[offtopic]Komura & Hankai's Sight[/offtopic]

"Kalau begitu kita berdua mengambil pedang itu?" takut ditinggal begitu saja tanpa perlindungan dari pedang Shiromon, ia mendekati pedang Shiromon. "Kau mau ikut? yasudah~" Komura pun menarik kerah belakang Hankai dan menyeretnya masuk.

"kenapa kau ini? katanya mau masuk, tapi kaki mu menahan begitu?" tanpa menghentikan jalannya Komura terus menyeret Hankai, Hankai pun berusaha menggapai pedang itu.

Namun setelah Hankai berhasil memegang Shiromon, Komura juga memegang Shiromon dengan tangan yang tadi menyeret Hankai, "kau siap?!?!?!?!?" teriaknya sambil menjulurkan tangan mengambil Gengamaru.

Komura tanpa aba-aba menarik Shiromon dari sarungnya dan menebas rantai-rantai tersebut, tanpa diduga Chakra aneh keluar dari pedang itu hingga Hankai dan Komura terpental, karena Komura menggunakan Shiromon ia tak terpental jauh, sedangkan Hankai sudah hampir mendekati pintu ruangannya.

Sebelum Gengamaru mengamuk lebih parah, Komura menempelkan Shiromon ke Gengamaru dan amukan Gengamaru tiba-tiba saja mereda begitu drastis. "kau gila ya? aku hampir mati neh" Hankai pun berdiri dan membersihkan tubuhnya.

"Jadi 2 pedang ini kita berikan ke Hoshi kan?" tanya Komura sambil memasukan kedua pedang itu di satu sarung dan membungkusnya, Hankai pun mengangguk.

[offtopic]Markas besar Akatsuki.[/offtopic]

Mereka semua masih mengadakan Meeting santai, semua anggota ada disana kecuali Yami.
"Agenda kita ada dua, pertama menangkap Kyuubi dan Gobi di Sunagakure, kedua menangkap Yonbi di Konohagakure. Jadi, yang mana yang harus didahului?" Tanya Zetsu putih.
"Aku rasa kita harus pergi ke Suna dulu," balas Zetsu hitam.
"Tidak, Suna memiliki dua Bijuu, sulit menangkapnya." Gumam Hidate sambil membuka satu kancing jubah Akatsuki.
"..."
"Ke Konoha? Hm, kami baru saja ke sana."
"Memangnya kenapa , Light?"
"Huh, ya tentu saja mereka sedikit hapal gerak-gerik kami." Balas Light pada Hidate.
"..."
"Ketua, keputusan ada di tangan anda." Ucap Zetsu putih.
"Hm, aku, Light, Hidate dan Shiro Zetsu, kita akan pergi ke Kumogakure."
"A-apa? Aku tidak mendengarnya?" Ucap Hidate sambil bersweatdrop.
Andri berdiri, lalu berjalan ke tempat yang tidak jauh dari meja bundar untuk mengambil topi Akatsuki.
"Kurasa kamu harus mengupgrade telinga mu," sambil melihat Hidate.
"Ayo. Kita tidak punya banyak waktu, harus bergegas."
Light, Hidate dan Zetsu putih pun memakai topi Akatsuki mereka.
"Kuro, kuserahkan markas besar padamu."
"Baik, ketua."
.
.
Singkat cerita, mereka berempat sudah berada di luar markas, tepatnya di lautan Kirigakure.
"Kuchiyose!"
Boft....
Muncul Hiseka.
"Aku dan Hidate akan pergi dengan Hiseka. Kamu punya kuchiyose, kan? Pergi bersama Zetsu putih."
"Tentu saja..."
"...Kuchiyose!
Booft...
Muncul hewan kuchiyose milik Light, Ryoto.
"Baiklah, ayo berangkat."

---

7 post sampai di Kumogakure.

