setelah beberapa saat berlari Chitanda mulai menurunkan kecepatannya, kini dia sampai di sebuah padang rumput, cahaya matahari terasa cukup terik diiringi dengan deruan angin yang cukup kencang. chitanda menutupi kepalanya dengan jubah bertudung berwarna kecoklatan untuk menutupi kepalanya dari terik matahari yang kian ganas.

mereka berduapun menghentikan langkahnya sejenak.

"Tsuchikage-sama, ini,". ucap Jouni tipe sensor disebelahnya sambil menyodorkan sebotol air untuk diminum.

"oh, domo". jawab chitanda menerima botol tersebut.

tanpa mengucap kata-kata lagi, Chitanda beserta Jounin tersebut mulai melanjutkan perjalanannya kembali.

"sudah lama sekali aku tidak mengunjungi kuil clanku". Gumam Chitanda dalam hati.

[1 post]

“Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang ingin menyebrang selain kami para nelayan,” Hiro menoleh pada pria tua itu yang bercerita ditengah perjalanan. Yah, memang kalau hanya berdiam diri saat perjalanan membosankan dengan pemandangan yang membosankan seperti ini bukanlah ide yang bagus, “beberapa hari yang lalu juga ada pria yang meminta untuk mengantarkannya.”

“Begitukah? Ya, karena jika berdiam di Kirigakure juga akan merasa bosan bukan,” jawabnya sambil tersenyum dan kembali menikmati udara dingin, bau asin laut, dan juga kabut yang sedikit membuat matanya perih, “aku baru kali ini pergi keluar dari Kirigakure.”

“Eh begitukah? Kalau begitu sebaiknya kau berhati-hati nak.”

“Tentu.”

---

2 Post dari Kirigakure

merka berlari dihamparan padang rumput dengan kecepatan stabil dengan tujuan untuk menghemat cakra mereka,

"Tsuchikage-sama, aku merasakan cakra seseorang disana, melihat dari ukuran cakranya, sepertinya dia hanya ninja biasa ". Ucap Jounin sambil matanya menunjukan arah dimana yang dia maksud.

Chitanda hanya menatap kearah yang Jounin tersebut katakan tanpa membalas ucapan dari Jounin tersebut.

Mereka terus melanjutkan perjalanan hingga sampai pada ujung padang rumput, nampak sebuah gubuk yang kumuh namun bangunannya masih terlihat begitu kokoh. Chitanda memutuskan untuk istirahat sejenak disana.

Chitanda mendekat kearah gubuk tersebut secara perlahan dengan tetap waspada,

"nampaknya tempat ini sudah ditinggalkan oleh pemiliknya". ucap Chitanda sambil masuk kedalam gubuk kecil berisi satu ruangan saja itu.

Walau gubuk tersebut terlihat kumuh dari luar namun tatanan dalam gubuk tersebut cukup rapih, beberapa debu dan jaring-jaring laba-laba menutupi sedikit perabotan disana.

"setidaknya kita bisa istirahat dulu sebentar disini". ucap Chitanda kepada Jounin tersebut.
"baik, ini". jawab Jounin tersebut sambil memberikan tasnya kepada Chitanda yang berisi persediaan ataupun perbekalan makanan.


[2 post >> konoha]

Rizki masih terdiam hampir tertidur dari tempatnya berada karena hawa yang sangat menyejukan cocok untuknya tidur.

" Lebih baik aku tidur saja , mereka sudah pergi jauh nampaknya sekaligus aku mengisi ulang cakraku terlebih dahulu "

Dia kemudian sedikit demis sedikit memejamkan matanya itu. Kini Ia masih cukup jauh dari konoha tepatnya berada didekat perbatasan Konoha. Dia mulai sedikit terbiasa dengan hawa yang menyejukkan sehingga membuatnya mudah untuk tidur saat ini.

setelah beberapa saat mereka beristirahat, akhirnya Chitanda untuk melanjutkan perjalanan mereka kembali. kini mereka kembali berlari dengan kecepatan biasa dan stabil tanpa harus buang-buang cakra mereka secara berlebihan.

tak lama kemudian, mata Chitanda terbelalak setelah melintasi perbatasan desa tersebut dan akan segera memasuki Otogakure, dari kejauhan terlihat beberapa rumah nampak hangus beberapa kepulan asap masih membekas diudara dan masih terlihat cukup banyak si jago merah kecil membakar rumah-rumah desa.

semakin dekat, semakin teriris pula perasaan Chitanda setelah melihat hal tersebut.

