Kalian mau belajar jutsu apa?

Tanya Nath Pada Arief

Dan ia bertanya pada orang yang di sebelah arief

kau mau jutsu apa ? ngomong2 namamu siapa?

lalu ninja itu melanjutkan kata kata"...Aku adalah Edogawa Kotarou". dia adalah seorang ank bernama Edogawa kotarou, seorangninja yang tekad apinya sangat membara namun memiliki sifat yang sangat angkuh dan terkesan menangnya sendiri.

"disungai ini sepi, lebih baik aku istirahat dirumah dan minum teh saja". dia merasa bosan ditempat itu, dan pulang kerumahnya, memang dia adalah orang yang "Bosanan" terhadap sesuatu, bahakan sering lupa (pelupa)

dia berjalan melewati bangunan di konoha dan mencoba menikmati desanya ini, melihat sekeliling sambil tersenyum dan merasakan indahnya desa konoha, walau hanya barjalan sendiri, ia amat sangat menikmati "Desa ini seperti surga bagiku" pikirnya.

arief langsung menjawab

" aku ingin di ajari suiton " ucapnya

" selama ini aku belum bisa menguasai suiton dengan baik...aku juga ingin kau mengajarkan taijutsu......"

Uchiha~Nathanael wrote:

Kalian mau belajar jutsu apa?

Tanya Nath Pada Arief

Dan ia bertanya pada orang yang di sebelah arief

kau mau jutsu apa ? ngomong2 namamu siapa?

"aku rayski apakah kau bisa mengajarkan ku jurus katon...?"

"soalnya aku disuruh ayah ku untuk menguasain jurus katon sebelum mengikuti ujian chunin..."

kata ayah ku "jika ada guru yang mau mengajarkan mu jutsu mintalah jutsu katon pasti semua guru bisa atau orang lain yang mahir jutsu katon dan kasih ini kepada orang yang mau mengajarkan mu."

"ini nath ajari aku jutsu ini ya jutsu katon hiken no justu soal cara2nya ada dalam buku itu."