[offtopic]Otogakure.[/offtopic]

Terlihat di kediaman Matsuyama Louis, tepatnya di halamannya, terdapat banyak sekali kertas yang ditumpukkan menjadi beberapa tumpukan. Disana juga terdapat helikopter.
"Ayo bergegas, masukkan semua kertas-kertas ini ke helikopter." Perintah Louis kepada beberapa puluh anak buahnya.
Mereka pun mulai bekerja, mengangkat satu tumpukan demi tumpukan kertas ke dalam helikopter untuk selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh penjuru dunia.
.
.
Singkat cerita, semua kertas-kertas ini sudah berada di dalam helikopter dan siap untuk diberangkatkan.
"Pertama, ke Konoha, lalu Suna, Iwa, Kumo dan Kiri. Mengerti?"
Dua pilot helikopter itu mengangguk setelah mendapat perintah dari Louis. Dan mulai take off.

---

5 post sampai di Konoha.

Cerita Sebelumnya wrote:

http://www.indofanster.org/t5941p200-perang-dunia-ninja-agoessnaruto-bab-6?highlight=perang

" kotak hitam huh... ? kini semua jelas " gumam nya sambil menyeringai mendongak menatap keseluruhan kotak besar hitam itu. Kabut, kotak, dan wanita yang muncul saat itu, semua jelas, kini makenshi yakin bahwa wanita ini lah yang benar benar membangkitkan makenshi dari kematiannya yang hampir sia sia sepuluh tahun lalu.


kini matanya melirik ke arah sango sambil tersenyum " nah, itu kotak yang mengeluarkan ku dari kematian "
Ia mengangguk pelan, raut wajahnya terlihat puas.

" sango, dengar... setelah semua kegilaan yang terjadi, akan ada tantangan yang lebih berat lagi untuk ku, aku tak cukup kuat untuk melindungimu, jadi... kumohon... dengarkan aku " ucapnya tiba tiba sambil memegang kedua bahu wanita itu.

" mei ! dengar, aku akan mempercayakan sango padamu, tolong jagalah dia sebagaimana kau menjaga dirimu dari kematian dan kesulitan, aku percaya padamu " teriaknya dari bawah kotak.

" makenshi ! apa yang kau katakan ! " teriak sango pada makenshi sambil membelalakan mata.

" tidak sango, dengar, sudah kubilang aku tak percaya pada siapapun, bahkan diriku, sewaktu waktu aku bisa saja melukaimu, dan membuat hal buruk terhadapmu, aku tak cukup kuat untuk melindungimu,hanya ini satu satunya cara " tutur makenshi sambil menatap sango.

" aku akan mengunjungimu secara berkala, aku akan melakukan komunikasi denganmu, diluar sana ada banyak musuh yang akan mencoba mencelakakan ku, kuharap kau mengerti semua ini, aku tak ingin kau terlibat bahaya, setidaknya jika didekat wanita itu, kau akan aman " lanjutnya menjelaskan.

" tapi kenapa harus dia! " seakan ia tak menerima apa yang dikatakan makenshi padanya.

" hanya orang ini yang cukup kuat untuk melindungimu, dan aku percaya padanya setelah bertarung dengan nya, cobalah untuk menahan kepedihan , perlahan kau akan mengerti ke arah mana semua ini, aku tak mau mati sia - sia lagi, setidaknya di sisa umurku yang tak terduga kapan aku mati, aku harus melakukan hal benar terlebih dahulu, setidaknya bagi diriku dan sekitar ku dulu " jawabnya meyakinkan sango.

Tak ada jawaban dari sango, yang ada hanya wajahnya yang tertunduk seakan berat mengatakan iya, namun jika dipikir dengan logika, apa yang dikatakan makenshi memang benar, akan menjadi beban bila ia mengikuti makenshi dalam perjalanannya, diluar sana ada banyak musuh dan orang dengan berbagai kepentingan.

setelah sango terlihat sedikit menerima perkataanya, makenshi memeluk sango cukup lama.

