" Hei , nak bangunlah !"

Sebuah batu kecil dilemparkan tepat ke arah Rizki dan dia pun tersadar dari tidurnya.

" Oh , anda lagi paman "

" Bagaimana kau bisa tidur senyenyak inia , ha ? Kau ingin bertambah kuat kan ? "

" Te-tentu saja it pasti ! "

" Baguslah aku tidak ingin kau membuat anakku seperti kejadian 5 tahun yang lalu "

" Ma-maaf paman untuk yang waktu itu lebih baik kita lupakan bersama-sama saja "

" Dasar kau ini sangat pemalas "


Hari itu saat ternyata peperangan yang sangat besar disekitar Konoha tepatnya sebelum penyelenggaraan UC yang di kacaukan oleh sebuah organisasi kejahatan bernama " Akatsuki "

" Sial , kemana perginya ketua akatsuki itu ? "

Rizki terus melompat-lompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan amarah tinggi. Itu karena dia sedikit lalai dan kehilangan jejak dari sang ketua itu.

Sementara itu Nita yang sedang bersama teman-temannya masih menunggu di dekat GSG Konoha. Dia sebenarnya ingin membantu namun karena tidak diperbolehkan oleh Rizki jadi dia hanya diam saja sambil terus mengawasi cakra Rizki.

" Rizki jangan sampai terluka atau mati , ya ! ," ucapnya dalam hati.

" Aku akan menangkapnya si Br*ngsek itu orang yang telah memanipulasi dunia ini menjadi gila "

Lalu dia mengeluarkan 3 bunshin biasa dan membuat mereka berpencar dan saling terhubung dengan kekuatannya.

" Delta 1 , laporkan situasi "

" Delta 1 menuju komando areal timur sepi dari orang maupun pertarungan , ganti "

" Delta 2 ? "

" Delta 2 menuju komando areal selatan ada nampak beberapa bekas pertarungan yang nampaknya sudah usai cukup lama , ganti "

" Delta 3 laporkan "

" Delta 3 "

Dia terus menunggu jawaban dari Delta 3 namun tak kunjung kembali jika Delta 3 hilang seharusnya ingatannya masuk ke dalam dirinya namun tak ada sama sekali dan membuatnya khawatir. Sehingga Rizki yg asli segera pergi menuju ke areal utara.

Setelah cukup lama akhirnya dia sampai di areal timur yang nampaknya sangat sepi dan lebih sepi dari biasanya.

" Sepi sekali ! aneh kenapa bisa sepi ditempat perang besar seperti ini ," gumanya sambil melihat-lihat di rerimbunan Hutan kawasan Hi itu.


Dia pun melihat ada beberapa bekas injakan dengan noda lumpur ditanah dan dengan segera dia mengikuti kemana jejak itu akan pergi.Semakin lama dia mengikuti dia semakin mendekati areal Konoha dimana pusat pertempuran berada namun dia tak bisa masuk sembarangan karena ada kekkai yang menjaganya.

" Jejak kaki siapa ini , dilihat dari ukurannya ini seperti seseorang yang pasti seumuran denganku ! "

Dia semakin penasaran dan mempercepat gerakan kakinya untuk mendekati orang yang meninggalkan jejak itu. Sampai akhirnya dia ada didekat gubuk tepat dipinggiran Konoha dan melihat kakek-kakek yang sedang menyeret pemuda dan tepatnya pemuda itu adalah bunshin milik Rizki. Rizki segera mendekati gubuk itu

" Etoo , permisi kakek "

Sang kakek itu segera menoleh ke arah Rizki dan sedikit kaget sebentar.

" Oh , anda seorang shinobi anak muda jadi ini bunshinmu ya ? "

" Iya , apa yang terjadi dengannya ? "

" Dia hanya terkena jebakan gas bius "

" Oh jadi itu sebabnya dia tidak hilang ya karena dia tidak terluka "

Rizki pun segera merapal seperti akan membuat bunshin dan "boft" semua bunshin yang dihasilkannya segera hilang.

" Maafkan kakek karena membuatmu membuang semua tenagamu untuk hal tidak berguna "

" Tidak apa-apa nak itu sudah menjadi kewajiban yang tua untuk terus menolong yang muda "

" Sesudahnya terima kasih sekali lagi kek "

Dia pun pergi meninggalkan kakek itu sendirian didalam gubuknya dan pergi untuk lebih mendekat didekat Konoha. Untuk mencari kebenarnya yang pasti dibalik sebuah perang besar ini.

Udara dipagi hari itu begitu sejuk diiringi dengan sengatan matahari yang cukup menghangatkan, seorang wanita muda berjalan perlahan ditengah permukiman warga dimana para warga desa hendak memulai aktivitas harinya, wanita tersebut tersenyum menyapa setiap warga yang ditemuinya.

“selamat pagi Tsuikage-sama”. Salah seorang warga menyapa wanita tersebut, wanita tersebut membalas dengan senyuman manis yang terpancar dari raut wajahnya yang kemudian masih melanjutkan langkahnya.

“syukurlah, keadaan desa secara bertahap telah kembali seperti sedia kala”. Ucapnya dalam hati. “aku akan melindungi desa ini dengan segenap kemampuanku” lanjut ucapannya dalam hati, setelah berjalan sekian lama, wanita tersebut sampai di sebuah air terjun nan indah, sungguh anugrah yang luar biasa yang dimiliki oleh desa Iwagakure, Wanita tersebut kemudian duduk bersantai diatas sebuah batu tak jauh dari air terjun, matanya terpejam merasakan keheningan serta kedamaian keadaan sekitar, lalu terbesit sebuah kenangan kelam dimana saat dunia sedang dilanda peperangan besar.


