"Lihat deh, merpati-merpati itu. Mereka terbang dengan bebas, tanpa perlu merasa terbebani oleh beratnya kehidupan. Kita juga seharusnya begitu, menjalani hidup tanpa harus memikirkan hal-hal buruk yang telah terjadi," kemudian meletakkan karpusnya di atas dada. "Sakit di sini, tetapi kau harus mencoba agar rasa sakit itu perlahan-lahan hilang."

" Aku tak mau seperti merpati itu.... Mereka tak mengerti arti dari kata 'Menderita dan kesendirian', itu mengapa mereka selalu terbang bebas tanpa beban. Sejujurnya aku sangat benci dengan hal seperti itu." ~ Shiina mulai menengadahkan kepalanya dan mengarahkan matanya ke arah matahari sunset.

" Lihat matahari itu. Dia selalu menerangi semua makhluk hidup di permukaan bumi. Sungguh.... kurasa dia(matahari) sangat menderita dengan pekerjaan itu, Menderita karena kesepian dan tak ada yang mengerti rasa sakitnya. Tapii, entah kenapa..... Aku lebih suka menjadi matahari, dibanding menjadi burung merpati." ~ Terlihat Shiina mulai mengangkat bagian kanan bibirnya, dan membiarkan bagian kiri tetap dibawah.

" Itu alasannya mengapa aku....... Benci seorang teman...... ditambah lagi, Mereka seperti musuh yang belum menyerang." ~ Ucap shiina dengan nada pelan. tapi mungkin orang disampingnya ini bisa mendengar kata-kata dari Gadis kesepian itu.

"Sekarang kau nggak sendirian kok. Namaku Kurohana Shigeru, panggil saja aku Shigeru. Aku nggak keberatan menjadi temanmu kalau kau mau,"

" hemmm..." ~ Ucap shiina sembari mengulurkan tangannya ke arah tangan shigeru.
" Kauu.... tak pantas menjadi temanku. dan kau juga tak pantas disebut sebagai 'teman'..." ~ Lanjutnya dalam hati, dan........PLAKK ternyata tangan shiina menampar bagian punggung tangan shigeru dengan tangan bagian blakangnya pula...... ia bukan membalas salaman dari gadis di depannya ini.

Berarti gadis itu bukan Aquarius maupun Pisces.

Shigeru menghela nafas panjang, telunjuknya mulai menggaruk pipinya perlahan. Pikiran gadis itu terlalu rumit, begitu kompleks hingga rasanya lobus sang Kurohana belia mulai bergejolak. Bangunan motivasi yang telah ia konstruksi sedemikian rupa ambruk merata dengan sang bumi mendengar balasan sang gadis. Hal mengerikan apa yang telah dialami seorang anak perempuan yang tampak lemah seperti itu hingga kata-kata tadi bisa terlontar keluar dari mulut kecilnya? Shigeru tidak paham, atau lebih tepatnya belum paham. Gadis di sampingnya itu rapuh, dan mungkin hatinya sudah terlalu hancur untuk bisa disatukan kembali.

Tak ada salahnya mencoba mengumpulkan kembali kepingan-kepingan hati yang telah hancur itu, bukan?

Tangan kecil itu menampar karpus si bungsu Kurohana, cukup keras hingga menimbulkan semburat kemerahan pada permukaan punggung tangannya. Tidak sakit, jika dibandingkan dengan apa yang dirasakan oleh gadis di sebelahnya. Kurohana Shigeru tak pernah kehabisan akal untuk membuat suasana hati orang lain menjadi lebih baik; tetapi pendekatan yang harus ia lakukan kepada gadis itu berbeda. Senyuman tipis terbesit sekilas, kemudian obsidian kembarnya menatap awan-awan yang bergerak dinamis di atas sana.

"Tak pantas sebagai teman, ya. Bukankah itu sedikit terlalu kasar untuk orang yang baru saja kau temui, hem?" Kakinya mulai mendorong ayunan itu mundur, membiarkan tubuhnya terayun dengan perlahan. "Dengar, aku nggak tahu apa yang telah kau alami, tetapi kalau kau terus-terusan murung seperti ini, kau malah akan menyiksa dirimu sendiri. Nggak akan bisa maju."

Ujung tarsusnya menghentikan pergerakan ayunan. "Katamu, teman adalah musuh yang belum menyerang. Itu . . . hampir sepenuhnya benar," nada bicara gadis bersurai malam itu seketika menjadi lirih. "Tetapi jika kau telah menemukan seseorang yang akan mendukungmu ketika kau sedang susah, menghiburmu setiap kau merasa sedih, menjadi penyemangatmu ketika kau sedang jatuh, ikut merasakan kegembiraanmu ketika kau bahagia—itu adalah teman yang sesungguhnya. Tanpa mereka, kau akan tetap merasakan penderitaan atas kesepian yang kau alami. Teman tak akan membuatmu merasa kesepian."

Entah, kata-kata itu keluar begitu saja tanpa terpikir.

"Tak pantas sebagai teman, ya. Bukankah itu sedikit terlalu kasar untuk orang yang baru saja kau temui, hem?" Kakinya mulai mendorong ayunan itu mundur, membiarkan tubuhnya terayun dengan perlahan. "Dengar, aku nggak tahu apa yang telah kau alami, tetapi kalau kau terus-terusan murung seperti ini, kau malah akan menyiksa dirimu sendiri. Nggak akan bisa maju."

Shiina mulai menundukan kepalanya, Seakan mencoba untuk Mencermati apa yang ada dipikiran gadis di depannya ini. ahahahaha...... memang di lubuk hatinya yang paling dalam, ia ingin berteman dengan Kurohana shigeru, Gadis yg 'terlihat' lembut di depannya ini. Oleh karena itu shiina harus memahami latar belakang, tujuan hidup, dan hal-hal lainnya yg masih diluar privasi Kurohana...

