Lanjutan Love is Wind chapter 3:

"K-kenapa ki-kita ke sini, G-Gaara-kun?" Hinata heran karena ia dan Gaara kini berada di sebuah restoran.

"Aku belum makan siang," jawab Gaara. "Makanya aku membawamu ke sini."

"Konnichiwa ehg... Kazekage-sama dan mmm..." Pelayan wanita itu merasa terkejut sekaligus bingung.

"Panggil dia Hinata." kata Gaara.

"Eh iya, Hinata-sama." Hinata tersenyum melihatnya. "Kazekage-sama dan Hinata-sama mau pesan apa?"

"2 ramen," kata Gaara sebelum Hinata sempat bicara.

"Baiklah, tunggu sebentar tuan dan nona." pelayan itu pun pergi menyiapkan pesanan mereka.

"T-tapi Gaara-kun, a-aku kan su-sudah kenyang..." kata Gaara. "T-tadi aku su-sudah makan siang."

"Aku tidak memesankan buatmu." kata Gaara membuat Hinata terkejut sekaligus merasa malu. "Aku akan menghabiskan dua mangkok."

"Egh..." mendengar perkataan Gaara, Hinata teringat dengan seseorang yang sangat menyukai ramen. Siapa lagi kalau bukan Naruto, pujaan hatinya dulu.

"Tuan dan Nona, ini pesanan anda." kata pelayan yang tadi.

"Arigatou," kata Hinata.

"Dou itashimashite." balas pelayan itu, lalu ia pergi meninggalkan Gaara dan Hinata.

Gaara mulai menyeduh kuah ramennya, sedangkan Hinata terus memperhatikannya.

"Kenapa? Kau mau?" tanya Gaara sedikit menggoda.

"Ah... T-tidak." balas Hinata cepat.

Sesuai dugaan Hinata sebelumnya, Gaara cuma sanggup menghabiskan semangkok saja.

Setelah membayar makanannya, Gaara dan Hinata pergi meninggalkan restoran itu.

"K-kita kemana lagi?" tanya Hinata.

Gaara tidak menjawab pertanyaan Hinata. Ia terus berjalan. Hinata juga mengikutinya.

***

"K-kenapa ke bukit i-ini lagi?" Hinata memandang pemandangan dari bukit itu.

"Kemarilah..." Gaara memanggil Hinata ke bawah pohon. Hinata pun ke sana.

"Duduklah." Hinata pun duduk di samping Gaara.

"A-ada apa Gaara-kun?" tanya Hinata.

"Ada yang ingin ku katakan." kata Gaara.

"A-apa?" Hinata tampak penasaran.

"Sebenarnya..." Gaara diam sejenak. "Acara ernikahan kita dipercepat menjadi 3 hari lagi."

"Agh..." Hinata agak terkejut. "B-bagaimana cara Ayah dan yang l-lain d-datang. U-untuk ke sini b-butuh waktu 3 hari d-dari Konoha."

"Mereka tidak akan hadir." kata Gaara. "Ini adalah perintah..."

Hinata sangat terkejut. Lalu ia berdiri.

"A-aku ti-tidak mau menikah tanpa k-kehadiran k-keluarga ku." kata Hinata.

"Aku tau," kata Gaara seraya berdiri. "Kita akan menghubungi mereka."

Gaara menepuk pundak Hinata dari belakang. Hinata membalikkan tubuhnya menghadap Gaara. Gaara menggenggam kedua tangan Hinata lalu ia letakkan di dadanya.

"Kau tau kan perasaanku?" tanya Gaara. Hinata hanya mengangguk kecil.

Gaara menunduk sedikit lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata. Hinata menutup matanya. Akhirnya bibir mereka saling bertemu. Sebuah kecupan yang tidak terlalu lama menghiasi tempat itu.

***

fan fic ini levelnya BO (bimbingan orang tua) :lol!: :lol!: :lol!:

btw, lanjutkan kreativitasmu..

Akasuna no Sasori Danna wrote:

fan fic ini levelnya BO (bimbingan orang tua) :lol!: :lol!: :lol!:

btw, lanjutkan kreativitasmu..

Ahh... Nggak kok. Fic ini rated T (untuk remaja). Ceritanya gak dewasa kok!

Title: I Need You
Story: Vinn Ino
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rated: M (Ingat! 17 tahun ke atas)
Pairing: SasuSaku, KibaIno, GaaHina, ShikaTema, etc.
Warning: AU, Fluff, dll.
Fic ini adalah fic 'Lemon'. Bagi yang masih di bawah umur, perlu bimbingan orang tua. DON'T READ, IF NOT LIKE.

Pasangan pertama: KibaIno

'SRAAASH'

Hujan lebat kembali mengguyur Kota Tokyo di malam ini. Tak seorang pun mau keluar rumah, kecuali orang yang sangat berkepentingan. Begitu pula dengan cowok berambut coklat jabrik berusia 17 tahun yang kini bermalas-malasan di rumahnya. Sejak tadi ia hanya tidur-tiduran di sofa rumahnya, kediaman Inuzuka. Ia hanya ditemani Kakaknya karena orang tua mereka sedang pergi ke luar kota.

