Forum Indofanster
Blood Tunes 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...

Forum Indofanster
Blood Tunes 143564713
Selamat datang di Forum Indofanster.
Silakan mendaftar dan login untuk bergabung mendiskusikan berbagai Manga-Anime.

Welcome to FAN

Jangan sungkan untuk bergabung ya...


Forum Indofanster

Forum Tempat Berdiskusi Tentang Manga - Anime
Dibuat oleh Agoess Sennin pada 16 Mei 2009
Indofanster adalah Keluarga, Bukan Sekedar Tempat Berkumpul
 
IndeksPortalGalleryPencarianLatest imagesAffiliatePendaftaranLogin
Welcome to
Rules • Staff • Ranks & Holder

Share
 

Blood Tunes

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Scarlet
Technician Division
Technician Division
Scarlet


Posting : 463
Join date : 01.04.13
Age : 25
Lokasi : Di atas bumi, di bawah langit

Blood Tunes Empty
#1PostSubyek: Blood Tunes Blood Tunes Empty20/12/2013, 9:39 am

OOT: Sebelumnya saya kasih tau... Cerita ini R-15, tapi kalau terlanjur baca ya udah. Saya juga gak tau alasan kenapa otak saya (malah nyalahin otak?) membuat cerita ini menjadi Rated-15, atau mungkin ada konten sadis-nya (gak juga), dan semoga kalian bisa membacanya tanpa mengantuk, karena penjelasannya yang relatif  ngawur. (gak juga sih, maybe, who knows?)




Chapter 1, The Game Begins

Sinar matahari memancar dari ufuk timur, membuat kota yang disebut-sebut sebagai kota mati, Tsuioka, hidup kembali.
Hari ini juga, Saeki Katsuragi dan Hitomi Fuyukori akan menonton film di bioskop Tsuioka, mereka dikenal sebagai anggota geng karismatik di sekolah ternama Tsuioka, Skioei High School. Akhir-akhir ini, banyak pembunuhan di kota Tsuioka, dan anehnya, dalam 5 detik, mayat itu akan menghilang, bagaikan tak ada di dunia ini.

Skioei High School adalah satu-satunya sekolah derajat SMP-SMA di kota Tsuioka, dan itupun berbasis sebuah asrama. Di sana terdapat ruangan bernama Basement of The Darkness. Sekarang, Skioei High School hanya menerima pembukaan untuk murid-murid jenius.

Tetapi, dalam beberapa bulan terakhir, setelah Basement of The Darkness di tutup, mereka mempunyai unsur supranatural, setiap orang punya satu elemen kekuatan acak dan terbagi dalam beberapa asrama, seperti: Hollow (kekuatan telekinesis dan teleportasi), Truth (penglihat seluruh hal yang gaib), Shadow (penglihat masa depan), Vampire (penunjuk arah) atau Reaper (penghapus jiwa). Ada yang legendaris, bernama ‘Harmonia’ yang diartikan sebagai gabungan keseluruhan hal diatas, semua orang tahu karateristik masing-masing dan ada yang merahasiakan hal itu untuk kepentingannya.

Saeki dengan gelisah beberapa kali menengok jam tangan emerald kehijauan yang bermerek Swiss itu, sambil mondar-mandir dan bergumam layaknya orang yang gelisah.
"Si Hitomi di mana, ya? Apa kutelpon saja?" akhirnya dia bergumam seperti itu, setelah menunggu selama beberapa jam. Kira-kira 3 jam lebih.
'Tulililit, tulililit..'
Telpon miliknya yang disimpannya di saku bajunya berdering, telpon yang dihiasi dengan gantungan teddy bear berwarna ungu. Apa yang dilihat di layar telepon, sebuah nama, 'Rikku Shaolee'. Saeki menekan tombol 'Answer'.
"Ah, halo, Rikku?" sapa Saeki.
"Um, halo juga, Saeki-san. Maaf, Hitomi sedang sakit, jadi dia tak bisa.. Kau tahu." jawab seorang di sana, yang dipanggil oleh Saeki Rikku.
"...Oooh, bukan masalah bagiku. Boleh kujenguk?" tanya Saeki. Tiba-tiba, ada jeritan 'tidak usah' dari sisi lain Rikku. Suaranya yang familiar, tentu, itu Hitomi. Suaranya yang melengking plus cempreng.
"Kau tahu jawabannya. Ouch, telingaku hampir tuli."
"Oh, kalau begitu, aku jalan-jalan ke kuil saja, deh, ini kan tahun baru" ucap Saeki.
"Selamat bersenang-senang, Saeki. Maaf, maafkan aku."