Flashback.

Peperangan yang terjadi membuat keadaan desa menjadi sangat kacau, para shinobi baris depan telah bersiap untuk berangkat ke medan pertempuran, sedangkan kondisi Chitanda saat itu dalam kondisi yang kurang memungkinkan untuk turut dalam pertempuran, maka dari itu Tsucikage terdahulu memerintahnya untuk melindungi para warga yang tersisa, Chitanda memegang teguh amanah yang diberikan oleh Tsucikagenya tersebut, pada akhirnya Chitanda dengan dibantu oleh para shinobi Iwa yang tersisa berusaha mengevakuasi para warga yang tersisa khususnya para wanita dan anak-anak untuk segera berlindung ditempat persembunyian rahasia desa Iwagakure, selama perang berlangsung hanya inilah yang mampu diberikan oleh Chitanda terhadap desa kelahirannya tersebut. Setelah beberapa saat berlalu, dan saat perang telah sampai pada puncak dan mendekati pada akhir peperangan, Chitanda memberanikan diri untuk melihat daerah sekitar, desa nampak rusuh beberapa bangunan hancur, namun tak terlihat sama sekali tanda-tanda manusia disana.

Akhirnya pada hari itu, setelah mendapat informasi bahwa perang telah usai, Chitanda yang dibantu dengan para shinobi yang tersisa, memerintah para warga untuk keluar dari tempat persembunyian.

Chitanda menunggu dengan harap kepulangan dari Tsuchikage dan para shinobi baris depan, namun setelah kian lama menunggu, mereka tak kunjung juga datang, bahkan setelah shinobi pembawa informasi datang dan menyatakan jika mereka semua serta Tsuchikage telah tewas dalam peperangan tersebut, Chitanda masih saja menunggu didepan gerbang desa Iwagakure seakan tidak percaya jika mereka semua telah tewas, Chitanda menangis dengan penuh sesal, dia menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa turut berperang saat itu.

“sial, jika saja saat itu aku sedang dalam kondisi yang fit, sial”. Gerutu kesal Chitanda sambil memukul mukulkan tangannya ke tembok gerbang desa. Namun tak lama kemudian nampak 2 orang shinobi mendekat, mereka terlihat terluka parah, sontak Chitanda langsung menghampiri mereka, dilihatnya salah seorang shinobi garis depan dan seorang bocah. Bocah tersebut digendong oleh shinobi tersebut, Akibat luka yang amat serius akhirnya shinobi tersebut menghela nafas terakhirnya setelah berpesan, selamatkan nyawa bocah ini, dan jagalah desa ini dengan semangat tekad batu.

Dengan air mata yang mengalir begitu derasnya, Chitanda berusaha tegar dan segera meminta bantuan para tim medis untuk merawat bocah Iwa tersebut.

Setelah hampir satu minggu bocah tersebut siuman dan setelah kondisinya kian membaik Chitanda menghampirinya dan mulai bertanya tentangnya.

“siapa namamu nak ?”. tanya Chitanda ramah.

“aku, . . namaku Igarashi Owl panggil saja aku Owl”. Jawab bocah tersebut.

“apa yang terjadi, kenapa kamu bisa ada diluar desa saat peperangan berlangsung ?”. tanya Chitanda kembali.

“saat itu aku hendak mengikuti ujian chunin yang diadakan di konohagakure, namun terjadi sebuah keributan disana yang kemdian menyeret menjadi perang besar, karena aku ketakutan, aku pun terpisah dengan teman-temanku, aku memutuskan untuk pulang kedesa, namun pertempuran terjadi dimana-mana, untungnya aku bertemu dengan salah satu jounin desa Iwagakure, diapun membantuku untuk kebali kedesa ini melalui jalur yang masih belum terlibat peperangan, namun tak semudah itu walau akhiranya aku sampai didesa ini, oh ya mana paman Jirou (jounin/shinobi yang mengantarkan Owl sampai ke desa)”.

Mendengar pertanyaan Owl , Chitanda hanya memalingkan hadapannya, seakan Owl mengerti maksud dari Chitanda, Owl pun meneteskan air matanya.

Setelah kejadian itupun pintu gerbang desa Iwagakure selalu terbuka untuk menanti para kepulangan para shinobi iwa baik yang ikut dalam medan peperangan ataupun yang memang saat itu ada diluar desa. Dan untuk mengisi jabatan pimpinan desa yang kosong, setelah dipertimbangkan oleh para shinobi Iwa yang tersisa dan juga para warga, akhirnya Chitanda diangkat sebagai Tsuchikage berikutnya berkat peran penting dan jasa-jasanya yang telah diberikan untuk melindungi para warga desa Iwagakure.

Flashback berakhir.


“Oyy, Aneeki ?, sudah saatnya makan siang, ayo”. Teriak Owl dari kejauhan.
“ya ampun, sudah siang yah, baiklah ayo”. Jawab Chitanda sambil beranjak dari tempat itu.

Entah berapa jauh dia pergi nampak dia yang semakin mendekati areal pertempuran di walau dari apa yang dilihatnya dia tak terlalu jauh namun serasa tak dapat mendekat 1 cm pun.


" Apa ini apakah ini sebuah genjutsu ? daritadi aku hanya berkutat disini ! "

"bam" tiba-tiba sebuah cahaya putih melesat dengan jarak ledak yang tinggi membuatnya seperti ingin pingsan namun akhirnya dia benar-benar pingsan.