lalu rayski memberikan buku yang dikasih ayah nya kepada nathael

[div=chat][/div]
Pertarungan final ujian chuunin sudah dimulai. Sorak-sorai serta riyuh teriakan penonton semakin memanaskan tensi pertandingan. Teriakan keras ratusan penonton, bak membelah langit. Terlebih, acara seperti ini biasa dijadikan sbg ajang taruhan dan berjudi.
Sementara itu, tatkala penonton bersorak suasana di arena pertarungan mulai sengit. Dua orang dari keturunan Namikaze sedang adu ketangkasan.
Delapan menit berselang, Jarz dan Weda sama-sama terpelanting setelah mereka saling menendang satu sama lain.
"A-a-aku tak mungkin sanggup menghadapi dia", ucap batin Jarz.
Dg nafas tersengal-sengal, Jarz tampak sangat kelelahan. Ia pun roboh setelah beberapa saat sebelumnya menjatuhkan kodachi kembarnya.
Melihat Jarz roboh, Weda pun berbalik karena merasa Jarz sudah tak mungkin lagi bisa berdiri menghadapinya. Sontak, kejadian itu membuat tribun penonton bergema. Sorak-sorai disertai tepuk tangan meriah mengiringi langkah Weda menuju pintu keluar arena. Pada saat itu, wasit masih berhitung untuk memastikan Jarz K.O. Namun, secara mengejutkan Jarz kembali bangkit dg perlahan tepat sebelum hitungan sepuluh terucap dari mulut wasit.
Tiba-tiba, suasana di arena pertarungan berubah. Sorak-sorai penonton sejenak terhenti. Jarz yang diduga sudah kehabisan tenaga serta babak belur dihajar Weda kembali berusaha untuk berdiri. Sambil mengambil pedangnya, perlahan ia mencoba berdiri. Namun, ia hanya mampu berdiri dg bertumpu pada salah satu lututnya.
Sambil menancapkan dua buah Kodachi disamping luar kedua kakinya, ia pun melakukan segel tangan domba. Matanya yg sayu, pipi membiru, dan tubuhnya yg terasa kaku, Jarz kembali menantang Weda sambil berkata, "Tung-gu Wed, aku belum ka-lah".
Riyuh penonton berubah. Jika sebelumnya terdengar sorak-sorai, kini mereka mulai terdengar membicarakan Jarz yg tampak memaksakan diri untuk menghadapi Weda.
"Maafkan Aku Jarz!", ucap Weda sambil berlari menuju Jarz.
Jarz yg tampak kelelahan dan jongkok bak pelari sprinter, terlihat tersenyum. Rupanya, ia sudah merencanakan sesuatu. Benar saja, tatkala Weda sudah hampir mendekatinya, ia melemparkan tiga buah Shuuriken dg tangan kirinya. Namun, dg mudah, weda berhasil mengelak dg sebuah lompatan.
"binggo", ucap Jarz sambil melemparkan sebuah kunai dg tangan kanannya.
Dg sedikit gerakan akrobatik, Weda melakukan salto dan dengan tingkat ketelitian yg tinggi, ia berhasil mengelak walau kaki kanannya tergores lesatan kunai tsb.
Lagi-lagi Jarz tersenyum. Di saat Weda melakukan salto, tepatnya saat kepala Weda di bawah dan menghadap arah belakang. Dg sisa tenaganya Jarz melompat dan hendak memukul punggung Weda dg tangan kanannya.
Sungguh hebat, Weda masih mampu mengelak dg mempercepat putaran saltonya. Namun Jarz malah tersenyum. Rupanya, pukulan tadi hanya tipuan. Ketika Weda sudah kembali ke posisi kepala di atas, salah satu Kodachi milik Jarz terbang menuju Weda.
'taakkk'
Pangkal pedang Jarz mengenai jidat Weda. Rupanya saat Jarz melakukan gerakan pukulan, secara otomatis Kodachi tersebut tertarik oleh kawat yg sebelumnya sudah ia ikat saat wasit mulai berhitung.
Pangkal Kodachi yg menghantam jidat Weda, berhasil melukai Weda hingga darah mengucur dari jidatnya. Weda pun terpelanting krn pukulan pangkal pedang tsb. Di saat bersamaan Jarz mendarat setelah menangkap Kodachi tsb.
Dg memegang Kodachi dg tangan bagian luarnya, Jarz kembali bersiap. Begitu pun dg Weda yg kembali berdiri sambil mengusap darah di dahinya.
Weda kembali berlari menyerang. Jarz yg seharusnya sudah kehabisan chakra, masih ngotot untuk melawan. Namun, kecepatan Weda, tak mampu lagi diimbangi Jarz. Sebuah pukulan telak mendarat di wajah Jarz.
Belum menyerah, Jarz masih berusaha bangkit. Lagi-lagi, Weda berhasil menghajarnya hingga tak mampu lagi melawan.
"De-mi mendapat-kan upah yg lebih be-sar, Aku harus men-jalankan misi yg le-bih sulit. Salah sa-tunya adalah dg menjadi chuu-nin", gumam Jar dalam hati sambil kembali bangkit.
Weda seakan tak percaya dg apa yg ia lihat. Ia terpukau melihat Jar yg masih bertahan. Ia hanya diam karena kaget melihat genin yg usianya 2 tahun lebih muda darinya, masih berusaha melawan.
"aku harus mencobanya", ucap Jarz yg baru selesai melakukan segel tangan. "jutsu baruku, semoga kau sudi membantuku", ucapnya sambil melepaskan kedua tangannya yg sedang dalam posisi segel monyett.
Perlahan, terkumpul gumpalan chakra dari tangan kanan Jar. Sambil memegang lengan kanan dg tangan kirinya, Jar berteriak sambil berteriak, "raiton, raikiri".
