Quote :

dan cepatnya kira lalu mengambil sebuah bom bius yang bisa membius musuh hanya dalam beberapa waktu jika gas bom bius tersebut dihirup (2 post dihirup nanti ente pingsan karena dibius oleh gas ini)
lalu kira melemparnya tepat didepannya dan kepulan asap bius itu pun keluar
setelah itu dengan sigapnya kira merapal segel tangan "Suiton : Suijin Heki"
Seketika sebuah air keluar dari mulutnya dan dapat mengurung hidate yang sedang loncat.

Ketika melihat pria bertopeng itu mengeluarkan sebuah benda aneh, Hidate merasa curiga dan merapal Kawarimi no Jutsu .
Dan benar feeling Hidate, ternyata benda aneh itu adalah bom asap yang tidak biasa.
Booft...
Hidate berubah menjadi sebatang kayu.
Ia muncul 5 meter di depan Zetsu.
"Huh, hampir saja."




[div=chat]Scene reporter poster.[/div]
Melihat ada beberapa orang, mereka pun mendarat di padang pasir ini. Sehingga membuat pasir-pasir ini beterbangan karena di hembuskan mesin jet pribadi ini. "Biar kuambil gambar mereka." Seseorang diantara lima, mengeluarkan sebuah kamera, lalu memotret dua Akatsuki serta pria bertopeng dan pria yang aneh (Obi).
"Dapat! Ayo segera pergi sebelum ketahuan," Jet itu pun take off, dan akan terbang menuju Otogakure.

Quote :

"Hidate, kau datang lagi kesini ya? kali ini aku tak akan membiarkanmu lolos lagi " ucap obi lirih dari jarak yg cukup jauh dan aman dari jangkauan pertarungan tersebut masih hanya dengan mengamati mereka dan memikirkan sebuah rencana.

Zetsu melirik jet yang sudah terbang itu. "Sial," gumamnya pelan.
Lalu pandangannya beralih pada Obi, pria yang pernah di temuinya sebelum ini.
"Tampaknya waktu kita telah selesai, Hidate."
"A-apa? Bahkan aku belum mengeluarkan kemampuan terbaik ku?"
"Kita tidak cukup kuat untuk melawan mereka, ayo pergi dari sini."
"Huh,baiklah." Hidate melompat beberapa langkah kebelakang sampai setara dengan Zetsu, Zetsu lalu memberikan topi Hidate padanya.
"Dengar..." Zetsu memegang tangan Hidate, mereka perlahan meleleh masuk ke dalam pasir.
"Suatu hari nanti, kami akan kembali dengan kekuatan yang beda untuk menangkap Kyuubi dan Gobi." Lanjut Zetsu, tunggu, bagaimana ia bisa tau Kyuubi dan Gobi berada di Suna? Um, Berdasarkan informasi yang diperoleh Zetsu dari Namikaze Jar'z, Kyuubi berada di Suna. Lagipula ia memiliki kemampuan sensor, dan jangan lupakan teknik mata Hidate.
Mereka pun sepenuhnya lenyap.

---

5 post sampai di mabes.[/

Taora menuruti kemana Obi pergi,dan sekarang kini ia sedang berada digerbang Suna bersama Oichi dan seorang wanita yang belum ia kenalnya,namun sepertinya wanita ini kenal baik dengan gurunya,Obi pamit untuk keluar gerbang dan melarang Taora dan kedua orang yang baru dikenalnya itu keluar desa,Obi menyuruhnya diam didalam desa.
"Kakak... Aku bosan,kapan kita berangkat ke Konoha?aku ingin cepat sampai kesana " kata Taora kepada Ran.
"Aku akan memanggil kak Obi," Taora berlari menghampiri Obi,tapi Taora ingat sesuatu Taora tak tau apa itu,yang ia tau hanyalah dia tak boleh keluar dari desa,maka ia hanya berteriak memanggil-manggil gurunya yang berdiri agak jauh dari gerbang Suna menampakan punggungnya saja,
"Kaakaaaak... ada apa? kenapa malah diam disitu??ayo cepat ajari aku sulap lagi kakak!!!" Taora berteriak dari kejauhan menunggu respon gurunya.

