"yare yare... sepertinya akan sulit... " gumamnya pelan sambil menghela nafas.
"sampai kapan kau akan begini... skye... " pertama kali ia menyebut namanya, nada bicaranya kini berubah serius.

" dunia shinobi sudah berada diambang kegelapan, saling serang tanpa arah dan yang lebih parah, mereka semua tidak menyadari bahwa justru mereka menikmatinya... mau berapa lagi korban yang jatuh... kau sudah melihat banyak kematian didepan mata kepalamu sendiri sejak perang ini berlangsung 20 tahun lalu, sampai kapan... ?" ujungnya ia sisipi kalimat pertanyaan sambil menatap dua orang dihadapannya itu.


" aku berusaha membersihkan diriku dari rasa curiga terhadap 4 negara lain, bahkan rasa curiga terhadap negaraku sendiri, aku sudah tidak ingin mencurigai dunia shinobi, aku akan mencoba memperbaiki semua kegilaan ini... " tambahnya untuk menekankan kalimat sebelumnya.

"hmm " seringai kembali ia ujung bibirnya.
"orang yang menarik" pikirnya sambil menatap sesuatu yang janggal itu.


" akatsuki... hubungannya dengan negaramu, dan pandanganmu tentang kelompkok itu dan apa pandanganmu terhadap tindak tanduk negaramu sendiri, salahkah ? benarkah ? apakah semua yang kita lakukan ini benar? aku bertanya padamu... sebagai seorang skye, bukan sebagai orang kirigakure... " tuturnya, mungkin pertanyaani tu hanya sepuluh persen yang mengandung pertanyaan seorang shinobi, sisanya adalah pertanyaan pribadi, dan itu diluar batasan shinobi, dunia tengah berperang, meski keadaan kali ini lebih stabil, tapi tak ada yang menjamin semua itu menjadi lebih baik, bahkan ia sendiri berfikir bahwa ini akan semakin memburuk.

" lalu bagaimana kau memposisikan diri terhadap negara yang bahkan membuat masa lalu mu kelam itu? " jawabnya dengan singkat sekaligus menanyakan kembali hal yang penting.


" lalu, apa yang kau minta sekarang, kau sudah berikan informasi yang kuminta " tawar makenshi pada skye.

" ya hanya itu, tak ada alasan aku memaksa sebuah informasi darimu, aku tak mau melakukan hal yang tak perlu, dan aku tak mau bertarung denganmu karena sebuah informasi " tukas makenshi menjawab kebingungan orang itu.


" mengenai perjalanan singkat, aku bisa gunakan zekkai, teknik ku untuk membawamu ke tujuan yang kau inginkan... meski kelihatannya buruk... tapi ini transportasi yang cepat... " jelas nya sambil mengeluarkan aura hitam pekat yang menyebar membentuk sebuah bola padat yang menyelubungi dirinya.

" jika kau mau aku akan antarkan, hanya saja, tahan lah tekanan nya, ini terbuat dari chakra negatif, aura membunuh dan sejenisnya " jelasnya pada skye.

" kedua ? " memang ia tak menyadari dari kalimat yang sebelumnya, makenshi bukanlah shinobi yang cerdas, ia melongo dan tak mengerti apa yang ia bicarakan.

Belum sempat ia menambahkan penjelasan, ia sudah merasakan chakra yang datang lagi.

" hokage ? " gumamnya sambil menoleh ke arah orang tersebut.

" yo hokage, jangan khawatir, aku sudah diberi kontrol, meski tak selalu terkontrol... jadi tetap berhati2 lah, aku tak ingin menyakiti siapapun, tetap berfikir positif adalah penawar dari semua kegilaan ini " tuturnya pada orang yang baru datang ini, sementara itu ia masih melirik skye yang sepertinya masih mengawasi pergerakan orang yang baru datang ini.

awalnya makenshi tak mau membesar besarkan kalimat yang yang pertama , mengenai pahlawan konoha, sejujurnya ia tak melakukan hal penting untuk desanya selain mati sia sia.

namun pada kalimat sapaan kedua matanya membelalak seakan terkejut , kemudian ia melirik orang yang dimaksud hokage ini, ia menhan ketawa, dan hampir saja terbahak - bahak.
"pfftt!!!. khhkkhhhaaaa hahahaha ! "

Melihat ekspresi petinggi konoha itu makenshi nyaris terguling guling menahan tawa tapi itu segera ditahannya.