" Kau terlalu manja, seperti burung merpati.... kau anggap hal seperti itu berbau 'kasar' ??. Jangan harap kau bisa jadi temanku..." ~ Ucap shiina sembari menunjuk ke arah shigeru,. kini jari telunjuknya berada tepat di depan mata shigeru, Hanya berjarak 1 cm antara mata dan jari...
" Aku tak peduli kau ini siapa, entah itu orang yg baru ku kenal, atau orang yang sudah lama ku kenal.... yg pasti, Aku berani memukul semua orang di dunia ini, tapi...... Hanya ada satu orang yang tak berani kupukul." ~ Lanjut shiina dengan nada sedikit ngotot(Di kalimat pertama).... dan mulai berubah menjadi suara lembut lalu menurunkan tangannya perlahan(di kalimat akhir).

"Katamu, teman adalah musuh yang belum menyerang. Itu . . . hampir sepenuhnya benar," nada bicara gadis bersurai malam itu seketika menjadi lirih.

" Hmmppp...." ~ Shiina seperti berbicara namun mulutnya tertutup, Mungkin lebih tepat disebut dengan 'bergumam'.

"Tetapi jika kau telah menemukan seseorang yang akan mendukungmu ketika kau sedang susah, menghiburmu setiap kau merasa sedih, menjadi penyemangatmu ketika kau sedang jatuh, ikut merasakan kegembiraanmu ketika kau bahagia—itu adalah teman yang sesungguhnya. Tanpa mereka, kau akan tetap merasakan penderitaan atas kesepian yang kau alami. Teman tak akan membuatmu merasa kesepian."

Shiina pun mulai menengadahkan kembali kepalanya ke atas dan mulai tersenyum....
" menurutmu.... Bagaimana rasanya penderitaan itu ??, apakah kau pernah merasakannya ??. dan di saat kau menderita, lalu tiba-tiba kau menemui kebahagiaan, apa yang kau rasakan ??..... bagiku Lebih baik mengalami penderitaan seumur hidup, daripada mengalami kebahagiaan hanya 1/2 bagian dari hidupku." ~ Ucap shiina dengan nada lembut yg diikuti dengan ayunan object yg ia duduki.

"Tap...Tap...Tap..." suara langkah kaki yang menuntun Koza menuju seuatu tempat.

"hah! kenapa aku kesini" gumamnya pelan.

Ternyata Koza berjalan menuju makam Para Shinobi. Ia pun melihat kearah sekeliling dan pandangan-nya terhenti ke area makam para Raikage.
"Raikage-sama!" batin-nya, lalu Ia berjalan menuju area tersebut.
Sampai di depan makam Riaikage terdahulu, Ia hanya memejam-kan mata dan mendoakan arwah sang Raikage.
Setelah itu Ia pun pergi dari area pekuburan Shinobi Kumogakure...
"lain kali aku akan membawa sebuket bunga" batin-nya, nampak aneh sih dia berpikir seperti itu.
Tujuan terakhir-nya adalah kembali ke rumah-nya...

"Aku nggak memaksamu untuk mau berteman denganku," Shigeru mengangkat bahunya. "Itu adalah pilihan; kau sendiri yang memutuskan apakah aku pantas menjadi temanmu atau nggak. Pukullah aku jika kau nggak suka, tamparlah pipiku jika kau muak dengan apa yang kukatakan. Aku hanya ingin membuka pikiranmu, bahwa kau masih bisa menikmati hidup dengan berteman, membaur dengan sekelilingmu, menghilangkan kesepian yang kau rasakan."

Kembali mengayunkan dirinya, membiarkan angin sepoi-sepoi menerpa surai hitamnya. "Penderitaan itu . . . sakit. Sakit di sini," menempelkan telunjuknya ke pelipisnya, kemudian tangan itu bergerak mencengkeram dadanya, "dan pedih di sini. Hidup itu bagaikan roda, kau pernah berada di puncak, lalu jatuh ke tanah, dan kemudian kau akan kembali ke atas. Itu adalah takdir yang mengikuti manusia, dan kita memang nggak bisa lepas dari itu, lho."

Obsidian sang Kurohana belia mulai sedikit berkaca-kaca. "Aku pernah kehilangan seseorang yang amat berarti bagiku, satu-satunya keluargaku, orang yang menjadi panutan hidupku. Itu membuatku berada dalam masa 'kejatuhan'. Menutup diri dan hatiku dari dunia luar, terus merasa terpuruk karena aku tak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup," suaranya semakin melemah, sedikit bergetar seakan-akan ia tengah berusaha keras untuk tidak menitikkan air mata. "Tetapi lama-kelamaan aku sadar, bahwa kakakku di surga nggak akan senang kalau aku terus-terusan murung. Menghalangi diriku untuk kembali menerima kenyataan justru membuatku semakin tersiksa. Jadi, yah, beginilah aku, terus hidup dengan kembali merajut impian yang pernah lepas, mengikuti garis takdir yang telah ditentukan bintang-bintang."

Wow—tidak menyangka bahwa ia akan berbicara panjang lebar begitu.

---

Uhng. Webe ;_;

[offtopic]Scene Takeyo shiina[/offtopic]

"Aku nggak memaksamu untuk mau berteman denganku," Shigeru mengangkat bahunya. "Itu adalah pilihan; kau sendiri yang memutuskan apakah aku pantas menjadi temanmu atau nggak. Pukullah aku jika kau nggak suka, tamparlah pipiku jika kau muak dengan apa yang kukatakan. Aku hanya ingin membuka pikiranmu, bahwa kau masih bisa menikmati hidup dengan berteman, membaur dengan sekelilingmu, menghilangkan kesepian yang kau rasakan."

" Jika itu keinginanmu, maka aku menolaknya." ~ Ucap Shiina sembari mengangkat bagian kanan bibirnya dan membiarkan bagian kiri tetap di bawah. sepertinya Tidak ada orang yang mengerti perasaannya, Sekeras apa gadis ini memaksa shiina untuk membelokan pilihan hidupnya, maka usaha gadis itu akan sia-sia, tak ada hasil sama sekali. Mencoba belajar dari penderitaan saja sepertinya belum cukup untuk menyadari gadis yang sejak kecil sudah tersiksa ini.