Namun tak berapa lama berselang dia segera sadar dan bangun namun sudah jauh dari tempatnya semula berada dan dilihatnya Nita yang berada disampingnya.

" Apa yang terjadi ? ," dia mencoba berdiri namun kepalanya masih sakit sehingga dia kembali tertidur dipangkuan Nita.

" Tubuhmu masih belum pulih lebih baik tiduran saja terlebih dahulu " sambil mengusap kepala Rizki layaknya ibu yang mengusap kepala anaknya supaya tidur

" Sebenarnya apa yang terjadi tadi ? "

Nita hanya menggeleng-geleng dan menunjuk ke suatu arah yang nampak damai seperti perang yang telah usai.

" Jadi perang telah usai , huh ! "

" Sepertinya begitu dimana-mana sudah tidak ada tanda pertarungan dan juga beberapa teman kita sedang mencoba bernegosiasi dengan para panitia ujian akibat perang besar ini "

Rizki akhirnya kembali terlelap karena cukup lelah membuatnya tidur hanya dalam beberapa detik setelah berbicara.

Dia pun bermimpi melihat sang ketua akatsuki yang sedang bertarung menggunakan Susano'o dan membuatnya kagum adalah Susano'o yang sangat membuatnya seperti begitu menyukainya.

Flashback End

' Aku bertekad untuk menjadi kuat aku sungguh malu melihat dunia ini penuh dengan pertumpahan darah hanya karena hal konyol ' semangatnya yang berapi-api membuatnya semakin ingin menjadi kuat dan lebih kuat untuk melindungi yang lemah.

" Kau ingin latihan apalagi kali ini nak sebelum itu bagaimana tubuhmu pasca operasi 2 tahun yang lalu ? "

" Anda membuatku ingin kembali mengingatnya ? "

" Aku tau pasti operasi itu sukses 100% karena aku yang mengoperasimu "

Rizki segera melompat menuju tembok disisinya dengan menatap Iwagakure dengan penuh semangat.

" Lihat saja paman aku akan membuat dunia yang aman dan nyaman untuk ditinggali oleh siapapun "

Sementara itu ayah Nita hanya memandangi anak dari sahabatnya itu.

" Kau harus menjadi kuat dulu nak , kau saja malas-malasan kapan akan menjadi kuat ? "

" Lihat saja paman 5 tahun ini aku telah berjuang keras apalagi sejak operasi yang sangat menyakitkanku itu "

Tebing batu, air terjun, dan rumah yang berdesain kaku dan kuat, iwagakure, akhirnya yasujiro kembali ke kampung halamannya, meski ia tak pernah mengakui itu, tapi ia tahu ia dilahirkan disini, namun ia juga tidak pernah punya tempat tinggal disini.

" aku pulang " bisiknya sambil menatap keseluruhan iwagakure dari atas tebing, ia mencapai tebing itu setelah melumpuhkan beberapa penjaga garis perbatasan desa, sudah pasti mereka mati, terkena racun yang diekstrak dan dioleskan ke katana nya setiap hari.


Malam menjelang, saat itu hari nya cerah, bahkan kita dapat melihat ratusan ribu bintang diatas langit iwa, tapi seorang shinobi bernama takatsuji hanzo berjalan seperti tidak semangat, ia memutar gagang pintu tempat tinggalnya dan masuk kedalam, merapikan sandalnya dan menyusuri koridor untuk mencapai dapur, ia mengambil sebotol sake dan meneguknya dengan mantap.

" huh.... menyebalkan... " dengus pria tengah baya ini.

" selalu bermasalah dengan orang bar bar membuat otak ku kian bebal " ia mengeluh tentang dirinya sendiri yang sering kalah judi, rupanya pemabuk ini juga kerap berjudi di desa minor sekitar perbatasan iwa.

" aku rasa logis jika orang ini ada yang menginginkannya mati... " pikir yasujiro dari balik rak yang tak jauh dari ruangan dimana hanzo meneguk sake.

" lintah darat sialan ! " ia melempar botol sakenya ke arah tembok hingga pecahhannya berhamburan ke segala arah.

" aku akan membunuh mereka ! " JLEB ! " KHhk! si-a-pa... y--ang.. !? " matanya bergulir ke samping mencoba menyelidiki siapa yang menikamnya dari belakang, ia melihat rentetan gigi, dan senyum yang begitu mengerikan.

" kau bisa membunuh mereka ? dengan perutmu yang tertembus besi baja ku ini ? " tanya yasujiro sambil memutarkan gagangnya.

" AAAAAAARRRKKHHH!!!! " Jelas itu sangat sakit, yasujiro mencabut paksa katana nya dan membiarkan pria itu tergeletak.

" kau mau sake ? " tanya yasujiro ke pria itu, tanpa menunggu jawabannya ia menjejalkan botol sake itu ke lubang diperut pria itu, sebotol sake merembes masuk kedalam luka itu, dan bisa dibayangkan betapa sakitnya hal tersebut.

Pria itu menjerit kesakitan, darah segar masih mengalir deras dari lubang diperutnya itu, bercampur dengan sake yang dijejalkan kedalam perutnya.

Pria itu ingin sekali berteriak, tapi saking sakitnya ia bahkan tak bisa mengekspresikannya lagi dengan teriakan.

" mati karena kehabisan darah atau karena ku ? " tanya nya dengan mata yang tajam dan bersinar dalam kegelapan.

" p-ers-e-tan-...." ucapnya sambil memegang perut.

