Satu.......

Dua........

Tiga........

Empat.....

Ah, ada sesuatu yang sedang berputar-putar di dalam kepala Lucious Lawliet yang brillian itu, hal yang sudah menyertainya selama ini, setidaknya, selama ia menghembuskan satu dua nafas dari lubang hidungnya. Wajar, sangat wajar, saat ini adalah sepuluh tahun pasca perang baka itu, perang yang memaksanya harus berpisah dengan wanita tercintanya, Uzumaki Suinamu yang pergi entah kemana. Lengkungan kecil timbul di bibirnya, tepat dibalik wajahnya yang pucat tersebut, membuat suasana hatinya yang sedikit risau tersebut hangat secara bertahap.

Kini, sepuluh tahun berlalu, ia telah diangkat menjadi seorang penasehat Mizukage di Kirigakure, mendampingi Mizukage yang baru, Uchiha V. Andri, musuh, sekaligus teman yang ia angap amat membosankan, bahkan teramat membosankan. Oh, satu hal yang membuat hidupnya semakin membosankan, ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia harus selalu berada di dekat Mizukage bo-doh itu, terlebih lagi, harus mengeluarkan saran demi saran agar Kirigakure tetap damai dan tenteram, bukan, bukan ini akar permasalahan membosankan ini, namun dirinya yang diharuskan untuk bertatap muka langsung dengan orang yang ingin ia bunuh tersebut.

Kalau saja gurunya tidak mengundurkan diri waktu itu, L sudah pasti melewati hari-harinya di Kirigakure tanpa rasa jengkel dan senantiasa tetap senang, bagaimana tidak? guru yang ia hormati akan ia nasehati dan.... lupakan, kau takkan senang mendengarnya. Tapi L harus tetap bersyukur, ia masih bisa bertemu dengan wanita cantik itu yang telah menjadi Daimyou Mizu no Kuni di kediamannya, atau di kantor tempat beliau bekerja, yeah, akan menjadi pertemuan yang menarik jika saja hal tersebut terjadi.

Menghela nafas dan menghembuskannya pelan, membuat semuanya menjadi lebih baik, ia tengah berada di dalam ruangan pribadinya, ruangan yang cukup luas dan tentunya besar, beberapa meja disana-sini, dua rak buku berdiri kokoh di masing-masing sudut ruangan, dan meja utama juga beberapa kursi yang saling berhadapan menghias ruangan tersebut, ruangan impian L, ruangan yang bertemakan ketenangan dan kedamaian.

Berdiri dari duduknya dan berjalan sebentar, berpikir akan apa yang harus dilakukan selanjutnya, Sharingan yang ia dapat atas bantuan Mizukage tetap bertengger rapi di kedua kelopak matanya yang sayu dan berkantung mata tebal itu, dan pada akhirnya ia mendapatkan pemikiran baru, melihat keadaan Kirigakure lewat jendela yang ber-embun itu, ber-embun saking dinginnya suhu tempat itu.

Indah, adalah kesan pertama yang tersirat dalam benak L, walaupun tempat ini sedikit lembab, namun, hal tersebut tak dihiraukannya, one important thing, semua warga Kirigakure senang, itu sudah cukup untuknya. "hm...." desisnya, "apa ada pemandangan yang lebih indah dari pemandangan ini?" sambungnya masih dengan nada yang agak melankolis, untuknya, hal yang indah itu sangat berarti, sangat berarti.

---

setelah ane rapat dengan guru Boa, plot yang digunakan itu sepuluh tahun setelah perang terdahulu, bagi yang mau komplain atau semacamnya, PM ane, bagi yang gak punya mata (buat Eka) ceritain aja ente dapat mata Sharingan baru, akhir kata, HAPPY ROLE-PLAYING

Perang, perang dan perang. Setidaknya sudah berakhir, 10 tahun yang lalu. Mungkin saja perang yang selanjutnya akan berkobar, tak mustahil.
Perang itu menyisakan bekas luka yang amat mendalam bagi semua umat manusia, tak terkecuali dirinya, Uchiha V. Andri.
Kusanagi lenyap hilang entah kemana, Senjutsu menghilang karena diserap salah seorang ninja, dan entah kenapa EMS-nya tidak bisa diaktifkan lagi. Sebuah misteri yang mungkin tak dapat dipecahkan.
Kini ia menjadi orang nomor satu di Kirigakure setelah Mizukage sebelumnya mengundurkan diri, dengan alasan yang hanya ia yang mengetahuinya.
Menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan, saat ini ia berada di ruangan yang penting, ruang kerja mizukage. Dengan ditemani dua ninja yang merupakan pelindung setianya, ia membaca berkas-berkas penting yang sangat banyak, bertumpuk di mejanya.
"Huft..." keringat mengalir perlahan dari wajahnya. Kemudian ia meletakkan berkas-berkas yang belum selesai dibacanya tadi ke atas meja.
"Hari yang sangat panjang," berdiri lalu membuka semua kancing jubah mizukage yang berwarna biru laut, yang tinggal hanyalah 'pakaian tempurnya'. Yaitu, kimono putih berlengan pendek dan celana panjang hitam.
"Aku mau cari angin dulu," sambil berjalan menuju pintu keluar lalu memutarkan kepalanya 90 derajat. "Kalian boleh libur selama satu hari penuh," gumamnya.
"Li-libur?" tanya salah seorang pelindungnya. Andri mengangguk.
Mereka lalu saling menatap muka dan menunjukkan rasa gembira. "Terima..." perkataan salah seorang dari mereka terpotong karena sudah melihat Andri tak ada lagi ditempat, ya, Jikuukan.

