*

Quote :

ia membuat satu kagebunshin yang ia umpankan untuk menarik perhatian lawan juga, kagebunshin itu berlari ke tempat terbuka yang dapat dilihat oleh orang orang gedung yang dipijaki raikage dan nanadaime, sedangkan tubuh aslinya bersembunyi di sebelah tebing dari gedung yang digunakan diskusi oleh raikage.

Shiro Zetsu memperhatikan orang asing tersebut dengan seksama.

Quote :

misi sabotase" gumam nya sambil mengaktifkan segel untuk meledakan bom yang ia tanam tadi. Ledakan kini terjadi bertubi tubi menghancurkan tebing yang menopang gedung raikage, bongkahan batu dan kerikil yang terlontar ke segala arah menyebabkan tebing kian keropos dan semakin rapuh untuk menopang gedung raikage, hanya tinggal menunggu waktu saja tebing itu rontok.

'Ledakan?' Ia sedikit terkejut, pandangan matanya pun mengarah ke gedung Raikage.
"Raikage, tampaknya ada penyusup." Kini pandangan Andri beralih ke Raikage.
"Aku melihat penyusup itu. Tapi cakranya kecil, seperti bunshin. Dan bunshin itu keluar dari sebelah tebing dari gedung yang kita pijaki ini." Info Shiro Zetsu.
"Begitu ya, tapi untuk apa ia merusak gedung Raikage? Shinobi desa musuh?"
"Aku akan memeriksanya," gumam Light, ia segera ke sebelah tebing dari gedung yang dipijaki empat Akatsuki dan orang Kumogakure.

Quote :

"Hei bocah.. cepat panggil pengguna kekkai yang cukup kuat untuk mengurungku, sebelum banyak warga sipil yang tubuhnya terbelah jadi dua karena aku tak bisa mengendalikan diri !!" perintah hito pada michinaga. dalam kesakitannya, hito menengadahkan wajahnya ke langit, lalu membuka mulutnya seraya berteriak

"TAKIYA ! HIDATE !". Setelah teriakan itu, Hito tampak tenang; namun jarinya kini telah membentuk posisi jigokuzuki : sanbon nukite dan berjalan gontai dengan tatapan kosong.

'Itu suara kakak! Dari gedung Raikage!' batin Hidate, ia segera melompat ke arah seseorang yang tampak menyeramkan (Hito) yang sedang dalam bahaya karena ledakan yang menghancurkan gedung Raikage.
Tap... Ia telah berada tepat disamping orang yang disebutnya kakak itu.
"Hakkesho Kaiten!" Ia dengan pusaran anginnya melindungi diri dan kakaknya tersebut dari batu serta kerikil yang terlontar ke segala arah.
[div=chat]Sementara itu, sken Light yang sudah berada di samping tebing dari gedung yang dipijaki Akatsuki dan orang Kumogakure.[/div]
"Heh, ternyata benar ada penyusup..."
"...siapa kau dan apa tujuanmu menggangu? Setidaknya jika membalas atau tidak pertanyaanku, kau akan kupaketkan ke neraka." Light tersenyum sambil bergaya cool. Ia saat ini sedang berbicara kepada seseorang asing dengan pakaian serba hitam dan dengan menggunakan rompi seribu kantong.
Sedetik kemudian, ia mengeluarkan Zanpakuto untuk memastikan ancamannya bukan omong kosong belaka.

Terlihat Bukit Kumogakure mulai longsor gara2 ledakan yang sepertinya berasal dari kertas peledak....
" Apalagi ini.....".
Gumam Michinaga sembari melihat Hito yang dalam kondisi tak seperti biasanya...

HITO wrote:

"Hei bocah.. cepat panggil pengguna kekkai yang cukup kuat untuk mengurungku, sebelum banyak warga sipil yang tubuhnya terbelah jadi dua karena aku tak bisa mengendalikan diri !!" perintah hito pada michinaga. dalam kesakitannya, hito menengadahkan wajahnya ke langit, lalu membuka mulutnya seraya berteriak

" Alahhh...... Hanya membuang-buang tenagaku saja. tapi ya,.. sudahlah. akan kupanggil mereka, tapi tak memungkinkan bagiku untuk langsung pergi ke tempat Raikage Berada saat ini.... Jadi terpaksa aku berbicara dengan nada keras (Berteriak) kembali.".
Michinaga mulai membuka mulutnya lebar-lebar....

Hidate wrote:

'Itu suara kakak! Dari gedung Raikage!' batin Hidate, ia segera melompat ke arah seseorang yang tampak menyeramkan (Hito) yang sedang dalam bahaya karena ledakan yang menghancurkan gedung Raikage.
Tap... Ia telah berada tepat disamping orang yang disebutnya kakak itu.
"Hakkesho Kaiten!" Ia dengan pusaran anginnya melindungi diri dan kakaknya tersebut dari batu serta kerikil yang terlontar ke segala arah.