"baiklah... " ucapnya pelan dan meraih kepalanya seperti seorang yang merangkul temannya yang sedang sekarat.

lengannya mendekati luka itu dan menjejalkan seluruh jemarinya kedalam luka itu, merobek luka itu dengan paksa, lengan satunya lagi melingkar dan membungkam mulut pria itu, lukanya semakin membuka dan menyemburkan liter darah ke segala arah, pria itu menggelepar ditangan yasujiro hingga tak bergerak lagi.

" jangan mabuk... konsentrasimu menurun 70% meski kau jounin... *sensor*... " bisiknya ke telinga pria itu meski pria itu sudah tak bernyawa lagi.

Kembali pakaian hitam nya berganti corak, beberapa bintik merah menjadi ornamen di baju hitam polosnya.

Yasujiro mendudukan pria yang tak bernyawa itu di dinding dan berjongkok dihadapannya, ia mencoba melihat dengan seksama perut yang kini berongga karena ia robek, jelas segala yang berada didalam isinya keluar.

" kau menjijikan... " gumamnya kembali sambil menancapkan kunai dikening orang mati itu.

Ia berjalan ke dapur dan menemukan botol sake, kemudian meneguknya dengan maantap.

" Huaaahhh!!!! reward ! inilah hidup ! " teriaknya sambil mengacungkan botol itu.

" usia ku 19 ~! yeah ! " teriaknya kembali sambil kembali mengacungkan botol.

Ia melangkah kembali ke ruangan dimana mayat itu berada. duduk dihadapannya dan meminum sake kembali, hanya sedikit yang ia teguk, ia tak mau bernasib sama dengan pria *sensor* dihadapannya ini, jounin mabuk, ia mengguyurkan sisa sake nya ke mayat tersebut.

ia bersandar di dinding yang sama disamping mayat itu, kembali meliriknya dan mulai meracau.

" bolehkah kuambil rumah ini ? aku tak punya rumah di iwa, padahal aku dilahirkan disini... onegai... ossan... " wajanya seakan memelas menatap pria yang kini sudah terbujur kaku.

" kau tak menjawab ossan.... kau tega tak menjawab pertanyaanku ossan... " ia kembali mengajak bicara orang mati itu.

" ossan, kau jahat.. " lengannya mendorong kepala mayat tersebut hingga ambruk ke sisi lainnya.

"tidur sejenak ah... " gumamnya sambil memejamkan mata di dinding tersebut.

" Hahaha ... kau membuatku mengingat masa lalu nak "

" Sudahlah paman , lebih baik kita latihan lagi , bagaimana dengan jutsu gabungan ? "

Keima nampak sedikit menundukan kepalanya untuk berpikir karena dia belum pernah mengajarkan sama sekali soal itu.

" Itu sedikit sulit meskipun jutsu gabungan termasuk jutsu yang mengerikan tapi jutsu gabungan juga bisa sangat berbahaya jika keduanya tidak saling menyeimbangkan penggunaan cakranya ".

Rizki tampak terdiam sejenak dan mendongakkan kepalanya melihat keatas langit.

' Sial , aku pun sulit menyeimbangkan komposisi cakra '

Rizki sedikit terduduk direrumputan dan dirinya tak jauh dari iwagakure.


" Baiklah , aku terima konsekuensinya paman "

Keima tampak mengangkat beberapa cm kacamatanya. Mencoba memikirkan sesuatu namun sepertinya hanya tatapan kosong yang disambarkan oleh ekpresi wajahnya.

" Kau punya fuuton maka lebih baik jutsu gabunganmu dengan elemen katon itu akan menjadikan jutsu yang hebat "

Rizki hanya mengangguk tanda mengerti dan yang terlintas langsung dalam pikirannya adalah Ryu. Dengan sigap dia mengigit ibu jarinya dan mengeluarkan darah dan segera melakukan segel tangan dan dihempaskannya tangan berlumuran darahnya ke tanah.

"boft"

Muncullah dua sosok naga berukuran cukup besar berada didepan Rizki.

" Kau memanggil kami ? "

" Hehe ya begitulah sepertinya aku butuh bantuan kalian lagi.

" Kali ini apalagi ? "

" Aku ingin menciptakan jutsu gabungan dengan daya serang hebat , kau tau maksudku kan ? "

Ryu yang dapat menggunakan jutsu sementara Ryu satunya hanya terdiam karena yang satu ini hanya bisa memberikannya cakra.

Ryu dan Rizki segera berdiri bersampingan dan keduanya siap mengeluarkan jutsu.


" Katon : Gaoukakyou no justu "
" fuuton : Wind cutter "


Seketika angin yang tadi berjalan melewati samping dari bola api milik Ryu pun menarik api disampingnya namun alhasil karena komposisi cakra yang tidak sama apinya segera membuat anginnya berputar tak karuan dan akhirnya terjadilah ledakan yang cukup besar sehingga kemungkinan terdengar sampai desa Iwagakure.

" Sial "

Ledakan yang tadipun hampir mengenai Rizki namun dia dilindungi oleh Ryu.

Munculah mereka di tempat yg misterius (bagi jounin kumogakure) dan tempat yg tidak asing (bagi Senju Yagami).... Sekarang mereka semua sedang menjadi pusat perhatian dari seluruh shinobi/warga biasa yg sedang berjalan-jalan di tempat ini, ya inilah air terjun yg paling terkenal di kawasan Iwagakure. dibarengi dengan itu, beberapa ninja medis langsung bergegas memulihkan chakra Raikage agar kembali sempurna.....