Jar berlari melesat ke arah Weda sambil melempar shuuriken dg tangan kirinya. Dg mudah, weda menangkis serangan Jar. Serangan belum usai, Jar kembali menyerang. Kebetulan, kedua kodachi miliknya tepat sejajar dg lintasan larinya. Dg membungkukan badan, ia mengambil salah satu Kodachi dan langsung melemparkannya ke arah Weda. Tak lama kemudian, ia juga mengambik Kodachi lainnya yg masih tertancap di tanah.
Sayang, lemparan Kodachi malah jauh ke samping kiri Weda. Begitu pun dg Kodachi kedua yg melesat ke samping kanan Weda. Weda pun tersenyum sambil bersiap melakukan serangan. Namun, tiba-tiba saja, tubuh Weda tertarik ke arah belakang menuju dinding pembatas arena tanding. Sambil tersenyum, Jar terus mengejar Weda yg tubuhnya sudah menubruk dinding. Rupanya kedua Kodachi tersebut sudah terhubung oleh kawat shg mengakibatkan tubuh Weda tertarik.
Di saat raikiri Jar hampir mengenai lengan atas Weda, tiba-tiba Jar terbatuk dan tersungkur di hadapan Weda. Ternyata Jar kehabisan chakra.
Tiba-tiba, pemandangan berubah. Lokasi berpindah ke padang pasir di sekitar Suna. Ia melihat dirinya saat menjalankan misi menghadapi seorang penculik ulung asal Ame. Ia melihat dirinya yg sudah roboh dan hampir dibunuh, kembali bangkit sambil mengaktifkan chakra raiton di jari tangannya.
Kemudian suasana kembali berubah, kali ini ia berada di sebuah. Ia melihat dirinya yg pada saat itu sedang disekap sekawanan perompak dg penuh luka sayatan di sekujur tubuhnya. Beberapa saat kemudian, seseorang masuk ke ruangan tempat Jar disekap. Dg sisa tenaganya, Jar berhasil melepaskan diri menggunakan Jigokuzuki. Ia pun berhasil lolos dari sekapan. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengalahkan kawanan perompak dan membawa pulang harta yg dicuri mereka.
Kemudian, saat Jar'z mulai kebingungan dg apa yg ia lihat ttg masa lalunya, tiba-tiba terdengar suara Chiriku memanggil dirinya.
"Jar, kau sudah melihat itu semua?", suara Chiriku terdengar.
"???", Jarz tampak tak mengerti apa yg diucapkan Chiriku.
"tampaknya kau kebingungan. Baiklah akan aku jelaskan", suara tsb mulai terdengar jelas. "Apa yg kau rasakan saat itu? Ketika kau mampu bangkit saat hampir kalah", sambungnya.
"Entahlah, yg jelas Aku hanya teringat ibuku. Setiap kali aku terpuruk, yg tergambar di mataku hanya wajah ibuku. Aku tak ingin membuat ibu menangis. Aku hanya ingin melihat ibu bahagia. Karena kebahagian ibu, adalah kebahagianku juga", jawab Jar. "tapi, sekuat apapun aku berusaha, aku masih belum sanggup membahagiakannya. Sampai saat ini, aku belum bisa membuatnya bahagia. Ibu masih berjualan, kecapean, dan masih sibuk mengurusi dapur. Aku sangat tak berguna, aku tak lebih dari seorang pemalas yg tak berguna".
Sepintas, Jar teringat ibunya yg setiap dini hari sudah bangun untuk mempersiapkan barang dagangan. Lalu Jar teringat setiap ibunya membuat masakan sebelum dan sepulang berjualan. Ia juga teringat bagaimana perjuangan ibunya untuk memanjakan Jar. Sebuah kata yg selalu ia ingat adalah "Sebenarnya, Ibu tak mengharapkanmu menjadi seorang Shinobi. Karena Ibu tak mau sesuatu terjadi sehingga harus kehilanganmu. Akan tetapi, Ibu melihat kau sangat menikmati posisimu. Sehingga ibu tak kuasa untuk menahanmu. Jaga dirimu! Jangan memaksakan diri! Pulanglah dg selamat! Ibu akan menyiapkan makan malam dan air hangat jika kamu pulang", kata-kata yg selalu terucap saat Jar hendak melakukan misi.
"Ibu, begitu besar rasa sayangmu padaku. Tapi, aku tak bisa membalasnya. Maafkan aku Bu, karena aku tak bisa membahagiakanmu. Aku ini hanya bisa menyusahkanmu. Aku hanya anak yang,,,"
Tiba-tiba, seseorang muncul dan menutup mulut Jar dg jari telunjuknya. Jar yg semula menutup matanya, merasa kaget hingga kembali membuka mata. Ia pun melihat ke arah org tsb yg tak lain adalah ibunya.
"Anakku, kau salah menilai dirimu sendiri. Kamu selalu mengatakan dirimu tak berguna dan tak berharga untuk ibu. Kau salah Anakku! Kau adalah harta yg paling berharga untuk Ibu. Kau satu-satunya yg ibu miliki. Ingat Nak, jangan merasa sedih hanya karena kamu melihat ibu sesibuk ini. Akan tetapi, ibu tak pernah merasa lelah setiap melihatmu tumbuh dan menjadi harapan Ibu".
Sejenak, Jarz memeluk ibunya. Tanpa berucap sedikit pun.
"Ibu sudah merasakan kasih sayangmu pada Ibu. Ibu juga tahu, kau selalu menawarkan diri melakukan misi berbahaya yg tentu upahnya lebih besar. Rumah yg kita bangun, adalah bukti rasa sayangmu pada ibu. Jadi, hilangkan rasa sedihmu, karena Ibu bahagia memilikimu"