''Khukhukhu, sudah 3 tahun aku meninggalkan desa dan berkelana keseluruh penjuru dunia shinobi. Dan sekarang tiba waktuku untuk kembali ke kampung halaman..'' Ujar seorang pria yang sedang bersantai di sebuah Oase kecil yang berada pada gurun pasir Kaze no Kuni. Pria yang diketahui bernama Light itu sedang asik bersandar pada pohon yang tumbuh didalam area Oase. Disampingnya, tergeletak pedang Zanpakuto yang bernama Hyourinmaru miliknya, pedang yang ia dapatkan ketika dirinya berkelana. Agar tubuhnya tidak mengalami dehidrasi ia terus meminum air yang ia bawa. Hanya hembusan angin yang sepoi-sepoi serta teriknya mentari yang menjadi temannya saat itu. ''Kira-kira seperti apa ya keadaan desaku sekarang.. Apakah mereka msh mengingatku? Sang mantan Kazekage ini? Huhuhu..'' Ucapnya datar. Pria itu kini berdiri dan membersihkan pakaiannya yang kotor terkena debu di gurun dengan cara menepuk-nepuknya, kemudian ia mengambil Hyourinmaru miliknya serta topi untuk melindungi panasnya matahari. Light mulai berjalan keluar dari area Oase dan bergegas menuju Sunagakure, tak lupa juga ia memakai topinya agar tidak kepanasan. ''Yeah, Sunagakure.... Aku datang...!!'' Ucapnya sedikit bersemangat.

Tap, tap, tap.
Langkah kaki pelan seorang anak kecil.
"Blade-nee sudah tewas ternyata." Ucap Anak itu. Ya.. Tentu saja, Fubuki.
"Andai Onii-chan belum tewas." Gumamnya.

FlashBack:
Seorang ninja bayaran yang dikirim oleh entah siapa orangnya, dikirim untuk menangkap Fubuki. Namun, saat sampai di rumah Fubuki, sang ninja itu langsung menyerang Fubuki. Disaat yang tepat, datanglah fruitaman Blade. Menangkis serangan kunai itu dengan tubuhnya. Darah menciprat kemana-mana. Fubuki yang sedang bermain langsung terkejut. melihat kakaknya yang tewas. Begitu pula orang itu. Sebelum tewas, Blade juga sempat memengal leher orang itu.

Flashback selesai:

"Ah, Untuk itu, aku harus membalas jasa Onii-chan!" Gumam Fubuki lagi.
Tak disangka, dia sudah sampai di depan kantor Mizukage.
"E-eh, ngapain aku disini!?" Sontak Fubuki kaget akibat lamunannya tadi. Namun.. Hei. Kenapa kantor Mizukage rasanya tidak ada penghuni? Ah, buat apa aku peduli. Fubuki pun mencari pohon teduh, untuk duduk. Bersandar, dan terlelap.

"Hah..." menghembuskan nafas dengan kedua mata yangōterpejam. Menikmati setiap hembusan angin yang dapat ia hirup dari atap gedung Kazekage.

Merenungkan kehidupannya yang telah berubah 180 derajat setelah perang 10 tahun yang lalu, perang yang memaksanya ikut ambil bagian hanya karena wajahnya yang mirip Siryu, sang Kazekage terdahulu. Bagaiman tidak mirip? Karena belakangan ini diketahui dirinya merupakan saudara kembar Siryu. Ironis? Memang. Apalagi setelah perang berakhir, seluruh warga Suna mendesaknya untuk menggantikan Siryu sebagai Kazekage.

Beginilah hidupnya yang sekarang. Di usia ke 23 tahun, menjabat sebagai Kazekage, dan ehm... tentunya dengan kehadiran seorang wanita yang mengisi hidupnya. Yui Matsumoto, seorang Kunoichi Iryonin Sunagakure yang berhasil menaklukkan hatinya.

Well, hidupnya kini hampir sempurna. Semoga saja tidak ada yang mengganggu kedamaian ini.

"Slaaaapphhhh....!!"
Sebuah kunai masuk ke ruang hokage yg kosong tak berpenghuni, namun bersamaan dgn datangnya kunai itu tiba-tiba seorang pemuda berparas Oriental dgn rambut kuning dan mata azurenya yg sebening lautan muncul dan langsung duduk di kursi hokage, ya, tangan-tangannya membuka lembaran kertas silsilah terdahulunya,
"Naruto-sama, Ya, my grandpa , walaupun aku belum pernah melihatmu , namun aku bisa merasakan semangat api membara yg kau wariskan di darahku ini, dan akupun kini menjadi Pemimpin Negara ini, hMm.. " ucapnya sambil menutup kembali buku memorialnya,
Sejenak ia terdiam, namun beberapa menit kemudian ia melangkahkan kakinya utk menghampiri jendela di dekatnya, ia melihat suasana konoha, ya, pemandangan yg tak jauh beda ketika ia dulu masih kecil,
"semoga konoha akan terus seperti ini,!" ucapnya, dan sesaat kemudian ia menghilang bersamaan dgn kunai yg ia lempar.

