terus mereka mau pergi kemana ya??

rekanabc senju wrote:

terus mereka mau pergi kemana ya??

Entahlah, kwin lri mngkin. Wkwkwkwkwk.... Just kidding

Ya k Konoha lah. Emng mrk mau ke mna agy bwat ktmu Hokage...

G' da niat bwat bkin fic. Bkin fic asal2an/abal ah...

Judul: Gak Ada!
Karakter: Karin doang!
Disclaimer: Tetap paman saia (Masashi Kishimoto)

Karin membuka laptop nya dan mulai ngebuka foto dan video gak karuan. Rupanya ia malah nonton spongebob di laptopnya.

Habis tu dia meng-sms teman.

'Jadi ketemuan?' ketiknya di blackberry-nya.

Habis tuh dia berbaring di kasurnya dan tidur.

SELESAI...

Tuh kan, abal n' gak mutu! Pzti pd nyesel krn dah ngbca.

Kleand mau pairing ap abiz ne?
a. NejiHina
b. SaIno
c. ByakuRuki
d. HitsuMomo

Kleand mau pairing ap abiz ne?
a. NejiHina
b. SaIno
c. ByakuRuki
d. HitsuMomo

terserah deh ngikut aj...
tapi saIno kayaknya ok..

OK! Tunggu request nya.

Judulnya "Root and Flower"....

Gimana? Bagus?

keren juga,kalo aq saIno juga y

Agku jga Saino. . .

Agku jga plih psangan Saino. . .

mana fic nya genma/saite-sama?

Dia lgi g' aktif kalee. . .

Fic x akn jdi bzoq. Coz mlam ne aq agy mo cri inspirasi dri novel "Autumn in Paris". Ad yg prnah ngbaca novel itu?

blum, novelnya bercerita tentang apaan tue??

Ini request kalian:
Judul: Root and Flower
Disclaimer: Masih Om Saia (Masashi Kishimoto)
Story: Terinspirasi dari novel "Autumn in Paris" karya Ilana Tan
Pairing: SaIno
Slight: KibaIno, KibaHina, SasuSaku

-o0o-

Prolog:

Jalanan sepi.
Langit gelap.
Angin musim gugur bertiup kencang.

Ia merapatkan jaket yang dikenakannya, namun tubuhnya tetap saja menggigil. Bukan karena angin, karena saat ini ia sama sekali tidak bisa apa pun. Sepertinya saraf-sarafnya sudah tidak berfungsi. Ia tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa bersuara, dan tidak bisa merasakan apa-apa.

Kecuali rasa sakit di hatinya. Ia bisa merasakan yang satu itu. Sakit sekali....

Butuh tenaga besar untuk menyeret kakinya dan maju selangkah. Sebelah tangannya terangkat ke dada, mencengkera bagian depan jaket. Tangan yang lain terjulur ke depan dan mencengkeram pagar besi jembatan. Pagar besi itu seharusnya terasa dingin di tangannya yang telanjang, tapi nyatanya ia tidak merasakan apa pun walaupun ia mencengkeram pagar besi itu sampai buku-buku jarinya memutih.

Matanya menatap kosong ke bawah. Permukaan sungai terlihat tenang seperti kaca besar berwarna hitam yang memantulkan cahaya dari lampu-lampu di tepi jalan.

Air sungai itu pasti dingin sekali. Ia pasti akan mati kedinginan bila terjun ke sungai itu. Mati beku.

Ia hanya perlu membiarkan dirinya jatuh. Setelah itu seluruh tubuhnya akan membeku. Rasa sakit ini juga akan membeku. Ia tidak akan merasakannya lagi.

TBC....

Wuaaa!!! Ngerti gak nih ceritanya.

ngerti lah walaupun tidak semuanya, kayakny bahasanya dan kosa katanya agak sulit

dipahami. tapi tetep ngerti..

Hayo! Baca dulu biar tau pairingnya...

Dingin...

Diam...

Hening...

Begitulah suasana di tempat itu sekarang. Di bawah butiran salju 'ia' terbaring. Hanya suara erangan kecil yang keluar dari mulutnya. Seorang gadis berambut merah muda dengan napas terengah-rengah berusaha mengusap salju dari wajahnya yang hampir menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Wajahnya yang pucat dan kaku meninggalkan kesan yang tidak enak. Ditambah lagi dengan bau amis yang timbul dari cairan kental berwarna merah.

Darah....