" Sudahlah.... kau tak perlu membuka pikiranku. karena dimataku setiap perkataanmu tadi hanyalah bualan belaka. Setelah aku menjadi temanmu,  suatu saat nanti kau pasti akan meninggalkanku begitu saja. Kuncinya adalah, Mengerti betapa sakitnya penderitaan orang lain dan Mengalami penderitaan yang sebelumnya sudah dialami orang itu sendiri." ~ Sepertinya shiina sedikit memberi petunjuk untuk gadis di depannnya ini tentang bagaimana cara membuka hati shiina. Memang aneh, mengapa dia tidak menyadarkan dirinya sendiri kalau dia sudah tau bagaimana cara melakukan itu ??.

Kembali mengayunkan dirinya, membiarkan angin sepoi-sepoi menerpa surai hitamnya. "Penderitaan itu . . . sakit. Sakit di sini," menempelkan telunjuknya ke pelipisnya, kemudian tangan itu bergerak mencengkeram dadanya, "dan pedih di sini. Hidup itu bagaikan roda, kau pernah berada di puncak, lalu jatuh ke tanah, dan kemudian kau akan kembali ke atas. Itu adalah takdir yang mengikuti manusia, dan kita memang nggak bisa lepas dari itu, lho."

" eghhhh..." ~ Tiba-tiba shiina terlihat membuka matanya lebar-lebar dan mengaplikasikan wajahnya menjadi wajah Terkejut. yappp..... shiina menyadari kalau shigeru mengerti arti dari kata 'penderitaan', walaupun shiina sendiri belum mengerti penderitaan apa yang gadis ini pernah alami, namun yg pasti adalah penderitaan shiina belum ada apa-apanya dibanding penderitaan shigeru. shiina mengerti itu, sangat terlihat dari raut wajah Kurohana Shigeru.

" Menurutmu kapan roda kehidupanku berada diatas ??." ~ shiina mulai menggresekan kakinya ke tanah, dan perlahan-lahan ayunan pun terhenti. Tappp.. , Setelahnya gadis itu mulai berdiri dan kembali tersenyum lebar dengan wajah yang berubah menjadi 'sedikit' ambisius. sedikit terlintas di pikiran shiina kalau penderitaan dalam kesenangan hanyalah sebuah kebetulan, kebetulan yang memang dapat dimengerti oleh shiina tersendiri.

"Aku pernah kehilangan seseorang yang amat berarti bagiku, satu-satunya keluargaku, orang yang menjadi panutan hidupku. Itu membuatku berada dalam masa 'kejatuhan'. Menutup diri dan hatiku dari dunia luar, terus merasa terpuruk karena aku tak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup," suaranya semakin melemah, sedikit bergetar seakan-akan ia tengah berusaha keras untuk tidak menitikkan air mata. "Tetapi lama-kelamaan aku sadar, bahwa kakakku di surga nggak akan senang kalau aku terus-terusan murung. Menghalangi diriku untuk kembali menerima kenyataan justru membuatku semakin tersiksa. Jadi, yah, beginilah aku, terus hidup dengan kembali merajut impian yang pernah lepas, mengikuti garis takdir yang telah ditentukan bintang-bintang."

" Ahahaha..... Impian dan tujuan, ya ??. Kalau begitu, aku akan mulai melangkah lagi, lalu melanjutkan usahaku dalam meraih tujuan dan menyempurnakan sebuah impian yang belum terwujud itu." ~ Tawa-an shiina mulai mengiringi tetesan air mata yg sudah memercak di bawah tanah. Bukan karena gadis ini berhasil membuka hati shiina, tapi karena shigeru berhasil menyadarkan shiina agar kembali move on untuk mengejar impian dan tujuannya.

" Kakakmu, sudah mati, ya ??. Itu berarti kau sudah mengalami penderitaan yang pernah aku alami." ~ Yappp.... sepertinya dia mengungkapkan sebuah hal yg berbau privasi dengan cara yang sedikit invisible. memang Kakak shiina sudah mati sejak 5 tahun yang lalu, dan itu juga merupakan salah satu hal yang membuat shiina selalu menyendiri.

" Jadi.... apakah kau mau berteman denganku ??." ~ Ucap shiina sembari mengulurkan tangannya ke arah tangan Kurohana shigeru. Hati gadis mantan penyendiri ini sudah terbuka, walaupun sedikit.

---

[offtopic]Scene : Burung merpati raikage[/offtopic]

Sebuah burung merpati menukik tajam ke arah hyudou koza, Dia membawa sepucuk surat dari Raikage.

isi surat:

Raikage-sama wrote:

Sebuah burung merpati menukik tajam ke arah hyudou koza, Dia membawa sepucuk surat dari Raikage.

"hah..!" sempat kaget karena sedang melamun tiba-tiba di datangi seekor burung, dan nampak-nya membawa sebuah surat.

Burung itu pun hinggap di lengan kiri-nya. Langsung-lah Ia membuka surat tersebut yang berisi:

isi surat wrote:

Koza, kau sudah mengerti bukan tentang isu pembangunan kekkai untuk kumogakure ??. kabar itu bukan hanya sekedar isu, sekarang aku sudah selesai merancang sebuah konsep, sistematika, dan bentuk kekkai itu, aku menulisnya dalam sebuah gulungan rahasia. Kau dapat mengambil gulungan itu di kantorku.... dan segera mengerjakan kekkainya secepat mungkin.

sekarang aku sedang berada di desa konohagakure untuk menyelesaikan suatu urusan, sebenarnya ini bukan urusanku -_-. Oleh karena itu, aku memintamu untuk membangun kekkai ini sebelum aku datang...Arigato~ :)

Regards :
Senju Yagami

"hah... baik-lah, kau boleh kembali" burung itu pun terbang meninggal-kan Koza.
"sekarang... seperti yang ada di dalam surat" gumamnya, "tapi, aku harus berpakaian resmi terlebih dahulu" tambah-nya.

"—kapan roda kehidupanku berada di atas?"

"Aku nggak tahu, kau sendiri yang menentukan apakah kau ingin terus-terusan di bawah atau bergerak menuju atas," kembali mengangkat bahunya. "Kalau kau memilih untuk tetap berada di kondisi macam ini, roda kehidupanmu nggak bakalan berputar sampai kapanpun. Anggaplah itu adalah sebuah analogi."