'TING TONG...' suara bel membangunkan pemilik rumah dari malas-malasannya.

"Kiba, buka pintunya!" perintah kakaknya dari dalam kamar.

"Ah... Iya-iya!" gumam Kiba kesal sambil berdiri dari tidur-tidurannya. Lalu ia membuka pintu.

"INO! Kau kenapa?" Kiba terkejut melihat teman sekelasnya yang menggigil kedinginan. Tubuhnya sudah basah kuyup karena hujan.

"Kiba, siapa?" Hana, kakak Kiba keluar dari kamarnya. "Ino! Apa yang terjadi? Masuklah!"

Ino masuk kedalam rumah. Ia diberikan handuk dan pakaian pengganti oleh Hana.

"Pakailah," kata Hana. "Ganti pakaianmu di kamarku."

Setelah mengganti pakaian, Ino kembali ke ruang tamu. Di sana telah menunggu Hana dan Kiba yang siap mendengarkan cerita Ino. Ino duduk di sofa di samping Hana. Hana memberinya teh.

"Arigatou..." gumam Ino serak lalu ia meminum tehnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Hana.

Ino meletakkan cangkir tehnya di atas meja di depannya.

"Sebenarnya, aku dihukum aya..." kata Ino.

"Kenapa?" tanya Kiba heran.

"Karena tadi siang aku ketahuan sedang bersama Sai." jawab Ino. "Ayahku tidak mengizinkan ku untuk berhubungan dengannya lagi."

"Ya sudah, besokkan hari Minggu. Ino-chan menginap di sini." kata Hana. "Kiba, bawa Ino ke kamar tamu."

"Ayo," kata Kiba sambil berdiri lalu melangkah menuju kamar tamu. Ino mengikutinya dari belakang.

***

"Masuklah..." ajak Kiba.

"Arigatou..." Ino pun masuk ke kamar itu. Kiba masih berdiri di pintu. "K-kau sebaiknya juga masuk, Kiba-kun."

"Ti-tidak, arigatou." Kiba menolak. "Oya suminasai, Ino."

"Oya suminasai, Kiba-kun." balas Ino.

Kiba pergi meninggalkan kamar itu. Tapi, ia lupa menutup pintunya. Kiba kembali lagi ke kamar itu untuk menutup pintu. Ternyata Ino sudah membaringkan dirinya dan menutup matanya. Perasaan Kiba mulai lain. Ia merasa Ino sangat cantik malam ini.

Kiba masuk ke kamar itu dan mengunci pintu dari dalam. Perlahan-lahan Kiba melangkahkan kakinya mendekati Ino.

Sekarang ia telah berada di sisi ranjang tempat Ino terbaring. Setan pun kini menguasai pikirannya. Lalu Kiba mendekatkan wajahnya ke wajah Ino dan mereka pun berciuman.

Ino membuka matanya dan ia sangat terkejut. Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ki-Kiba, a-apa yang kau laku...?" perkataan Ino dihentikan oleh jari telunjuk Kiba yang kini menempel di bibirnya.

"Ssttt... Nikmati saja!" kata Kiba seraya kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Ino. Mereka kembali berciuman. Tapi kali ini ciumannya berbeda, panas dan bergairah. Mereka saling perang lidah di dalam mulut.

"Mmn... Mmn..." Ino mengerang.

Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Bagaimana?" tanya nya. Ino masih terengah-rengah.

"Permulaan yang bagus." kata Kiba. Lalu ia meminta Ino bangun dari tempat tidurnya. Ino hanya pasrah mengikuti asalkan Kiba tidak melakukannya terlalu jauh.

Kiba kembali melaksanakan aktivitasnya. Menciumi bagian dibelakang telinga Ino sampai ke lehernya yang jenjang.

"Mmm... Ahh..." erangan tertahankan keluar dari mulut Ino. Kiba terus mencium dan sesekali menjilat bagian tersebut.

TBC dulu ya... Fic nya dilanjutin apa tidak?

Genma-sama. . .
Cerita fic nya keren. . .

Fic "Love is wind" krend bgt Genma_sama...Aq gag oL,jd gag tw trnyta udh pjg aja tu Fic...3 rep+ buat Genma...
Gaara so sweet bgt...
Aq mkin cntaa deh ma Gaara...

Genma no Toki wrote:

Title: I Need You
Story: Vinn Ino
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rated: M (Ingat! 17 tahun ke atas)
Pairing: SasuSaku, KibaIno, GaaHina, ShikaTema, etc.
Warning: AU, Fluff, dll.
Fic ini adalah fic 'Lemon'. Bagi yang masih di bawah umur, perlu bimbingan orang tua. DON'T READ, IF NOT LIKE.