Sebelum michinaga berteriak untuk memanggil Raikage, tiba2 ia melihat 1 Shinobi Akatsuki yang sepertinya ialah Hidate....
" Mmmmmppppp...... Siapa dia..?.".
Michinaga Heran dengan orang yang muncul secara tiba2 di depannya, Ia tak mengenali orang itu karena banyak batu yang berterbangan di sekeliling Gedung Raikage dan membuyarkan pandangan Michinaga...

Batu pun semakin bertambah seiring berjalannya waktu...
" Ehhh...., Walaupun hanya batu kecil. namun bila terkena batu itu secara bertubi-tubi, mungkin akan mengakibatkan luka luar yang cukup parah. Baiklah..., *Handseal*. U~ōtāpurizun no jutsu..".
Munculah bola air besar yang memenjarakan sekaligus melindungi Michinaga dari serbuan batu-batu kerikil itu." Kurasa ini cukup....". Lanjutnya....

awalnya makenshi hanya menatapnya dan menyeringai dibalik kain penutup wajahnya.

" neraka katamu, seakan kau berasal dari sana saja, bocah... " gumamnya sambil melepaskan beberapa pengunci di bagian tubuhnya, terdengar beberapa logam berat terjatuh, sebagian menggelincir ke bawah tebing, ia melepas pemberat dari tubuhnya.

" benda itu terlihat tidak hidup... bagus... " pikir makenshi sambil merogoh kantungnya lagi, ia meledakan bom asap untuk mengaburkan pandangan musuh kemudian melemparkan beberapa shuriken pada musuh didepannya secara tiba tiba, ia sendiri melesat dengan kecepatan tinggi ke arah nanadaime mizukage, melewati musuh yang mencegatnya.

" apa kabar pak tua....  " sapa nya pada nanadaime mizukage, mengingat ia memang sudah ada sejak zaman sebelum ia mengikuti perang sekalipun. Kemudian ketika ia melayang di udara diantara raikage dan nanadaime mizukage beserta pasukan anehnya itu, makenshi menghamburkan puluhan kertas peledak yang ia ambil dari sakunya , dan meledakkan nya saat itu juga.


" nenshi !" benang chakra berwarna hijau yang merupakan kekkei genkai miliknya ia lepaskan dan melilit benda putih yang terlihat aneh dan tak hidup itu. Ia menariknya dan melilitkan pada tubuhnya, ketika ia menapaki lantai puncak gedung itu, ia melesat menjauh dari raikage dan nanadaime.


Ketika melayang di udara dan bersiap melarikan diri ia mengaktifkan segel jutsu lainnya " shuriken kagebunshin no jutsu, raiton jibashi ! " kedua jutsu itu membuat ratusan shuriken bermuatan raiton melesat lebih cepat dan memiliki daya rusak yang lebih besar mengarah pada nanadaime dan raikage.


" Zekkai.... " pada akhirnya ia menggunakan teknik khusus miliknya untuk menteleport dirinya ke tempat lain, dan akhirnya tubuhnya lenyap dengan barang curian yang ia ambil tadi.

Andri wrote:

"Andri mempersilakan Raikage untuk mengambil klon Shiro Zetsu dengan isyarat tangan.
"...bisa, tapi dapat dipastikan kemampuannya tidak lebih baik dari Shiro Zetsu yang asli," sambil menatap Shiro Zetsu asli yang sedang memperhatikan keadaan sekitar bersama Hidate.

"baik-lah.. Koza, cepat bawa clon ini ketempatku!" pintah Takiya kepada Koza yang bersembunyi di balik tebing.

"Baik" jawab Koza lalu mendekat ke arah Clon Zetsu Putih.

Michinaga wrote:

" Kondisi disini baik2 saja, Raikage........ Ada orang yang menabrakan dirinya ke gedung Raikage. Tapi kupikir dia tidak membahayakan..."

"menabrakan diri? tapi siapa?" gumamnya pelan.

Andri wrote:

"TAKIYA ! HIDATE !". Setelah teriakan itu, Hito tampak tenang; namun jarinya kini telah membentuk posisi jigokuzuki : sanbon nukite dan berjalan gontai dengan tatapan kosong.

"???" menoleh kearah sumber datangnya suara.

Zetsu & Andri wrote:

"Raikage, tampaknya ada penyusup." Kini pandangan Andri beralih ke Raikage.
"Aku melihat penyusup itu. Tapi cakranya kecil, seperti bunshin. Dan bunshin itu keluar dari sebelah tebing dari gedung yang kita pijaki ini." Info Shiro Zetsu.
"Begitu ya, tapi untuk apa ia merusak gedung Raikage? Shinobi desa musuh?"