Sopran gadis itu pun mengudara, respons positif atas perkataan sang Kurohana belia tentang rajutan mimpi. Wow, bukankah itu bagus—aura keceriaan tak kasat mata perlahan mulai berpendar darinya yang tadi terus terlihat murung. Mengambil kesimpulan atas apa yang dikatakan sang gadis soal penderitaan, mungkin ia mengalami nasib yang sama dengan Shigeru; kehilangan orang yang amat disayanginya. Memanglah, bintang-bintang selalu menunjukkan jalan bagi mereka yang telah ditakdirkan memiliki garis hidup yang hampir serupa. Air muka Shigeru seketika berubah menjadi terkejut melihat gadis itu menyodorkan karpusnya.

Senyum tulus tersungging di bibirnya.

"Berarti . . . kau mau menganggapku teman? Janji yah nggak akan murung lagi? Janji jari kelingking," Shigeru balas menyodorkan kelingking kanannya. "Mari kita ulangi berkenalannya; aku Shigeru, Kurohana Shigeru. Kau bisa memanggilku Kurocchii atau apapun yang kau suka. Uhm, hobiku membaca majalah dan mendengar ramalan bintang. Aku belum tahu namamu. Namamu siapa?"

"Aku nggak tahu, kau sendiri yang menentukan apakah kau ingin terus-terusan di bawah atau bergerak menuju atas," kembali mengangkast bahunya. "Kalau kau memilih untuk tetap berada di kondisi macam ini, roda kehidupanmu nggak bakalan berputar sampai kapanpun. Anggaplah itu adalah sebuah analogi."

" Jadi begitu, ya ???." ~ Ucap shiina yang tiba-tiba menjadi murung.... lagi....
" Tapi tak apalah, kali ini akan kumulai dari sebuah penelitian yang sempat aku hentikan..." ~ Shiina kembali menengadahkan kepalanya dan mulai optimis akan tujuan hidupnya ini. Biarkanlah roda kehidupan berputar (?), apakah tak ada jalan alternatif untuk mencapainya ???. setidaknya itu adalah pertanyaan yang terus terpendam di dalam hati shiina.....

"Berarti . . . kau mau menganggapku teman? Janji yah nggak akan murung lagi? Janji jari kelingking," Shigeru balas menyodorkan kelingking kanannya. "Mari kita ulangi berkenalannya; aku Shigeru, Kurohana Shigeru. Kau bisa memanggilku Kurocchii atau apapun yang kau suka. Uhm, hobiku membaca majalah dan mendengar ramalan bintang. Aku belum tahu namamu. Namamu siapa?"

" Mungkin aku bisa memegang janji itu...." ~ Gadis bersurai kuning itu pun mulai mendekatkan jari kelingkingnya ke arah jari kelingking Kurohana shigeru. jujur saja.... padahal shiina tak tau apa yang dinamakan 'janji jari kelingking', tetapi kalau dilihat dari kelakukan shigeru, Sepertinya definisi dari kata 'Janji jari kelingking' adalah simbol dari sebuah janji yang tulus/sering disebut dengan 'sumpah, mungkin lebih dari sumpah. entahlahh.... siapa yang mau memikirkan itu. :v

" aaaa..... oh ya, beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan raikage-sama di tempat ini. dan dia menyuruhku untuk menjaga Laboratorium baru di desa kumogakure.... sekarang laboratoriumnya sudah jadi belum, ya ??. ~ Tanya shiina pada shigeru.
" maukah kau menemaniku untuk menyelidiki hal ini..??. " ~ Shiina pun mulai melangkah maju ke arahhh......... entah kemana. XD

Janji jari kelingking.

Adalah sebuah tanda bahwa kau telah berjanji dengan seseorang, bersumpah bahwa kau tidak akan mengingkarinya seumur hidup. Hal yang sering dilakukan seorang Kurohana Shigeru jika ia merasa bahwa ia benar-benar bisa menepati janji yang telah dibuatnya, ajaran sang kakak untuk tetap menjaga kepercayaan seseorang hingga maut menjemputnya. Ia telah mendapatkan teman baru, teman yang memiliki latar belakang hampir serupa dengannya, teman yang lahir dari suatu pertemuan yang tak terduga.

Kedua obsidiannya menatap gadis itu lekat-lekat, mendengarkan tiap kata yang diucapkan teman barunya dengan seksama. "Menyelidiki laboratorium? Kurasa itu oke, tapi—" esofagusnya sedikit tercekat, "—benarkah nggak masalah? Maksudku, aku takut kita dimarahi Raikage-sama."

"Menyelidiki laboratorium? Kurasa itu oke, tapi—" esofagusnya sedikit tercekat, "—benarkah nggak masalah? Maksudku, aku takut kita dimarahi Raikage-sama."

" Heiii... tenang saja, Raikage menyuruhku untuk menjadi Penjaga laboratorium itu..... Tapi dia mengatakan hal tersebut sebelum lab-nya dibangun. So, aku benar-benar tak mengetahui dimana letak koordinat tempat yang kudengar bernama Laboratory Kaminari itu." ~ Ucap Shiina masih berjalan sembari mengangkat kedua tangannya setinggi pinggang dan menggoyang-goyangkannya dengan perlahan. Kali ini shiina hanya bisa berharap agar dewi fortuna berada di pihaknya, ditambah lagi sepertinya ini adalah hari keberuntungan takeyo shiina.....


Terdengar beberapa bisikan warga Kumogakure yang sepertinya sedang membahas tentang laboratorium baru milik Desa mereka.....
" Ada ribut-ribut apa ini ??." ~ Tanya shiina kepada salah satu warga disana.
" mmmm..... sepertinya Laboratorium baru telah dibangun. dan kudengar, tempat itu berada di bawah gedung Raikage." ~ Jawab warga itu dengan nada kecil.
" Baiklah.... Arigato~~." ~ Shiina pun menundukan kepalanya ke arah warga kumo yang barusa menjawab pertanyaannya, yaa... itung2 sebagai tanda terimakasih. lalu dengan cepat, Gadis bersurai kuning itu pun pergi.

" Jadi... kau tahu tujuan kita kan, Shigeru ??."