Pasangan pertama: KibaIno

'SRAAASH'

Hujan lebat kembali mengguyur Kota Tokyo di malam ini. Tak seorang pun mau keluar rumah, kecuali orang yang sangat berkepentingan. Begitu pula dengan cowok berambut coklat jabrik berusia 17 tahun yang kini bermalas-malasan di rumahnya. Sejak tadi ia hanya tidur-tiduran di sofa rumahnya, kediaman Inuzuka. Ia hanya ditemani Kakaknya karena orang tua mereka sedang pergi ke luar kota.

'TING TONG...' suara bel membangunkan pemilik rumah dari malas-malasannya.

"Kiba, buka pintunya!" perintah kakaknya dari dalam kamar.

"Ah... Iya-iya!" gumam Kiba kesal sambil berdiri dari tidur-tidurannya. Lalu ia membuka pintu.

"INO! Kau kenapa?" Kiba terkejut melihat teman sekelasnya yang menggigil kedinginan. Tubuhnya sudah basah kuyup karena hujan.

"Kiba, siapa?" Hana, kakak Kiba keluar dari kamarnya. "Ino! Apa yang terjadi? Masuklah!"

Ino masuk kedalam rumah. Ia diberikan handuk dan pakaian pengganti oleh Hana.

"Pakailah," kata Hana. "Ganti pakaianmu di kamarku."

Setelah mengganti pakaian, Ino kembali ke ruang tamu. Di sana telah menunggu Hana dan Kiba yang siap mendengarkan cerita Ino. Ino duduk di sofa di samping Hana. Hana memberinya teh.

"Arigatou..." gumam Ino serak lalu ia meminum tehnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Hana.

Ino meletakkan cangkir tehnya di atas meja di depannya.

"Sebenarnya, aku dihukum aya..." kata Ino.

"Kenapa?" tanya Kiba heran.

"Karena tadi siang aku ketahuan sedang bersama Sai." jawab Ino. "Ayahku tidak mengizinkan ku untuk berhubungan dengannya lagi."

"Ya sudah, besokkan hari Minggu. Ino-chan menginap di sini." kata Hana. "Kiba, bawa Ino ke kamar tamu."

"Ayo," kata Kiba sambil berdiri lalu melangkah menuju kamar tamu. Ino mengikutinya dari belakang.

***

"Masuklah..." ajak Kiba.

"Arigatou..." Ino pun masuk ke kamar itu. Kiba masih berdiri di pintu. "K-kau sebaiknya juga masuk, Kiba-kun."

"Ti-tidak, arigatou." Kiba menolak. "Oya suminasai, Ino."

"Oya suminasai, Kiba-kun." balas Ino.

Kiba pergi meninggalkan kamar itu. Tapi, ia lupa menutup pintunya. Kiba kembali lagi ke kamar itu untuk menutup pintu. Ternyata Ino sudah membaringkan dirinya dan menutup matanya. Perasaan Kiba mulai lain. Ia merasa Ino sangat cantik malam ini.

Kiba masuk ke kamar itu dan mengunci pintu dari dalam. Perlahan-lahan Kiba melangkahkan kakinya mendekati Ino.

Sekarang ia telah berada di sisi ranjang tempat Ino terbaring. Setan pun kini menguasai pikirannya. Lalu Kiba mendekatkan wajahnya ke wajah Ino dan mereka pun berciuman.

Ino membuka matanya dan ia sangat terkejut. Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ki-Kiba, a-apa yang kau laku...?" perkataan Ino dihentikan oleh jari telunjuk Kiba yang kini menempel di bibirnya.

"Ssttt... Nikmati saja!" kata Kiba seraya kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Ino. Mereka kembali berciuman. Tapi kali ini ciumannya berbeda, panas dan bergairah. Mereka saling perang lidah di dalam mulut.

"Mmn... Mmn..." Ino mengerang.

Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Bagaimana?" tanya nya. Ino masih terengah-rengah.

"Permulaan yang bagus." kata Kiba. Lalu ia meminta Ino bangun dari tempat tidurnya. Ino hanya pasrah mengikuti asalkan Kiba tidak melakukannya terlalu jauh.

Kiba kembali melaksanakan aktivitasnya. Menciumi bagian dibelakang telinga Ino sampai ke lehernya yang jenjang.

"Mmm... Ahh..." erangan tertahankan keluar dari mulut Ino. Kiba terus mencium dan sesekali menjilat bagian tersebut.

TBC dulu ya... Fic nya dilanjutin apa tidak?

niCE anD GOod... LnjTKan..!

Genma no Toki wrote:

Title: I Need You
Story: Vinn Ino
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rated: M (Ingat! 17 tahun ke atas)
Pairing: SasuSaku, KibaIno, GaaHina, ShikaTema, etc.
Warning: AU, Fluff, dll.
Fic ini adalah fic 'Lemon'. Bagi yang masih di bawah umur, perlu bimbingan orang tua. DON'T READ, IF NOT LIKE.

Pasangan pertama: KibaIno

'SRAAASH'

Hujan lebat kembali mengguyur Kota Tokyo di malam ini. Tak seorang pun mau keluar rumah, kecuali orang yang sangat berkepentingan. Begitu pula dengan cowok berambut coklat jabrik berusia 17 tahun yang kini bermalas-malasan di rumahnya. Sejak tadi ia hanya tidur-tiduran di sofa rumahnya, kediaman Inuzuka. Ia hanya ditemani Kakaknya karena orang tua mereka sedang pergi ke luar kota.

