@Gaara
Yupz, makasih
@Makenshi
Ya ya ya, saya jadi agak grogi ^^

---

Chapter 27: Sesampainya di Kumogakure

---

Setelah berjalan selama setengah hari, akhirnya mereka sampai di Kumogakure.
*Flash Back*
@Hutan@
Sthef dan murid2nya sedang berjaln melalui hutan yang sejuk dan banyak buah2nya.
Gaara: "Guru, aku mau buah apelnya ya!"
Sthef: "Ya, asal kau tidak jatuh saja"
Rin: "Ambilkan yang banyak Gaara!!"
Killua yang merasa sangat bosan dengan tingkah kekanak2an ini pun bertanya dengan Sthef.
Killua: "Sensei, apa kita bisa cepat ke Kumogakure?"
Sthef: "Santai saja, Rokudaime Raikage nya lumayan baik kok" ujar Sthef sambil tersenyum.
Killua pun hanya bisa menunduk pasrah.
Killua: "Berikan juga aku apel itu"
Killua pun berjalan kearah Rin dan Gaara. Tanpa mereka sadari ada sesosok makhluk yang sedang mengamati mereka sedari tadi. Makhluk itu berwarna hijau dan berdiri diantara pepohonan dengan matanya yang merah menyala. Tapi lagi2, tak ada yang menyadarinya. Sthef terlalu asik melihat murid2nya mengammbil apel. Ah, syukur sekali dia punya murid2 yang manis2 seperti ini, fikirnya.
Gaara: "Ah, yang itu sulit sekali untuk diambil"
Sthef pun memperhatikan apel itu. Ya, memang sangat jauh dan berada diujung pohon, dekat cabang yang kecil.
Sthef: "Biar aku saja Gaara"
Sthef pun mengambil anak panahnya. Dan membuka busur panahnya dengan menggunakan chakra.
Sthef: "Tembak"
Syuuut.
Panah pun melesat kearah apel dan apel pun terjadtuh dari pohonnya. Dengan sigap, Killua pun meraihnya.
Killua: 'Panah itu'
Sthef pun mematikan panahnya.
Sthef: "Sudah cukup kan? Ayo pergi"
Killua: "Huft, akhirnya"
Gaara: "Killua kau tidak makan?"
Killua: "Huh, nanti saja"
Gaara: "Oh, yasudah"
Rin: "Ih, kok kamu paling banyak Gaara?"
Killua: "Iya, dia curang tuh"
Terjadilah perkelahian kecil selama perjalanan.
Sthef: 'Aku saja tidak dapat, dasar'
Tiba2 munculah lubang hitam yang lumayang besar yang langsung menghisap Sthef beserta muridnya.
Murid2: "Waaaaaa"
Setelah keluar dari lubang hitam, tibalah kami disini, gerbang Kumogakure.
*Flash Back Off*
Sthef: "Bagaimana Jikuukan nya? Enak?"
Rin: "Enak sensei"
Murid2 Sthef sepertinya mengalami gangguan mental gara2 terus berputar2 360 derajat dalam Dunia dimensinya.
Sthef: "Seharusnya aku bilang pada mereka untuk mengalirkan chakra ke kaki dan tangannya"
Sthef pun meletakan tangannya diatas kepala Rin dan Gaara (gak mungkin semuanya, tangan saya cuma dua ^^). Sthef pun mengalirkan chakra "Yang" nya kepada Gaara dan Rin. Perlahan2, kondisi mereka tampak membaik.
Sthef: "Sudah lebih baik?"
Gaara: "Sudah"
Rin: "Jangan bawa kami ke dimensi mengerikan itu lagi ya"
Sthef: "Tergantung, haha, em, Killua, kau baik2 saja?"
Killua: "Ah, iya"
Sthef: 'Ketahanan fisik dari anak ini cukup bagus, baiklah'
Sthef pun memebentuk segel tangan.
Sthef: "Kage Bunshin no Jutsu"
Boof.
Munculah Bunshin Sthef.
Sthef: "Kalian pergi jalan2 dulu dengan Bunshin ku ini ya, aku akan ke kantor Raikage.
Sthef yang asli pun melakukan Jikuukan, sementara Bunshin dan murid2nya berjalan2 di kota Kumogakure.
@TBC@

haha tenang aja.... paling kalo character ku gak sesuai jidat kamu berdarah... atau aku ledakin kalian pake lengan mentari kayak di cerita perang... gyahaha

tenang sthef terus dibaca kok ama aku

---

Chapter 28: Raikage nya wanita? *digetok*

---

Kulangkahkan kakiku menyusuri koridor gedung kantor Raikage. Terus berjalan lurus kearah timur sampai menemukan tangga. Lalu kemudian menaiki tangga itu menuju lantai dua. Begitu sampai dilantai dua, aku langsung berbelok kebarat, menuju kesatu ruangan yang mau kutuju, ruangan Raikage. Jujur, aku belum pernah bertemu Raikage sebelumnya. Tapi, dalam bayanganku, Raikage adalah sosok yang kuat, gagah, dan tegas. Ya, seperti atlet-atlet gulat pada umumnya.