Saeki mengantongi HP miliknya, kemudian pergi ke kamar mandi dan mandi. Selesai mandi, dia mengenakan kimono ungu, kemudian mengambil sandal berwarna pink, dan menaruhnya di samping meja belajarnya. Dia mengepang rambut pink miliknya, kemudian mengenakan sandal yang tadi ditaruhnya di samping meja belajarnya. Saeki keluar kamar, kemudian menuju pusat kota.

Kuil Omeboshi, kuil yang dikenal para warga Jepang. Di sana sangat ramai, bahkan bukan tahun baru sekalipun. Saeki berjalan ke stand dango, dan membeli dango 1 kotak di sana. Dia berjalan menuju pohon sakura, dia melihat seorang pemuda bersurai kuning, dengan hoodie hitam.
"Itu kan.." pikir Saeki pelan, sambil berjalan mendekati pemuda itu. "Raiko Yomonote, anak pendiam dari kelas B"
Raiko melirik ke arah Saeki. Raiko tersenyum simpul.
"Katsuragi-san? Sedang apa di sini?" tanya Raiko, kini dia menaruh tangan kanannya di saku celananya, kemudian menyandarkan diri di pohon sakura yang kokoh itu.

"Ke sini cuma buat liat-liat aja, sih, wajar, tahun baru, loh. Raiko-san sendiri?" tanya Saeki penasaran.
"Oooh..." balas Raiko sambil manggut-manggut, wajahnya berubah tak berekspresi. "Aku cuma.. Menunggu seseorang. Apakah kau senang melihat mayat, Katsuragi-san?"
"..Mayat?" tanya Saeki heran. "Tidak, tentunya. Aku tidak suka melihat yang busuk-busuk. Melihat yang busuk-busuk membuatku muntah." lanjut Saeki sambil mengambil langkah mundur, memasang tampang takut-takut sedikit kepada Raiko.
"...oooh..." tanggap Rikku, wajahnya nampak berubah dingin.
Tiba-tiba, seorang berbaju jas buntut berwarna hitam kelam, datang menghampiri Rikku dan Saeki.
"Halo Raiko," sapanya sambil melambaikan tangannya, mengambil buku saku dengan sampul hitam, kemudian membukanya dan mengambil pulpen.
"...Halo juga, Rovan. Sesuai janjimu, berikan informasi yang kau dapat." jawab Raiko dingin.
Orang yang dipanggil oleh Raiko 'Rovan' itu menoleh ke arah Saeki. Dia kemudian kembali menoleh ke arah Raiko, dan menunjuk Saeki.
"Ada nona ini, aku tak ingin menceritakan informasi yang kudapat. Nampaknya dia bukan penggemar hal-hal mistis," tolak Rovan.
"....Katsuragi-san, kau pergi saja, ya." perintah Raiko, sambil melambaikan pergelangan tangannya, menyuruh Saeki pergi.
"Tidak, aku tetap di sini. Walaupun aku benci mayat dan hal-hal busuk, aku ingin mendengarnya. Mendengar apa yang kalian bicarakan."
"..Ya sudahlah, nona ini tetap di sini." keluh Rovan, sambil mengusap-usap kepala Saeki.
"Sebenarnya, kalian ini apa?" tanya Saeki heran.
"Kami hanya ingin bertukar info tentang 'mayat', itu saja." jawab Raiko. Entah kenapa, kata-kata 'mayat' yang diucapkannya tadi, ada senyuman sinis di sana.
"Sudahlah, kita kembali ke topik. Ini pembunuhan ke-13, korbannya ada di kelasmu.. Namanya, Yuurei Futabaki. Ditemukan mati 2 hari lalu. Mati di toilet dalam keadaan bola mata terbalik, darah di mana-mana, tangan hilang, rambut dicabut habis, terbukti, ada serpihan rambut di lantai, punggung berlubang, organ dalam berceceran di mana-mana, lidah terpotong dan hilang, ketika seorang murid mencoba melaporkannya kepada polisi, mayat itu hilang dalam sekejap. Cuma itu informasi yang kudapat dari murid itu. Polisi mencoba mengatakan bahwa dia berhalusinasi, tapi, ada darah yang menempel di sepatunya, itu bekas ketika dia memijakkan kaki di toilet itu. Aku yakin, ini karena... 'makhluk' itu.. Uniknya, di dinding ada tulisan 'Y-3-O-0-J-3' di dinding, ditulis dengan darah. Ini bukan pembunuhan biasa. Ada bekas pertengkaran korban, pipinya robek sebesar 5cm, dan ada bekas penggaris di sana." jelas Rovan.
"..Memang, itu kelasku.." tanggap Raiko.
"Senjata pembunuhnya... Paku raksasa, dan penggaris yang ditemukan di bak sampah toilet. Kedua-duanya dalam kondisi berdarah, dan polisi itu terbunuh 2 hari kemudian, setelah melihat penggaris dan paku raksasa itu, dalam keadaan yang sama." jelas Rovan, lagi.
Rovan menengok ke arah Saeki, Saeki nampak menutupi mulutnya dengan telapak tangan kanannya, wajahnya pucat. Gampang dipastikan, dia hendak muntah.