@Eka : Semoga ente bisa memberikan servis terbaik kepada Yui Matsumoto dengan batangan seadanya xD
Dan semoga ada yang mengganggu kedamaian ente :p

---

IT:

---

Laut Kirigakure. Pagi hari cuaca disini semakin ekstrem, kabut sungguh tebal, dan matahari belum juga menampakkan dirinya, atau sudah terbit, tapi tertutupi oleh kabut. Mungkin saja.
Meskipun begitu, suasana ini tak membuat Andri menyerah untuk mendatanginya.
"Sudah....."
"10 tahun ya...." melipat kedua tangan didepan dada sambil berdiri diatas lautan luas.
"Khukhukhu....." tawa seseorang dari balik kabut yang sangat tebal. Tawa itu semakin keras karena mendekat ke arah Andri.
"Siapa," tanya Andri dengan nada datar.
"Sudah lupa, ketua?" tanya orang itu balik. Andri diam tanpa kata sambil tetap dalam keadaan semula.
"Zetsu..... Lebih tepatnya, shiro zetsu." gumamnya.
"Hm.... Apa urusanmu datang padaku?" tanya Andri.
"Urusan? Bukannya ketua yang datang padaku?" shiro zetsu berbalik bertanya.
"Jangan panggil aku ketua ! Aku datang ketempat ini hanya ingin menghirup udara segar !" nada bicara Andri agak naik. Sesaat setelah mengeluarkan perkataan ini, pusaran hitam muncul dan perlahan menyedot Andri.
"Aku akan ada jika ketua membutuhkanku!" gumam shiro zetsu. Andri pun sukses menghilang, ke dimensi lain, lalu pergi ke suatu tempat.

Masih di gurun pasir Kaze no Kuni. Tak terasanya langkahnya semakin cepat, Oase yang tadinya berada dibelakangnya kini telah menghilang. Yeah, mungkin shinobi lain yang datang kemari harus membawa alat penunjuk jalan agar tak tersesat, hm tapi sayangnya Light tdk butuh alat seperti itu. Daya ingat Light adalah penunjuk jalan untuknya sendiri, dia mantan Kazekage, right? Gak mungkin kan kalau mantan pempimpin itu tidak tahu wilayahnya sendiri, haha.
Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Light sampai di gerbang desa Suna. Tampak dari kejauahan terlihat 2 dinding besar yang dijaga oleh banyak shinobi, dinding apalagi itu kalau bukan dinding Sunagkure, atau lebih tepatnya gerbang desa Sunagakure. Langkahnya yang santai kian membawanya lebih mendekat menuju gerbang. Arah tatapannya masih lurus kedepan, menatap gerbang desa Suna.
Akhirnya, setelah bbrp jam berjalan kaki di gurun pasir kini Light telah sampai kekampung halamannya. Ia berjalan dengan tenang melewati gerbang desa, Light ditatap oleh ratusan orang shinobi Suna yang saat itu tengah berjaga di gerbang. Namun ia malah terlihat tidak peduli dgn itu, ia sama sekali tak menegur para shinobi yang sedang bertugas menjaga desa. Setelah melewati gerbang Suna ia menghentikan langkahnya sebentar, dan menatap bangunan-bangunan khas milik desanya. 'Tak kusangka, desaku samasekali tak mengalami perubahan, ini masih tetap desaku yang dulu' Gumamnya dalam hati. Tanpa ia sadari perutnya pun sudah mengeluarkan suara-suara aneh, ya, lapar. Light mengusap-ngusap perutnya sebentar dan kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. ''Hm, sebaiknya aku mengisi perutku dulu sebelum menuju gedung itu..'' Ujarnya sembari terus berjalan menyusuri Suna mencari kedai makanan.

Desa Konoha, Desa yang damai, sejahtera dan tenang tentunya.
Disana Oka, seorang ninja sedang duduk di sebuah atap rumah yang miring, tapi itu tak jadi kentara jika dia duduk di sudut yang pas.
Melihat ke awan, ya itu yang dia lakukan, memang membosankan, tapi daripada tak melakukan apa-apa, itu di pikiran Oka, padahal realitanya dia tak melakukan apa-apa hahaha.
"Hm.... membosankan." kata Oka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ya itu pasti, di hari yang cerah ini, harusnya dia melakukan hal yang menyenangkan, seperti bermain atau bersenda gurau dengan teman, tapi apa daya, dia belum memiliki teman.

OOT: bagaimana? udah bener gak?

OOT : Wah udah mulai. oke kapten anbu datang

Di suatu akademi ninja Kumogakure. terlihat seorang ninja galau bernama Ryo Kagami yg kembali dari suatu misi dan melihat langit sambil bermain ayunan. ia nampak sedih karena telah kehilangan istri tercintanya dalam perang 10 tahun lalu. dan pada saat itu juga istrinya sedang hamil 2 bulan. ia menyesal telah mengajak istrinya untuk perang
" Hah ... itu kejadian yg sudah lama. buat apa kupikirin. " kata ninja tersebut.
lalu ada seorang anak menghampirinya dan anak tersebut berkata.
" Kagami-senpai, Saya mau main ayunan " kata seorang anak tersebut.
" Ahh maafkan saya, silahkan main Kinta-chan " Kata kagami yg langsung berdiri dan mempesilahkan kinta bermain ayunanny.
" Ah iya Kagami-senpai, Anda sedang dicari Rem tuh " Ucap Kinta.
" Oh ya ...?? apa dia sudah bisa mengeluarkan jutsu katon " tanya kagami.
" Silahkan anda lihat sendiri tuh. Dia sangat senang melihat anda kembali dari sebuah misi " Ucap kinta
" Ya sudah, Saya kesana dulu ya. " Ucap kagami yg bergegas ke muridnya tersebut
" Ya. Bye kagami-senpai " ucap kinta
kagami pun langsung pergi begitu saja mencari rem. namun apa yg terjadi, kinta lupa memberi tahu dimana rem.
" Oh ya saya lupa, saya kan belum beritahu diman rem sekarang. ahh tapi nanti kembali lagi juga. " ucap kinta yg tidak peduli.