Kususuri koridor lantai dua dengan langkah pelan. Kuberikan senyuman kepada siapapun yang kutemui dilantai dua gedung itu. Orang-orangnya cukup ramah. Kebanyakan dari mereka membalas tersenyum, tapi ada juga yang dengan cuek hanya melangkah pergi saja. Hey, aku tak terlihat seperti orang aneh bukan? Oke, lupakan.

Langkah kakiku terhenti. Badanku berbalik 90 derajat menghadap pintu. Pintu bergambarkan lambang Kumogakure, pintu ruangan Raikage. Kuputar gagang pintu itu perlahan. Jantungku berdetak cepat, aku sedikit gugup. Ceklek. Pintu ruangan itu terbuka perlahan. Menampakan sebuah ruangan besar yang didominasi oleh warna biru tua dan abu-abu, em, dengan sedikit tambahan warna kuning dibagian paling atas dinding. Kuarahkan mata biruku kesekeliling ruangan. Mencari sosok orang nomor satu di Kumogakure ini. Sosok itu pun terlihat. Memakai jubah ala Raikage dan topi yang sama, topi khas para Kage. Sosok itu terlihat berdiri menatap keluar, kearah jendela. Dengan kata lain, sosok itu membelakangiku.
"Permisi, Raikage-Sama." panggilku pelan. Aku takut kalau sosok itu malah marah karena mengiraku tidak sopan. Sosok itu berbalik sambil membuka topinya. Aku sedikit terhenyak. Rambut panjang itu terurai rapi. Mata putih lavender itu menatapku dengan lembut. Rupanya, Raikage itu seorang wanita. Jatuhlah sudah semua pemikiran dan gambaranku selama ini. Dari pengamatanku, dia berasal dari klan Hyuga, dan mata lavendernya itu, pasti Byakugan. Terlepas dari kekkei genkai yan dimilikinya, dia pasti orang yang sangat hebat, gelar orang nomor satu di Kumogakure yang melekat padanyalah buktinya.

Sosok itu kemudian tersenyum lembut. Bagaikan tersihir, aku hanya diam saja.
"Ya, kau pasti Sthef. Utusan dari Konoha. Terimakasih sudah mau memenuhi permintaan kami." ujarnya lembut, sangat lembut. Kuulangi, sangat lembut. Bagaikan petikan dawai biola yang dimainkan oleh maestro yang paling profesional. Mata lavender itu menatap dengan ramah. Aku bingung mau menjawab apa, lidahku terasa kelu.
"I-i-i-i-i-i-ya, sa-sa-sa-saya, si-si-siap, men-menja-la-lan-kan, tu-tu-tu-gas." ujarku terbata-bata. Bukan terbata, tapi tergagap. Sosok itu tersenyum lebih lembut. Membuatku makin tersihir, aku tak bisa berkata apapun. Jantungku berdegup cepat. Tak kusangka kalau Raikage itu secantik ini.
"Baiklah, begini." ujar wanita itu memberikan penjelasan.
"2 hari yang lalu, salah satu Jounin kami menangkap adanya chakra yang luar biasa disekitar kawasan hutan Kumogakure, bukan hanya itu. Banyak penduduk yang menghilang disekitar situ. Para Jounin yang ditugaskan untuk memantau keadaan juga ikut-ikutan menghilang. Kami mencurigai, kalau Nekomata berkeliaran disana. Ada rumor yang berkeliaran juga diantara masayarakat mengenai hal itu. Jadi." ujar wanita itu sembari terdiam sebentar. Wanita itu berkata dengan nada serius. Aku pun, mau tak mau juga harus serius. Kusingkirkan segala pendapat subjektif mengenainya. Fokus pada penjelasan. Nekomata, bijuu dengan dua ekor. Ini gawat, kalau tidak disegel, dia bisa sangat berbahaya. Kekuatannya bisa dimanfaatkan untuk kejahatan, benar-benar berbahaya.
"Jadi, kalian akan diantar oleh Jounin kami, kalian harus menyegel Nibi dihutan. Aku tau, kau adalah seorang keturunan klan Uzumaki, pemilik fuinjutsu terkuat." lanjut wanita itu. Aku pun hanya bisa mengangguk. Memang benar, memilih Jinchuuriki memang bukan selalu cara yang tepat. Menyegel dalam sebuah medan sepertinya lebih baik. Walaupun resikonya, kita harus mengganti segel itu setiap beberapa tahun sekali. Jinchuuriki, ya, dia tersadar kalau dirinya juga seorang Jinchuuriki, lupakan.
"Baik, siap dilaksanakan." ujarku tegas. Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka. Dua sosok manusia pun terlihat memasuki ruangan itu. Mereka berdua terlihat sama-sama mengenakan rompi Jounin Kumogare.
"Perkenalkan, ini Ryube Kintaichi, dan yang satunya lagi Rai Hyuga." ujar wanita itu memperkenalkan kedua sosok yang baru masuk. Sosok laki-laki yang bernama Ryube memiliki rambut gondrong dengan mata ungu. Dan yang satunya lagi, masih laki-laki, berambut putih jabrik dengan mata berwarna putih lavender. Kedua sosok itu pun membungkuk kepadaku.
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." ujar sosok bernama Ryube.
"Ya, mohon bantuannya." ujarku lembut. Aku agak susah membiasakan diri. Raikage pun tersenyum lembut. Kami bertiga pun membungkuk kearah Raikage lalu kemudian berbalik meninggalkan ruangan, menuju hutan Kumogakure.
@TBC@