"Nah, sesuai janjimu, mana benda 'itu'?" tanya Rovan, sambil menyodorkan tangan kanannya. Nampaknya dia ingin segera mengambil benda yang dimaksudnya.
"Tenanglah, tunggu sebentar..." ucap Raiko, sambil mengeluarkan sebuah buku raksasa bersampul hitam, dengan tulisan 'ABSEN KELAS B' di atas tengahnya. Rovan mengambil buku itu, kemudian membalik-balik halamannya dalam hitungan detik.
"Jadi, begitu.. Hmm? Aku dapat informasi menarik lain lagi... Seorang murid dari kelas D, Eari Karashima, mati di toilet dalam keadaan tergantung... Namun, yang parahnya adalah... Kepalanya tidak ada.. Tebak apa yang tergantung? Kakinya. Seorang murid menemukannya di gudang, dan lari melapor kepada para guru. Ketika sampai di sana.. Mayat itu.. Tidak.. Ada.." jelas Rovan.
Dibalik layar, terdengar suara 'huueeekkk' yang keras. Kemudian, Saeki kembali 1 menit kemudian, kembali ke rombongan penyelidik.
"M-maaf, tadi-tadi aku muntah, ja-jadi, siapa yang menemukan mayatnya?" tanya Saeki.
"Shisio Fujisaki, alibinya sangat kuat, tak mungkin dia pembunuhnya." jawab Rovan.
"..." Raiko hanya diam mendengarkan hal itu.
"Oke, aku akan pulang. Semoga hari kalian menyenangkan." ucap Saeki mengakhiri pembicaraan tak logis itu. Dengan segera, Saeki berlari ke kamar asramanya. Saeki merebahkan diri ke ranjang empuknya, kemudian merasa perutnya tak enak.
"Perasaan ini.. Jangan-jangan..." pikir Saeki, sambil berlari ke toilet.
"HUEEEKK!!!"
Saeki kemudian kembali ke ranjangnya, asyik menikmati keempukan ranjangnya, dia berguling-guling di atasnya.
"Ini gara-gara mereka, aku jadi mual.." keluh Saeki. "Tapi saking empuknya ranjang ini, mualnya jadi hi-"
Kata-kata Saeki terputus ketika tiba-tiba mati lampu. Di balik layar, ada jeritan yang keras, kemudian suara pintu terbuka, dan seseorang yang memeluk tubuh Saeki, dan menindihnya.
"Aduh-duh-duh!" keluh Saeki, sambil mencoba melepaskan tubuh orang misterius itu.
PATS!
BRUK!