Ya... Darah yang bercucuran dari seluruh luka koyak di tubuhnya. Cairan merah itu membeku bersama dinginnya es. Darah yang mengalir sekitar satu jam lalu menimbulkan rasa pedih bagi pemiliknya. Rasa pedih yang begitu menusuk hingga ke tulang-tulangnya.

Kini, sudah satu setengah jam ia terbaring di atas dinginnya es. Tubuhnya sudah tidak merasakan apa-apa lagi karena dingin. Belum ada yang menemukannya disini. Ia berharap di dalam hati agar teman-temannya cepat menemukannya sebelum kesadarannya menghilang.

Ia menutup kedua matanya. Berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

Flashback....

"S-Sasuke-kun..." panggil gadis yang terbaring bersimbah darah.

"Hn," respon pria yang dipanggil itu dingin.

Seorang pria tampan berambut hitam sehitam matanya yang dipangil Sasuke itu, kini tengah duduk di atas onggokan kayu dilapisi es tak jauh dari gadis itu. Matanya menatap tajam pada si gadis.

"K-kenapa... K-kau... T-tidak membunuhku sa-ja." gadis itu berkata lagi dengan napas tersengal-sengal.

Pria yang sedari tadi hanya duduk kini berdiri dan berjalan mendekati si gadis yang terbaring tak berdaya.

Dikeluarkannya kushanagi-nya yang bersimbah darah dari sarungnya. Ditodongkannya ke arah gadis itu. Ujung pedang kini berada tak seberapa jauh dari leher si gadis, kira-kira sekitar 3 cm.

Masih dengan ekspresi datar yang sama, pria itu menengadahkan kepalanya kelangit bersih sedangkan tangan kanannya masih memegang pedang, menodongkan keleher gadis itu.

"T-tunggu a-apa l-lagi, ce-cepat habisi aku." gadis berambut merah muda itu mendesah.

Sasuke masih tidak menghiraukan tepatnya pura-pura tidak mendengar permintaan si gadis. Ia mematung sejenak. Lalu menarik pedangnya dan memasukkannya ke dalam sarungnya.

"K-kenapa?" gadis yang terbaring itu pun tampak heran. 'Ia' terbelalak menatap pria di sampingnya itu. Sepasang mata emeral-nya itu terbelalak lebar, sangat lebar dan membulat.

Sasuke membalikkan tubuhnya, membelakangi sang gadis yang masih terbaring. Ia berusaha untuk tidak menatap mata emerald itu.

"Sakura," pria itu menyebutkan nama si gadis. "Kenapa kau ingin cepat mati?" tanyanya datar.

Ia membalikkan tubuhnya dan menatap mata gadis itu dalam-dalam. Mengharapkan jawaban yang memuaskan dari si gadis. Sepasang mata onyx bertemu emerald.

Gadis yang dipanggil Sakura itu menutup mata lalu membuka lagi, menatap sepasang mata onyx itu lagi. "B-bukankah a-aku t-telah g-gagal?"

Mata onyx Sasuke terbelalak lebar. "G-gagal?" ulangnya seakan-akan tidak mendengar ucapan Sakura tadi.

Sakura mengalihkan pandangannya ke atas, menatap salju berjatuhan dari langit yang bersih. Pandangannya kosong, hampa, dan tanpa tujuan yang jelas.

"A-aku t-telah g-gagal m-membunuhmu." 'ia' berhenti sebelum melanjutkan kalimat seterusnya. "B-berarti a-aku ga-gagal membe-baskan-mu d-dari k-kegelapan."

Mata onyx Sasuke membelalak. "Kenapa kau melakukan itu?" tanyanya datar, tetapi wajahnya kelihatan sangat penasaran.

Sakura tersenyum simpul. "K-karena k-kau... A-adalah... H-hati-ku. A-aku tidak ingin h-hatiku t-terus b-berada d-dalam ke-kegelapan."

Sasuke tak bergeming. Ditatapnya seluruh permukaan tubuh gadis itu yang bersimbah darah dan dipenuhi luka koyak. Luka yang disebabkan oleh dirinya. Tapi ia tak tau bagaimana rasa perih yang diderita batin Sakura, disakiti oleh hatinya sendiri.

"Aku tidak peduli dengan yang demikian," sahut Sasuke. "Kau bodoh, sama seperti Naruto!"

"A-aku t-tidak bodoh." balas Sakura. "A-aku hanya melakukan hal yang seharusnya."

"Hal yang seharusnya?" Sasuke mengulang perkataan Sakura. Berkali-kali ia kelihatan bodoh karena perkataan Sakura.

"A-aku s-sudah mengorbankan s-semuanya hanya untukmu. Tidak h-hanya diri-ku, t-tapi juga sahabatku.