"A-ano, Obi-san...", rada sweatdrop, Obi-san pergi duluan dengan Oichi dan muridnya. Tapi apa mau dikata, mau protes pun juga percuma karena ia dan murid-muridnya terlalu lama bergerak, sedangkan Ujian Chuunin akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Baiklah, anak-anak, ini sudah terlalu lama. Kita harus segera berangkat", sekali lagi memberikan instruksi kepada kedua muridnya yang masih beristirahat di sisi yang berlainan dari tempat Shun dan Yui. Kali ini, Shun tak menunggu kedua muridnya menghampirinya, melainkan langsung berbalik memunggungi kedua muridnya tersebut, dengan artian--'terlalu lama, akan kutinggal'.

"Yui, tolong jaga belakang. Lindungi kedua anak itu, mereka masih pemula", menginstruksikan dengan setengah berbisik yang segera diblas oleh anggukan kecil dari wanita bersurai cyan terkuncir di sisinya tersebut dan segera, Yui bergerak menuju kedua murid Shun.

"Tenang saja, anak-anak. Kami, akan melindungi kalian dengan taruhan nyawa kami. Apapun yang terjadi" memberikan senyuman hangatnya kepada Kuu dan Sananda yang nampaknya juga telah bersiap mengikuti instruksi untuk segera memulai perjalanan menuju Konoha.

Shun, dengan sekali hentakkan pada hamparan pasir dengan kakinya segera berlari dengan cukup cepat--namun tentu masih tak terlalu secepat biasanya agar kedua muridnya tak ketinggalan. Kenapa berlari? Simple, setidaknya ia harus mengejar Obi-san terlebih dahulu agar bisa memiliki lebih banyak personil, bisa dikatakan Obi-san dan rombongannya merupakan checkpoint. Perasaannya sudah tidak enak semenjak daritadi, seperti ada yang berbahaya. Namun, selama itu pula Shun menganggap itu hanya sekedar perasaannya saja. Tapi, apa salahnya mempercayai sedikit insting seorang Shinobi kan?

Diikuti dengan Kuu, Sananda, dan Yui yang berlari segaris lurus tak jauh dari posisi Shun, akhirnya setelah beberapa lama, mereka tiba di depan gerbang Suna--dengan aman.

Melihat beberapa wajah pasukan yang cukup familiar di matanya, Shun berhenti berlari dan berbicara kepada orang terdekat darinya.

"Tolong buka kekkai-nya, segera", perintah Shun pada orang tersebut dengan tegas dan dingin. Memang, sedikit tak beralasan untuk tiba-tiba menjadi panik seperti ini. Ia hanya tak ingin saja, kedua muridnya ini terluka jika karena kekurangan personil untuk menjaga mereka. Juga, di samping itu...

"Baik, Kazekage-sama", dengan anggukan sekaligus mmbungkuk hormat, salah satu anggota pasukan ini segera mengampiri sisi terluar celah "gerbang" Suna dan setelah sedikit berbincang kepada rekan-rekannya, mereka merapal beberapa segel.

"Kekai sudah terbuka, Kazekage-sama", ujar salah satu anggota pasukan tersebut.

Shun, tanpa basa-basi, sekali lagi, berlari dan diikuti oleh tiga orang dbelakangnya tanpa banyak pertanyaan. Meninggalkan desa Sunagakure sembari Kekkai kembali tertutup begtu mereka berempat meninggalkan desa pasir tersembunyi ini.

"Masih belum selesaikah "itu"?

Yah, disamping itu juga, Shun agak sedikit cemas dengan Suna yang ditinggalkan olehnya, Yui, dan Obi-san. Tadinya, Shun ingin memerintahkan Yui tinggal di desa saja, tapi akan terlalu beresiko jika kedua muridnya tidak dijaga di bagian belakangnya juga. Jadi, Shun hanya bisa berharap pada sel-sel yang sedang android-nya Light kerjakan itu.

Yang penting sekarang, mencapai "checkpoint" secepatnya dan menjamin keselamatan anak-anak sampai di Konoha.