---

mulai wb mulai wb.. -_-

Setelah beberapa saat...
Sampailah Koza di gedung Raikage dan segera masuk ke ruang kerja Raikage untuk mengambil sebuah gulungan.
"mungkin ini?" mengambil-nya lalu segera membuka-nya.
"sepertinya agak sulit.. dan 5 anggota klan uzumaki?" gumam-nya dan segara menggulung kembali gulungan tersebut dan segera bergegas mencari 5 jounin yang berasal dari klan Uzumaki.
Tak selang beberapa lama... 5 Orang jounin dari klan Uzumaki telah terkumpul juga beserta beberapa anggota tim Medis, tinggal mencari sang pemimpin Uzumaki Okibo.

[offtopic]Scene Uzumaki Okubo[/offtopic]

di sebuah kedai ramen di wilayah kumogakure, terlihat seorang ABG berambut kuning sedang menyantap semangkuk mie ramen yang hangat dan nikmat... Dia bernama Uzumaki Okubo, sebut saja Okubo.
" Sudah lama aku tak makan mie ramen asli buatan chef kumogakure." ~ Ucap Okubo sambil menyantap makanan di didepannya ini.



" Hufftt... Selesai juga." ~ ABG itu mulai melangkah ke luar kedai dengan wajah yang lebih sehat dari hari kemarin. Sebentar !!, sepertinya ada satu hal yang ia lupakan. hmmppp.... hal Apa itu ??, entahlah..... pikiran itu seketika terlintas di benak Okubo, mungkin hanya hipotesa. :v

"jadi... tempat nongkrong favorit Okubo biasanya dimana?" tanya Koza kepada salah seorang jounin.

"Dia sering terlihat bersantai di kedai ramen tereenak di Desa" jawab jounin itu.

"baik-lah, bawa aku kesana. Dan Kalian tetap ikut denganku" melanjut-kan perjalan mencari Okubo

[offtopic]Scene Uzumaki Okubo[/offtopic]

Dari kejauhan, terlihat seorang yang mungkin tidak asing bagi Okubo....
Setelah seemakin dekat, dan dekat.... Akhirnya Okubo mengetahui siapa nama orang itu. Hyudou koza

" ada keperluan apa, koza ??." ~ Tanya okubo kepada koza dengan raut wajah penuh dengan keheranan

Okubo wrote:

" ada keperluan apa, koza ??." ~ Tanya okubo kepada koza dengan raut wajah penuh dengan keheranan

"em..." sambi menggaruk kepala "apa belum ada penugasan dari Raikage kepadamu? soal pembangunan kekkai desa?" tanya Koza "atau-kah kau lupa soal ini?", tambah-nya.

[offtopic]Scene Uzumaki Okubo[/offtopic]

"em..." sambi menggaruk kepala "apa belum ada penugasan dari Raikage kepadamu? soal pembangunan kekkai desa?" tanya Koza "atau-kah kau lupa soal ini?", tambah-nya.

" Ehhh... iya." ~ Ucap Okubo sambil menepuk bagian jidatnya seolah menyesal akan apa yang ia lakukan. Dasar anak aneh, Dia tak pernah mengikuti instingnya, melainkan ia hanya berprinsip pada kenyataan yang tidak memiliki unsur Hipotesa sama sekali.... Memang itu sifat yang bagus sihh, namun ini sudah berlebihan, karena selama Okubo hidup Dia tak pernah mempercayai Instingnya. benar-benar bukan ciri dari seorang pemburu sejati...... :v

" Baiklah..... Kita pergi ke Gedung raikage kan ??." ~ Tanya Okubo kepada koza. Tappp.. ,Suara letukan sepasang alas kaki mengiringi kepergian Uzumaki Okibo. Dia tak menunggu Koza untuk menjawab pertanyaan yang sudah diluncurkan, karena itu terlalu lama...... Dan untuk pertama kalinya, Okubo percaya pada insting kemanusiaan yg ia miliki......

Laboratorium bawah tanah. Kedengarannya seperti sesuatu yang amat . . . rahasia.

"Gedung Raikage, tentu," mengerjapkan netranya dengan seulas senyum terukir di wajahnya. Rahasia adalah sesuatu yang selalu bisa membuat orang penasaran, dan hal tersebut terbukti benar pada sang Kurohana belia. Rasa ingin tahu dari dalam sanubarinya berdesir, seringai tak sabar mulai terukir di wajahnya. Jemarinya mulai membuka kembali lembaran majalah yang sedari tadi dipegangnya, memindai setiap kata yang tertera di sana dalam hitungan sekon kemudian berhasil menarik suatu kesimpulan. "Lagipula, sepertinya nasib kita baik. Venus akan meredakan amarah Mars; seperti layaknya mereka yang terlahir di bulan Maret akan mendapatkan kemudahan untuk tidak dipersulit oleh mereka yang berada pada tingkat lebih atas."

Menjepit majalah itu di antara bibirnya, gadis bersurai malam itu pun menguncir rambutnya dengan ikat rambut merah jambu. Kemudian kembali mengapit majalah itu di antara siku dan pinggangnya, kurva kembarnya kini mulai bercuap. "Uhm, kau yang disuruh menjaga laboratorium, kan? Nanti kau yang ngomong duluan ke para penjaga yang lain yah, aku kok agak gimana gitu."

" Pil chakra milik raikage tertinggal..."
" Ini gawat... kita harus cepat mengirimnya." ~ Ucap salah satu Jounin kumogakure yang berada di kantor raikage. setiap harinya laboratorium di desa kumogakure memang selalu memproduksi puluhan pil chakra yg terbuat dari bahan-bahan alami.
" Pengguna Tensho no jutsu.... cepat kirimkan ini ke tempat koordinat Raikage berada. Shinobi type komunikasi dan sensor, aku minta bantuanmu." Syung <> mereka berdua pun mengeluarkan kemampuannya, shinobi komunikasi bertugas untuk bebicara dengan raikage dengan jarak jauh, sementara shinobi sensor melacak raikage untuk menemukan letak koordinat raikage mereka.

" Raikage, kita akan segera mengirimkan 3 buah pil chakra ke arah anda." ~ Ucap shinobi komunkasi pada raikage dengan menggunaakan telepati.
" Baiklah sekarang kirimkan." ~ perintah shinobi itu kepada pengguna tensho no jutsu. lalu, shinobi sensor menentukan koordinatnya.

