu.

" aku hanya tak ingin diganggu untuk sekarang... " sahutnya masih dalam posisi yang sama. Tapi hal tersebut tidak membuat gerry beranjak, ia malah tak peduli orang ini bcara apapun, ia hanya diam untuk beberapa saat sampai akhirnya ia kembali angkat bicara.

" dia wanita yang rumit bukan... " gumamnya pelan.

" umm... begitulah... heee ! " akhirnya hatsu terperanjat dan menatap gerry dengan wajah yang sedikit memerah.

" siapa yang kau maksud ? " hatsu bertanya kembali.
"sudah jelas kan yelena..., aaah~ ada wanita baru di hidup mu haaah ?" wajahnya mendekat ke hatsu dan terlihat sedang menyindir.

" a-apa yang kau maksud....aku tak mengerti... " sangkal hatsu.
" jadi apa maksud kalimat pertanyaan mu itu... sudah jelas yelena kan... " kembali gerry menegaskan maksudnya.

" ceritakan padaku siapa dia ini... ? " beberapa kali ia menyenggol hatsu, namun hatsu seperti berusaha untuk tidak menjawab dengan tak meliriknya.

" ayolah~ " paksa gerry.

" berisik.... " timpal hatsu dengan lesu.

" ah... kau ini... " ia tetap memaksa hatsu untuk bicara.

" baiklah baiklah.... " akhirnya hatsu menyerah dengan bujukan dari gerry, iapun menceritakan kejadian saat itu dan alasan mengapa ia terlihat seperti kelelahan sekarang. Setelah semuanya ia ceritakan reaksi pertama dari gerry adalah tertawa terbahak - bahak sekeras kerasnya, hatsu sudah menduga ini dan hanya diam dengan wajahnya yang memerah, rasa marah dan malu bercaampur.

" berisik ! " gerutunya pada gerry.
" hahaha... lucu sekali... hahaha! " gerry masih belum mampu menghentikan ceikikikannya sembari memegangi perutnya.

" hahh... jadi kau merasa beruntung sherry tak menghajarmu hatsu ? hahaha... kalau begitu... kuberikan nomornya, mana hape mu ?" tanya gerry, sebenarnya ia tidak hanya bertanya, tapi langsung mengambilnya dari saku hatsu.

" h-hei ! untuk apa...?" tanya hatsu.

" jika kau ingin menelfonnya suatu saat karena masih merasa bersalah, tak ada salahnya kan menelfonnya... kau tahu kau tak pandai bicara ketika lawan bicaramu ada dihadapanmu " tutur gerry, dan hatsu punn tak berkutik, ia memang memiliki satu kelemahan, dan itu tepat dikatakan oleh gerry.


Setelah kejadian itu akhirnya hatsu menyimpan nomor sherry secara tidak disengaja, mata kuliah kedua pun berakhir dengan tugas yang menumpuk, bahkan ia tak tahu sebagian besar soalnya karena perhatiannya kurang terfokus.

Pulang kerumah seperti seorang zombie, lagi. Beberapa orang pasti akan memutar bola matanya jika mengetahui alasannya, memang cukup ironis, tapi itu hal yang lumrah berlakangan di kalangan remaja.

Setibanya dirumah, ia melakukan aktifitas biasanya, kebanyakan hal yang sia - sia, namun teringat akan tugas yang ia harus kerjakan.

" ng? aduh~ " telapak tangannya tepat menggeplak kening mulusnya ketika menyadari bahwa tak ada yang ia tulis hari ini, sempat sweatdrop dengan apa yang sudah ia lalui, kini ia mulai memutar otak untuk mencari sumber informasi.

Yang terfikir saat itu hanyalah handphone yang ia letakan di sudut kanan meja nya, ia raih kemudian menekan tombol kontak, dan mencari siapa yang ia akan mintai keterangan, seseorang yang pintar, memiliki konsistensi rajin mengerjakan tugas. Sebenarnya ia begitu tak mau menghubungi yang satu ini, tapi apa boleh buat, sherry, menu muncul, dan ia mulai mengetikkan pesan, diawali dengan basa basi dan langsung ke inti.

" sherry... maaf, ini aku, hatsu, bisakah aku meminta informasi mengenai tugas... ? " isi pesan itu ia kirimkan. Tak lama kemudian jawaban yang ia tunggu akhirnya muncul, namun apa yang terjadi.

" siapa ini ? hatsu yang mana ?" tertohok dengan apa yang ia baca, berpura pura atau bukan ini menyedihkan sekaligus menyedihkan. Mencoba untuk sabar karena ia membutuhkan informasi, ia membalasnya dengan ramah.

" hatsuharu... teman sekelasmu di kampus... " balasnya sambil mendecak setengah kesal, memangnya siapa lagi pikirnya.

" oh, maaf, masalahnya ada temanku yang namanya hatsu juga... " alisnya mengangkat, pantas saja ia tak mengira, kali ini ia menerima kesalahannya yang tiba tiba dan tidak menjelaskan hatsu yang mana.

Setelah basa basi dan hal hal yang tak perlu ala anak muda lainnya, mereka langsung ke intinya, dan meminta keterangan mengenai tugas perkuliahannya. Secuil pesan yang mengawali cerita baru kedepannya, meski hatsu masih belum bisa pulih sepenuhnya, berusaha fokus pada kehidupan sehari - harinya adalah pilihannya saat ini.


***



Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Nantikan chapter berikutnya hanya di komikid *eh
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content




Cross Over Empty
#6PostSubyek: Re: Cross Over Cross Over Empty

Kembali Ke Atas Go down
Subject: Re: Cross Over  None

Anda tidak dapat mengirmkan postingan atau mengomentari pembahasan di topik ini karena masih berstatus sebagai Tamu.
Silakan Mendaftar dan Login agar dapat mengakses segala fitur forum secara penuh.
AgoessNaruto Robot
Forum Bot



Join Date: 16/05/2009
Lokasi: Forum AgoessNaruto
Comments: Bot untuk membantu anda di Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
 

Cross Over

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» Komentar Cerita Cross Over

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Indofanster :: Tambahan ::   :: Karangan Cerita & Fanfiction-