"sepertinya semalam telah terjadi kebakaran di desa ini". ucap Jounin disebelah chitanda.

Chitanda hanya terdiam yang kemudian langkahnya terhenti saat melihat seorang bocah menangis di depan rumah yang kini hangus tersebut.

" Uh Ummmmm ...... "

Rizki pun akhirnya terbangun setelah cukup lama tertidur. Dia masih mengucek matanya karena masih sedikit mengantuk.

" Uh kemana aku harus mengejar orang itu ya ? "

Dia lalu berdiri sejenak untuk meregangkan seluruh otot tubuhnya.

" Mungkinkah dia pergi ke konoha karena tempat ini dekat dengan konoha ? "

Diotaknya masih berputar pikiran-pikiran tak menentu yang membuatnya bingung untuk menentukan pilihan. Dia pun terdiam sejenak untuk berpikir.

dihampirinya bocah tersebut secara perlahan.

"adik kecil, kenapa kamu menangis ?". tanya Chitanda sambil berjongkok ke arah bocah tersebut.
"sepertinya dia salah satu penduduk yang rumahnya kini menjadi abu tersebut". jelas Jounin tersebut.

tangisan bocah tadi semakin menjadi setelah mendengar ucapan Jounin itu.

"heey, kau cara pengucapanmu terlalu kaku, bisakah sedikit menjaga perasaanya". ucap Chitanda pada Jounin tersebut.

"tolong jaga bocah ini, beri dia sesuatu supaya dia tak menangis lagi, aku akan mencari tau tentang penyebab kebakaran ini". ucap Chitanda sambil melangkah menjauh dari mereka.

pertanda mengerti Jounin tersebut menganggukkan kepalanya.

"kenapa desa ini begitu sepi yah". gumam Chitanda dalam hati.

Chitanda terus berjalan menyusuri desa tersebut, nampak sebuah kedai dan terlihat ada beberapa orang didalamnya. tanpa pikir panjang lagi Chitanda masuk kedalam kedai tersebut dan menudungkan kepalanya dengan jubah yang dipakainya saat ini, disitu ada 6 orang lelaki termasuk pelayan kedai yang sedang membersihkan salah satu meja makan.

"selamat datang". ucap pelayan tersebut dengan ramah kepada Chitanda.
chitanda tersenyum kearah pelayan tersebut sebagai pertanda untuk membalas ucapan yang terurai kepadanya.

Lalu Rizki beranjak pelan dari tempatnya berada untuk menuju Konoha yang nampaknya disana akan sedikit ramai karena firasatnya orang yang menyerang Iwa nampaknya pergi kesana.

" Yah , mau bagaimana lagi lebih baik aku mencari info di Konoha saja "

Diapun berjalan santai karena tak mau menghabiskan banyak tenaga untuk sampai disana. Karena cakranya masih belum pulih sepenuhnya.

" Lebih baik aku juga mencari warung makan terlebih dahulu untuk mempercepat proses pemulihan cakraku "

Chitanda melangkah pelan menuju kedalam kedai tersebut, mata para pengunjung tersebut terlihat layu seperti sedang memikirkan sesuatu, kemudian Chitanda mengambil sebuah kursi lalu mendudukinya, nampak para kelima orang tersebut kini tertawa, bercanda dan teriak seenaknya mereka,

"anda mau memesan apa nona ?". ucap pelayan tersebut sambil tersenyum kearahnya.
"oh, teh hijau saja". balas Chitanda kepada pelayan tersebut.

beberapa menit kemudian pelayan tersebut kembali menghampiri Chitanda dengan membawa pesanannya, Chitanda pun menyakan tentang kejadian apa yang ia lihat saat masuk kedesa otogakure, pelayan tersebut nampak tidak keberatan untuk menceritakannya. apa yang diceritakan oleh pelayan tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang ada dipikiran Chitanda selama ini. ternyata itu bukanlah sebuah kebakaran karena musibah, tapi memang kebakaran yang dibuat-buat, kelima orang dikedai tersebut ternyata adalah dalang dari kejadian itu, mereka memang sengaja  membakar rumah-rumah tua yang sudah tak berpenghuni lagi itu untuk dijadikan lokasi syuting film proyek baru mereka, lokasi itu pun nampak sepi penduduk karena telah mereka sewa untuk beberapa hari kedepan.