Di desa Kumo, tepatnya di gedung tempat seluruh pemerintahan di desa ini berjalan,
datang-lah seseorang menuju gedung, dan naik ke lantai 3 gedung tersebut.
"Tap,tap,tap" bunyi sentakkan kaki seseorang yang sedang menaiki anak tangga.
Ternyata Ia adalah Dewan Penasehat Kumo yang baru, yaitu Makiguchi Takiya.
Walaupun umurnya masih muda, tapi pola berpikirnya sudah cukup matang, dan tepat dipilih menjadi seorang Dewan Penasehat karena gaya berpikirnya yang tenang, dan mampu memecahkan suatu masalah dengan mudah.
"Kreek" bunyi pintu yang di buka Takiya.
Ia pun duduk di kursi yang menemaninya selama menjadi seorang Dewan Penasehat.
Lalu Ia berdiri dan menatap keluar jendela dan melihat seluruh kegiatan-kegiatan yang terjadi di desa Kumo.
Dan tiba-tiba langit mendung, dan hujan pun mulai turun dengan perlahan.
Ia pun kembali duduk di kursinya, dan memegang dan memandangi senjata kesayangannya hadiah dari sang Ayah. Yang Ia berinama "Katana Double Impact" dan teringat kata-kata dari sang ayah yang telah meninggal akibat penyakit.

Flashback
"Ingatlah ! bahwa pedang ini hanya di pergunakan untuk menjaga desa dan orang yang Kau sayangi" Ucap sang ayah sambil memberikan pedang tersebut.
Flashback off

"Ayah!" ucap Takiya tersadar dari ingatannya.

Sesaat dia berlari mengejar muridnya bernama rem. Sontak, Tak terasa ada hujan datang menghampirinya.
" Kok hujan sih, aku harus terburu-buru " kagami menambah kecepatanny.
namun ada satu hal yg kagami tidak tahu. yaitu dia tidak tau dimana sekarang muridnya sendiri.
" Ah iya gua lupa nanyain dimana sekarang rem. " bodohnya karena tidak menanyakan alamat tersebut kepada kinta.
Kagami pun mulai lesu kembali namun pikiran lesu dan galaunya tersebut semakin menjadi-jadi karena ia melihat makanan warung kesukaan istrinya. ia pun menghampiri warung tersebut dan memesan makanan kesukaan istrinya.
" Bang, pesen ramennya satu " pesan kagami.
dengan cepatnya ramen tersebut jadi. ia pun makin galau setelah melihat ramen tersebut.
" Dulu istriku sering mengajakku kesini untuk makan siang bersama, tertawa bersama dan saling suap2an. entah itu sudah lama berlalu " ia curhat ke koki ramen tersebut.
Sang koki tersebut bingung mau bilang apa karena ia sedang bahagianya disana. dengan cepatnya ia menyuruh salah satu pelayannya untuk menemani pelanggan galau tersebut.
" Sudahlah tuan, yg sudah berlalu biarkanlah berlalu . " bilang pelayan tersebut.
" MANA BISA ITU !!! Kau pikir itu bisa dilupakan begitu saja ...?? aku telah melakukan kesalahan besar terhadap istriku. Oh istriku ...!! " Bentak kagami sambil menhentakan meja.
Pelayan tersebut mulai kesal karena bentakan kagami tersebut. namun ia langsung melupakan masalah tersebut.
" Nih kubayar. aku sedang tidak mood untuk makan " ucap kagami sambil memberikan uang.
" Te-terima kasih " ucap pelayan.
Tak terasa hujan telah reda. Kagami pun kembali lagi ke akademi untuk menanyakan ke kinta dimana muridnya rem.

Buk! suara buah apel yang jatuh meninmpa kepala Fubuki. Yang tentu membuat Fubuki terbangun.

"Cih, apel ini mengangguku saja." Ucap Fubuki kesal, sembari melahap apel itu.
"Hoi! Fubuki!" Teriak seseorang dari tempat jauh.
Spontan Fubuki menatap ke arah sana.

"Hoi!" Teriaknya lagi dan mulai menampakkan sosoknya. Tampak seorang pria berumur 20 tahunan berjalan ke arahnya.

"Ng? Onii-chan?" Ucap Fubuki yang terkejut.
"Yo, Fubuki!" Ucapnya dengan senyum khas Blade.
"A-apa? Bukankah.." Kata Fubuki yang terpotong oleh Blade. "Onii-chan masih hidup." Potong Blade.

"Tapi.. saat itu, bukankah mayatmu sudah di kubur?" Ucap Fubuki.
"Itu benar, Fubuki.." Ucapnya.
"Kau bohong!" Teriak Fubuki yang langsung meninju Blade.
"Argh!" Blade terlempar.
"Kurang ajar kau, Fubuki!" Teriak Blade yang menyemburkan api langsung.
"Hup!" Fubuki menghindar.
"Rsakan! Hyoton! Yuki no Tekken!" Teriaknya sambil melancarkan pukulan es yang mengenai telak dagu Blade.

Syuuuut, Blade pun terlempar, membanting pohon, dan perlahan-lahan... Berubah.
"Hebat juga kau." Ucap seseorang yang meniru tubuh Blade tadi.
"Kidou-senpai!" Kaget Fubuki.
"Hebat.. entah mengapa, Ku meningat sesuatu, Blade sialan itu. Asal kau tahu. Dia otu pengkhianat Konoha!" Teriaknya.
"Tak mungkin! Onii-chan itu.. berasal dari Kiri!" Balas Fubuki.
" Heh, kakak adik sama-sama keras kepala!" Ucapnya seraya melemparkan Bom asap.
"Kau lemah!" Teriak Fubuki.
"Itulah kau." Balasnya dan secepat kilat, Orang bernama Kidou itu menusukkan kunai ke perut Fubuki.
"Sudah kuduga!" Teriaknya sambil membuat segel jutsu.
"Fuuton! Senpuujin!" Teriak Fubuki sambil berputar, membuat angin besar yang langsung menarik Kidou ke arahnya, dan.. "Fuuton! Fuujin no mai!" Teriaknya sambil membuat angib topan, dan mengepung Kidou di dalam angin itu.