Setelah berjalan beberapa lama, ia sampai pada tempat yang tak asing baginya di konoha, yaitu rumahnya sendiri, "aku pulang" ucapnya saat mulai memasuki rumahnya sendiri, "tak ada orang" lanjutnya setelah melihat suasana rumah yang sepi.

diapun pergi keruangan dapur untuk membuat minuman kesukaannya teh manis, dia mulai meracik tehnya sendiri dengan takaran yang pas, setelah itu membiarkan teh panas itu sebentar sehingga menjadi hangat.

"selamat minum" ia berkata demikian, padahal tak ada seorangpun dirumah itu, mungkin karena kebiasaan mengucap salam sebelum minum sehingga menjadi terbiasa, "teh buatan sendiri memang enak, walau punya banyak kekurangan" Ucapnya sembari meletakkan gelas tehnya itu, dan pergi ber-istirahat.

Lalu Ino dan devita memutuskan untuk latihan sendiri di dekat mereka

Lalu nath mengambil buku itu dan membacanya

"Katon Hike No jutsu ya... hmmh, baiklah ayo kita mulai

NAth menunjukkan caranya , dia mulai membuat tinju api dan menonjokkannya ke pohon

lalu poohon itu terbakar dan nath memadamkannya dengan Suiton : Takitsubo no Jutsu

ikutilah gerakan ku ray , pusatkan chakra mu ke tangan lalu ubah lah dia menjadi bentuk api dan lepaskan sebagai tinju

dan kau arief , sudah punya jutsu untuk di pelajari , atau aku yang mengajarimu jutsu ku?

---

Latihannya 3 post ya

setelah nathael memberika instruksinya

"uhhh,,, sepertinya rumit, tapi akan kucoba"

"(pusatkan chakra ke tangan ya)"

setelah terkumpul chakra ke tangan akhirnya terlihat percikan api ditangan dan lama2 mulai membesar hingga memenuhi genggaman tangan

"uwaaaaaaaaa,,, panas2 tangan ku panas tolong padam kan "

Nath melihat rayski mencoba

Mulai keluar percikan api , tetaoi malah tangan ray terbakan

Suiton : Takitsubo no Jutsu

Api nya sudah padam tetapi meninggalkan bekas luka bakar

Ino ,Devita..!!

Ino dan devita yang sedang berlatih langsung menghampiri nath

Ada apa , ucap mereka berdua bersamaan

Anak ini tangannya terbakar , cepat obati

Lalu Ino mengobatinya dengan jutsu medisnya , tapi karna masih genin belum bisa membuat pulih sepenuhnya

lalu devita memerban tangan ray

sudah

yaudah kalian berlatih lagi sana

"Pengontrolan Chakramu kurang , mau di lanjut atau istirahat dulu sambil aku melatih arief" ucap nath

setelah mendapatkan perawatan

"terimakasih nath ino dan devita untung tangan ku tidak terbakar sepenuhnya"
"benar kata mu nath aku kurang penggontrolan chakra ke tangan tadi aku hanya bermain2"

"sekarang aku harus benar2 bisa"

"(pusat kan semua charka ku ke tangan )"

"Katon Hiken No Jutsu"

lalu keluarlah api tapi hanya sesaat tidak bisa bertahan lama dan juga pula hanya kecil bentuknya tidak seperti nathael buat

"kenapa hanya sebentar...?"