" Ehhh...."
Tubuh yagami seolah kaku tak bisa bergerak setelah ia melihat gadis bersurai merah (uzumaki chitanda) yg sedang memandangi keindahan Air terjun itu...
" Ninja type sensor... segera lacak semua keanehan yg ada di desa ini. SEKARANG !!." ~ perintah raikage kepada beberapa ninja type sensor yg ia bawa dan berusaha untuk melepaskan pandangannya dari gadis bersurai merah itu.

" ?!!!!... di sebuah rumah didekat sini, terjadi pembunuhan sadis yg dilakukan oleh pria berambut putih (kaage) dan entahlah. aku tak tahan melihatnya..." ~ Ucap Salah satu jounin kumogakure seolah memberitahukan hasil dari kemampuan sensornya.
" Pria brambut putih ???."
" Kita langsung kesana.... tak usah menunggu lama. ninja medis terus obati aku di perjalanan." ~ Perintah Raikage kepada seluruh pasukannya..


Yagami langsung mendobrak pintu rumah yg dicurigai sebagai tempat pembunuhan sadis...

" Keluar kau...!!!" ~ Ucap yagami dengan nada keras dan sangat tidak sopan santun. Ucapannya bahkan dapat didengar se-isi rumah yg terlohat kosong ini...

Sosok berjubah hitam yang tampak dari belakang, muncul secara tiba-tiba di salah satu atap rumah. Ia melompat dari sana untuk segera ke bawah dan langsung menepuk pundak salah seorang warga sipil. Orang itu menoleh ke belakang, "Anoo, siapa?" "Kau tidak perlu tahu, ada satu hal yang ingin aku tanyakan, apa ada aktivitas yang mencurigakan disini beberapa jam ini?" Orang itu menggeleng.

"Hh." Ia berbalik hadap dan meninggalkan orang itu.

Kegelapan malam akan tiba menutupi bumi Iwagakure, terdapat jutaan bintang yang sangat indah disana, di langit. Hari yang cukup cerah, namun tidak cukup cerah bagi dirinya karena terdapat beberapa kasus di hari yang sama, termasuk kasus pembunuhan massal, berencana, mutilasi, dan... berantai. Orang ini harus membayar perbuatan kejinya.

" Keluar kau...!!!"
Teriakan? Apa mungkin... oke, langsung saja dirinya berlari menuju sumber suara tersebut, belok kiri, jalan lurus, diujung, belok kanan, dan,

"Ada apa ini?" Ia berjalan pelan untuk menuju ke shinobi Kumogakure ini, dilihatnya sebuah rumah yang pintunya terbuka, yang menjadi pusat perhatian dari shinobi-shinobi Kumogakure ini.

"Raikage." Sapanya saat sudah memasuki rumah ini.

"Aku mendapat informasi dari Anbu-ku bahwa terjadi pembunuhan di Iwagakure, dan--" tatapannya beralih ke ruangan rumah ini yang seakan-akan sangat gelap. "--apa tempat ini."

Bajunya yang hitam dan ruangan yang gelap membantunya bersembunyi dengan sempurna dibalik bayangan, jelas seorang shinobi tidak selalu tidur, disaat misi bahkan ia tidak boleh tidur dalam waktu yang lama, yasujiro menyadari ada yang datang beberapa detik yang lalu, ia sudah bersiap di dapur, begitu pintu terbuka ia langsung dapat melihat sesosok manusia yang masuk dan mendobrak.

" kagebunshin no jutsu " seosok bunshin tampak muncul dari hadapan yasujiro. tubuh asli dia melompat mendobrak langit langit dan menembus gentingnya hingga ia keluar dari rumah itu dan berlari secepatnya ke arah selatan.

Sementara bunshinnya membentuk segel yang sangat cepat dan menarik nafas sangat dalam, mengarahkan jutsunya ke arah orang yang tidak sopan itu. " katon zokkoku ! " seketika areal seluas dua ratus meter persegi terbakar hebat diikti dengan hilangnya bunshin milik yasujiro dan menciptakan penerangan besar untuk desa tersebut karena api menjilat ke segala arah.


" kebakaran! kebakaran!... " dia melompati rumah rumah, dan melesat terus untuk lari dari pengejar dirinya, menjauh dari jutsunya sendiri, berharap perhatian seluruh orang teralih karena sesuatu yang besar terjadi di tengah kota. Namun sepertinya berhasil, seluruh penduduk tampak histeris dan berhamburan keluar menatap kearah kobaran api ungun raksasa ditengah desa, hal ini menguntungkan bagi kaage yang langsung berganti pakaian membaur bersama warga dan menutupi rambutnya yang kontras dengan sebuah bandana. Kemudian berjalan santai menuju selatan selagi kekacauan masih melanda.

seorang Jounin Iwagakure berlari tergesa-gesa menuju ruangan kage berada untuk melaporkan situasi yang terjadi di desa,

"tsuchikage-sama, bolehkah saya masuk, ada kejadian genting yang saat ini melanda desa". ucap Jounin tersebut dengan nampak tergesa-gesa.

"hhh, percuma senpai teriak-teriak Anneki sudah keluar dari tadi sore". sahut Owl yang datang tiba-tiba dari balik bayangan.

"tapi ??". tanya Jounin itu kembali.

"sudahlah, Anneki telah bergerak sebelum informasi itu menyebar, beberapa ninja tipe sensor dan medis telah bergerak dibawah perintah Anneki". jelas Owl pada Jounin tersebut.

sementara itu, terjadi kobaran api unggun nan besar terjadi di desa, Chitanda berdiri tak jauh dari kobaran tersebut menatap dengan tatapan penuh rasa sabar dalam hatinya,

"jika kau ingin pulang, maka pulang lah, tapi kau tak perlu membuat kekacauan seperti ini". ucap Chitanda dalam hati kepada orang yang membuat keributan itu.