Seketika, fubuki meloncat keluar dan wuuuuusssshhhhh Kidou terlempar, Saat itu juga, Fubuki meloncat, dan, "Hyoton! Snow Death Angel!" Teriak Fubuki yang melancarkan tendangan mautnya ke arah perut Kidou, dan Buuuuussssssshhhhh! Kidou menubruk pohon dan tewas seketika.

"Hosh, hosh" Suara Fubuki keleahan. Memang dia telah membuang banyak chakra.
"Sebaiknya pergi dulu" Ucap Fubuki seraya berjalan pergi, meninggalkan mayat Kidou sendirian

Masih di atap rumah yang Oka tempati, tapi dia bukan sedang duduk, tapi, tidur.
Kemungkinan karena angin semilir Konoha yang bersih membuat dia terlena dan tak sadar menutup matanya, dia berguling-guling dan...
SREK SREK... SYUUUT BRUG!
"Aduh!." kata Oka yang saat dia sadar berada di tanah.
"Waduh aku ketiduran." kata Oka sambil swt.
Oka bangun dan membersihkan bajunya yang kotor oleh debu.
"Jadi apa yang harus kulakukan?." kata Oka sambil berkacak pinggang.
Tiba-tiba.
"Hoi! Jadi kamu yang sering mencuri mangga dari kebunku ya!? terima ini anak nakal!." kata seorang bapak berkumis yang ternyata pemilik rumah itu, menghampiri dengan tergesa-gesa sambil membawa sapu lidi.
"Yang harus kulakukan sekarang adalah Kabur!." kata Oka sambil berlari keluar dari pekarangan rumah itu.
'kenapa aku yang seorang Komandan Jounin Konoha di usir seperti ini.' gumam Oka sambil terus berlari tanpa melihat ke belakang dengan swt.

OOT : Kapan nih sparing atau perangnya ...??

Sesampainya di akademi kumogakure, Kagami melihat banyak sekali anak2 sedang belajar.
ada yg tes kemampuan dan ada juga tes kepintaran. setelah ia berkeliling akademi, tiba2 saja ia ketemu kinta.
" HOY KINTA, kenapa kau tidak memberi tahu dimana rem ...?? " bentak kagami.
" Ah iya sensei, habis ane lupa " ucap kinta dengan nada datar.
" LUPA KATAMU !!! sini kau akan kubuat kau tidak lupa lagi " Marah kagami yg menarik baju kinta dan bersiap2 mengeluarkan suatu jurus.
" MAAF SENSEI ...!!, habis sensei tidak nanya sih ...!! " teriak kinta dengan penuh maaf.
" Hey sudah hentikan " ucap seseorang dari belakang mereka yg tak lain rem.
Kegalauan kagami tersebut sontak hilang dan langsung ke tempat rem.
" Ah Rem, sensei kangen denganmu " ucap kagami yg penuh kasih sayang dan melepaskan tanganya dari kinta dan memeluk rem.
" HEY HENTIKAN DASAR GURU BODOHH " tegas rem dengan meninju kepala kagami yg notabene gurunya sendiri.
" Rem kau ini tidak mempunyai rasa kangen sedikitpun padaku ya ? " tanya kagami.
" sudah hentikan pembicaraan itu, sekarang aku ingin menunjukan jutsu ciptaanku sendiri " ucap rem.
" HEEEH ...??!! KAU SUDAH BISA MENCIPTAKAN JUTSU TERSENDIRI ...?? " Kaget kagami yg belum bisa menciptakan jutsu tersendiri.
" hehehe " ucap rem dengan sok cool.
" aku bakal nunjukinnya di luar, jangan disini dan kau kinta silahkan pergi. " tambah rem.
" cih, sebel deh. ya udah pergi sana jauh2 " kesal kinta.
Kagami dan Rem pun pergi di sebuah lapangan yg berisikan banyaknya batu2 besar.
" Perhatikan baik2 kagami-sensei " ucap rem.
rem pun mengeluarkan segel tangan dan chakra petir muncul di kedua tanganya lalu menghantamkan tanganya ke salah satu batu tersebut. dalam sekejap batu tersebut hancur seperti pasir.
" He-Hebat, Apa nama jutsu tersebut ? " tanya kagami.
" He-he kunakamakan jutsu ini Raiton : Raidori !! " tegas rem.
" Bisa kau ajarkan jutsu itu padaku ? " tanya kagami sambil berharap.
" hem, baiklah. akan kuajarkan. tapi nanti jangan sekarang. OK ..?? " ucap rem.
" Baiklah " ucap kagami.
" Sudah ya besok kita nanti ketemu lagi " ucap rem.
" ya, silahkan pulang " ucap kagami.
rem pun pulang meninggalkan kagami.