"Sudah seperti yang kukatakan ienari-dono, tidak peduli apa kata orang lain,aku akan menghimpun kekuatan walau harus mengejar kegelapan,karena memang sudah tugasku"-memejamkan mata saat berbicara demikian,menyatukan edua tangannya menggengam erat-takut atau gugup itu tidak jelas yang pasti kalia ini perasaannya sangat kacau.

'Ukh' Meringis sambil meremas kembali kepalanya saat sekelebat suara itu bergema,seperti menahan sakit namun tidak ada luka-ya mungkin bisa dikatakan luka hati yang paling menyakitkan menyatu dengan nuraninya.

"Kalau anda memang tidak bisa membantuku untuk menenangkan para korban dari klan kita,tolong jangan beratkan langkah saya-tolong jangan semakin membuat saya bimbang,kumohon ienari-dono" Berbalik menghadap ienari sambil berbicara demikian.

saat di tanya oleh nath arief lalu mejawab

" aku ingin di ajari mizu bunshin no jutsu " ucapnya

" aku sering mencoba jutsu ini tapi selalu gagal " ucapnya lagi dengan nada putus asa

[div=chat][/div]
Jar yg sedang berpelukan dg ibunya di alam bawah sadar, tiba-tiba mendengar suara Chiriku.
"Cinta adalah sebuah perasaan dimana kita menyukai suatu hal. Rasa cinta memberikan kekuatan pada setiap orang yang merasakannya. Kekuatan berupa kekuatan spiritual, hingga kekuatan fisik akan muncul tatkala rasa cinta muncul. Kejadian yg kau lihat, adalah bukti munculnya kekuatan cinta. Ingat! Rasa duka yg kau rasakan, terkadang akan mengalahkan semua rasa cinta. Terkadang rasa duka muncul tatkala kita kehilangan cinta. Rasa duka tak perlu dibuang begitu saja, hanya saja, jangan terlarut di dalam rasa dukamu. Sekarang, buka matamu! Selamat! Kau sudah mampu membuka chakra kelima", jelas Chiriku.
Lalu, Jarz membuka matanya. Ia pun tampak merasakan sesuatu yg berbeda pada dirinya. Ia merasakan energi besar mengalir dari dalam dirinya. Energi yg ia rasakan seperti arus listrik yg mengalir dalam dirinya. Jarz pun melihat kedua tangannya yg tampak seperti mengeluarkan kilatan listrik.
Saat Jarz merasa takjub dg apa yg dirasakannya, Chiriku menegur Jar hingga ia terlihat kaget. Dg sopan, Chiriku berkata, "Maaf Jarz-san. Sebaiknya, kita selesaikan dulu latihan ini. Setelah latihan selesai, maka saya akan menjelaskan sesuatu mengenai perubahan yang selalu anda rasakan setiap pembukaan chakra".
Spontan Jar mengangguk tanda setuju. Selanjutnya, Jar beserta Daichi diajak untuk menuju suatu tempat.
Beberapa saat kemudian, Jar dkk sudah berada di hadapan sebuah gua. Mereka pun masuk. Setelah sampai di sebuah lorong, Chiriku mempersilahkan Jarz untuk duduk di atas sebuah batu seraya berkata, "Selanjutnya, Anda harus membuka chakra suara. Letaknya dikerongkongan. Berkaitan dengan kejujuran dan kebenaran. Namun, tersumbat oleh dusta terhadap diri sendiri. Seperti biasa, temukan titik chakra itu".
"ok, aku faham", kata Jarz sambil menutup matanya.
Langit mulai kuning, Jar yg saat itu hanya mengenakan celana pendek tampak masih bersemangat. Dg penuh konsentrasi, ia berhasil menemukan titik chakra suara di kerongkongannya.
Jar tampak teringat sesuatu hingga air matanya mengalir dg begitu derasnya. Ia teringat kondisi kehidupannya bersama ibu yang ia sayangi, Hikari Senju. Ia teringat bagaimana ibunya sangat menderita tatkala sang Ayah, Namikaze Taro pergi meninggalkan mereka tanpa kabar dan berita.