"ya ampun". gumam Chitanda setelah mendengar penjelasan dari pelayan tersebut.
"lalu kenapa bocah tadi menangis yah, hmm".

Chitanda kemudian membayar teh tersebut dan meninggalkan kedai untuk segra bertemu dengan patnernya kembali.

singkat cerita, Chitanda beserta jounin itu segera melanjutkan perjalanan mereka kembali.

dala perjalanan mereka saling bercerita tentang kejadian sebelumnya, tawa mereka mengiringi sedikit perjalanan mereka.

"ternyata bocah tadi itu bukan menangis karena kehilangan tempat tinggalnya, tapi hanya karena saat ia berlari lari tali sandalnya putus, ia menangis karena takut dimarahi kakaknya, sebab itu sandal milik kakaknya yang ia pinjam secara diam-diam". jelas Jounin itu.

"ya ampun". jawab Chitanda sambil menahan tawa yang berlebihan dari bibirnya.

mereka pun kini memeprcepat langkah mereka menuju konoha.

[5 post menuju konoha]

Dari jauh sudah terlihat pemukiman desa Konoha sekarang Rizki sudah memasuki kawasan negara Hi.Dia masih berjalan sedikit demi sedikit karena cakranya yg belum pulih dengan sempurna akhirnya dia memutuskan untuk mampir ke sebuah kedai yang tak jauh dari tempatnya berada.

" Ah aku lapar sekali cakraku juga belum terisi penuh "

Singkat cerita dia sudah berada didepan kedai dan segera masuk. Tanpa basa-basi dia segera memesan 2 buah takoyaki dan kopi hangat. Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanannya segera sampai.

" Yosh , Ittadakimasu "

Dia segera menyatap makanan yang ada didepannya namun sebelum memakannya dia terhenti sejenak karena orang-orang yg berada disekitarnya nampak melihat ke arahnya.

" Kenapa semua orang melihat ke arahku ya ? " desisnya pelan.

Namun tak menghiraukan mereka Rizki kembali segera menyantap makanan yang berada didepannya sampai keduanya habis lalu dia segera menyeduh minumannya pelan-pelan agar terasa nikmat. Tak lupa dia segera memanggil pelayan untuk segera membayarnya. Setelah itu dia keluar dari kedai dengan setiap orang yang masih memandanginya.

" Oh jadi ini alasan kalian melihat ke arahku "

Itulah ucapan yang muncul ketika dia melihat poster wanted dari beberapa orang yang nampaknya sedang diburu dan nampaknya mereka mewaspadai siapa saja yang ada disekitar mereka. Kemudian Rizki segera melanjutkan perjalanannya menuju ke arah konoh yang sudah dekat saat ini.

desa Otogakure kini telah mereka lewati, saat ini mereka sudah menginjak perbatasan desa Konoha.
secara tiba-tiba chitanda menghentikan langkahnya,

"kenapa perasaanku makin tidak nyaman setelah semakin dekat dengan konoha". gumam Chitanda lirih.
"ada apa nona Tsuchikage ?".
"tak apa, aku kawatir dengan Iwagakure, kau bisa kembali kedesa, karena konoha sudah didepan mata". jawab Chitanda.

"apakah tidak apa-apa".
"tak apa, aku hanya ingin berkunjung ke kuil klanku saja".balas Chitanda
"baiklah Tsuchikage-sama, silakan anda bawa beberapa bekal dalam tas saya ini" ucap Jounin tersebut sambil memberikan beberapa bekal makanan dan beberapa senjata seperti kunai, kertas peledak dan berbagai macam sejenisnya.

"kau juga harus menyisahkan untuk dirimu sendiri, oh ya jangan lupa kabari adikku jika saat ini aku sedang tidak ada di desa, dan paksa dia untuk berlatih jika ia bermalas-malasan". pinta Chitanda.
"baiklah".
"terima kasih sudah mengantarku".

Jounin tersebut seketika langsung melesat untuk kembali menuju desanya, kini Chitanda menatap langit-langit desa Konoha dan langsung bergegas untuk segera menuju kuil klan uzumaki.


[6 post sudah] [out]

Saat terduduk didunia yang sepi ini rasanya ia memiliki sebuah ketenangan tersendiri, kedamaian yang hanya dapat dinikmati oleh seorang yasujiro kaage, yang seumur hidupnya diabdikan untuk pelarian dan mengelak dari masalah.