" Terkirim."

Okubo wrote:

" Baiklah..... Kita pergi ke Gedung raikage kan ??." ~ Tanya Okubo kepada koza.

"dalam isi gulungan kita harus pergi ke.." ucapan-nya terpotong

Okubo wrote:

Tappp.. ,Suara letukan sepasang alas kaki mengiringi kepergian Uzumaki Okibo.

"hei...!!" teriak-nya. "sial mau kemana dia?!" gumam Koza. "hahh.. ayo semua ikuti dia saja..!" Pintah Koza kepada para Jounin dan Tim Medis.

[offtopic]Scene Hyuuga Cellia[/offtopic]

Di atas atap sebuah rumah yang berada di daerah kumogakure, Terlihat Seorang Wanita yang mengenakan baju putih lengan panjang (Tepatnya kemeja) Dan Rok Pendek hitam sedang melamunkan suatu hal tentang Perjalanan hidupnya selama ini....

Namanya Cellia, Hyuuga Cellia...... Seorang Penerus Keluarga Shouke yang kabur dari desanya karena terlalu menderita berada di desa itu. Ironis memang..... bila yang menjadi penyebab penderitaan cellia selama ini adalah keluarganya sendiri.

Dalam sejarah Clan Hyuuga, Keluarga Shouke memang Terkenal dengan penekanan sosialisasi kepada seluruh anggota keluarganya, Dan Cellia Juga mengalami Tradisi turun temurun itu. Sempat beberapa kali Wanita bersurai kuning ini mencoba pergi dari rumah untuk sekedar besosialisasi dengan teman-temannya, Namun apa boleh dikata, Semua percobaan itu Hasilnya Nihil.....

Anehnya, Sekali Hyuuga Cellia Mencoba kabur dari desa Tempat tinggalnya dahulu (Konohagakure No Sato), ia malah langsung berhasil melakukan misi pengkaburannya itu dengan sempurna. memang Mutlak ini kesalahan ayah cellia, Coba saja kalau dulu beliau mengijinkan anaknya untuk bersosialisasi dengan anak-anak di desa Konoha, Pasti Cellia tidak akan pergi dari desanya. Perlu diketahui, Hyuuga Cellia Pergi dari Desa Konohagakure karena Kesepian yang melanda hidupnya.

" Hmmmmmm.... Sepertinya Aku Harus mengenang kembali kejadian itu." ~ Ucap Cellia dalam hati sembari mengubah posisi tubuhnya menjadi berbaring dan menggunakan kedua tangannya untuk menumpu Kepalanya sendiri...... cellia memang suka Memandang langit bila tak ada misi yang tercantum dalam Buku schedule-nya...... :v

[div class=info]
[/div]

Cyaaa.... Cyaaa.... Cyaaa.... Terdengar suara seorang putri dari keluarga Shouke sedang memukul-mukul Samsak yang berbentuk batang pohon di depan badannya sendiri.
" Sialan.... Mau sampai kapan aku harus Berada di rumah gila ini ???." ~ ucap Cellia yang mulai menambah kekuatan pukulannya dan Hampir menyatukan bagian ujung kiri alisnya sendiri. Sepertinya dia mulai marah. :v
" Aku Akan Mencoba kabur dari rumah ini........ lagi......."
" Dan kali ini, Aku memutuskan untuk meninggalkan desa." ~ Cellia pun mulai pergi ke kamarnya untuk mengemasi barang2 yang akan ia bawa dalam misi pengkaburannya nanti.


Cellia mengenakan atribut Baju Serba hitam lengan panjang dan Celana hitam lengan panjang + Masker Hitam juga tak lupa menghiasi mulutnya (Baju Ninja Ala Jepang (?))...
" OK, semua perlengkapan sudah tersedia.... waktunya berangkat. Walaupun memang tak mudah pergi dari rumah keluarga sialan ini mengingat akan penjagaannya yang sangat ketat." ~ Ucap cellia sambil memejamkan matanya dan mulai berpikir Tentang Kelanjutan misinya ini....

" Baiklah, Aku Mulai..." ~ Cellia Pun Mulai Membuka pintu Rahasia yang terletak di 'lantai' kayu kamarnya dan tidak lupa meninggalkan Sepucuk kertas untuk ayahnya, Kebetulan kamarnya berada di lantai bawah, jadi Pintu itu menghubungkan lorong kecil yang digunakan untuk mengevakuasi Seluruh Anggota Keluarga SHouke bila terjadi penyerangan.

Dari kejauhan, Terlihat 1-2-3 ya 3 orang Penjaga yang sedang berjaga di daerah gerbang Keluar dari lorong Rumah itu.
" Henge No Jutsu." Boffttt... ~ Penampilan Cellia Pun Berubah menjadi Ketiga sosok Penjaga di depan matanya ini. Dari Costum, Atributt, Dll, Semuanya sudah sangat mirip.
Tanpa Ba-bi-bu lagi, Cellia Pun langsung menghampiri Mereka dan Berkata " Yoo....".

" Yoooo...." ~ Balas Ketiga orang itu dan mulai mengeluarkan sebuah kunai dengan sembunyi2.
" Boleh aku Ikut Berjaga disini bersama kalian ??." ~ Tanya Cellia
" Silahkan...." ~ Jawab salah satu dari mereka.
Namun Di lain sisi, Ada dua orang penjaga yang melemparkan sebuah kunai (1 + 1=2) ke arah Cellia dari arah kanan dan kirinya. Sontak saja Cellia Pun Langsung melompat kebelakang guna menghindari kedua kunai yang mengancam nyawanya itu....

" Sialan... Mereka sudah mengetahui Penyamaranku." ~ Ucap Cellia dalam hati yang diirngi dengan melayangnya satu buah kunai dari Orang yang menjawab salam cellia barusan (Arah depan). Serangan mudah, Cellia Cukup Menundukan kepalanya sambil merapal segel untuk mengeluarkan suatu jutsu.