"penyusup ya?" membuat segel tangan "kagebunshin no jutsu!" muncul satu bunshin di samping kiri Takiya, "kau tau apa yang harus dilakukan" ucap Takiya kepada bunshinnya.
"baik" jawab bunshin Takiya, lalu segera menuju arah gedung yang roboh.
terlebih dahulu Ia, memastikan tidak ada satupun warga desa non shinobi di sekitar lokasi gedung Raikage yang telah runtuh. "aman" setelah menapak-kan kaki di tanah, Ia kembali melompat keatas.
Setelah itu, bunshin Takiya mencari siapa dalang dari kekacauan ini.
Nampak samar dari puing-puing reruntuhan gedung, Ia melihat sesosok pria berlambut putih panjang.

Hidate wrote:

"Hakkesho Kaiten!" Ia dengan pusaran anginnya melindungi diri dan kakaknya tersebut dari batu serta kerikil yang terlontar ke segala arah.

"Hidate?" batin bunshin. "Tap.. syut" menginjak serpihan lalu melompat kembali kearah atas gedung yang masih kokoh dan mengawasi untuk sementara.

Makenshi wrote:

Kemudian ketika ia melayang di udara diantara raikage dan nanadaime mizukage beserta pasukan anehnya itu, makenshi menghamburkan puluhan kertas peledak yang ia ambil dari sakunya , dan meledakkan nya saat itu juga.

sosok misterius berpakaian hitam nampak ada di atas Takiya "ternyata kau penyebab semua ini?" sesegara mungkin katana-nya Ia lepas dari sarungnya.

Makenshi wrote:

Ketika melayang di udara dan bersiap melarikan diri ia mengaktifkan segel jutsu lainnya " shuriken kagebunshin no jutsu, raiton jibashi ! " kedua jutsu itu membuat ratusan shuriken bermuatan raiton melesat lebih cepat dan memiliki daya rusak yang lebih besar mengarah pada nanadaime dan raikage.

"kertas peledak... sekarang shuriken dengan aliran raiton" melihat semua benda yang dapat membahaya-kan satu persatu, "sssh!" chakra merah kembali muncul dari tubuh Takiya. Dengan cepat Ia menghidar ke arah samping seraya menarik baju Koza, "Impulse" cahaya kedpan berwarna hijau terang nampak seperti menyerap tubuh Takiya dan juga Koza.
"ciuuuuwsh..." kembali cahaya kedpan hijau itu muncul tak jauh dari lokasi semula, tepat-nya di bagian belakang tempat semula.
"Koza, dimana Shin?" tanya Takiya.
"dia ada di tempat yang aman Raikage-sama" jawab Koza.

Makenshi wrote:

" Zekkai.... " pada akhirnya ia menggunakan teknik khusus miliknya untuk menteleport dirinya ke tempat lain, dan akhirnya tubuhnya lenyap dengan barang curian yang ia ambil tadi.

"si-al, dia membawa clon itu" melihat sosok misterius yang hilang seketika membawa jaminan dari Boss Akatsuki.
"m-maaf-kan aku..." tertunduk "...aku sempat memegang kaki clon Zetsu putih itu" tambahnya.
"tak apalah, yang penting kau selamat" ujar Takiya, "lagipula bukan salahmu juga.. mungkin orang tadi suruhan dari salah satu organisasi lain atau bahkan dari sebuah desa yang telah mengetahui hali ini" tambahnya.

Makenshi Zaoldyeck wrote:

awalnya makenshi hanya menatapnya dan menyeringai dibalik kain penutup wajahnya.

" neraka katamu, seakan kau berasal dari sana saja, bocah... " gumamnya sambil melepaskan beberapa pengunci di bagian tubuhnya, terdengar beberapa logam berat terjatuh, sebagian menggelincir ke bawah tebing, ia melepas pemberat dari tubuhnya.

Ngeh," Light menjatuhkan Zanpakuto-nya, dan mulai bersiap melakukan segel tangan.

Quote :

" benda itu terlihat tidak hidup... bagus... " pikir makenshi sambil merogoh kantungnya lagi, ia meledakan bom asap untuk mengaburkan pandangan musuh kemudian melemparkan beberapa shuriken pada musuh didepannya secara tiba tiba, ia sendiri melesat dengan kecepatan tinggi ke arah nanadaime mizukage, melewati musuh yang mencegatnya.

"Sial," gumam Light sambil mengambil Zanpakuto-nya dan melompat tinggi dengan maksud keluar dari asap yang penuh sesak ini.

Quote :

" apa kabar pak tua....  " sapa nya pada nanadaime mizukage, mengingat ia memang sudah ada sejak zaman sebelum ia mengikuti perang sekalipun. Kemudian ketika ia melayang di udara diantara raikage dan nanadaime mizukage beserta pasukan anehnya itu, makenshi menghamburkan puluhan kertas peledak yang ia ambil dari sakunya , dan meledakkan nya saat itu juga.