"Mengapa hidupku harus seperti ini? Ditinggalkan Ayah yang entah masih ada atau tidak. Aku iri pada semua teman-temanku. Mereka menemukan kebahagian di hari-harinya, bersama Ayah dan Ibu mereka. Knapa Aku harus seperti ini? Serba kekurangan dan tanpa kasih sayang Ayah", gumam Jar di lubuk hatinya.
Tiba-tiba saja, terdengar suara Chiriku menghapus kesedihan Jarz.
"semua orang harus menerima siapa dirinya,
sungguhpun dia tidak pernah
menginginkannya. Apapun yg menimpa kita, itulah yg terbaik untuk kita. Sesungguhnya Anda hidup bahagia selama ini. Anda terperangkap dalam dimensi kebohongan. Bohong pada diri sendiri, seakan Anda tak bahagia. Padahal, Anda sangat menikmati hidup Anda seperti ini. Kepedihan yg Anda rasakan, akan berubah menjadi manis. Kekurangan yg Anda rasakan, akan berubah menjadi kebahagiaan. Kesulitan yg Anda rasakan, akan berubah menjadi kemudahan. Hanya ada satu cara untuk mencapainya, yaitu dengan mensyukuri apa yang kita miliki",.
Mendengar apa yg dikatakan Chiriku, rasa keluh-kesah yang selama ini menghantui Jar.
"Ya, benar apa yg dikatakan Chiriku, hidupku ini sudah lebih baik dibanding para yatim piatu yg hidup kesusahan. Aku harus belajar untuk menerima semuanya dg penuh keikhlasan", ucap Jar dalam hatinya sambil membuka mata.
"selamat, Anda sudah berhasil melewati dan membuka chakra kelima. Sekarang, Anda coba buka chakra keenam, chakra cahaya. Letaknya di dahi, berkaitan dg pemahaman dan tersumbat oleh ilusi-ilusi. Silahkan untuk memulainya". kata Chiriku.
"Chiriku-san, maaf", kata Jarz.
"ya",
"Aku lapar, hehe",
"Haha... Sudah ku duga, kau pasti kelaparan kalo udah sore gini. Kebiasaan Lu, Jar", ucap Daichi yang menghampiri Jar sambil membawa Golem yg berjalan layaknya manusia.
"Dai? Dari mana kamu? Knapa ada Golem di sini?", tanya Jar.
"Aku adalah sahabat baikmu dan Kamu sahabat baikku. Hanya Aku yg tau semua kebiasaan anehmu. Karena itulah, tadi aku diam-diam ke luar untuk mencari makanan. Kebetulan, di sekitar sini ada beberapa yang bisa kita makan", kata Daichi sambil menjentikan jarinya.
Jentikan jari tsb, membuat Golem tsb membuka mulutnya dan kemudian mengeluarkan buah-buahan yg telah dipetik. Daichi pun menunjukkan satu persatu dari buah yang ia petik dari kebun buah milik para biksu. Ia pun berkata, "Aku ambilkan buah-buahan kesukaanmu. Nashi (pear asli Jepang), Apel Fuji, dan Melon. Kebetulan, Chiriku-sama memperbolehkanku untuk memetik buah sesuka hati. Jadi, aku petik aja sebanyak ini!".
Chiriku tampak terbelalak melihat jumlah buah yang keluar dari mulut Golem. Rupanya Daichi memetik buah hingga perut Golem terisi hampir penuh. Batinnya berkata, "Ya Ampun, banyak sekali".
Tanpa basa-basi, Jar dan Daichi menghajar semua buah itu. Tak mau rugi, Chiriku pun ikut pesta buah Jar dan Dai.
Lima menit berlalu, semua buah pun habis. Jar dan Dai tampak kekenyangan. Ternyata, pola makan Jar tak kalah amburadulnya. Bisa jadi, Jar malah lebih rakus dari Daichi. Hal ini membuat Chiriku geleng-geleng kepala.
"perut kenyang, saatnya kembali latihan", ucap Jar sambil duduk dan meditasi.
Setengah jam berlalu, Jar tampak khusyu. Ketika Chiriku hendak masuk ke alam bawah sadar Jar, Chiriku tampak kesal. Rupanya Jar malah tertidur pulas dg posisi duduk.

karena ngk ada balasan dari nath saya mangajukan untuk post lagi...