"A-aku telah mengkhianati I-Ino, sahabat baikku hanya u-untukmu. J-juga Naruto, a-aku telah memanfaatkannya hanya untukmu."

Sasuke tak bergeming. Ia tak sanggup membalas perkataan Sakura.

"S-Sasuke-kun," panggil Sakura. Menyadarkan Sasuke dari dunia lamunannya. "A-aku ingin b-bertanya."

"Hn,"

"A-apa maksud ucapan 'terima kasih' se-sebelum k-kau m-meninggalkan-ku?"

Sasuke terbelalak mendengar pertanyaan Sakura.

"I-itu k-karena... K-kau telah memperdulikanku. Hanya itu...." Sasuke berusaha menjawab dengan suara gemetar.

"Bohong!" entah mendapatkan tenaga darimana, Sakura berteriak. "Aku tau alasanmu sebenarnya bukan itu. Jawab aku, Sasuke!"

"Diam kau! Dasar menyebalkan!" bentak Sasuke. "Sampai kapanpun kau tetap menyebalkan!"

Hati Sakura hancur berkeping-keping karena mendengar perkataan Sasuke. Mata emeraldnya mengeluarkan cairan bening.

"Uhugh..." Sakura terbatuk sambil mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Sasuke khawatir. Ia lalu duduk di sisi kepala Sakura. Tak menghiraukan dinginnya salju yang ia duduki. Sasuke merasa bersalah.

"Maaf, Sakura." tiba-tiba saja Sasuke menyesal. Sakura terkejut.

"Maaf, untuk semuanya." lanjut Sasuke. "Aku tidak ingin kau terluka lebih jauh lagi."

wah mksudnya apa yah kl mnurut q jawabannya karena wanita itu menutup matanya

Lanjutan:

Sakura tak mengerti perkataan Sasuke. Tapi ia berusaha mengartikannya. Apa jangan-jangan....

"Sebenarnya kata 'terima kasih' ku waktu itu... Karena... Aku..." Sasuke menghentikan kalimatnya.

Sakura menautkan alisnya. Ia sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Sasuke selanjutnya.

"Aku... Menghargai perasaanmu pada ku," lanjut Sasuke, Sakura agak terkejut. "Dan terima kasih karena kau telah memperhatikanku dari dulu."

Sakura menitikkan air mata. Bukan karena sedih, tapi karena bahagia. Sejenak ia melupakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"S-sudah kuduga Sasuke, k-kau juga mencintaiku kan?" kata Sakura pelan sampai-sampai suaranya sudah tak terdengar lagi. Tapi begitu jelas didengar oleh Sasuke.

"Saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan cinta," kata Sasuke. "Banyak urusan yang harus ku selesaikan sebelum itu."

Sasuke berdiri lalu berbalik. Ia berjalan pelan. Tak jauh berjalan ia berhenti dan berbalik.

"Tunggulah aku..." Sasuke kembali menghadap ke depan. Lalu membentuk segel tangan.

Dalam sekejap, Sasuke telah hilang dari pandangan Sakura. Sakura hanya dapat menatap kepergian Sasuke dengan tangisan. Ingin sekali waktu itu Sakura berteriak agar Sasuke tidak pergi meninggalkannya lagi. Tapi apa daya, suaranya tak dapat dikeluarkan dan tenaganya belum pulih sama sekali. Tapi dalam hati ia lega. Akhirnya ia mendapat kepastian perasaan Sasuke kepadanya. Mendapat kepastian bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

***

Normal Mode....

"Sakura-chan!" seorang pria berambut pirang dan memiliki garis-garis di pipi akhirnya menemukan Sakura. "Maaf, kami terlambat."

Seorang gadis berambut pirang yang dikuncir kuda langsung duduk di dekat Sakura untuk mengobatinya.

"Naruto, cepat cari penginapan! Kelihatannya Sakura mengalami hiportemia. Lukanya juga sangat parah." kata gadis bernama Ino pada pria bergaris-garis di pipi sambil mengobati luka di tubuh Sakura.

"Sebaiknya Kiba yang mencarinya," Kata pria yang dipanggil Naruto itu. "Aku ingin menemani Sakura-chan."

"Baiklah, ikuti aku!" kata pria bernama Kiba yang berada di atas anjingnya.

Naruto mengangkat tubuh Sakura. Sakura kini berada di pangkuan Naruto dalam keadaan tak sadarkan diri. Luka koyak di sekujur tubuhnya kini telah berkurang berkat Ino.