Dalam kasus yang menimpanya, dilihat darimanapun tak ada yang bisa menolong dirinya, siapun itu, kejahatan yang ia lakukan sudah melampaui manusia biasa. Namun tampaknya keadaan damai ini takan berlangsung lama untuk kaage.

Bagaimanapun juga ia tetap manusia, keegoisannya untuk mempertahankan hidup adalah manusiawi, siapa yang ingin mati jika masih menginginkan menikmati dunia, kaage punya banyak visi yang belum ia wujudkan.

Ia duduk bersila dan mengatur nafasnya, sangat mudah memfokuskan konsentrasi ditempat sunyi seperti ini, ia mengaktifkan en bahkan di dimensi itu, dengan begini siapapun yang muncul, ia akan membunuhnya dengan secepat yang ia bisa.

Ia menyiapkan sebuah segel dan membuat ratusan Kagebunshin , siapapun yang masuk ke dimensi ini ia harus dihancurkan, ia tak pernah takut sekarat gara gara kehabisan chakra, toh chakra kaage setara dengan jinchuriki sekalipun.

Legenda mengatakan satu satunya orang yang memiliki chakra sebanyak itu tanpa ada bijuu didalamnya hanya hoshigaki kisame, namun kaage berhasil menyamai reputasi hoshigaki kisame dalam hal ini.

Kini seluruh kagebunshinnya menyembunyikan tubuh aslinya, dan tubuh aslinya bersiap dengan sebuah jutsu.

" kita lihat sebodoh apa lagi aku... " pikirnya sambil membuka matanya, kali ini ia tidak bermain main lagi.

terlalu lama menunggu Obi dan Ran akhirnya meninggalkan Suna. namun mereka lebih dulu menuju ke Myoboku, disana Obi meninggalkan 3 kagebunshinnya yg di tugaskan untuk menyerap chakra alam guna berjaga-jaga jikalau nanti dia memerlukannya. Obi dan Ran lalu pergi ke Konoha memggunakan Space Flash agar lebih cepat sampai.

" Firasatku mengatakan akan ada sesuatu yg menarik di Konoha, jadi sebaiknya kita bergegas kesana dengan teleportku Ran. " Ucap Obi sambil memeluk Ran dan perlahan tubuh mereka lenyap bak tersapu oleh angin.

---

[offtopic]lain ane langsung sampe Konoha yak[/offtopic]

Pusaran hitam ini muncul kembali di sebuah ruangan, bukan, sebuah kota kecil. Namun dirinya begitu terkejut melihat dirinya sudah dihimpit oleh beberapa orang. Bukan, ini bunshin, wajahnya sama, dan, Yasujiro Kaage!

Segera dirinya membuat beberapa segel dengan diikuti lenyapnya tubuhnya yang ditutupi oleh dedaunan. Ia muncul kembali di sebuah bangunan tertinggi di tempat ini. "Huh, aku tidak menyangka kita akan bertemu kembali ditempat ini, Kaage-san--"

"--apa kabar, bagaimana harimu ditempat ini? Hahaha, ternyata kau bisa ditangkap dengan mudah, oleh seorang Hokage." Nada bicaranya terlihat merendahkan Hokage, sembari membuat beberapa segel.

"Katon, Gouka Mekkyaku!" Disemburkan dari atas ke seluruh bunshin orang ini, rasanya cukup terjangkau.

Semoga tidak bosan dengan Gouka Mekkyaku me, kek XD

Duduk dengan bajunya yang kotor dan wajahnya yang sama kumalnya dengan baju yang ia pakai, dikelilingi bunshin miliknya sendiri, chakranya menangkap beberapa orang datang ke ruangan itu, awalnya ia ingin sekali melompat ke lubang hitam itu sampai ia mengurungkan niat tersebut karena lubangnya kini tertutup.

Namun begitu datang ia sudah mengeluarkan jutsu api nya. Ratusan bunshinya menghilang tiba tiba, namun beberapa mundur dan mengelak, bersama tubuh aslinya, hanya tersisa 6 bunshin dari semua yang dibuat kaage.

Lagi lagi muncul orang - orang kuat dihadapannya, satu pria pengejar di iwa, dan satu lagi pria pengejar yang berhasil meringkusnya.

setelah api mereda kaage bercakak pinggang dan angkat bicara " bagaimana kabarmu orang konoha ? masih sekarat karena kehabisan chakra ? " tanya nya santai.