" jangan khawatir, hanya kau sandaran hidupku, aku takan jauh darimu, karena aku takan bisa " bisiknya pada sango.

terdengar isakan kecil dari sango,namun keduanya mencoba setegar mungkin menghadapi semua ini. Setelah selesai, makenshi pun bersiap.

" nah mei, izinkan aku mengontrol satori, dan melakukan hal benar, aku ingat banbutsu souzo yang kau katakan di KTT, itu bagus, dan kita akan bicara lagi nanti " pintanya pada wanita diatas kotak hitam itu.


" Kuchiyose no jutsu ! " sekepul asap muncul menyelubungi mahluk yang dipanggil makenshi.

" gaiki, lontarkan aku keluar benteng sejauh yang kau bisa !" seru nya pada gaiki. Tanpa basa basi lagi, gaiki meraih tubuh makenshi yang terlihat kecil jika dibandingkan dengan tubuh gaiki yang besar, dengan sekuat tenaga, gaiki melontarkan makenshi keluar kastil yang disamarkan kekkai itu, akhirnya makenshi meluncur terbang keluar dari istana tersebut, dan mendarat sempurna ratusan meter diluar kastil tersebut. Secara bersamaan, gaiki pun kembali menghilang dalam kepulan asap ketika tugasnya selesai.

[offtopic]Di tengah perjalanan menuju Kumogakure.[/offtopic]

"Hiseka, apa tidak bisa lebih cepat lagi?" Angin bertiup ke arah empat Akatsuki, sehingga perjalanan mereka cukup terhambat.
"Mengingat kondisi saat ini, tidak bisa."
"Huh, baiklah. Light, Hidate, Zetsu, aku berangkat dahulu menuju Kumo, kalian menyusul. Kita tidak punya banyak waktu."
"Sepenting itukah Kumo?" tanya Light.
Andri tidak menjawab, ia merapal segel tangan dan berlari-lari di tempat dan... Slash...! Ia lenyap menjadi sekumpulan berkas cahaya putih.
Kini ia mungkin telah berada di Kumogakure.

---

Cakra: 41 post.
Siryu's ability: 4 post.

kakinya menghentak ketanah dan melontarkan tubuhnya keudara untuk beberapa detik, sampai akhirnya ia menapaki batang kayu dan melompati batang - batang itu dengan gesit. Makenshi menyusuri hutan hutan sekitar perbatasan otogakure dan berhenti sejenak di tepian sungai yang membelah hutan tersebut.

Langkahnya tak terdengar, bahkan dengan beban besi diseluruh tubuhnya, ia tak membuat suara berisik dari langkah kakinya, ia menghampiri sungai beraliran jernih tersebut dan melihat sekitarnya.

"tengai hoojin... " gumamnya pelan, seketika bola chakra yang hanya bisa ia lihat sendiri melebarkan jangkauan nya, ia mencoba mendeteksi pergerakan yang akan tertangkap sensor chakra itu dalam radius 3km.

" dunia kian sesat kan... tapi... kita harus tetap menikmati hidup... " ucapnya sambil menyisipkan tawa kecil sambil dan membentuk segel suiton, seketika air meledak dan menyembur kearah langit melontarkan segala yang ada didalam aliran sungai tersebut, ikan ikan kecil beterbangan dan melayang untuk beberapa deti, dengan cepat makenshi merogoh kantung dibelakang celana nya dan mengambil beberapa kunai, ia dengan cekatan melemparkan kunai ke arah ikan ikan yang melayang itu.

butiran air tampak melengkungkan pelangi kecil dari atas sungai tersebut, tampak ikan yang sudah tertancap di sebrang sungai tengah bergerak gerak tanda masih hidup, makenshi menyebrangi sungai tersebut dengan langkah yang santai dan mencabuti kunai kunai yang sudah tertancap ikan - ikan segar yang ia tangkap dalam seketika.