Senior sthefen,,aku minta izin untuk meniru sedikit alur cerita ini ya..

@Killua: ya silahkan ...

---

Chapter 28: Pelajaran Dasar.

---

Disebuah padang rumput yang luas didaerah Kumogakure. Tepatnya 5 km dari tempat yang kutuju, lokasi keberadaan Nibi.
"Yak, sekarang saatnya kita belajar dasar-dasar menjadi seorang Shinobi, yosh!" teriak bunshinku dengan kuat. Muris-muridku pun terpaksa dibuat innocent olehnya.
"Sensei-" ujar Gaara pelan.
"Yang pertama! Pelajaran mengalirkan chakra!" ujar bunshinku memotong perkataan Gaara, dia sudah tau apa yang akan diucapkan olehnya. Pasti hanya sebuah pertanyaan tentang apa, bagaimana, mengapa? Anak yang kritis.
"Ambil posisi bermeditasi! Lalu tutup kedua mata kalian. Lihatlah jauh kedalam diri kalian masing-masing. Bayangkan pergerakannya. Gerakan itu terasa seperti luapan energi dari perut, menuju keseluruh tubuh." ujar bunshinku serius. Murid-muridku pun mengambil posisi bermeditasi sambil berusaha mengendalikan chakra mereka.

Killua terlihat yang paling bisa pertama kali. Terlihat dari chakranya yang mulai terasa. Sebagai seorang Jounin, tentu bunshinku bisa merasakan chakranya. Killua terlihat membuka matanya.
"Aku sudah merasakannya guru." ujarnya datar. Dia tersenyum tipis. Saking tipisnya mungkin itu tak bisa disebut senyuman.
"Yak, kerja bagus." ujar bunshinku sambil mengacunginya jempol. Kemudian chakra Rin juga sudah mulai terasa, walaupun tak sekuat milik Killua tadi.
"Bagus Rin, buka matamu." ujar bunshinku lembut. Rupanya, meskipun chakranya sudah mengalir, dia belum menyadarinya.
"Ah, iya Sensei, apa aku sudah berhasil?" tanyanya dengan lembut.
"Cukup baik." ujar bunshinkuku sambil mengacunginya jempol, sama dengan yang dilakukannya tadi pada Killua. Sekarang tinggal Gaara. Aku pun memutsukan untuk menunggunya.
10 menit ...
20 menit ...
30 menit ...
Aku sudah mulai mengantuk dibuatnya. Sedari tadi belum jugaada perkembangan. Yah, mungkin Gaara tak memiliki konsentrasi yang bagus. Kalau begitu berarti dia harus banyak berlatih. Setelah menit yang keempat puluh, chakranya mulai terasa. Chakra yang khas, chakra klan Senju, sama sepertiku. Chakranya yang keluar tidak begitu banyak, bahkan lebih kecil daripada Rin. Ya, tak apalah, namanya juga masih Genin, ini kan latihan pertama, wajar-wajar saja.
"Yak, bagus, semuanya berdiri, untuk Gaara, sering-seringlah berlatih." ujarnya datar. Sthef pun berdiri sambil membersihkan debu yang melekat di baju dan celananya.
"Pelajaran selanjutnya adalah ..." ujar bunshinku memberi komando.
@TBC@

Kualitas diatas rata-rata. Rep+3 untuk writer hebat ini. Lucu juga kalau si Gaara tertidur. Eh ternyata dia ga tidur cuma konsentrasinya aja yg !!!*kata ini disensor oleh Admin*!!!. Gurumu-kau-muridmu sama" dr klan senju. Bagus