" aku tak menyangka, hokage... kau seorang pedophil ? " tetap menahan tawanya dan memegang kulit perutnya yang terasa panas sekali.


" hahaha! aku tak tahan lagi, maaf ... hahaha!~ ya ampun.... " tawanya lepas dan menggeleng - gelengkan kepala seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Boa Hancock's Scene

Nun jauh di dalam sebuah hutan berkabut tebal timur wilayah negara Mizu, semua tampak putih tertutup butiran air yang beterbangan di udara, mata takkan sanggup melihat apa yang ada di depan atau di belakang dirinya-semua tampak sama putih dalam balutan kabut.

Hanya sesosok wanita yang terdiam dalam rerimbunan hutan berkabut- untaian ating ular di telinganya tampak memantulkan cahaya matahari yang sempat lolos dari tirai kabut.

Mata wanita itu tajam menyorot ke sebuah telaga kecil yang terdapat tepat di depan sebuah kuil kecil rapuh. "Hampir..." entah apa maksud kalimat yang terlontar dari mulutnya begitu saja,sementara matanya tak pernah lepas dari pantulan air telaga yang terkadang beriak tersebut.

"Riak air yang memantulkan kegelapan telah bergerak, gelombangnya telah melebar mempertemukan dirinya dengan beberapa riak lainya...

Sementara riak yang memantulkan cahaya masih tampak tenang fufufufufufufu..."

Tawa lirihnya menginterupsi kalimatnya yang entah untuk siapa, wanita itu tengah asik dengan sebuah hal yang bergulir di kepalanya untuk dirinya sendiri.


"Akan kunantikan kelak jika kedua riak ini bertemu, apakah akan menciptakan gelombang besar yang mampu mempertahankan atau malah merusak wadah yang bernama dunia ini?"

"fufufufufufufufufu............"

"fufufufufufufufufufufufufufuahahahahahahahahahahahahah........"

Tawanya menggema namun segera lenyap dalam belantara hutan ini, tubuhnya berbalik dari telaga itu untuk bergerak menghilang dalam pekatnya kabut.

" oi oi... jangan mengucapkan kata ketus seperti itu, taichou... " sindirnya dengan mata yang menyipit dan mengangkat kedua lengannya sembari menggeleng - gelengkan kepala.

" dia sudah berbaik hati dan sopan terhadap personil mu, jadi disini kita santai saja kan... " ucapnya dengan tenang.

" ah, hokage, aku meminta izin bebas tugas, tapi sebelumnya, bisakah kita bicara berdua saja... ada sesuatu yang ingin saya bicarakan kepada anda... " pintanya sambil bersikap layaknya prajurit seperti biasa.


" aku minta waktu sebentar, kiri no ANBU taichou " pintanya pada skye sebelum ia memenuhi pertukaran jasa yang sempat terpotong tadi.

"aku bisa jelaskan itu nanti, ada hal yang lebih penting dari hal itu, hmm... jadi kau sudah tidak menjabat sebagai hokage ya " gumamnya sambil memegangi dagu dengan jemarinya.


" ah... setidaknya kita kita harus bicara empat mata saja, bisa kan, skye ? " pinta makenshi pada skye dan rekannya itu.

[offtopic]Komura & Hankai's Sight[/offtopic]

Yap mereka sudah mengarungi lautan berhari-hari dan sempat tersesat di lautan luas, tapi yang penting mereka sudah bisa sampai Kiri lagi. "Dari sini silahkan kau yang memimpin, Hankai!" Komura pun menuruni tangga kepal dan diikuti oleh Hankai.

"Iya iya, lagipula jika bukan warga Kiri, kau tidak bisa tahu dimana Kiri berada", ungkapan ang aneh yang tidak dimengerti oleh Komura, tidak bisa tahu dimana Kiri? memangnya Kirigakure bisa disembunyikan? hanya tertutup kabut saja.

"Apa maksudmu?", tanpa menjawab pertanyaan Komura, Hankai pun berjalan beberapa langkah dari pelabuhan dan menjulurkan tangannya, perlahan-lahan tubuh Hankai menghilang "mau ke Kiri tidak sih?".

"Kalau mau, cepat pegang tanganku", Komura pun langsung memegang tangan Hankai. Hankai pun tak mau berlama-lama ia langsung menarik Komura masuk ke dalam kekkai Kiri.

Dan WHUSSHH mereka berdua masuk kedalam wilayah Kiri