" Juuken."
Chakra angin yang cepat dan kuat pun melesat Ke Arah Mereka bertiga dengan diameter lebih dari 5 M (Cukup untuk mengenai 3 penjaga dalam sekali serangan)
Slrkkkkkkkkkkk.......
Terlihat 3 orang Dewasa sedang tergeletak penuh luka di depan seorang anak Hyuuga. ironisss...... Itu artinya Serangan Juuken Cellia Kena mutlak ke arah ketiga targetnya.

Lalu, Cellia Pun melanjutkan Misi pengkaburannya...... Singkat Cerita, Cellia sudah berada di depan Gerbang konohagakure. Memang Lorong itu menghubungkan Kamar cellia --> Luar Desa Konoha.

" Selamat Tinggal, Konohagakure." ~ Ucap Wanita bersurai kuning itu sambil berlari entah kemana.

---

mulai WB mulai WB.. XD

"tap.." sesampai-nya Okubo di depan gedung Raikage, dengan di ikuti beberapa orang termasuk Koza..
"baik-lah kita akan memulai proyek ini dari dalam sini" langsung menuju kedalam gedung.


Sesampai-nya di dalam...
"ayo kita mulai!" seketika Okubo duduk diikuti oleh 5 jounin yang termasuk dalam clan uzumaki dengan posisi melingkari sebuah bola yang cukup besar.
"tim medis, tetap berjaga di tiap-tiap Bagian belakang para jounin" pintah Koza.

Dan "Ritual" pun di mulai.

[offtopic]Scene Uzumaki Okibo[/offtopic]

Dan "Ritual" pun di mulai.

" sanjuroku-jo no saisei kekkai "
Ucap Uzumaki Okibo dan Shinobi Uzumaki lainnya dengan nada keras + Bersamaan....
Tak lama Kemudian, Terciptalah Beberapa Kekkai Transparan yang siap melindungi Kumogakure dari serangan Musuh.

" 1 "
" 2 "
" 3 "
" 4 "
" 5 "
" 6 "
" 7 "
" 8 "
" 9 "
" 10 "

Ada 10 Lapis kekkai disana, Dan Perlahan Charka para pengguna pun ikut terkuras seiring dengan munculnya kekkai itu.

---

[offtopic]Scene Takeyo Shiina[/offtopic]

"Lagipula, sepertinya nasib kita baik. Venus akan meredakan amarah Mars; seperti layaknya mereka yang terlahir di bulan Maret akan mendapatkan kemudahan untuk tidak dipersulit oleh mereka yang berada pada tingkat lebih atas."

" Entahlahhh.... Aku malah tak tahu apa yang kau katakan." ~ Ucap Shiina sembari menaruh kedua tangannya Ke samping bagian kanan-kiri pinggulnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan interval yang sama. Memang dari dulu, Shiina tidak pernah percaya akan ramalan Zodiak seperti itu.

"Uhm, kau yang disuruh menjaga laboratorium, kan? Nanti kau yang ngomong duluan ke para penjaga yang lain yah, aku kok agak gimana gitu."

" Iyaaa aja dahhh...." ~ Lanjut shiina sambil menarik tangan Kurohana dan langsung berlari menuju Gedung Raikage.

---

[offtopic]Scene Hyuuga Cellia[/offtopic]

[div class=info]
[/div]

" Ahahaha..... Hidupku memang menyedihkan. Menjadi Nukenin pada Usia muda dan rank-nya pun masih Genin." ~ Ucap Cellia seakan menyesali apa yang telah ia perbuat.
" Tapi yasudahlah..... Daripada aku Terus Berada di dalam rumah dan tiba-tiba aku mati karena kurang sosialisasi dengan Manusia Lainnya. Gimana ??, Siapa yang mau tanggung jawab ??." ~ Lanjut Cellia mulai labil dan bertanya pada dirinya sendiri.

" OK... Sekarang Aku Berada Di Negara Kami, dan parahnya aku tak Pernah sekalipun menapakan kaki di desa ini." ~ Gumam Cellia sambil mengeluarkan seuntai kertas yang berisi Kumpulan gambar permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
" Hmpppppp...... Mana desa yang paling Sejahtera di desa ini ??." ~ Lanjutnya sambil membuka Peta itu yang tadinya tergulung. Namun..... tiba-tiba Air-air mulai berjatuhan dari langit, Ya Hujan Turun dengan sangat lebat. dan tentunya Peta milik Cellia Pun Basah tanpa meninggalkan kesan 'kering' sedikitpun.

" DAMN !!! Apesnya aku hari ini....."
" Huawaaaaa..... uwaawawawwa...." ~ Cellia Pun mulai Berteriak tak karuan sembari Menyobek-nyobek peta yang sudah sangat basah. Mungkin dia kesal, atau mungkin marah ?? mungkin juga keduanya.
" Baikkk... Tenangkan dirimu Cellia. Lebih baik cari Kedai Teh terdekat di daerah ini." ~ Ucap Cellia dalam hati kepada dirinya sendiri, Sementara itu ia mulai menggerakan bola matanya kesana-kemari..... Dan akhirnya dia menemukan sebuah rumah Kecil berbau Nippon yang berada tidak jauh dari tempatnya berpijak. Tanpa ba-bi-bu lagi, Gadis Bersurai Kuning itu pun mulai berlari menuju tempat tujuan....

" Apakah Disini menjual Teh hangat ??." ~ Ucap Cellia Kepada nenek2 yang menjaga rumah itu.
" Benar, nakk..... Ini memang kedai Teh." ~ Balas Nenek itu dengan ramah tamah.
" Kalo Begitu, Saya pesan secangkir teh hangat, nek."
" Silahkan duduk di kursi itu, nakk.... Nanti nenek buatkan pesanan Anda." ~ Perintah nenek kpd cellia.
" Ohh iya.... Terimakasih nekk." ~ Jawab Cellia yang menuruti perintah nenek itu

Tak lama menunggu..... Secangkir teh hangat pun datang dan menghampiri Cellia, dan tentunya cangkir itu membawa seorang nenek penjaga kedai ini. Lebih tepatnya, Nenek yg membawa secangkir teh...
" Ini dia pesananmu, nak..." ~ Ucap nenek itu sambil menaruh secangkir teh di depan Cellia
" Trimakasih sekali lagi, nekkk..... "
" ngomong-ngomong nenek tau Desa yang paling damai dan sejahtera di negara ini ??." ~ Tanya Cellia Kpd Nenek di depannya ini sambil mengangkat Secangkir teh hangat dan menyeruputnya secara perlahan.