" inilah enaknya menjadi shinobi.... " ungkapnya lagi sambil sedikit cekikikan.
" aku tak suka kalian... setidaknya aku lebih suka ikan laut.. " tuturnya sambil menatapi ikan ikan yang sudah disusun dengan serat kayu yang ia sisit dari pohon di sekitar sungai itu.
" akan kujual di pasar oto sambil mencari informasi " lanjutnya sambil melompat menghilang dari sana menuju ke desa otogakure.

---

Cukup lama ia berada di tempat ini dan maaf saja, ia sudah tidak bisa menunggu lebih lama untuk menyelamatkan Aoi. Lagipula ia bukan orang yang suka diam begitu saja di sebuah tempat tanpa melakukan apapun. Menghela nafas, pada akhirnya Sora mencoba untuk mencari cara pergi hingga melihat sang tahanan Konoha begitu saja meninggalkan tempat mereka berada.

"Maaf Daimyou-sama, ada sesuatu yang ingin kulakukan dan... Aku tidak bisa membiarkannya menunggu lebih lama lagi, seseorang membutuhkan bantuanku." jawabnya sembari menundukkan kepalanya dan tampak berbalik sebelum melakukan Shunshin.

Hanya beberapa meter dari kastil itu, tampak ia mencoba mencari cara agar ia bisa segera sampai di pelabuhan dan menaiki kapal menuju ke Konoha. Tetapi sepertinya lebih baik menggunakan Shiroryuu saja.

"Kuchiyose no Jutsu..." memunculkan sosok naga putih yang saat itu tampak berukuran cukup kecil agar tidak mencolok, "kalau saja ada Ienari mungkin aku akan menggunakan segel teleportnya saja..."

Menghela nafas dan mengusap naga putih itu.

"Antarkan aku ke pelabuhan, atau jika kau sanggup sampai ke Konoha," naga itu tampak mengangguk sebelum menjadi sepasang sayap yang menempel di punggungnya. Lebih enak dengan wujud seperti itu dan ia bisa leluasa bergerak sambil melihat keadaan sekeliling.

---

[ Skip ke Konoha ]

[offtopic]Kawasan Kumogakure.[/offtopic]


Dua buah naga, atau mungkin dua ekor naga, tampak memasuki wilayah Kumogakure.
"Ah, Kumogakure..." sepertinya Hidate ingat masa lalunya di desa yang suram ini. Desa yang suram? Ya, desa yang suram karena selalu tertutupi awan. Haha. Lupakan.
"Hidate, kuharap anda masih mengingat makanan terbaik di sini, karena sepertinya dia mulai lapar." Gumam Light sambil melirik Zetsu putih.
"Apa maksudmu?" Zetsu menatap sinis Light.
"Haha, makanan terbaik disini kurasa cocok untukmu, Shiro-chan." Ucap Hidate.
"Hei, apa kita di sini untuk makanan? Hentikan." Perintah Light.
Hidate dan Zetsu sweatdrop.
'Di-dia yang memulai, dia yang mengakhiri.' Seakan-akan sebutir keringat berada di dahi Hidate.
"Baiklah, karena aku disini yang memimpin, jadi kuputuskan untuk fokus ke misi."

---

Tiba di Kumogakure.

Pasar otogakure, riuh rendah suara manusia saling menyahut satu sama lain, diantara koridor koridor sempit yang diapit oleh lapak - lapak pedagang yang mengapit jalanan kecil, disana lah makenshi berjalan menyusuri tepian desa otogakure. Ikan hasil tangkapannya masih ia jinjing dan bergoyang kedepan dan kebelakang sesuai irama kakinya yang terus membelah jalanan di pasar oto.

Matanya bergulir kesana kemari mencoba menangkap sesuatu yang ganjil dan tidak biasa menurut pandangannya, mungkin saja ia menemukan informan disini dan mengetahui banyak hal yang sudah terlewat dari sepengetahuannya sejak KTT yang kacau balau gara gara musuhnya, nanadaime mizukage.

Ada banyak pedagang disana, namun ia mencoba menemukan pedagang ikan, dan beruntung, masih ada tersisa pedagang ikan yang masih berjualan disana. seringai tipis kembali tersimpul diujung bibirnya. tua, terlihat ramah, dan ikan.