'TING TONG...' suara bel membangunkan pemilik rumah dari malas-malasannya.

"Kiba, buka pintunya!" perintah kakaknya dari dalam kamar.

"Ah... Iya-iya!" gumam Kiba kesal sambil berdiri dari tidur-tidurannya. Lalu ia membuka pintu.

"INO! Kau kenapa?" Kiba terkejut melihat teman sekelasnya yang menggigil kedinginan. Tubuhnya sudah basah kuyup karena hujan.

"Kiba, siapa?" Hana, kakak Kiba keluar dari kamarnya. "Ino! Apa yang terjadi? Masuklah!"

Ino masuk kedalam rumah. Ia diberikan handuk dan pakaian pengganti oleh Hana.

"Pakailah," kata Hana. "Ganti pakaianmu di kamarku."

Setelah mengganti pakaian, Ino kembali ke ruang tamu. Di sana telah menunggu Hana dan Kiba yang siap mendengarkan cerita Ino. Ino duduk di sofa di samping Hana. Hana memberinya teh.

"Arigatou..." gumam Ino serak lalu ia meminum tehnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Hana.

Ino meletakkan cangkir tehnya di atas meja di depannya.

"Sebenarnya, aku dihukum aya..." kata Ino.

"Kenapa?" tanya Kiba heran.

"Karena tadi siang aku ketahuan sedang bersama Sai." jawab Ino. "Ayahku tidak mengizinkan ku untuk berhubungan dengannya lagi."

"Ya sudah, besokkan hari Minggu. Ino-chan menginap di sini." kata Hana. "Kiba, bawa Ino ke kamar tamu."

"Ayo," kata Kiba sambil berdiri lalu melangkah menuju kamar tamu. Ino mengikutinya dari belakang.

***

"Masuklah..." ajak Kiba.

"Arigatou..." Ino pun masuk ke kamar itu. Kiba masih berdiri di pintu. "K-kau sebaiknya juga masuk, Kiba-kun."

"Ti-tidak, arigatou." Kiba menolak. "Oya suminasai, Ino."

"Oya suminasai, Kiba-kun." balas Ino.

Kiba pergi meninggalkan kamar itu. Tapi, ia lupa menutup pintunya. Kiba kembali lagi ke kamar itu untuk menutup pintu. Ternyata Ino sudah membaringkan dirinya dan menutup matanya. Perasaan Kiba mulai lain. Ia merasa Ino sangat cantik malam ini.

Kiba masuk ke kamar itu dan mengunci pintu dari dalam. Perlahan-lahan Kiba melangkahkan kakinya mendekati Ino.

Sekarang ia telah berada di sisi ranjang tempat Ino terbaring. Setan pun kini menguasai pikirannya. Lalu Kiba mendekatkan wajahnya ke wajah Ino dan mereka pun berciuman.

Ino membuka matanya dan ia sangat terkejut. Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Ki-Kiba, a-apa yang kau laku...?" perkataan Ino dihentikan oleh jari telunjuk Kiba yang kini menempel di bibirnya.

"Ssttt... Nikmati saja!" kata Kiba seraya kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Ino. Mereka kembali berciuman. Tapi kali ini ciumannya berbeda, panas dan bergairah. Mereka saling perang lidah di dalam mulut.

"Mmn... Mmn..." Ino mengerang.

Kiba menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Bagaimana?" tanya nya. Ino masih terengah-rengah.

"Permulaan yang bagus." kata Kiba. Lalu ia meminta Ino bangun dari tempat tidurnya. Ino hanya pasrah mengikuti asalkan Kiba tidak melakukannya terlalu jauh.

Kiba kembali melaksanakan aktivitasnya. Menciumi bagian dibelakang telinga Ino sampai ke lehernya yang jenjang.

"Mmm... Ahh..." erangan tertahankan keluar dari mulut Ino. Kiba terus mencium dan sesekali menjilat bagian tersebut.

TBC dulu ya... Fic nya dilanjutin apa tidak?

astajim..!
dag ush Laa d Lnjutkn!

Sebaiknya dilanjutin apa nggak ya? Ingat! Dosa ditanggung sendiri! Kali ini 'lemon' nya bakal super berat!

Setelah berdiskusi sama malaikat dan setan, ternyata pemenangnya setan yang terkutuk.

Untuk para members yang mau ngebaca, silahkan aja! Tapi ingat, dosa tanggung ndri! Chapter yang ini lemon nya benar-benar Parah! Sekali lagi, yang gak suka porno gak usah baca!

Ini lanjutan "I Need You":

"Stop! Ki-ba," suara Ino menghentikan aktivitas Kiba. Isapan Kiba ternyata menimbulkan bekas merah dileher Ino.

"Kita lanjutkan, Ino?" pertanyaan Kiba sebenarnya tidak perlu dijawab oleh Ino. Toh Kiba tetap akan melakukannya meskipun Ino menolak.