"huhhhhhhhhhh kali ini harus bisaaaaaaaaaaaaa"

"katon: Hiken No Jutsu"

akhirnya gara2 tekad yang kuat Rayski berhasil mengeluarkan Tinju api sebesar kepalan tangan dan langsun menonjok nya ke pohon

"hah..hah..hah akhirnya bisa juga tapi aku menjadi lemas"

"jadi harus ada tekad yang kuat biar bisa mengluarkan jutsu ini hehe..hehe..hehe"

tiba2 pandangan Rayski buram dan seketika "BRUK"

Rayski jatuh pingsan....

Rayski jatuh pingsan.....arief lalu memulai latihan dengan mempraktekan Mizu bunshin no jutsu
" baiklah, aku akan mencobanya....Mizu bunshin no jutsu!!! "

Dan munculah bunshin air tersebut..
" waah..aku memang berbakat " ucap arief di dalam hati

Akan tetapi bunshin itu menghilang dalam 10 detik
"TIDAAAAK........." teriaknya.

Nath Memang sengaja diam dia tidak suka orang banyak bicara padahal sebenarnya bisa ,

Tiba tiba Rayski pingsan , yeh si bocah ini malah pingsan , devita ... ino...

Ada apa?, ucap keduanya

Ini , anak ini pingsan , ucap nath

-_- tadi kebakar sekarang pingsan

Cepat obati,ucap nath

Beralih ke rayski

Mizubunshin nya muncul tiba tiba "poftt" hilang

TIngkatkan Konsentrasimu

setelah siuman dari pingsan

"ino apakah itu kamu"

"ah syukurlah apakah yang terjadi padaku"

"oh iya aku harus latihan lagi untuk mengikuti ujian chunin"

tapi kondisi Rayski tidak memungkinkan.

"ughhh sakit kenapa tangan ku sakit"

setelah melihat tangannya nampak bekas luka bakar di tangannya

"tangan ku terbakar..?"

[offtopic]Feilung Scene[/offtopic]

Asap tampak menggumpal di dalam air dan semakin lama-semakin menyebar, entah apa maksud bocah hozuki konoha itu tapi itu pasti bukanlah hal yang baik-memperhatikan bagaimana asap itu tampak cepat larut dalam air,mungkin karena faktor arus yang deras dan takkan lama pasti akan sampai di kedalaman tempatnya berada.

tentu saja fei tidak akan menunggu itu sampai terjadi-"Baiklah,ini chakra terakhirku tsume"-ucapnya sembari wajah mulai memucat-ya sejak awa kondisinya memang tidak sedang prima.

Menyibak ,menciptakan arus pusaran-berputar mengumpulkan air yang masih murni di sekitarnya, yang menggumpal melingkupi dirinya-menciptakan sebuah jirah air yang tampaktidak terlihat-tentu karena ini di dalam air.

Meluncur ke atas menembus kumpulan asap bius itu-bagaimana bisa? kau akan melihat bentuk sebenarnya nanti di atas air,kujamin.


Byaaaassshh........* air sungai menyemburkan gelombang pecah yang tampakseperti glester, air yang yang menyembur itu menyatu dan menggumpal menjadi sebuah bola air berukuran besar dan jatuh menghempas tanah namun tidak terhambur.

[bspoiler]

---

Name : Kijin Sui no Jutsu (secara harfiah berarti : Jurus Manusia iblis air )
Rank : A

---

Re : Kemampuan yang dikembangkan dari dasar perpaduan jurus suika no jutsu dan Mizugakure No jutsu.

Dimana sebagian tubuh pengguna akan larut menyatu dengan air dan mengendalikan air di sekitar tubuhnya untuk membentuk sebuah jirah air pertahanan yang mampu di manipulasi untuk menyerang.

Terdapat keistimewaan jurus suika no jutsu dan mizugakure no jutsu di jurus ini, tentu saja karena ini merupakan jurus penyatuan dari konsep kedua jurus itu.

Kelemahan : Tembakkan saja Raiton yang selevel dengan jurus ini ke dalam inti jutsu (pengguna adalah inti jurus ini),maka jutsu ini akan pecah layaknya sebuah balon-dan user tidak akan bisa berdaya apa-apa setelahnya.