" dapat... " gumamnya pelan sambil melangkah mendekati. belum merapat ke lapak tersebut, sipenjual sudah memandangi makenshi dan ikan yang ia bawa.

"ah... kami sudah tidak melakukan transaksi pembelian, hari sudah siang... " ucap pria paruh baya itu sambil tersenyum.

" tak apa, aku memberikannya saja, lagipula aku tak begitu suka ikan air tawar... " lengannya mengangkat memperlihatkan ikan ikan yang masih segar tersebut.

" tak ada orang yang menyerahkan sesuatu secara gratis tanpa imbalan... apa mau mu anak muda ? " sela nya sambil menghantamkan pisau besarnya ke ikan yang ada di papan pemotongan di hadapannya.


" ckckck.... aku tak pandai menyembunyikan niat, ternyata... anda shinobi kan ? " tanya nya sedikit merendahkan suaranya, lalu makenshi meletakan ikan ikan segar formalitas itu diatas meja si tukang ikan.

" sudah tidak lagi... " ucapnya pelan.

" hmmm.... sayang sekali... sebenarnya sekarang sedang beredar rumor apa di dunia shinobi ? " tanya makenshi sambil mendongak kearah pepohonan.

" kau percaya pada shinobi selain desamu sendiri ? " tanya nya meyakinkan tindakan makenshi .

" tak ada alasan untukmu berbohong padaku, kau hanya penjual ikan, lagipula kau tahu aku shinobi, pasti kau sudah tau aku juga punya ketelitian terhadap informasi " tutur makenshi menegaskan.

" hmm... kudengar konoha mengadakan ujian chunnin, itu saja yang kudengar, sisanya hanya isu lokal... "


" ujian chunnin ? " ucapnya, beberapa saat makenshi terlihat mengerutkan dahi, dan mengetuk2an jemarinya ke meja.

" terimakasih.... kurasa informasi itu sudah cukup untuk ku.... sekali lagi terimakasih " ucapnya lalu berbungkuk dan menghilang.

[offtopic]Komura & Hankai's Sight[/offtopic]

Singkat cerita mereka berhasil mengambil dua pedang rival yangsudah terkurung berabad-abad, Hankai dan Komura pun terasa aneh, sperti ada yang menghisap Chakra mereka sedikit demi sedikit.

Dan tak diragukan lagi, itu adalah ulah Gengamaru. "kita harus cepat-cepat memberikannya kepada Hoshi, Chakra ku terasa terhisap pelan-pelan" Hankai pun khawatir akan kehilangan chakranya, seperti kata pepatah 'sedikit sedikit lama-lama akan menjadi bukit'

tebing batu dan daerah curam sudah ia tapaki semenjak perjalanan dari oto, dan memutuskan untuk mendekati gerbang negara petir, sekaligus wilayah shinobi kumogakure, makenshi duduk bersila di ujung tebing yang tinggi dan runcing diujung nya , saking tingginya ia bisa melihat gerbang negara itu .Ditengah angin yang berhembus kencang menerpa wajah dan mengibaskan rambutnya, ia menerawang dari jauh gerbang negara petir tersebut.

Berharap menemukan beberapa informasi dari jaringan intelnya dahulu,ia memutuskan kedaerah ini, namun ia tak begitu yakin dengan keberadaan mereka pasca ditinggal 10 - 12 tahun oleh makenshi. Jika ia menerobos masuk tanpa ijin, ia mungkin akan dianggap sebagai musuh, dan itu tak baik, meski ia tak akan pernah mati sebelum kontraknya dibatalkan dengan satori, namun ia tak mau memulai sesuatu dengan cara yang buruk.

Lama ia berfikir, sempat sesekali ia ingin sekali menembak gerbang itu dengan soukatsui, namun ia kembali mengurungkan niatnya. Pengaruh satori kadang muncul dalam bentuk emosi negatif dan hasrat untuk membabi buta, ia tidak sepenuhnya terkendali, bahkan mungkin lama kelamaan dia menggerogoti akal sehat makenshi.