" dan kau tuan ? aku bahkan belum tahu namamu, kau sudah meludahiku dengan api... " dengusnya sambil memalingkan wajah.

Matanya menajam, malah terlihat bersinar terang diisi oleh kegetiran dan rasa muak yang memuncak.
" jadi... ada apa kalian datang ke tempat ku yang hina ini... tuan tuan ?" tanya nya kembali sambil menyeringai.

SYUNG

TAP, Levi muncul di depan Kaage, tapi dengan cepat dia terkejut lalu menghindar karna pemimpin blok ini bertipe tak sabaran, tiba-tiba saja menggunakan jurus Api di dimensi milik orang lain.
Jika mau, dia bisa saja membuat tali yang muncul dari tanah dan mengikat mereka berdua, tapi ya sudahlah pertemuan ini bersifat "damai."

"Ya..su...ji..ro kaage." ejanya, sedikit susah mengeja nama buronan ini.
"Kami datang untuk membebaskanmu." ucapnya to the point.
"Selanjutnya aku hanya ingin berdiam, aku sedang malas, silahkan berbicara dengan pemimpin ini." sambil menunjuk kearah Tetsuya.

"membebaskan ku ? " ucapnya seakan tak percaya.

"apa ? membebaskanku ? bukankah aku ini buronan ? mengapa mereka membebaskanku ? " ia masih bertanya - tanya dalam hati namun ia mencoba tetap tenang meski kebingungan melanda di pikirannya.

"mungkin ini jebakan... mungkin setelah ini aku akan dihukum mati oleh pemerintah blok selatan, tapi kenapa pria ini ada disamping orang ini" matanya yang bersinar tajam melirik ke arah pria yang ia temui di iwa.

" jadi kau mata mata blok selatan ? atau... memang berasal dari utara, tuan uchiha ? " tanya nya datar, dan mengingat kejadian yang memuakan saat ia terjerat genjutsunya selama sekitar lima detik.

" sebenarnya ada apa ini ? tuan tuan ?" alisnya mengangkat, tak lupa ia menyelipkan sebuah senyuman kecil agar suasana tak sehambar dimensi ini.

"Ngomong-ngomong akan pergi kemana anda tuan?" Menoleh pada sang nelayan yang baik hati, nelayan itu tersenyum padanya dan menunjuk pada arah selatan dari perahu itu.

"Aku Harus mengantarkan beberapa hasil laut di dekat negara Hi."

"Kalau tidak merepotkan aku akan membantu anda untuk membawanya," yah, Lagipula ia sama Askari tidak memiliki tujuan utama. Membantu orang bukan Hal yang salah bukan, mungkin saja ia akan mendapatkan informasi yang berguna tentang keberadaan dan mungkin cerita tentang kehidupannya.

---

3 Post dari Kirigakure

"Ya tidak apa - apa kalau itu membuatmu tenang di perjalanan."

Perjalanan terus berlanjut,kapal pun terus melaju dengan cepat.Namun tidak secepat kapa Ferry ( XD ).Tapi tidak apa,karena memang ini merupakan perjalanan yang tidak buru - buru.Justru kalau perjalanan cepat membuat ia sedikit kesal.Maka dari itu,ia membuat perjalanan ini dengan santai.

"Perjalanan santai memang menyenangkan,apalagi sembari membaca buku,tambah menyenangkan sekali."ucap lelaki itu.

Setelah selesai membaca buku,lelaki itu kemudian memasukan kembali bukunya kedalam tas.Karena tidak ada aktifitas lagi,ia pun memandangi lautan luas,burung beterbangan,dan ikan kecil melompat - lompat.Dan karena merasa jenuh,ia pun tertidur pulas di kapal.





(Post 1...Otw Konoha)

Mengangguk dan sekarang kembali melihat lautan luas dengan angin yang tercipta karena perahu yang melaju di tengahnya. Ah sudah lama sekali semenjak terakhir kali Ienari mengajaknya pergi, dan rasanya tidak ada yang berubah dengan lautan tenang ini.

"Syahdan-san, kau akan sakit kalau tidur disini..." jawabnya saat melihat pemuda yang bersama dengannya tampak tertidur begitu saja. Tentu, karena angin laut cukup kencang berhembus, tertidur ia bisa sakit bukan.