Di lantai, tampak seorang gadis bersurai krem, dengan iris berwarna turquoise, terduduk di lantai, berkunang-kunang.
"Aduh, duh..." erang gadis itu, seraya memegangi kepalanya.
"Ma, maaf, kamu gak apa? Kalau tidak salah, kamu dari.. Asrama Hollow itu, kan?" tanya Saeki.
Gadis itu melihat ke arah Saeki, kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Namaku Dorothea, namamu?" tanya gadis itu.
"N-Namaku.. Saeki Katsuragi.. Salam kenal" balas Saeki.
"Katsuragi-san, ya.. Apa kau ikut permainan ini juga?" tanya Dorothea.
"Hah?"
"Nnn... Kau tahu, pembunuhan.. Nampaknya kau tak tahu menahu, bukan?" ucap Dorothea.
"...Aku pernah mendengar info dari beberapa orang yang kukenal.. Kabarnya, di sekolah kita, juga.." jelas Saeki, sambil duduk di samping gadis itu.
"Oh ya? Apakah kau tahu mengapa aku tahu? Sini, kuceritakan beberapa sejarah tentang kota ini..." ucap Dorothea. Dorothea membisikkan sesuatu ke telinga Saeki, dan wajah Saeki berubah pucat.
"Do-Dorothea... Jadi.. Permainan ini..." ucap Saeki terbata-bata.
"Ya... Dan tentunya, aku ingin meminta kau untuk membantuku membereskan mayat yang sekarang ada di depan kamarmu!!!" histeris Dorothea, sambil menunjuk ke arah kepala yang tergeletak di luar kamar Saeki..

Is this will continue forever?

To be continued..

OOT: yaps, mungkin agak gaje, ya :P . kalo mau komentar di thread komentarnya langsung, apa yang mau disampain dikomentar di sana aja.
Kembali Ke Atas Go down
Scarlet
Technician Division
Technician Division
Scarlet


Posting : 463
Join date : 01.04.13
Age : 25
Lokasi : Di atas bumi, di bawah langit

Blood Tunes Empty
#2PostSubyek: Re: Blood Tunes Blood Tunes Empty23/12/2013, 8:43 pm

Chapter 2, Undissapeared!?
"U-Umph!" Saeki menelan cairan pahit yang keluar dari kerongkongannya, membuncah dari perutnya menuju mulutnya. Dia menutup mulutnya, wajahnya berubah pucat.
'Lalidadida.. Lala.. Dududu..'
"Su-Suara apa itu!?" teriak Saeki kaget, langsung berlari ke atas ranjang.
"Oh, ponselku," Dorothea mengambil ponsel yang ada di saku baju ungu obsidian miliknya, kemudian melihat layarnya. Di layar itu tertulis 'Calling.. 654891035'. Dorothea menekan tombol 'Answer'.
"Halo?"
"Anda mau saya ramal? Hari ini adalah nasib baik untuk zodiak Sagitarius, dan nasib buruk menimpa zodiak Pisces! Dan juga, nasib pas-pasan menimpa Capricorn, dan nasib sangat buruk untuk Aquarius dan Leo-"

Dorothea segera mematikan panggilan itu.
"...Siapa?"
"Cuma peramal aneh yang menelepon, paling-paling penipu," tukas Dorothea, sambil mengantungi ponsel miliknya. "Sudahlah, yang penting kita-heh?"
"A-apa? Apa?" Saeki penasaran dengan 'heh'-nya tadi.
"I-ini tidak mungkin.. Katsuragi-san, zodiakmu.. Apa?"
"Heh? Aquarius, kenapa?" ucap Saeki heran.
"..Ternyata, ramalan itu benar.." keluh Dorothea.
"Huh?"
"Kau tahu? Yang barusan meneleponku.. Zodiakku Leo, dan kita menimpa nasib sangat buruk.. Dan kini, mayat itu tidak menghilang!!" teriak Dorothea histeris.
"Huh? Hmp-hueeekk" Saeki memuntahkan lendir di lantai asramanya.
"Katsuragi-sa-ewwww!! Apa yang kau lakukan terhadap baju blus mahalku!!" keluh Dorothea, menyibak-nyibakkan pergelangan tangannya, mencoba untuk menjauhkan lendir yang sekarang menempel di lengan bajunya.
"..Maaf. Aku memang phobia mayat, dan lubang-lubang, juga beberapa hal menjijikkan. Tapi, masalahnya kita harus memindahkan penggalan kepala yang sekarang ada di depan kamarku. Kau bungkus saja kepala itu dengan kain putih atau handuk dari kamar mandiku, biar aku beli handuk nanti di gedung serbaguna sekolah." jelas Saeki.
Dorothea menatap Saeki rendah.
"Aku tau tentang itu, tapi, kupikir kau juga harus berperan dalam pembungkusan kepala ini. Tapi, mungkin kita harus membiarkan mayat ini, ada kemungkinan mayat ini akan menghilang. Bisa dibilang, sepertinya itu sebuah boneka yang terkena cat merah, dan, jika benar begitu, lebih tepatnya, kita ditipu." jelas Dorothea.
"..Ditipu?"
"Ya, selama ini, semua murid sekolah kita-lah yang diincar oleh sang pembunuh. Kabarnya, sang pembunuh diberi nama sebutan.." wajah Dorothea berubah dingin. "..Shadow.."
"Hah?" tanya Saeki heran. "Maksudmu?"