" aku tak banyak kenal orang kumo kecuali ryube " nafasnya menghembus panjang, ia hampir tak menemukan jalan masuk yang legal untuk menuju kumo.

" hmm... " ia bergumam tiba tiba, ia memutuskan untuk turun dari tebing tersebut dan bergegas menuju gerbang negara petir.

" aku tak yakin ujian chunnin dikonoha itu akan baik baik saja " pikirnya sambil berlari menuju negara petir.

[offtopic]Komura & Hankai's Sight[/offtopic]

Komura pun menyuruh bawahannya untuk menyiapkan kapal menuju ke Kirigakure, Komura meminta izin kepada Pemimpin Samurai untuk pergi ke Kiri dan menetap disana dengan dalih menjaga kedua pedang legendaris itu.

Seperti biasa Pemimpin samurai mengiyakan permintaan Komura agar cepat dan tak perlu berdebat, mereka pun menaiki kapal yang sudah disiapkan oleh bawahan Komura. Dan mereka pun mulai berlayar dari Negara Besi

[offtopic]4 Post sampai Kiri[/offtopic]

Gerbang negara petir, setelah perjalanan dari tebing tinggi itu akhirnya ia berada dihadapan gerbang itu, ia tak lantas maju, melainkan menunggu, sedikit memberi jarak agar ia tidak tertangkap oleh shinobi negara lain sebagai penyusup.

" ada beberapa penjaga, dan ketat, aku tak mau memulai sesuatu dengan hal buruk " Pikirnya dalam hati sambil menyusun rencana.

"henge" segel henge pun ia buat, dan berubahlah ia menjadi sesosok tua yang membawa beberapa kayu dan gerobak tua, ia keluar dari balik semak sembari menjalankan perannya.

" berhenti disana pak tua... " salah satu penjaga memperingatkan, ia terdiam dan menunggu, tak ada kata yang keluar darinya. Ketika penjaga tersebut mendekat, penjaga tersebut bertanya.
" apa kepentinganmu masuk negara ini "

" hamba hanya seorang tua yang menawarkan kayu bakar... tuan... " ucapnya dengan sopan.
" biar kuperiksa dulu barang bawaanmu " penjaga tersebut mengisaratkan sesuatu pada dua rekannya dibelakang dengan goyangan kepala nya. Kedua rekannya pun seakan mengerti apa yang diperintahkan penjaga tersebut, kemudian mereka bersama sama menggeledah tubuh dan gerobak tua tersebut, setelah selesai mereka serempak menyerukan kalimat "bersih" , kemudian si penjaga memberi jalan pada makenshi untuk lewat.


Seringai senyum tersinggung di ujung bibirnya "berhasil" pikirnya "paling tidak untuk beberapa waktu kedepan" pikirnya lagi sambil terus mendorong gerobak itu kedalam wilayah negara petir.

"terimakasih atas kemurahan hati anda sekalian, tuan tuan" pamitnya kepada para penjaga gerbang tersebut.

zekkai muncul disebuah desa kecil di sebelah timur negara api, hoshigakure, desa kecil nan damai yang konon memiliki batu meteor yang dapat meningkatkan chakra orang yang terkena radiasinya, sesosok shinobi muncul dari bola padat hitam, ia membawa sesosok mahluk putih aneh yang terbujur kaku, terikat pada tubuhnya seperti sebuah ransel.

" hhhh " ia menghela nafas panjang dan menarik penutup wajahnya sampai ke dagu, makenshi memeriksa keadaan sekitar dan melepaskan nenshi miliknya, mahluk itu tergeletak di samping dirinya, ia menatapi mahluk putih aneh itu.