"Kau? Aku mengenalimu, ternyata benar dugaanku selama ini."
Puluhan kertas peledak mengarah padanya, dengan ini ia terdesak. Ia bisa saja keluar dari situasi ini, namun di saat seperti ini ia tidak boleh egois. Membuat Uchiha Kaenjin tidaklah memungkinkan disaat seperti ini sehingga mau tidak mau... "God step!" Ia dengan kecepatan cahayanya segera merangkul Zetsu dan membawanya ke tempat yang aman, 15 meter dari lokasi kejadian.

Quote :

" nenshi !" benang chakra berwarna hijau yang merupakan kekkei genkai miliknya ia lepaskan dan melilit benda putih yang terlihat aneh dan tak hidup itu. Ia menariknya dan melilitkan pada tubuhnya, ketika ia menapaki lantai puncak gedung itu, ia melesat menjauh dari raikage dan nanadaime.


Ketika melayang di udara dan bersiap melarikan diri ia mengaktifkan segel jutsu lainnya " shuriken kagebunshin no jutsu, raiton jibashi ! " kedua jutsu itu membuat ratusan shuriken bermuatan raiton melesat lebih cepat dan memiliki daya rusak yang lebih besar mengarah pada nanadaime dan raikage.


" Zekkai.... " pada akhirnya ia menggunakan teknik khusus miliknya untuk menteleport dirinya ke tempat lain, dan akhirnya tubuhnya lenyap dengan barang curian yang ia ambil tadi.

Serangan mengarah ke atap gedung, tampaknya orang yang tidak asing ini mengincar dirinya, tapi sayang sekali, ia sudah berpindah tempat.

Takiya wrote:

"lagipula bukan salahmu juga.. mungkin orang tadi suruhan dari salah satu organisasi lain atau bahkan dari sebuah desa yang telah mengetahui hali ini" tambahnya.

"Dia kabur membawa klon Zetsu anda, Raikage. Jadi, apa yang akan anda lakukan? Merebutnya? Jika iya, aku tau tujuan orang itu." Ia tersenyum.

N.R wrote:

hidate ya ? apa kabar orang bodo,h yang menganggap pembunuh orang tuanya sebagai saudara, kau sehat kan" ujar hito sembari tersenyum mengejek.

"Kabar baik, bagaimana dengan mu?"

Quote :

"sepertinya terkena genrou maou ken lebih dari sekali membuat ingatanmu kacau ya ? padahal kau dan kedua orang tuamu adalah kelinci percobaan genrou maou ken yng bagus, tapi sayang orang tuamu tak beruntung karena harus mati akibat kesalahan tekhnis yang kulakukan, HAHAHAHA !" ujar hito melanjutkan ejekannya pada hidate.

"nah, kau ingin bertemu mereka kan sejak dulu ? kalau begitu.... MATILAH"
tukas hito sambil mengarahkan jarinya yang tengah dalam posisi mengaktifkan sanbon nukite ke leher hidate dalam kecepatan normal karena ia belum pulih dari pening yang melanda (efek genrou maou ken).

"Hup!" Ia dengan kecepatannya segera menangkap tangan kakaknya, lalu memelintirnya.
"Sadarlah! Aku datang untuk berdamai!"

Quote :

"Kabar baik, bagaimana dengan mu?"

Quote :

"Hup!" Ia dengan kecepatannya segera menangkap tangan kakaknya, lalu memelintirnya.
"Sadarlah! Aku datang untuk berdamai!"

"kabarku ? sangat baik, lagipula aku beruntung bertemu dengan kelinci percobaan yang masih hidup walau ingatannya kacau" jawab hito yang tak berusaha melepaskan kuncian hidate di tangannya.

"aku harap kau ingat, kedua tanganku ini adalah senjata bagiku... mengunci pergerakan salah satunya hanya akan menjadi kematian untukmu; bukankah sudah sering kali kuingaatkan ?" tukas hito .

"berdamai ? cih , aku tak mengerti arti kata itu.. sudah jangan banyak bicara, kita akhiri apa yang kita mulai 10 tahun lalu !" ujar hito sembari mengayunkan tangan lainnya ke arah hidate (serangan biasa, bukan jigokuzuki) untuk membuat hidate melepaskan tangannya yang lain.

Hito wrote:

"hidate ya ? apa kabar orang bodo,h yang menganggap pembunuh orang tuanya sebagai saudara, kau sehat kan" ujar hito sembari tersenyum mengejek.

"sepertinya terkena genrou maou ken lebih dari sekali membuat ingatanmu kacau ya ? padahal kau dan kedua orang tuamu adalah kelinci percobaan genrou maou ken yng bagus, tapi sayang orang tuamu tak beruntung karena harus mati akibat kesalahan tekhnis yang kulakukan, HAHAHAHA !" ujar hito melanjutkan ejekannya pada hidate.