10 tahun sudah berlalu, ayah Neivf kini telah menjadi Legenda Sennin, ya Namikaze khan, entah sekarang dia ada dimana, ia selalu menghilang bersama datangnya angin,
Terlihat Neivf sedang melamun di atas ukiran Wajah jyuuyondaime hokage, yaitu Ukiran wajahnya sendiri. Sepintas belasan ukiran itu terlihat keren dipandang dari sisi manapun.
Ia melihat itai atai konoha milik Ayahnya , Ya, kini ayahnya memakai itai atai bertuliskan "myobokuzan" tempat terindah yg pernah ada,
"myobokuzan? Ya, kenapa tak terfikirkan olehku!" wajah Neivf kembali berseri.
Ia melempar kunai hiraishin ke atas. Dan merapal sebuah jutsu.. Tiba-tiba ia menghilang, wush...
Myobokuzan
Slaaphh..
Ia sampai di tempat nan anggun itu,Namun tiba-tiba, semburan api muncul ke arahnya..
"whourRrrrrrr..."
"??!"
"KRakKkkKkk"
Tiba2 api itu membeku dan pecah, dan seekor katak besar dgn dua pedang muncul sambil tertawa..
"hahaha.. Gero gero gero!!
... Hallo Nevf-sama, tehnik yg sangat hebat!! Kalau tidak salah 氷狼が吹く hyoton:Kōri ōkami ga fuku " ucap katak yg bernama gamazero,

"hMmm..
... Kau selalu menyambutku zero , bagaimana keadaan mu? Apa kau masih saja mesum? " tanya Neivf dgn senyum Manisnya

"hahaha.. gero!
...soal itu tak bisa aku hilangkan, bagaimana keadaan mu juga konoha? "

"Hm.. Konoha saat ini stabil,
...tapi aku merasakan firasat yg aneh, aku merasakan Akhir2 ini, ada aura yg menandakan akan terjadi perang besar! Ya, semoga saja itu hanya firasatku saja! " gumam Si Neivf.
"gero?...
firasat, jadi sama seperti Ramalan Patapa katak? Oh my hot,!" ucap Zero dgn nada dingin.

"Ramalan?
Benarkah itu? " tanya Neivf.

"ya! Sebuah ramalan! Kau tahukan? Ramalan si tua pikun itu tak pernah meleset.?! " gumamnya.

"jadi seperti itu ya?
Ayo antar aku ke Dalam,! "ucap Neivf.

"gero!"

Neivf dan Zero beranjak dari tempat itu, ia berjalan menuju tempat tetua katak, ia berjalan melewati ribuan patung katak, sempat terbesit sebuah kata di dalam benaknya.
"benarkah?"
Ia mengamati ada sebuah patung katak yg berbeda dgn yg lainnya,
"yah mungkin itu hanya perasaanku! " batinnya.
Iapun kembali melangkahkan kakinya.

Shun bangkit dari duduk dan membersihkan celananya. Walaupun ini di atap gedung Kazekage, tapi bangunannya tetaplah terselimuti oleh pasir.

"Yui sedang apa ya?" tersenyum dan kemudian berlari kecil menuruni tangga lalu menelusuri koridor gedung.
"Yui...Yui..." teriaknya dengan sambil tetap berlari kecil.
"Ya, ada apa, Shun?" jawaban lembut terdengar dari seorang wanita bersurai biru muda panjang yang terlihat baru saja keluar dari dapur. Tubuh proposional wanita tersebut dengan kulit putihnya terlihat anggun dengan rok panjang berwarna merah muda dan pakaian lengan panjang berwarna putih dengan beberapa motif bunga yang menghias.

"A-ah, ti-tidak. Hmm...kau sedang apa?" tanya Shun dengan wajah yang sedikit memerah diikuti dengan gerakan menggaruk kulit kepala belakangnya yang tidak gatal dengan tangan kiri. Sifatnya memang tak pernah berubah, selalu gugup di depan wanita, walaupun Yui adalah istrinya.
"Memasak. Mau mencicipi?" tanya Yui
"Ah, tidak. Nanti saja, aku ke kantor dulu ya" Shun kembali berlari kecil menelusuri koridor
"Hihi, sifatnya tak jauh beda dengan Siryu" ujar Yui pelan dengan senyum manisnya yang kemudian kembali masuk ke dalam dapur.

Shun kini terlihat memutar kepala pintu dan membukanya dengan pelan. Masuk ke ruangan kantornya, menutup kembali pintu, dan duduk di kursi

Maaf nie OOT: @Kagami: Kalo mau ber-RP kata-katanya jangan disingkat! harusnya kan "Yang bukan yg"

ok, BTT:
"Hmm... Aku akan terus mengingat pesanmu ayah" ucap Takiya sembari meletakkan kembali pedangnya.
Setelah seharian bertugas, akhirnya tiba saatnya Takiya menyudahi pekerjaannya di hari ini.
"Waktunya pulang.. huh, aku sangat letih ingin istirahat" batinya(Takiya).
Takiya pun melihat keluar... "Akhirnya hujan berhenti juga.." ucap Takiya sambil memandang keluar jendela.
Takiya pun keluar dan mengunci ruangannya "Clek" bunyi kunci yang di putar Takiya.
"Selamat sore Takiya_San!" ucap seseorang dan sepertinya wanita.
"Ah.. sore juga!" Takiya senyum kepada wanita itu.
Dan ternyata dia adalah Hikaru Karamorita
"Takiya_san sepertinya sangat letih?"tanya Karamorita.
"Eh, iya nona Rita" jawab Takiya sambil tersenyum.
Setelah keluar dari gedung dan sampailah mereka di sebuah pertigaan.
Dan nona Rita mengambil jalur sebelah kanan.
"Takiya_san Saya duluan ya?!" ucap Karamorita di singkat Rita, sambil melambaikan tangannya.
"Iya nona Rita sampai besok" Takiya juga melambai-kan tangannya.
Takiya pun berbelok ke arah kiri(bukan Kirigakure), dan singgah di sebuah supermarket untuk membeli bahan makannya.
Setelah hampir 30 menit di supermarket Takiya langsung bergegas pulang.