"Sasuke, aku tidak akan memaafkanmu!" gumam Naruto. Lalu ia berlari membawa Sakura mengikuti Kiba ke penginapan.

FIN

Gimana? Apa judul yang cocok buat fic ini?

bagus,aq ksih rep 1 y

mgkin judul yang cocok adalah, "kenangan pertolongan pertama".
hehe,cuma usul aj..

Nih fic Bleach pertama saia... Jadi maklum kalau ceritanya jelek.

Judul: Friendship or Love
Disclaimer: Tite Kubo
Rated: T
Genre: Romance/Humor
Pairing: HitsuHina
Warning: gaje abiz! Lime, tapi gak lemon.

Pagi hari yang cerah...

Kicauan burung menghiasi indahnya pagi di komunitas roh. Begitu pula di kantor kapten divisi 10.

"Shirou-chan..." terdengar suara panggilan seorang wanita dari luar ruangan kapten. Suaranya terdengar begitu lembut.

"Masuk..." jawab seseorang dari dalam ruangan. Cowok pendek*ditokol Hitsugaya* imut nan tampan kini tengah mengerjakan tugas ntah apalah itu... Yang jelas dia sedang menulis. Mungkin tugasnya sebagai kapten divisi 10.

Gadis yang tadi memanggil itu pun masuk.

"Ohayou, Shirou-chan..." sapa Momo.

"Panggil aku Hitsugaya-taichou. Ada apa Momo?" tanya Hitsugaya tanpa mengalihkan pandangan dari tugas yang ia kerjakan. Acuh tak acuh gitu lah....

"Ah, gak ada apa-apa. Ini aku bawakan teh..." jawab Momo. Ia berjalan mendekati meja kerja Hitsugaya dan meletakkan teh di atasnya.

"Arigatou..." kata Hitsugaya sambil tersenyum simpul ke arah Momo. Membuat Momo blushing berat.

"Kenapa wajahmu?" tanya Hitsugaya yang memperhatikan wajah Momo yang memerah.

"Ah... T-tidak," jawab Momo gugup sambil membalikkan wajahnya dari Hitsugaya, takut Hitsugaya melihat mukanya bertambah merah. "Kalau begitu, aku pergi dulu, Shirou-chan.... Ja ne."

Momo melangkah ke arah pintu untuk keluar.

"Momo, tunggu..."panggil Hitsugaya membuat Momo menghentikan langkahnya. Lalu ia berbalik ke arah Hitsugaya.

"Iya, ada apa Shirou-chan?" tanya Momo penasaran.

"Sudah ku bilang, panggil aku Hitsugaya-taichou!" sahut Hitsugaya kesal.

"Gak mau!" Momo menjulurkan lidahnya.

"Huhh... Terserah kau saja!" Hitsugaya menghela napas. Ia berdiri dan berjalan ke arah Momo, lalu menarik tangan Momo lantas membuatnya gugup.

"Ikut aku..." kata Hitsugaya.

"K-kemana?" tanya Momo masih terkejut sambil berusaha melepas genggaman Hitsugaya. Tapi genggamannya terlalu erat sehingga Momo hanya bisa pasrah*pasrah? Emangnya kenapa?*.

"Ke suatu tempat..." Hitsugaya menyeringai sambil membimbing Momo keluar ruangan.

Wuih, conan sama pintar buat fic juga ya.

ternyata conan-sama bisa bwt fuc jg ya, lanjutin dech karyanya..

Aku mo nanya, kok username aku gak mau terbuka ya? Setiap kali log in pasti bacanya kesalahan kombinasi password. Aneh!

Sekarang aku bajak ID seseorang yang udah ku dapat passwordnya....

Judul: Friend and Rival Forever
Chara: Sakura H. & Ino Y.
Rated: K+
Warning: Maaf, fic ini agak berbau cengeng dan kekanak-kanakan.

Pagi hari yang cerah di Konohagakure. Suara kicauan burung terdengar bagaikan alunan musik yang merdu. Cahaya bersih matahari menerpa bumi Konoha. Dan angin bertiup sepoi-sepoi membuat pagi ini terasa begitu mempesona.

Seorang gadis berambut merah muda masih meringkuk di dalam selimutnya. Enggan rasanya ia bangun. Tapi pekerjaannya membuatnya harus melakukan itu.

Ia menerjang selimutnya, berusaha membuka matanya lebar-lebar.

"Hoaammm" gadis itu menguap.

Diangkatnya dirinya dan dengan melek-melek ayam ia melangkah menuju kamar mandi.

***