" Sepertinya mereka ber 2 sudah saling mengenal....".
Ucap Michinaga sembari menon-aktifkan pertahanan U~ōtāpurizun miliknya...

Hidate wrote:

"Hup!" Ia dengan kecepatannya segera menangkap tangan kakaknya, lalu memelintirnya.
"Sadarlah! Aku datang untuk berdamai!"

" Emppp...... datang untuk berdamai...?. aku semakin bingung dengan semua ini..... namun yg terpenting ia bisa menahan serangan Hito menggunakan tangan kosong. jadi begitu, selama Hito tak mengaktifkan raiton no yoroi, maka serangan sanbon nukite cukup mudah untuk di tahan. Baiklah aku tau apa yang harus kulakukan....".
Tiba2 Michinaga menyebarkan beberapa kertas peledak ke sekelilingnya (semua arah mata angin). saat ini jarak antara Michinaga dengan Kertas peledak itu hanyalah 0,5 M.

*Handseal*
" U~ōtāpurizun no jutsu..".
Ya, Kembali Muncul bola air besar yang memenjarakan sekaligus melindungi Michinaga dari serangan apapun dan dari manapun (termasuk kertas peledak).

" setidaknya ini akan efektif bila Dia menyerangku....".
Lanjut Michinaga sembari memperhatikan pertarungan antara Hito dan Hidate,,

Andri wrote:

"Dia kabur membawa klon Zetsu anda, Raikage. Jadi, apa yang akan anda lakukan? Merebutnya? Jika iya, aku tau tujuan orang itu." Ia tersenyum.

melihat kearah Andri, di tempat yang lebih rendah darinya "aku tak tau juga apa maksud dan tujuan orang misterius tadi, tapi.. bisa saja ia adalah suruhanmu" ujra Takiya dengan kening sebelah kiri yang terangkat keatas.

disisi lain tak jauh juga dari lokasi Takiya...

"Hidate percuma!" teriak Takiya (bunshin), lalu melompat ke arah bawah dengan rasngan yang berputar di tangan kanan-nya "jika dia benar Raikage Hito, dia tak akan melakukan hal gi-la seperti ini!" tambahnya.

Quote :

"berdamai ? cih , aku tak mengerti arti kata itu.. sudah jangan banyak bicara, kita akhiri apa yang kita mulai 10 tahun lalu !" ujar hito sembari mengayunkan tangan lainnya ke arah hidate (serangan biasa, bukan jigokuzuki) untuk membuat hidate melepaskan tangannya yang lain.

Dengan terpaksa Hidate melepaskan tangan Hito dan melompat mundur kebelakang, tepat di samping Andri dan Zetsu.
"Haa... Aneh sekali." Bisik Andri.
Sedetik kemudian Light muncul dari tempat semula ke tempat ketiga Akatsuki yang lain. Kini mereka berempat berdiri sejejer.

Quote :

melihat kearah Andri, di tempat yang lebih rendah darinya "aku tak tau juga apa maksud dan tujuan orang misterius tadi, tapi.. bisa saja ia adalah suruhanmu" ujra Takiya dengan kening sebelah kiri yang terangkat keatas.

'Orang ini... Aku mulai muak dengan sikapnya,' batin Andri sambil menatap sinis Raikage.
"Jadi bagaimana, kau akan melanjutkan kerja sama ini? Jika kau katakan iya, maka kau dan aku akan mulai bekerja, bekerja di Konoha. Jika tidak, maka aku akan pergi dari sini. Karena masih banyak hal lain yang harus kukerjakan." Ucap Andri pada Raikage.

Andri wrote:

"Jadi bagaimana, kau akan melanjutkan kerja sama ini? Jika kau katakan iya, maka kau dan aku akan mulai bekerja, bekerja di Konoha. Jika tidak, maka aku akan pergi dari sini. Karena masih banyak hal lain yang harus kukerjakan." Ucap Andri pada Raikage.

"mungkin lain waktu... dan jika kau ingin menemuiku lagi, datang-lah secara diam-diam" Ucap Takiya.

"sekarang.. pergilah!" tambah Takiya, menyuruh seluruh anggota Akatsuki untuk pergi.

Andri wrote:

"Kami akan pergi, Raikage yang terhormat. Tapi sebelum pergi, izinkan aku berpamitan—" "—semoga suatu saat nanti di medan perang kita bisa menjadi teman yang akrab," secara perlahan Zetsu bersama Light dan Hidate lenyap ke tanah menjadi benda putih.