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekati kamar Saeki, kemudian kepala itu nampak ditarik oleh seseorang. Orang yang menarik kepala itu berdiri tepat di depan mereka semua. Seorang pemuda dengan rambut kecoklatan, mengenakan jubah berwarna aquamarine yang terbuat dari kain wol.
"Cepatlah, pergi bawa kepala ini ke kantor polisi! Jika kalian dipenjara, aku akan mengurusnya," perintah sang pemuda misterius.
Dorothea mengangguk pelan. "Tapi, kenapa tak kau saja yang membawanya?"
"Kurasa mereka tak akan mempercayaiku, dan statusku sebagai seorang agen rahasia bakal dicabut.." bisik sang pemuda pelan.
"Haaahh!?" teriak Saeki tak percaya. Sang pemuda menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya.
"Ssstttt!! Perkenalkan, namaku Aomine, Aomine Retsuki. Seorang agen rahasia, anak sulung dari keluarga Retsuki, aku anaknya Koujiro Retsuki yang seorang pengacara itu." jelas pemuda bernama Aomine itu, melemparkan jubahnya ke ranjang, dan berjalan menuju ranjang, lalu duduk. "Bintangku, eh, maksudku, zodiakku, Leo. Dan kurasa kalian juga ada di permainan ini, hem. Dengar. Ada stasiun TV tengah malam yang kabarnya hanya bisa ditonton oleh kita. Tertarik untuk lanjut dengar?" jelas Aomine. "Well, bukan hal penting, sih. Aku pernah menyetel TV pada jam 2 malam, dan jujur saja, there's a ghost, hanging on the station."

"Ghost?" tanya Dorothea.
"You catch me. Ghost, bukan hantu, tapi, 'mereka'. Jujur saja, kupikir mereka hanya melakukan pembantaian terhadap jiwa tertentu di tempat pereksekusian, tapi, mereka juga membuat keributan di perpustakaan Hados." jelas Aomine.
"..Hados? Perpustakaan di sekolah Latin terkenal itu?" tanya Saeki.
"Yup, dan tentunya, aku menonton semua murid di perpustakaan yang sedang belajar untuk ujian kenaikan Grades mereka dibantai, whew, aku tak ingin melihat yang sadis-sadis, jadi, kumatikan saja TV itu. Awalnya kupikir stasiun TV cuma menyiarkan beberapa film horror yang genrenya menjurus ke gore, but, hey, that's weird. Bukankah itu aneh? Kau tau apa yang kumaksud. 'Itu'..." ucap Aomine.
Tiba-tiba, terdengar sebuah teriakan histeris dari lantai 2.

To be continued...
Kembali Ke Atas Go down
Subject: Re: Blood Tunes  None

Anda tidak dapat mengirmkan postingan atau mengomentari pembahasan di topik ini karena masih berstatus sebagai Tamu.
Silakan Mendaftar dan Login agar dapat mengakses segala fitur forum secara penuh.
AgoessNaruto Robot
Forum Bot



Join Date: 16/05/2009
Lokasi: Forum AgoessNaruto
Comments: Bot untuk membantu anda di Forum AgoessNaruto
Kembali Ke Atas Go down
 

Blood Tunes

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

 Similar topics

-
» Komentar karcer "Blood Tunes"
» Ringkasan Naruto Shippuden : Blood Prison
» Alur Naruto The Movie 5 "Blood Prison"
» Ada Yang Tw Link Buat Nonton Naruto The Movie 5 Blood Prison ga?
» Naruto Shippuuden 5: Blood Prison (劇場版 NARUTO-ナルト- ブラッド・プリズン Gekijoban Naruto: Buraddo Purizun)

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Indofanster :: Tambahan ::   :: Karangan Cerita & Fanfiction-