OOT:ketinggalan -_-

IT:
Rasa panas,gerah,lelah,dan lapar.Itulah yang dirasakan salah satu orang berusia 23 tahun,ia bernama Syahdan.Syahdan hanya bisa pasrah karena saat itu dia sedang diet.Syahdan mengatakan "huft,panas sekali hari ini,semoga saja nanti aku akan dapat minuman segar".Syahdan pun jalan jalan di desa Kirigakure sambil melihat kekanan kekiri.Taklama berselang,Syahdan menemukan sebuah warung yang isinya minuman sangat segar."wah,kebetulan tuh,ada minuman segar"gumam syahdan dalam hati.Syahdan pun menuju ke tempat warung yang menjual minuman segar itu.

Setelah membeli minuman segar,Syahdan mencari tempat teduh.Setelah menemukan tempat teduh,Syahdan akhirnya minum minuman segar itu.Dan tak lama kemudian karena sangat lelah syahdan pun tertidur di tempat teduhan itu.

Waktu terus berjalan,karena rasa sangat lelah,Syahdan masih tertidur pulas di tempat teduhan.Dan setelah 2 jam tidur,Syahdan pun terbagun."Hoams,akhirny,tubuhku kembali fit.Saatnya berpetualang"ujar Syahdan dengan rasa semangat di dalam hatinya."Aku harus ke gedung Mizukage,kali aja ada misi"gumam syahdan dalam hati.Tanpa basa basi lagi,Syahdan pun berlari menuju gedung Mizukage.Beberapa menit kemudian,Syahdan pun akhirnya Sampai di gedung Mizukage.

"Hosh hosh..." Oka terengah-engah.
Dia melihat ke kiri lalu ke kanan.
"Dimana aku?." kata Oka yang padahal sedang berada di desa kelahirannya sendiri.
Dia lalu mendongak.
Terlihat wajah-wajah je-lek Hokage terpampang di atasnya.
"Oh aku di depan lukisan Hokage ya..." kata Oka sambil terus memandangi wajah-wajah Hokage.
'Kapan aku bisa jadi Hokage...' gumam Oka sambil tersenyum sembari melipat tangannya.
"Jika kelak aku jadi Hokage, aku ingin jadi seperti Minato Namikaze!." kata Oka lagi, Oka memang anak yang cerewet, ceplas-ceplos, kikuk dan juga.... koplak jika bisa dikatakan, itu terlihat saat dia sedang mengejek Hokage sekarang, Namikaze Neifv.
"Ah Neifv, Nama aja Namikaze, tapi tak seperti Namikaze." kata Oka sambil menjulurkan lidahnya kehadapan muka Hokage Neifv.
Walaupun begitu, di dalam lubuk hatinya sebenarnya dia mengagumi Neifv juga, dia bisa jadi Hokage di umur yang muda, hebat serta jenius, Oka ingin sekali seperti itu, tapi apakah dia bisa?.
KRUUK
Perut Oka "menyanyi" tanda minta diisi.
"Waduh... aku lapar~." kata Oka.
"Makanan, makanan, dimana aku bisa mendapatkan MAKANAN!." kata Oka sambil kalang kabut.
Banyak orang melihatnya, mereka berpikir apakah orang ini pas dijadikan Komandan Jounin Konoha.
Oka lalu berlari tak tentu arah "Aku harus cari MAKANAN segera!." kata Oka dalam larinya yang membuat orang-orang disekitarnya swt.

OOT: Singkat-singkat boleh, asal msh dapat baca, dan jangan terlalu ekstrem dlm menyingkat sebuah kata.

---

BTT:..
Masih terus berjalan mencari kedai yang menjual makanan. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Light menemukan kedai itu, ''KEDAI RAMEN TONG FANG'' begitulah nama kedainya, tanpa berbasa-basi lagi Light berjalan menuju kedai tsb. Sesampainya dikedai tsb is langsung memesan makanan pada pelayan toko. Pelayan toko tsb awalnya terkejut dengan kedatangan seorang mantan Kazekage ke kedainya, namun lama-kelamaan ia kembali bersikap seperti biasanya. 10 menit telah berlalu, makanan yang dipesan pun kini sudah siap dan tinggal memakannya saja, ia menaruh Hyourinmarunya terlebih dahulu disebelahnya, dan kemudian langsung melahap makanan tsb. Tak terasa 15 menit telah berlalu, mangkok besar yang semula berisi makanan kini sudah kosong tak tersisa apa-apalagi. Untuk sejenak ia bersantai dulu dikedai itu, perutnya sudah terisi penuh, begitupun staminanya. ''Baiklah, tinggal menuju gedung itu..'' Gumamnya. Ia pun merogoh saku belakangnya dan mengambil sedikit uang untuk membayar makanan yang sudah ia makan. ''Terimakasih.'' Katanya pelan kepada pelayan kedai tempat ia makan. Ia mengambil Hyourinmaru miliknya, dan beranjak dari tempat duduknya. Langkah kakinya mulai membawa dirinya menuju gedung Kazekage. Dengan menenteng Hyourinmaru dipundaknya ia terus berjalan dengan santai~

OOT: Ada yang menginginkan perang yaa? Baik, akan kurealisasikan ^^V

---

IT :