Kiba melepaskan kaos yang ia kenakan. Nampaklah perutnya yang zigzag terlihat seperti kotak-kotak. Juga otot tangannya yang kekar membuat Ino blushing berat. Mukanya sudah sangat merah.

"Kau suka, honey?" Kiba menggoda. Ino memalingkan mukanya sebentar, lalu kembali lagi menatap Kiba.

Kali ini, Kiba melepaskan ikat pinggangnya. Ino mulai berkeringat dingin, tapi sepertinya ia menikmati 'pemandangan alam' itu. Setelah itu, Kiba membuka resreting (gak tau tulisannya!) jeans hitamnya itu lalu menurunkannya perlahan. Muka Ino bertambah merah. Keringat dingin kini sudah benar-benar membasahi tubuhnya.

Akhirnya Kiba sudah benar-benar melepaskan jeans nya. Kini, ia hanya memakai CD (baca: celana dalam). Meskipun belum melepaskan CD-nya, tapi Ino dapat melihat tojolan 'benda' yang tersembunyi di baliknya.

"Nah... Sekarang giliranmu, Manis." Kiba menyeringai licik lalu ia mendekatkan diri kepada Ino.

Dibukanya satu per satu kancing piyama Ino yang sebenarnya milik Hana.

Kiba makin tak terkendali setelah melihat dua buah tonjolan keras di dada Ino. Dengan cepat ia melepaskan celana Ino tanpa memperdulikan perkataanya.

Sekarang, keadaan Kiba dan Ino sudah sama. Mereka sama-sama hanya memakai CD.

***

Stop! Sampai situ aja! Anggap aja udah tamat! Aku masih 15 tahun, belum tau apa-apa tentang dunia xxx. Buat yang penasaran kelanjutannya, kirim PM kepada saya!

Genma no Toki wrote:

Setelah berdiskusi sama malaikat dan setan, ternyata pemenangnya setan yang terkutuk.

Untuk para members yang mau ngebaca, silahkan aja! Tapi ingat, dosa tanggung ndri! Chapter yang ini lemon nya benar-benar Parah! Sekali lagi, yang gak suka porno gak usah baca!

Ini lanjutan "I Need You":

"Stop! Ki-ba," suara Ino menghentikan aktivitas Kiba. Isapan Kiba ternyata menimbulkan bekas merah dileher Ino.

"Kita lanjutkan, Ino?" pertanyaan Kiba sebenarnya tidak perlu dijawab oleh Ino. Toh Kiba tetap akan melakukannya meskipun Ino menolak.

Kiba melepaskan kaos yang ia kenakan. Nampaklah perutnya yang zigzag terlihat seperti kotak-kotak. Juga otot tangannya yang kekar membuat Ino blushing berat. Mukanya sudah sangat merah.

"Kau suka, honey?" Kiba menggoda. Ino memalingkan mukanya sebentar, lalu kembali lagi menatap Kiba.

Kali ini, Kiba melepaskan ikat pinggangnya. Ino mulai berkeringat dingin, tapi sepertinya ia menikmati 'pemandangan alam' itu. Setelah itu, Kiba membuka resreting (gak tau tulisannya!) jeans hitamnya itu lalu menurunkannya perlahan. Muka Ino bertambah merah. Keringat dingin kini sudah benar-benar membasahi tubuhnya.

Akhirnya Kiba sudah benar-benar melepaskan jeans nya. Kini, ia hanya memakai CD (baca: celana dalam). Meskipun belum melepaskan CD-nya, tapi Ino dapat melihat tojolan 'benda' yang tersembunyi di baliknya.

"Nah... Sekarang giliranmu, Manis." Kiba menyeringai licik lalu ia mendekatkan diri kepada Ino.

Dibukanya satu per satu kancing piyama Ino yang sebenarnya milik Hana.

Kiba makin tak terkendali setelah melihat dua buah tonjolan keras di dada Ino. Dengan cepat ia melepaskan celana Ino tanpa memperdulikan perkataanya.

Sekarang, keadaan Kiba dan Ino sudah sama. Mereka sama-sama hanya memakai CD.

***

Stop! Sampai situ aja! Anggap aja udah tamat! Aku masih 15 tahun, belum tau apa-apa tentang dunia xxx. Buat yang penasaran kelanjutannya, kirim PM kepada saya!

betul.. betul.. distop saja.. mendingan cari genre komedi aja genma_sama, pasti lebih seru..

Allow...

Saya mau bikin fic nih... Pairingnya adalah SasuSaku, NaruHina, SaIno, ShikaTema, dan NejiTen. Ayo! Pilih yang mana duluan dari semua pairing tersebut...

Entah kenapa aku ingin mengedit ending Cinta Segitiga. Ini episode terakhir:

"Kenapa kau kesini!?" protes Genma. "Siapa yang mengizinkan mu masuk!?"

"Hah... Aku tidak punya urusan dengan mu," balas Izumo. "Tapi kalau kau memaksa, aku akan melanjutkan pertarungan kemaren dan kali ini tidak ada ampun lagi buatmu."