"maaf, itu bukan tidak sopan, melainkan sedikit keras" mengangkat tangan kanannya tanda salam perpisahan.
"akhir-nya mereka pergi juga" berbalik menghadap arah gedung yang hancursebagian, "satu masalah lagi" memejam-kan mata sebentar dan seketika bunshin yang tak berada jauh dari posisinya saekarang menghilang.

Tak terasa mata hari telah berganti bulan...
"Koza, segera beritahu beberapa jounin untuk perbaikan gedung yang rusak, ikut sertakan para warga juga untuk ikut membantu dan perbaikan akan di mulai besok pagi" pintah Takiya lalu berlalu pergi "sampai ketemu besok pagi" .

"baik" angguk Koza juga ikut pergi.

[offtopic]Scene Michinaga : Dekat gedung yang hancur.[/offtopic]

" Sialll... aku tertidurr, ini sudah biasa.... yg tdk biasa, aku tertidur di dalam penjara U ~ Otapurizun miliku sendiri.-_-...".
Michinaga terbangun dari tidurnya sembari menon-aktifkan penjara air yg sering ia sebut dgn U~Otapurizun.

" Ya... Ya... Ya... aku juga akan meledakan kertas peledak itu.".
Michinaga pun mengambil semua kertas peledak yg barusan ia sebar di sekelilingnya. ia pun bersiap untuk pergi...

" Baiklah...., Aku akan ke Gosaimu untuk melihat hasil catatan-nya. Tapi orang itu (Hito), biarlahhh..., kalau dia kumat lagi bisa kewalahan aku.".
Michinaga pun pergi menuju Gosaimu yang tidak jauh dari tempat Raikage berada.

15 menit kemudian.

" Gosaimu..., bagaimana sisa laporanmu..??. sudah selesai....??. aku membawa catatan sebelumnya, simpan ini. kita membutuhkan itu...".
Sesampainya di sana, Miichinaga langsung memberikan kertas yg berisi sedikit catatan anggota akaatsuki sedangkan sisanya berada di Gosaimu.

" Sudah..".
Jawab gosaimu dgn singkat,padat,dan jelas.

" Baiklahh..., kita akan pergi ke tempat Raikage. kau tau kan Raikage berada..??.".
Tanya Michinaga sembari membungkuk bersiap untuk berlari.

" Baiklah...., Ikuti Aku.".
Ternyata Gosaimu sudah pergi terlebih dahulu dan tentunya michinaga mengikutinya..

" Tappppp......".
Terdengar suara anak kecil yang telah menepakan kakinya di suatu ranting pohon dekat gedung Raikage.

" O ya, Gosaimu, aku lupa... hari ini aku ada jadwal pergi ke konoha untuk menuntaskan Ujian chunnin. jadi aku tak bisa pergi ke gedung Raikage saat ini, kurasa waktunya sudah tak cukup....".
Michinaga terlihat berbalik ke 180 drajat untuk pergi ke suatu tempat.

" Etetetetet.....".
" Brugkkkk.. ". kembali terdengar suara dari salah satu bagian tubuh anak kecil di dekat Michinaga, namun kali ini bukan suara kaki, melainkan suaru tubuh yg terjatuh dari ranting pohon yg cukup tinggi. Ya, ternyata itu adalah Gosaimu, ia terjatuh akibat temannya yg berhenti secara tiba-tiba.

" lagi-lagi kau berhenti dengan tiba2, Michinaga. ".
Ucap Gosaimu dengan nada kocak khasnya sembari memegangi bagian tubuh yg kesakitan akibat kejadian tadi.

" Lalu..., bagaimana denganku..??. tak mungkin aku pergi ke tempat Raikage sendirian...."
Lanjut Gosaimu mulai serius.

" Hmmmppppp....., baiklah, kau ikut aku saja....".
Michinaga mulai pergi ke tempat tujuan dan diikuti Gosaimu dari belakang.



" Kita sudah sampai...."
michinaga sampai di tempat tujuan, yaitu gerbang utama kumogakure.

" Berhenti disini, anehh...".
Gosaimu mengeluh dengan muka yg sedikit aneh.

" kita akan menunggu seseorang di sini...".
Michinaga menunggu shinobi yg diucapkan dirinya sendiri..

Keesokan harinya....

"apa kau sudah siap?" tanya Takiya

"ya... aku selalu siap" jawab Shin.

Takiya hanya tersenyum dan memegang tangan Shin... Kilatan cahaya berwarna hijau terang seketika nampak berkedip dan seperti menghisap mereka berdua, "syuut" cahaya hijau itu mengantar-kan mereka berdua ke depan gerbang utama desa.

"wah... kau nampak sangat bersemangat, apa kah kau sudah siap untuk ini?" Tanya Takiya kepada Michinaga.
"dan kau? ikut Ujian Chuuni juga?" bertanya juga kepada seorang pemuda di samping Michinaga (Gosaimu).