"Suiro no Jutsu" Ucap Chitanda setelah usai membentuk handseal, keluarlah puluhan naga air sebesar 8 meter, para naga air tersebut melingkar menutupi area permukiaman yang telah terbakar api sebelumnya kondisi yang cukup memungkinkan untuk membuat naga air sebanyak apapun dikarenakan desa Iwa memiliki pasokan air yang berlimpah,

"yosh, 30 naga kini telah tercipta sudah, huhh", ucap Chitanda sembari menghela nafas. alhasil secara perlahan kobaran api pun mulai padam.

"hyuuuhhh, cukup melelahkan juga". ucap syukur Chitanda setelah melihat api tersebut kini telah padam, Chitanda masih saja berdiri tenang diatap permukiman warga, dia menatap langit yang dipenuhi dengan keindahan taburan bintang-bintang kecil.

"ayolah, segera akhiri ini, agar aku bisa segera menikmati keindahan desaku ini kembali". Ucap Chitanda yang bersiap untuk bergerak.

Tetsuya wrote:

"Ada apa ini?" Ia berjalan pelan untuk menuju ke shinobi Kumogakure ini, dilihatnya sebuah rumah yang pintunya terbuka, yang menjadi pusat perhatian dari shinobi-shinobi Kumogakure ini.

" ternyata kau datang ya, tetsuya ??." ~ Ucap Yagami setelah melihat kedatangan orang yg ada di hadapannya ini.
" Shinobi dari desa ku memberitahukan kalau disini ada pembunuhan sadis yg dilakukan oleh orang berambut putih. entah siapa dia ??. ~ Lanjut yagami sambil mengalihkan matanya ke arah sebuah pintu yg perlahan mulai terbuka.

Kaage wrote:

begitu pintu terbuka ia langsung dapat melihat sesosok manusia yang masuk dan mendobrak.

" kagebunshin no jutsu " seosok bunshin tampak muncul dari hadapan yasujiro. tubuh asli dia melompat mendobrak langit langit dan menembus gentingnya hingga ia keluar dari rumah itu dan berlari secepatnya ke arah selatan.

Sementara bunshinnya membentuk segel yang sangat cepat dan menarik nafas sangat dalam, mengarahkan jutsunya ke arah orang yang tidak sopan itu. " katon zokkoku ! " seketika areal seluas dua ratus meter persegi terbakar hebat diikti dengan hilangnya bunshin milik yasujiro dan menciptakan penerangan besar untuk desa tersebut karena api menjilat ke segala arah.

" Aku sudah lama menunggu-mu...." ~ ucap yagami setelah melihat siapa orang yg ada dibalik pintu itu.

" Ahh. sialan, dia langsung menyerang..." ~ Raikage dan gerombolan jounin kumogakure lainnya langsung maju ke depan. lalu ada 4 shinobi berelemen suiton yg mengelilingi mereka.
" Suiton : Doryuuheki " ~ Munculah pertahanan suiton yg berada di depan keempat shinobi kumogakure itu dan berada di sekeliling Raikage, tak hanya itu, ada dua lapis doryuuheki disana. kini di bagian kanan, kiri, depan, dan belakang mereka ada pertahanan doryuuheki air yg terdiri dari dua lapisan.

" Fyuuh...." ~ Ucap keempat shinobi dari kumogakure itu yg barusan membuat pertahanan suiton. dan dengan perlahan mereka mulai menghilangkan pertahanan air itu...
" Watatatt.... kenapa desa iwa jadi penuh api begini. ?!!!. ternyata serangan tadi bisa merubah keadaan menjadi seperti ini ya ??." ~ Ucap yagami sembari melakukan hensel dan hendak mengeluarkan suatu jutsu

dan sebelum yagami menggunakan jutsu untuk memadamkan api itu, ternyata semua api yg tadi membakar sebagian desa iwagakure sudah padam. dan yg memadamkannya adalah orang yg tidak asing bagi yagami, ya wanita bersurai merah tadi (uzumak chitanda).

" ckck... sok keren... haha... untuk apa bertarung jika tidak menghasilkan sesuatu... " gumamnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" bandana ini menyebalkan... tapi ... mau bagaimana lagi.... agar tidak dikenali " ucapnya sambil mengangkat bahu dan menggeleng - gelengkan kepala.

" hei kau ! " seseorang memanggilnya.

" apa ? " ia menoleh dengan santai.

" kau tak lihat disana ada apa ? " rupanya ia salah satu warga yang hanya menanyakan kejadian tadi, padahal kaage sudah menyiapkan kunai dari balik lengannya.

" oh... ada kebakaran, tapi shinobi - shinobi disana sudah membereskannya... santai saja... dunia ini masih banyak orang - orang hebat... " ucapnya sambil berlalu dan melambaikan tangan.


" tapi semakin banyak yang hebat, akan semakin banyak sampah... " ia berbisik, tak bicara pada siapapun, hanya berguyon, menuju ke pinggiran pemukiman warga.

Quote :

tubuh asli dia melompat mendobrak langit langit dan menembus gentingnya hingga ia keluar dari rumah itu dan berlari secepatnya ke arah selatan.