"Sudah, cukup!" Shizune meleraikan pertengkaran mereka. "Kita sama-sama shinobi Konoha, jadi kita harus berteman.

Izumo dan Genma hanya saling berpandangan sekilas, lalu mereka saling membuang muka.

"Huh..." Shizune menghela napas. "Tapi benar kata Genma, kenapa kau kesini Izumo-kun?"

"Ah... Sebenarnya tidak ada," wajah Izumo memerah karena malu. "Aku hanya mengkhawatirkan mu. Kau kan sedang hamil, aku takut terjadi apa-apa kepada mu."

"Arigatou." kata Shizune sambil tersipu malu. "Kau terlalu berlebihan, Izumo-kun. Aku kan baik-baik saja. Lagian, aku kan tidak sendirian, masih ada Genma yang menemaniku."

"Justru karena kau lagi bersama dia, aku jadi khawatir." Izumo menunjuk ke arah Genma. "Siapa tau pria pengecut dan tidak bertanggung ini melukaimu."

Muka Genma memanas. Ia mengepalkan ke dua tangannya. Tapi ia berpikir dengan bertarung lagi melawan Izumo tidak dapat menyelesaikan masalah. Perkataan Izumo juga ada benarnya, Genma hanya pria pengecut yang tidak bertanggung jawab.

"Sudahlah... Genma, pekerjaan ini sebaiknya kita lanjutkan besok saja!" Shizune agak khawatir akan terjadinya pertarungan Izumo-Genma lagi.

Genma tidak menjawab. Ia hanya melangkah pergi, meninggalkan Shizune dan Izumo.

"Aneh..." Shizune masih bingung.

"Apanya yang aneh, Shizune-san?" tanya Izumo.

Shizune tidak menjawab. Ia malah teringat kejadian saat Genma hampir menciumnya tadi. 'Sebenarnya apa yang terjadi padanya?'

"Shizune..." Izumo mengibaskan tangan di depan muka Shizune. Shizune tersontak bangun dari lamunannya. "Apa yang kau pikirkan?"

"Ah... T-tidak." balas Shizune yang masih berpikir.

Keadaan menjadi hening sejenak.

"Shizune, apa tidak sebaiknya kau mengatakan semua ini kepada Tsunade-baasama?" tanya Izumo memecahkan keheningan. "Aku sangat yakin, ia pasti bisa membantumu."

"Kau tidak berpikir bagaimana Hokage-sama marah kalau ia mengetahui semua ini?" kata Shizune agak tegas. "Mungkin saja aku akan dibunuhnya."

"Ku rasa tidak," bantah Izumo. "Kau tidak salah. Tsunade-sama pasti mengerti."

Shizune tetap menggeleng. "Aku tidak mau membuatnya dihukum oleh Tsunade-sama."

***

Genma masih melamun di dalam rumahnya, memikirkan yang tadi ia lakukan. 'Kenapa? Kami-sama... Jangan biarkan aku mencintainya.'

"Sebaiknya aku menemuinya," gumam Genma.

'TUKK' 'TUKK'

Genma membuka pintu. Ia agak terkejut. Ternyata orang yang mau ditemuinya malah lebih dulu menemuinya. Sungguh suatu kebetulan yang luar biasa.

"G-gomen, Genma." kata Shizune. "A-aku mengganggu waktu mu."

"T-tidak, aku memang ingin menemuimu." Genma tersenyum. "Sungguh suatu keajaiban."

Genma no Toki wrote:

Allow...

Saya mau bikin fic nih... Pairingnya adalah SasuSaku, NaruHina, SaIno, ShikaTema, dan NejiTen. Ayo! Pilih yang mana duluan dari semua pairing tersebut...

bikin Fic jgn yg Lemon!
Neji_Ten2 kyk ny bLum ada...
KLu sasusaku kn udh ad,tpi msi TBC...

Lanjutan (episode terakhir):

"Hei... Kenapa kau ke sini!?" protes Genma. "Siapa yg mengizinkanmu masuk!?"

"Hah... Aku tidak punya urusan dengan mu" balas Izumo. "Kalau kau memaksa, aku akan melanjutkan pertarungan kemaren. Dan kali ini tidak ada ampun untukmu".

"Sudah... Cukup! Jangan berkelahi lagi." Shizune menghentikan pertengkaran mereka. "kita sama-sama ini Shinobi Konoha, jadi kita semua harus berteman. Ngomong-ngomong, kenapa kau ke sini Izumo-san?".

"Ah, tidak ada apa-apa." jawab Izumo. "Aku cuma khawatir dengan kondisi mu saat ini. Kau kan sedang hamil."

"Arigatou karena sudah mengkhawatirkanku. Tapi kau terlalu berlebihan. Aku tidak apa-apa" balas Shizune, lalu ia melirik ke arah Genma. "lagian, aku kan tidak lagi sendiri."

"Justru karena bersama pria pengecut dan tidak bertanggung jawab ini aku mengkhawatirkanmu," Izumo melemparkan pandangan tajam kepada Genma. "Aku takut dia menyakitimu lagi."