Raikage wrote:

"wah... kau nampak sangat bersemangat, apa kah kau sudah siap untuk ini?" Tanya Takiya kepada Michinaga.

" aku siap kapanpun untuk Ujian ini.... dan, aku juga tak terlalu bersemangat.".
Michinaga terlihat sedikit mengantuk saat ia mengucapkan kata-kata itu. bagaimana tidak...?, ia merasa tak nyaman berada di gerbang ini. hmmppp...., memang sedikit aneh phobia milik Michinaga ini, mengantuk saat dirinya berada pada kondisi yg tak nyaman.

" O ya, BUKANNYA AKU MEMPUNYAI SUIKEN MODE (capslock jebol). aku bisa tidur selama perjalanan nanti.".
Tiba-tiba Michinaga berubah menjadi bersemangat sesaat setelah ia mengingat mode baru miliknya itu, ia juga mengucapkan kalimat itu dengan nada keras.

" Baiklah, Kapan kita brangkat, Raikage..?.".
Michinaga mengakhirinya dengan bersemangat.

Raikage wrote:

"dan kau? ikut Ujian Chuuni juga?" bertanya juga kepada seorang pemuda di samping Michinaga (Gosaimu).

" Aku..??.". Gosaimu mulai celingak-celinguk mencari seseorang selain dirinya dan Michinaga di daerah itu." hehehehe.... aku hanya mengantar temanku saja.". Lanjutnya sembari menggaruk-garukan bagian blakang kepalanya yg tak gatal.

" Mengantar katamu... ".
Ucap Michinaga sambil menoleh ke arah gosaimu dengan mata sinis miliknya, Gosaimupun hanya menelan ludah sesaat setelah ia melihat tatapan temannya sendiri. ya, secara fisik memang terlihat Gosaimu sedikit lebih tinggi, namun secara kepribadian Michinaga jauh diatas Gosaimu. itulah hukum alam... XD

Michinaga wrote:

" aku siap kapanpun untuk Ujian ini.... dan, aku juga tak terlalu bersemangat.".

"apa penyebabnya?" tanya Takiya.

O ya, BUKANNYA AKU MEMPUNYAI SUIKEN MODE

Michinaga wrote:

. aku bisa tidur selama perjalanan nanti.".

"wow, itu jutsu yang kau pelajari selama meninggal-kan desa tanpa izin?" Takiya mulai menyinggung perbuatan yang dilakukan Michinaga.

Michinaga wrote:

" Baiklah, Kapan kita brangkat, Raikage..?.".

"15 menit lagi... kita akan menunggu satu orang lagi.." ucap Takiya, "kemana pemuda dengan pedang besar itu?" batin-nya.

Gosaimu wrote:

Aku..??.". Gosaimu mulai celingak-celinguk mencari seseorang selain dirinya dan Michinaga di daerah itu." hehehehe.... aku hanya mengantar temanku saja.". Lanjutnya sembari menggaruk-garukan bagian blakang kepalanya yg tak gatal.

"bagaimana jika kau ikut untuk mengawasi peserta dari desa kita? setidak-nya kau terlihat lebih senior.." tawaran dari Takiya kepada Gosaimu. "oh ya, namamu siapa?" tanya Takiya kepada pemuda di samping Michinaga (Gosaimu).

Raikage wrote:

"apa penyebabnya?" tanya Takiya.

" Oh ya, sepertinya aku belum menjelaskan ini. aku mempunyai Phobia dimana orang yg mengalaminya akan mengantuk saat ia berada dalam daerah yg baginya tak nyaman. ya...., mungkin itu penyebabnya.".
Michinaga hampir tertidur sesaat setelah ia mengatak kata-kata diatas.

Raikage wrote:

"wow, itu jutsu yang kau pelajari selama meninggal-kan desa tanpa izin?" Takiya mulai menyinggung perbuatan yang dilakukan Michinaga.

" Eghh... aku sedikit lupa tentang kejadian itu, Raikage.... dan kuharap kau mau memaafkanku. hehehe...".
Michinaga merasa bersalah karena ia melakukan perbuatan  tak terpuji yg tak lama ini ia lakukan.
" hadehhh...., kenapa aku harus melupakan ini."
gumam Michinaga mulai menundukan kepalanya

Raikage wrote:

"15 menit lagi... kita akan menunggu satu orang lagi.." ucap Takiya, "kemana pemuda dengan pedang besar itu?" batin-nya.

" Hmmmppp......., 15 menit lagi..??." michinaga berpikir sejenak sembari menggaruk-garukan bagian janggutnya yg tak gatal." siapa lagi yang kita tunggu ??.". michinaga bertanya kepada Raikage akan hal yg tak ia ketahui.