[/bspoiler]

Begitu gumpalan air itu mendarat kau dapat melihatnya-feilung tampak berada didalam-terlindungi sebuah gumpalan air yang berbentuk seperti seekor monster-dengan separuh kebawah tubuh feilung menyatu dengannya.

"Bagaimana Mutane-tsume......Kau masih mau melanjutkannya?"-jika kau perhatikan air disekitar feilung tampak mulai memerah-darimana??-merah warna itu berasa dari bercampurnya darah yang merembes dari luka feilung di dadanya yang berperban-luka itu terbukalagi tapi tampaknya feilung tidak menyadarinya karena sudah terbawa suasana.

---

---

[offtopic]Suinamu's scene[/offtopic]

Terus menarik-menggengam tanga hokage seperti seolah mereka sudah akrab sekali-yah suinamu lupa keadaan-itulah dia kalau menyangkut keadaan sahabat rekan atau warga desa yang dia cintai-dia akan melakukan apapun meski harus menantang maut kalau perlu.


Sampai di tepian bibir sungai suinamu melirik ke kana-kiri mencari sahabatnya itu berada di mata-malam memang gelap tentu akan sedikit susah menemukan fei tanpa penerangan.

Namun sesaat terdengar suara gemuruh dari dari sungai yang di akhiri dengan terlemparnya wakil hokage (mutane) dan munculnya sebuah gumpalan air berukuran besar ke daratan.

"Shimatta! (Astaga), ada apa ini hokage?"

Mantanya masih awas memperhatikan mutane dan gumpalan air yang ukurannya 10 kali munate itu tampak behadapan, "i-itu..." menunjuk ke arah seberang sungai dimana gumpalan air dan wakil hokage itu tampak berada.

Pantulan cahaya bulan yang membias di gumpalan besar air itu tentu sangat terlihatmeski di tengah malam begini.

---

---

[offtopic]Hidetada's Scene[/offtopic]

"lantas...." menjeda sedikit sembari menggengam eratkan tengannya di dada, "Lantas aku harus bagaimana Ienari-dono?"

"Kau bisa berbicara seperti itu, tentunya kau tau apa yang harus dilakukan"-menghapuskan sedikit air matanya lagi- menghela nafas mencoba sedikit lebih tegar untuk menatap ienari

Tanah bergemuruh-tampak begerak berputar dan membentuk pusaran penghisap yang perlahan menelan jirah airnya ke arah bawah-bola matanya masih bergulir kesana kemari memperhatikan sudut lemparan kunai yang banyak mengarah mengelilingi dirinya.

"oke aku ikut dalam rencanamu....kau ingin aku meledak bukan tsume?"

Mengegerakkan tangannya kebelakang seperti mendayung,meluncurkan tubuhnya masih terlingkup air,jika kau lihat gumpalan air itu mengekerucut di bagian depannya dan bergerak ke arah sebuah kunai yang menuju ke arah dirinya.

Gumpalan air yang yang menipis-mengecil karena tertarik dari dua sudut itupun pecah memisahkan antara yang terhisap oleh pusaran tanah dan tarikan feilung yang menuju kedepan.

Kini feilung bergerak di udara masih di dalam sebuah gelembung minim yang hanya di selingkupan dirinya saya-karena hanya itu saja yang bisa di ambil di saat terjepit seperti ini-'Clup'sengaja menerima kunai berselimut bom kertas itu masuk ke dalam gelembung airnya.

Tersenyum menyeringai-masih belum menyadari lukanya yang semakin menganga. menjatuhkan dirinya ke tanah,dan sigap meluncur di daratan dengan air meninggalkan jejak basah- (ingat separuh tubuhnya menyatu dengan air),

Gerakannya membelok ke kanan menuju ke samping munate yang tampak menunduk hingga sampai tepat di belakang mutane-memasukkan munate ke dalam gelembungnya dan menepuk pundaknya sementara tangan lainnya menggengam kunai mutane barusan.

"Nah ledakkan saja sekarang tsume...." ucapnya tersenyum, "Kita sama-sama sudah mencapai batasnya tsume"-apa fei serius? tentu diatidak akan bermain-main dalam mengambil keputusan.