" Hmmpppp..... Ada satu, Yaitu Kumogakure No sato." ~ Jawab nenek itu
" Dimana letak desa itu nekkkk...." ~ Cellia kembali bertanya
" Sini berikan kepalamu....." ~ Tiba-tiba, Nenek itu memegang Bagian jidat cellia dan mulai memejamkan matanya. Sepertinya dia sedang melakukan Pentransferan informasi....
" Tadi itu ?!!!!. jadi nenek seorang Shinobi...." ~ Cellia pun kaget akan apa yang dilakukan nenek di depannya ini barusan.
" Ya seperti itulahhh...... Ini saat yang tepat untuk seorang tamu mengunjungi desa kumogakure." ~ Perintah Nenek itu kembali dan diiringi dengan Reda-nya Hujan diluar....

" Baiklahhh...... Kumogakure No Sato,, Aku akan kesana."

Pyarrrr....
Sampailah Gamagami dan yagami di sungai yang berada di dalam desa Kumogakure..... Untung saja, Tempat itu terlihat sepi, jadi Raikage bisa berjalan dengan nyaman, Walaupun sebentar. :v

" Baiklah.... kau boleh pergi gamagami."
Gamagami pun mematuhi perintah tuannya dan kembali ke tempat tinggalnya (entah dimana).. XD
" OK, Langsung saja ku transplantasikan mata ini ??."
Lanjut yagami dengan senyuman kicik sembari melangkahkan kakinya maju ke depan...

Di perjalanan, Semua warga kumogakure langsung menundukan Kepalanya saat Yagami datang tanda menghormatinya, Pemimpin desa sudah sewajarnya di perlakukan seperti ini..... Sementara itu Yagami pun mulai bosan karena dia memang tidak suka menjadi Pusat perhatian banyak orang, dan dia hanya bisa tersenyum kepada semua warganya.

" Raikage-sama,,, Kenapa kau kesini sendirian ??. dimana dua jounin yang kau bawa ??." ~ Tanya seorang Jounin yang menghampiri yagami.
" Mereka bersama temanku, tenang saja nyawa mereka menjadi jaminanku.... Bisa kau antarkan aku ke laboratorium kumogakure ??." ~ PErintah yagami kepada jounin tsb.


Mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan...
" Maaf, Raikage-sama... Laboratorium ini masih sepi, karena penjaganya sedang berada di perjalanan." ~ Ucap Jounin tsb kepada yagami.
" Ohhh tak apa..... Sebaiknya kau tinggalkan aku disini sendirian."
Jounin itu pun langsung meninggalkan laboratorium kumogakure.

---

Shinobi yang terkena genjutsu Gama rinshou boleh terbangun, karena durasi bunshin ane udah abis. (2 post)

[offtopic]Scene Uzumaki Okubo[/offtopic]

" 11 "
" 12 "
" 13 "
" 14 "
" 15 "
" 16 "
" 17 "
" 18 "
" 19 "
" 20 "

" Sebentar lagi..."
Ucap Okubo dalam hati...
Sementara itu Ninja medis lainnya mulai menambahkan chakra kepada seluruh Shinobi Uzumaki yang sedang membangun kekkai itu.

---

[offtopic]Scene Takeyo Shiina[/offtopic]

Tapppp.....
Sampailah Shiina di depan Gedung Raikage. Tapi anehnya, dia terlihat sendirian, Tidak bersama Kotonoha, Mungkin dia tertinggal.... :v
" Aku Takeyo Shiina, Orang yang disurug Raikage untuk menjaga laboratorium ini...... Kalau kau tak percaya, Ini kuberikan kartu penduduk-ku." ~ Ucap Shiina Kepada Shinobi Penjaga Pintu masuk gedung raikage sembari memberikan sebuah kartu yang menunjukan semua jati dirinya.
" Hmmppp...... Sepertinya kau tak berbohong... Mari kuantarkan kau ke dalam Laboratorium tsb."
Jawab Shinobi itu sambil mempersilahkan Shiina untuk masuk lebih dalam lagi.... :3

Tak lama Kemudian..... Sampailah Mereka di Dalam laboratorium, dan disana terlihat Raikage yang sedang berdiri di dekat kasur operasi di tempat itu.
" Yo, Raikage-sama.... Ini dia penjaga Laboratorium-nya." ~ Ucap Shinobi tsb kepada yagami.
" Apa ada yang bisa kulakukan sekarang ini, Raikage-sama ??." ~ Shiina pun mulai berkata.
" ada satu Hal yang harus kaulakukan, SHiina..... Benar itu namamu ??. Dan kau, Sekarang boleh pergi...." ~ ucap yagami kepada Shiina dan Penjaga Pintu masuk gedung raikage. keadaan pun menjadi sunyi....

" ya, benar, namaku Takeyo Shiina...... dan apa yang harus kulakukan untukmu ??." ~ Tanya balik shiina kepada yagami.
" OK, Kau tahu Mata ini kan ??." ~ Yagami pun mengeluarkan Toples kecil dari kantung senjatanya.
" S-SHARINGAN !!. darimana kau mendapatkannya ??." ~ Shiina terlihat terkejut setelah ia melihat isi di dalam Toples itu.
" kau tidak harus tahu darimana aku mendapatkannya,, yang penting bisakah kau mentransplantasikan-nya di Kedua bola mataku ??." ~ Ucap yagami sambil berbaring di kasur operasi.

" Aaaaaa....... Baiklah." ~ Shiina pun berjalan Menuju Yagami sambil membawa semua perlengkapan operasi.
" Kita mulaiii..."


Terlihat sekarang Keadaan kedua mata Yagami sedang di perban, dan isi di dalam toples itu berubah menjadi dua bola mata biasa.... Itu artinya, Operasi Berjalan mulus.
" Sekarang kau perlu istirahat beberapa Jam dulu, Raikage-sama..." ~ Perintah Shiina kepada yagami.
" Hmmpppp.... Baiklah, Terimakasih atas bantuanmu." ~ Jawab yagami.