---

2 Post dari Kirigakure

Lelaki itu terbangun kembali.Tampak masih setengah sadar

"Saya tidak apa apa Aiko - chan.Jangan khawatirkan saya,jaga dirimu sendiri saja.Saya hanya sedikit lelah,karena sudah lama tidak melakukan perjalanan sejauh ini." ucap lelaki itu kepada Aiko

Ya,karena memang masih setengah sadar,lelaki itu tidak sadar apa yang ia katakan tadi.Ucapannya keluar begitu saja tanpa ia sadari.Dan tiba - tiba lelaki itu kembali tertidur dengan pulas.Seperti tidak ingin diganggu oleh siapapun.Tapi entah mengapa tak lama berselang kembali bangun.Seperti ada yang membuat ia tidak bisa tidur.Karena tidak bisa tidur,ia kembali memandangi lautan luas.

"Aiko - chan...aku akan mempercepat kapal ini.Jadi bersiaplah...pegang kapal dengan kuat."ucap lelaki itu kepada Aiko.


(Post 3 dari Kirigakure...Otw Konoha)

"Kami datang untuk membebaskanmu." ucapnya to the point.


Matanya sontak terbuka lebar begitu mendengar hal ini. Apa yang dipikirkan Hokage ini?

Kusso. Sambil melirik tajam ke arah Hokage.


" jadi kau mata mata blok selatan ? atau... memang berasal dari utara, tuan uchiha ? " tanya nya datar, dan mengingat kejadian yang memuakan saat ia terjerat genjutsunya selama sekitar lima detik.

" sebenarnya ada apa ini ? tuan tuan ?" alisnya mengangkat, tak lupa ia menyelipkan sebuah senyuman kecil agar suasana tak sehambar dimensi ini.
"Cari tahu sendiri, sampah masyarakat." Matanya kembali normal dan kini menatap Yasujiro Kaage dari kejauhan, dari atas sini.

"Kau bertanya; Sebenarnya ada apa ini, seolah-olah kau baru saja dihantam benda tumpul tepat di kepala dan amnesia. Cih."

Ada beberapa segel. Ia lakukan dengan sangat singkat. Lalu mengambil napas dan,

Whush, sebuah bola api yang berpijak meluncur deras ke arah Kaage, apalagi kalau bukan,
Goukakyo no Jutsu.

" memaksaku menggunakan jutsu ditempat ini dan membuatku lemah saat dikeluarkan... haha... aku merasa seperti seekor bijuu sekarang " pikir yasujiro dan bunshinnya yang melesat ke berbagai sisi untuk menghindari gokakyu yang diluncurkan orang ini.

Seperti dunia yang tak berujung, tempat ini cukup luas, tapi tak seluas yang dikira, setiap dimensi pasti punya batas, butuh semakin banyak chakra untuk menciptakan dimensi yang semakin luas.

" kau tahu... tuan uchiha... aku tak tahu siapa dirimu, sungguh... aku hanya bertanya, ada apa kalian kemari ? untuk apa ??? jika ingin mengeluarkan ku mengapa tidak langsung saja kalian keluarkan aku ? " kaage kembali bertanya pada dua orang ini.

" kalian takut kepadaku ? " ucapnya sambil melangkah dan menyisipkan senyum ledekannya.

Levi hanya terdiam melihat serangan yang dilancarkan pemimpin blok utara itu, malah dia agak menjauh dan duduk santai di hamparan pasir putih yang menghampar seluruh dimensi ini *ingat visunya kayak hueco mundo lah >_> langit malam lalu pasir dan beberapa gedung.

"..." Terdiam dan terlihat masih menstabilkan kondisinya setelah bertarung dengan buronan ini.

" kau tahu... tuan uchiha... aku tak tahu siapa dirimu, sungguh... aku hanya bertanya, ada apa kalian kemari ? untuk apa ??? jika ingin mengeluarkan ku mengapa tidak langsung saja kalian keluarkan aku ? " kaage kembali bertanya pada dua orang ini.

" kalian takut kepadaku ? " ucapnya sambil melangkah dan menyisipkan senyum ledekannya.
"Satu hal, kau buronan internasional saat ini, dan desa asalmu adalah Iwagakure, jadi aku yang bertanggungjawab atas ini. Bukan Tsuchikage yang lembek terhadapmu."

"Hal yang lain, kau akan dikeluarkan setelah kita selesai bertarung, bagaimana?" Kini wajahnya dihiasi senyuman walaupun tipis.

"Hal yang lain, aku hanya takut kepada yang menciptakanku."