---

Raikage wrote:

"bagaimana jika kau ikut untuk mengawasi peserta dari desa kita? setidak-nya kau terlihat lebih senior.." tawaran dari Takiya kepada Gosaimu. "oh ya, namamu siapa?" tanya Takiya kepada pemuda di samping Michinaga (Gosaimu).

" baiklah..., lagipula beberapa hari ini aku tak ada kerjaan di kumogakure. kuanggap saja ini misi.".
Ucap Gosaimu dengan nada sedikit kocak.

" ya..., memang aku lebih senior dari orang yg disampingku ini, dan itung2 aku juga akan menjaganya."
Lanjut Gosaimu sembari mengangkat kedua tangannya setinggi pinggang dan terkesan meremehkan Michinaga.

" Gosaimu, bila tak ada Raikage, sudah kuhajar kau...".
michinaga kembali menoleh ke arah gosaimu dengan mata sinis, namun kali ini ucapannya sedikit berbisik. seperti biasa, Gosaimu hanya terdiam mendengar perkataan itu.

Michinaga wrote:

" Oh ya, sepertinya aku belum menjelaskan ini. aku mempunyai Phobia dimana orang yg mengalaminya akan mengantuk saat ia berada dalam daerah yg baginya tak nyaman. ya...., mungkin itu penyebabnya.".

"ohoho.. aneh sekali" ucap Takiya.

Michinaga wrote:

" Eghh... aku sedikit lupa tentang kejadian itu, Raikage.... dan kuharap kau mau memaafkanku. hehehe...".

"hmm... kurasa aku akan tetap menghukummu" menyilang-kan kedua tangannya di dada.

"eh, kurasa orang itu tak akan datang" Shin Memotong pembicaraan antara Takiya dan Michinaga.

"mungkin juga... apalagi ini sudah 15 belas menit lebih" Takiya melihat jamnya.

Gosaimu wrote:

" baiklah..., lagipula beberapa hari ini aku tak ada kerjaan di kumogakure. kuanggap saja ini misi.".
Ucap Gosaimu dengan nada sedikit kocak.

" ya..., memang aku lebih senior dari orang yg disampingku ini, dan itung2 aku juga akan menjaganya."
Lanjut Gosaimu sembari mengangkat kedua tangannya setinggi pinggang dan terkesan meremehkan Michinaga.

"ya, anggap saja ini misi langsung dariku.. ingat kau harus mengawasi mereka berdua dan surat langsung dariku untuk menandai bahwa kalian benar-benar resmi kuutus ke Konoha untuk mengikuti Ujian Chunnin, ada pada Shin, tunjuk-kan jika memang perlu di tunjuk-kan.." jelas Takiya, "sekarang kalian bisa pergi" tambah Takiya.

[PERTEMUAN]

pagi yang cerah didesa kumogakure, tepatnya didalam sebuah ruangan anbu, tampak dua orang anbu(rain&sonia) sedang berdiri didepan beberapa anbu lainya.

Anbu 1: "kami sudah melaksanakan misi yng telah diberikan ketua selanjutnya, apa yang harus kami lakukan".*kata salah seorang anbu, sambil menyerahkan berkas misi kpda rain.*

Rain : "selamat atas keberhasilan misi kalian, untuk misi selanjutnya kita akan menunggu perintah dari raikage, sekarang kalian boleh istirahat, sambil menunggu tugas selanjutnya".*sambil tersenyum bangga*

para anbu:" bofsss...". menghilang bagaikn angin

Sonia:" piuhh...
Rain:"sonia..can kau kenapa? apa ada masalah? ceritakanlah".*sambil memegang pundak sonia.

sonia : "hemmm...tidak ada
rain: "kalau begitu aku pergi dulu, untuk menyerahkan laporan ini! apa kau mau ikut?"sambil berjalan
sonia : " ya aku ikut". mengikuti rain dari belakang.

???? : hei rain apa kau tidak mau mengajaku?? sudah lamaya" kata seseorang misterius yng memakai topeng anbu.
rain&sonia: ???
???? :"hoamm.. apa kah kalian tidak mengenali suaraku". sambil membuka topengnya.
sonia&rain : " ka..kapten hadi".sambil berjalan menuju hadi
hadi : " wah rupanya kalian bekerja dengan bagus.. hehee"
sonia : " hadi..kun". smbil memeluk hadi
rain :"sbenernya apa yng terjadi padamu??.
hadi:"hemm.. bukanya kalian mau memberi kn laporan kpada raikage, kalau begitu ayo kita pergi".kata hadi mengalihkan pembicaraan
rain&sonia: " baik..!!!!
sonia : " senangnya.." dalam hati sambil menggandeng tamgan hadi.
"BOOOPPP...".Mereka pun menhilang dari ruangan anbu.

[scen gdung raikage]
"boofffff...". hadi cs sampai didalam ruangan raikage,
hadi :" apa kbar raikage..sama ,". kta hadi menyapa raikage