Muka Genma memerah dan ia mengepalkan tangannya. Tapi ia lebih memilih untuk diam dan tidak mencoba ikut bicara. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Izumo dan Shizune.

"Genma," panggil Shizune membuat langkah Genma terhenti sejenak. "Kau mau kemana?"

Genma melanjutkan langkahnya menuju gerbang tanpa menjawab pertanyaan Shizune.

"Cikh, angkuh sekali." Izumo mendengus kesal. "Dia harus dikasih pelajaran"

Izumo berjalan ke arah Genma tapi ditahan Shizune. Izumo tak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Shizune.

***

'TUKK...' 'TUKK...' pintu diketuk seseorang. Genma membuka pintu.
Ia terbelalak kaget.

"Shizune, ada apa?" tanya Genma.

"Tidak, aku cuma khawatir padamu," kata Shizune. "Karena tadi siang kau kelihatan aneh."

"Hm... Soal itu, maafkan aku." Genma menyesal. "Ku harap, kau dapat melupakannya."

"Tidak!" Shizune memprotes. "Aku tidak akan melupakan itu karena aku mengharapkan yang demikian."

Genma terbelalak kaget. Ia tidak menyangka Shizune berkata begitu.

"Aku, aku..." Shizune tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena air matanya sudah duluan jatuh.

Entah setan apa yang membuat Genma memeluk Shizune. Ia mencoba untuk menenangkan Shizune.

"Maafkan aku," Genma berbisik ke telinga Shizune. "Aku... Mencintaimu."

Shizune melepas pelukan Genma. Ia kelihatan terkejut.

"A-apa yang kau katakan barusan?" tanya Shizune.

"Aku bilang... Aku mencintaimu" Genma kembali mengulang perkataannya. "Maafkan aku, kumohon."

Shizune kembali menangis lalu ia memeluk Genma dengan erat.

"A-aku su-sudah memaafkan-mu," kata Shizune tersedu-sedu. "D-dan, A-aku juga mencintai-mu."

Genma membalas pelukan Shizune. Salah satu tangannya mengelus rambut hitam Shizune.

"Mungkin ini adalah hukuman buatku," kata Genma sambil melepaskan pelukannya. "Maukah kau... Erm... Menjadi... Istriku? Kita akan membesarkan anak kita bersama".

Shizune tak bergeming...

"A-aku mau," jawab Shizune sambil tersenyum bahagia. "Jangan tinggalkan a..." belum sempat Shizune menyelesaikan kalimatnya, Genma sudah terlebih dahulu menciumi bibir mungilnya.

***

Keesokan harinya....

"Jadi kejadiannya begitu!" kata Tsunade setelah mendengarkan pengakuan dari Genma dan Shizune. "Dan lusa kalian akan menikah? Selamat..."

"Terima kasih, Hokage-sama." ucap Genma kepada Tsunade. Shizune juga menundukkan kepalanya sedikit sebagai ucapan terima kasih.

"Tapi aku tetap akan memberikan hukuman buatmu, Genma." perkataan Tsunade membuat Genma agak gemetar. Shizune hanya tertawa kecil melihat calon suaminya yang mulai berkeringat dingin.

"A-apa hukumannya, Hokage-sama?" tanya Genma ragu sekaligus penasaran.

"Hukumannya tidak terlalu berat. Setelah ujian chuunin selesai, kau akan melaksanakan misi sendirian non-stop." kata Tsunade enteng.

"Apa! Jadi saya harus melaksanakan misi terus-menerus tanpa libur!?" kata Genma lebih tepatnya berteriak.

"Ya, begitulah." jawa Tsunade singkat. "Misinya juga agak berat, mungkin misi level A."

Genma dan Shizune sangat kaget dan terkejut.

"M-maaf Tsunade-sama, mungkin hukumannya terlalu berat. Genma-kun tidak mungkin..." perkataan Shizune dipatahkankan oleh Tsunade.

"Aku sudah memikirkannya," kata Tsunade. "Karena Genma sudah menyesali perbuatannya, maka hukumannya diringankan."

Genma dan Shizune menghela napas lega.

"Jadi hukumannya apa Tsunade-sama?" tanya Genma penasaran.

"Kau akan melaksanakan misi tanpa libur selama 1 tahun, tapi misinya berkelompok dan hanya misi level B kebawah." kata Tsunade.

"Huh... Tetap menyusahkan." gerutu Genma. Tsunade hanya menyeringai puas.

"Itu masih belum setimpal dengan perbuatanmu, Shiranui." kata Tsunade kesal. "Dan kau Shizune... Karena tidak jujur maka kau juga ku beri hukuman."

"Hukumannya apa Tsunade-sama?" tanya Shizune.

"Setelah menikah nanti, kau harus tetap merawat dan menjaga Ton-Ton." jawab Tsunade.

"Kalau itu sih tidak masalah." balas Shizune sambil tersenyum lebar.

"Hn," Tsunade tersenyum.

***

Sore hari gerbang Konoha....