Ini akan menjadi malam yang indah, setidaknya jika buronan ini tidak dilahirkan di dunia ini oleh ibunya. "Ini hanya pengalih perhatian boge!" Ia melompat ke udara dan mendarat di salah satu atap rumah warga. Dari atas sini, ia setidaknya bisa melihat Iwagakure dari atas. "Disana! Arah selatan!" Lalu melompat ke bawah dan langsung berlari ke arah selatan dengan secepat yang ia bisa.

Masih berlari, hingga ia kehilangan jejak buronan *sensor* itu. "Kusso! Kemana dia!?" Menoleh kanan-kiri. Ia bingung harus memilih jalan yang kanan atau kiri. "Hei!"
"Aku?"
"Iya, kau melihat orang yang tampak aneh atau asing?"
"Kurasa tidak ada, tapi tadi aku bertanya kepada seseorang mengenai kebakaran itu, dia menjawabnya dengan santai lalu berlalu dan melambaikan tangannya. Kurasa orang itu tidak aneh."
"Baka! Kemana dia pergi!?"
"E-eh? Ke kiri."

Setelahnya ia langsung berbelok ke kiri meninggalkan orang ini dan lalu kembali berlari. Sambil berlari, ia melihat kiri-kanan, siapa tahu buronan ini bersembunyi. Kemudian, ia munculkan sebuah kunai dari kantong senjatanya.

Beberapa meter ia berlari, tidak ada juga. Hingga ia memutuskan untuk berhenti. "KELUARLAH JIKA KAU MEMANG BENAR-BENAR JANTAN," ia pastikan suaranya berada di level tertinggi.

" aku bukan samurai yang suka bertarung demi kehormatan... aku shinobi... menghalalkan segala cara untuk menang... " gumamnya sambil tetap melangkah .


" jika dia mau main jantan jantanan, bicara pada samurai .... " meski ia sadar ada orang disekitarnya yang mengincarnya tapi ia lebih memilih dikejar daripada harus berbalik arah.

" membosankan... dunia dipenuhi dengan orang - orang yang sok keren... " gumamnya kembali sambil melangkah santai, mengembalikan segel henge nya dan berubah kembali menjadi wujud aslinya yang mengenakan baju serbah hitam bernoda darah dan rambut perak yang bebas berkibar tertiup angin.

Ia sudah siap, dengan segala macam serangan tiba tiba yang akan datang kepadanya.

" yooo orang sok keren! aku tak mau bertarung ! aku lelah ! " teriaknya membalas

Tetsuya wrote:

Ini akan menjadi malam yang indah, setidaknya jika buronan ini tidak dilahirkan di dunia ini oleh ibunya. "Ini hanya pengalih perhatian boge!" Ia melompat ke udara dan mendarat di salah satu atap rumah warga. Dari atas sini, ia setidaknya bisa melihat Iwagakure dari atas. "Disana! Arah selatan!" Lalu melompat ke bawah dan langsung berlari ke arah selatan dengan secepat yang ia bisa.

" Kalau aku tidak konsentrasi pada serangan tadi, mungkin aku akan mengetahui itu, boge!. :v" ~ Ucap yagami kepada tetsuya.
" H-heii.... mau kemana kau ??.sudahlah sepertinya dia akan mengejar orang yg tadi." ~ Lanjut
yagami spontan setelah melihat tetsuya pergi entah kemana.
" sepertinya chakraku sudah pulih sepenuhnya... so, semua jounin ikuti dia (tetsuya) !!!!." ~ perintah yagami kepada semua jounin yg ia bawa dari Kumogakure.
" NANTI AKU MENYUSUL !!!." ~ Teriak Yagami dengan nada keras sembari melangkahkan kakinya ke arah wanita yg barusan memadamkan api-api yg sempat membakar Sebagian wilayah iwagakure.

" Hei... Namaku Senju Yagami, Raikage kumogakure salam kenal."
" Dan terimakasih telah memadamkan api tadi... setidaknya itu bisa menghemat chakraku. Oh ya, masih ada urusan yg harus kuselesaikan. Sampai nanti..." ~ yagami langsung pergi untuk mengejar para bawahannya yg belum jauh dari sini setelah ia baru mengatakan sepatah-dua patah kalimat kepada chitanda. sungguh tidak sopan.. :v

" Ada apa ini gejolak cakra yang sangat besar baru saja muncul dari arah desa " dengan segera Nita berlari menuju ke arah Rizki yangs sedang berlatih untuk memberitau keadaan desa yang nampaknya dalam keadaan gawat.

" Kau terlambat mari berangkat "

Nampaknya Rizki sudah menyadari keadaan yang terjadi sebelumnya karena merasakan sesuatu yang aneh apalagi dengan banyak suara teriakan dari arah desa.

Dengan sigap dia melompat ke punggung Ryu dan Nita yang mengikuti dibelakangnya namun Keima hanya santai dan duduk.

" Inilah waktu yang cocok bagi kalian generasi muda selesaikanlah urusan desa ".

Ryu segera naik untuk terbang dan secepatnya dia melesat menuju arah Iwa yang tak jauh dari tempat latihannya itu. Ryu yang terbang dengan kecepatan penuhnya sehingga tak lama kemudia dia telah sampai di desa Iwa.

Ryu terbang berputar untuk berkeliling mencari keadaan. Dan alangkah shock keadaan Rizki begitu melihat bekas kobaran api yang sangat besar.

" Ini , dia pasti bukan orang biasa tidak mungkin ini disebabkan kebakaran biasa "

Ryu masih terbang berputar-putar diatas Iwa untuk mencari sosok yang mencurigakan.