" apa yang dilakukan akatsuki dengan ini.... " gumamnya sambil merogoh kantung dibelakang pinggangnya. Ia keluarkan sebuah gulungan dan ia letakkan diatas mahluk putih yang tergeletak , lalu beberapa segel ia lakukan dan akhirnya asap putih mengepul menutupi tubuh berwarna putih itu, setelah asap nya menghilang, tubuh itupun ikut menghilang, hanya tersisa gulungan yang ia geletakan diatas tubuh tersebut tadi.


" dengan ini, lebih simple untuk membawanya... " gumam makenshi sambil memasukan kedalam bajunya.

sementara itu, makenshi melirik kesana kemari, dan kembali mengambil beberapa kertas peledak dari saku.

" tajuu, kagebunshin no jutsu " ratusan kagebunshin muncul ditengah hutan hoshigakure tersebut, dan masing masing memegang beberapa kertas peledak yang di berikan tubuh aslinya, sedetik kemudian mereka menghilang keberbagai penjuru hutan untuk memasang jebakan bagi siapapun yang mendekat dalam radius satu kilometer.


setelah semua jebakan terpasang, ia melepaskan jutsu nya, dan seluruh kagebunshin itu lenyap, tinggal makenshi duduk bersila menggunakan tengai hoojin untuk menyensor tiap chakra yang masuk dalam radius 3Km, ia duduk bersila memulihkan chakranya yang sedikit berkurang pasca sabotase di kumogakure.

" chakra ini... anak buah mei... " gumamnya masih dalam keadaan bersila.
" dua orang... kebetulan sekali... aku ingin menanyakan sesuatu pada mereka, katsu ! " seru nya sambil menngaktifkan segel kertas peledak yang berada di dekat shinobi yang baru datang tersebut, ledakan pun terjadi beberapa kali diantara mereka.

" aku berharap mereka mencari siapa yang meledakkannya " pikir makenshi sambil kembali memejamkan mata untuk memulihkan chakra.

" dia benar benar shinobi, he... " gumamnya pelan sambil membuka mata perlahan dan mulai berdiri.

" oi, kirigakure... ini aku, maaf membuatmu terkejut " teriaknya, mengingat ia sudah pernah berdekatan dengan orang itu, dia jadi tahu chakra yang dipancarkan orang itu.


" aku makenshi zaoldyeck... kode pengenal ku, satori, kita di kusa beberapa hari yang lalu " teriaknya kembali sambil mengangkat tangannya tanda ia tidak akan melakukan apapun.

" jarak kita terlalu jauh untuk menyampaikan kontak suara, hanya ledakan yang terlintas dikepalaku agar kau mencari siapa yang meledakan nya.. dan nyatanya itu berhasil bukan ? " ucapnya sambil mengangkat bahu.


" sedang apa kalian disini, dari konoha ? kulihat kalian datang dari arah negara api " sapa nya sambil mendekat ke arah mereka, dan masih mengangkat tangannya, tanda ia tak akan melakukan apapun.

" aku tak berniat memerangi siapapun lagi... " ucapnya sambil menggelengkan kepala.

" tatapanmu masih memperlakukan ku seperti musuh... dasar... " ucapnya sambil duduk dan bersila kembali.

" apa posisi ini cocok untuk melakukan serangan ? kurasa tidak " tuturnya kembali menjelaskan.

" dan maaf untuk yang tadi, aku percaya kau tak sebodoh itu menghindari kerikil yang kulempar, benar ? " sindirnya sambil menyeringai.


" hmm... karena kebetulan lewat kesini, aku jadi penasaran, mungkin ini bukan urusan ku, tapi, mau apa kau ke negara api ? bukankah keadaan belum sepenuhnya stabil ? " tanya nya langsung pada pokok masalah.

" jika kau berkenan aku ingin melakukan perjalanan dengan mu, paling tidak kita bisa bertukar informasi tentang dunia shinobi... " pintanya dengan nada seorang pebisnis.

" kutawarkan perjalanan singkat dengan jikkukan jika kau mau ? informasi amat berharga bukan bagi seorang shinobi, bahkan seharga dengan nyawa mereka " tuturnya kembali kali ini dengan tatapan yang serius.