"Ku dengar 2 hari lagi Genma-san dan Shizune-san akan menikah." kata Kotetsu kepada Izumo.

"Aku tau itu." balas Izumo.

"Sudahlah, kau harus merelakannya. Lagian masih banyak gadis lain yg cantik" kata Kotetsu.

"Aku sudah merelakannya. Aku ikut bahagia jika ia bahagia. Karena cinta tak dapat dipaksakan." kata Izumo.

"Kau benar" tambah Kotetsu. "Kalau benar jodoh, dia tak kan lari".

Mereka berdua menatap langit dan tenggelam dipikiran masing-masing.

The End....

Akhirnya selesai juga pengeditan fic ku yang ini. Komen ya... Mohon kritik dan sarannya.

Genma sama bkan ny fic. Yx cinta sgitiga antara izumo,genma,n shizune,,udah prnah d ulaz d hlaman ke 3 y?

Tpi di stu g da hukumany sie..

Aaaahhhh q jd bingung deh..

kalo fic-nya Nagatokonan udah ada blum.. bikin dong genma_sama, genrenya roman boleh lah..

Judul: I Know You, Vampire
Story: Terinspirasi dari movie Hong Kong yang berjudul THE TWINS EFFECT
Disclaimer: Masashi K.
Genre: Romance/Horror
Pairing: SasuSaku
Slight: SasoKonan
Warning: AU, OOC, gaje

Chapter ini cuma prolognya aja!

"Tempat ini memang cocok untuk disewa..."

"Kami tidak akan menyewanya."

"Itachi, awasi mereka!"

"Kau boleh membunuhku sekarang."

"Temui aku siang ini."

"Tapi aku sudah janji!"

"Kenapa tubuhmu gosong?"

"Kau adalah idola ku,"

"Kita harus menemukan pangeran vampir terakhir sebelum Orochimaru menemukannya."

"Kenapa kau tau rumahku?"

"Kenapa kau tinggal di gereja?"

"Kenapa kau tidur di dalam peti mayat?"

"Kau tau, sebenarnya aku ini vampir."

"Aku tidak peduli!"

"Apa kau akan meninggalkan ku begitu saja?"

"Aku akan mencari darah untuk mu!"

"Bunyi kelelawar, berarti di sini ada vampir lain. Cepat pergi, Sakura!"

"Kita akan pergi bersama-sama!"

"Hisap saja darahku!"

"Tidak! Kau bisa mati!"

"Kakak ipar! Tolonglah!"

"Tidak bisa!"

"Tapi dia vampir yang baik. Dia rela mati dari pada menghisap darah orang lain. Aku mencintainya. Tolonglah!"

"Apa ini?"

"Kenapa pakai warna hitam?"

"Pengantin vampir memakai baju hitam."

"Aku akan memusnahkannya!"

"Jangan! Adikmu mencintainya."

"Bolehkah aku berbaring di sini?"

"Hanya kau yang bisa menyelamatkan Sasori."

"Lepaskan dia! Kau hanya menginginkanku kan!?"

"Kakak!"

Nah... Itu cuma prolognya. Penasaran? Tunggu ceritanya.

gakk pnasarann tuu hehheeheee :) :)

uchiha uchiwa ian sama' wrote:

gakk pnasarann tuu hehheeheee :) :)

ya udah! Gak usah baca!

siapa yang mau bacaaa

Smbungan Love is Wind mna nuey?Atau uda tmat?

iy nich,mna smbungannya?kita nunggu lo

Ya udah, ne lanjutannya:

"Apa! Kenapa ke Konoha!" Kankurou kelihatan sangat terkejut. Temari juga sama.

"Tidak ada waktu menjelaskannya," kata Gaara sambil terburu-buru. "Hinata, cepat pakai jubah itu!"

Hinata memakai jubah hitam hingga menutupi wajahnya, demikian juga Gaara.

Malam ini mereka berniat meninggalkan Suna. Gaara telah memutuskan akan pergi berbicara dan menjelaskan semuanya dengan Hokage tanpa sepengetahuan petinggi desa dan siapa pun, selain kakak-kakaknya.

Gaara menarik tangan Hinata sambil berlari meninggalkan rumah kediamannya. Mereka seperti tidak mendengar ucapan Temari dan Kankurou.

***

Mereka kini sudah tiba di dekat gerbang Suna.

"Hinata, cepat lakukan!" perintah Gaara.

"A-aku mengerti, byakugan!" Hinata mengaktifkan byakugannya. "Tujuh puluh meter dari sini ada dua orang prajurit penjaga."

"Baiklah, ayo cepat!" mereka berlari lagi ke arah gerbang.

"Maaf," gumam Gaara. Ia mengeluarkan pasir dari guci nya dan membuat 2 orang penjaga itu kelilipan karena pasir.

"Ada lagi?" tanya Gaara.

"T-tidak." jawab Hinata.

Mereka pun kembali berlari meninggalkan desa pasir itu.

TBC...

Udah, sampai situ dulu ya....

ternyata hina dan gaa lari dri suna