---

Lautan kirigakure.
Kabut yang sangat tebal mulai menghilang seiring berjalannya waktu. Terlihatlah Shiro zetsu tersenyum tanpa sebab yang jelas, sesaat kemudian, tubuh shiro zetsu berubah secara perlahan. Dan terbentuklah tubuh baru yang sempurna, tubuh Mizukage, Uchiha V. Andri.
"Hm...Dengan tubuh ini...." suara shiro zetsu yang menyamar menjadi Andri sangat mirip bahkan tidak ada yang berbeda. "GYAHAHAHAHA !!!" tawa-nya sembari menatap ke atas langit.
Ditempat yang lain, lebih tepatnya di Jalan Utama Kiri, dimana banyak orang lalu lalang ditempat ini. Semua orang ini tidak terlalu memperhatikan Andri yang sedang melalui jalan ini juga, mungkin karena mereka sudah terbiasa dengan ini.
Memperhatikan keadaan sekitar, kiri, kanan, tak ada yang menarik untuk dilakukan.
'Hah! Aku harus membuat hari ini libur di Kiri, sebagai peringatan hari membosankan.' pikir Andri. Ya, memang hari ini sangat membosankan, tak ada satupun yang dapat ia kerjakan.
Membuat laporan kerja? Sudah. Menandatangani berkas penting? Sudah. Dan memberikan 'sesuatu' kepada kunoichi yang mengisi hari-harinya? Ah, nanti malam saja. Sungguh, membosankan, menjadi seorang pemimpin, di suatu desa. Tapi mau bagaimana lagi? Menjadi mizukage memang impiannya dari kecil, bahkan sejak ia masih berstatus sebagai warga konoha.

"Fuih"Syahdan keringetan
Syahdan ragu ragu ingin mengetuk pintu ruang Mizukage,takut diomelin,karena Mizukagenya baru,yaitu Uchiha V. Andri."Seandainya saja guru masih menjabat menjadi Mizukage,aku pasti sudah mengetuk pintunya"gumam syahdan dalam hati.

Syahdan akhirnya memutuskan untuk tidak mengetuk pintu.Syahdan akhirnya keluar gedung Mizukage.Di luar gedung Mizukage Syahdan melihat patung patung Mizukage,yang diantara patung patung tersebut terukir patung guru dan patung Syahdan sendiri."Akhirnya,aku berhasil menjadi Mizukage yang ke 11.Aku sudah setingkat dengan guru."gumam syahdan dalam hati.

Setelah melihat patung patung Mizukage,Syahdan pun kembali pulang ke rumahnya.
"KROAK...!!!"bunyi suara perut Syahdan di tengah jalan
"Haduh,kenapa haru sekarang sih laparnya"ujar syahdan sambil marah
"Terpaksa aku harus cari makanan"ujarnya lagi
Syahdan pun mencari tempat makanan yang ada di desa Kirigakure.

10 menit kemudian,Syahdan menemukan sebuah tempat makan bernama Es Teler 88.
"Wah,sedap nih,ada nasi goreng ikat cuwe pula"ucap syahdan pelan
Syahdan pun berlari menuju tempat makanan itu.

OOT : jinchurikinya gimana? ga di bagi2 dulukah? baiknya c 1 desa minimal ada 1 jinchuriki biar seru pertempurannya

BTT :
Di sebuah rumah yg cukup asri di padang pasir gersang desa suna
"BLAAAAAAARRR" sebuah pohon berlubang saat petir menyembar tepat di bagian tengah batang pohon tsb
"ouw yeah..kemampuan menggunakan elemen petir sudah ada kemajuan. kini aku sudah bisa memancarkan petir dari jari2ku dengan jarak 20 meter. jika terus ku asah maka jarak n kecepatan rambat petirku akan semakin bagus. baiklah aku akan semakin bersemangat, hohoho" ucap obi sambil ngerapp

uzumaki obi, itulah nama pemuda berusia sekitar 26 tahun bertinggi 181cm dgn berat 170kg itu. tubuhnya cukup tinggi n berotot meskipun ramping. dy hanya mengenakan celana panjang khas jounin serta rompi jounin tanpa pakaian dalam, ya wajar karena udara di sunagakure sangat panas di siang hari. dulu saat dunia ninja berkecamuk 10 tahun lalu, akatsuki berhasil menangkapnya dan mencuri hachibi. beruntung sepertinya akatsuki sama sekali tak tertarik akan nyawanya sehingga mereka tak membunuh obi

sejak kecil bakat obi sudah cukup menonjol, dy adl cucu dari dua jinchuriki di jaman PDN 4 yg lalu yaitu uzumaki naruto n killer bee. meskipun bakatnya cukup besar namun obi kecil adalah anak yg pemalas. dia lebih suka duduk santai di depan rumahnya yg asri itu sambil menulis lirik lagu n kemudian menyanyikan dengan nada rapp. yah dia sangat mirip dengan killer bee dulu yg tak kenal takut selalu ceria n selalu ngerapp kapanpun jika ada kesempatan, namun jika situasinya sedang serius dia juga bertindak n berpikir tenang layaknya seorang jenius

namun kemalasan obi berubah 1800 derajat usai menyaksikan banyaknya korban jiwa yg jatuh akibat PDN 10 tahun lalu. perang yg juga membunuh kedua orang tuanya yg mengakibatkan kini dia hanya tinggal sebatang kara di dunia ini. kesedihan yg mendalam akibat perang memunculkan tekad n semngat obi tuk menjadi shinobi yg kuat, yg kelak akan berusaha tuk mencegah perang n menjaga kedamaian sunagkure sertia dunia ninja

"sudah cukup latihanku hari ini, aku akan beristirahat dulu. besok aku akan melatih elemen anginku. hohoho saatnya mandi makan lalu tidur" ucap obi yg kemudian bergegas masuk ke dalam rumahnya

"Hosh, Hosh" Suara Fubuki yang kelelahan sambil berlari di jalan utam Kirigakure.
"Aku harap dia tak memburuku lagi (Fubuki belom tau Kidou udah membusuk)" Ucapnya lirih.

Fubuki mengeluarkan sebuah gulungan, dan membukanya.
Gulungan tersebut berisi sebuah jutsu warisan Blade padanya.
"Sebaiknya aku mempelajari jutsu ini. Jutsu Onii-chan, Shinigami no mai." Ucap Fubuki lanjut berlari.