MY wrote:

" Hei... Namaku Senju Yagami, Raikage kumogakure salam kenal."
" Dan terimakasih telah memadamkan api tadi... setidaknya itu bisa menghemat chakraku. Oh ya, masih ada urusan yg harus kuselesaikan. Sampai nanti..." ~ yagami langsung pergi untuk mengejar para bawahannya yg belum jauh dari sini setelah ia baru mengatakan sepatah-dua patah kalimat kepada chitanda. sungguh tidak sopan.. :v

Pandangan Chitanda teralihkan sekejap setelah seseorang mendekatinya, Chitanda menoleh dengan lembut menatap kearah pemuda yang menghampirinya tersebut, didengarnya sepatah dua kata yang terucap dari pemuda tersebut yang tak lama kemudian dia beranjak pergi.

"Raikage yah, hmmm, orang yang aneh". Gumam pelan Chitanda sembari melihatnya pergi menjauh.

Pandangan Chitanda kembali beralih menatap langit-langit Iwagakure, nampak seekor binatang besar sedang terbang mengitari desa,

"apa itu ?". Ucap Chitanda yang memperhatikan secara seksama kearah binatang terbang tersebut.
"naga kah ?". sahutnya lagi.

tak beberapa lama kemudian, terdengar sebuah teriakan dari kejauhan.

"anneki ?".

"Owl ?, apa yang dia lakukan disini, bukankah aku menyuruhnya untuk menunggu dirumah saja". ucap Chitanda sedikit cemas.

"apa yang kau lakukan disini Owl ?".
"hehehe, aku hanya bosan saja didalam rumah". jawab Owl.

"lebih baik kau segera pulang, aku sedang terburu-buru sekarang, ingat pulanglah !!". ucap Chitanda sembari melangkah menjauh dari tempatnya berdiri sebelumnya.

"kemana perginya Raikage tadi, aku belum sempat menanyakan beberapa informasi kepadanya, ku harap tujuan kita sama". gumam Chitanda sembari melompat lompat dan berlari berusaha mengejar sang Raikage.

"ya ampun Anneki, kenapa tergesa-gesa sekali". ucap Owl dalam hati.

Makenshi Zaoldyeck wrote:

" membosankan... dunia dipenuhi dengan orang - orang yang sok keren... " gumamnya kembali sambil melangkah santai, mengembalikan segel henge nya dan berubah kembali menjadi wujud aslinya yang mengenakan baju serbah hitam bernoda darah dan rambut perak yang bebas berkibar tertiup angin.

Darimana sumber suara ini? Oh, ternyata orang itu, yang berada sekitar 50 meter darinya. Pada awalnya orang ini memakai henge, wajar tidak dapat dikenali Tetsuya. "Hoo--" perlahan ia mendekati orang itu sampai dijarak 10 meter dihadapannya.

"--Ya, Su, Ji, Ro, Kaage, aku benar?" Melipat kedua tangannya didepan dada, dengan diikuti berotasinya pupil coklat itu menjadi pupil merah, yang dikenal dengan nama Sharingan.

Quote :

" yooo orang sok keren! aku tak mau bertarung ! aku lelah ! " teriaknya membalas

"Haloo, kau lupa denganku? Dari gayamu, kau seperti lupa. Tapi kau--" sambil menunjuk orang serba hitam itu dengan telunjuk tangan kanannya. Sementara tangan kirinya merogoh kantong senjata yang berada di celana bagian belakang, yang ditutupi oleh jubah hitam.

"--kau telah membuat banyak kesalahan, pembunuhan berantai, pembunuhan berencana, pembunuhan massal, judi, alkohol, pemerkosaan, obat-obatan terlarang, kau akan dihukum dengan sangat berat, Ya, su, ji, ro, Kaage."

"Jadi, ada kalimat terakhir?"

---

Quote :

Nama jutsu: Utakata.
Rank: B.
Type: Genjutsu.
Klasifikasi: Supplementary.
Range: Close (0~5 m)
Deskripsi: Genjutsu ini memungkinkan target yang terkena akan mengalami halusinasi tanpa harus melihat mata pengguna, melainkan cukup dengan hanya melihat tangan pengguna. Pada lawan yang terkena teknik ini (Utakata) akan di perlihatkan suatu ketakutan tentang orang-orang terdekatnya sehingga membuat pikiran lawan menjadi lemah dan mudah di sakiti secara fisik.
Kelemahan: Genjutsu bisa dihentikan dengan mengacaukan cakra korban dengan atau tanpa bantuan dari orang lain.

" ada ... " jawabnya dengan cepat sambil melirik ke arah belakang.

" aku tak bertanggung jawab atas pemerkosaan, pengedaran obat terlarang, dan alkohol itu, aku bukan orang bermartabat rendah yang menjual tubuhku pada hal semacam itu...  tuan pembela kebenaran... " ucapnya sambil berbalik dan membuat segel .

" Kagebunshin no jutsu " Beberapa bunshin langsung muncul dihadapannya dan merembes masuk kedalam tanah dan beberapa lagi menghilang melompati atap atap pemukiman.

" norak sekali gaya kau... terlebih untuk seorang uchiha " ia menunjuknya kembali .

" kau curang, kau kenal aku tapi kau tak memperkenalkan diri, apa ibumu tidak mengajari peradaban manusia ? baka ?  hahahaha !!!!! "

Ia mulai melemparkan kunai berkertas peledak ke arah uchiha itu , tak lama kemudian kertas peledak itu terbakar dan meledak di dekat orang itu berdiri.


" tunggu ! " wajahnya memucat.

" dia uchiha ! dan dengan bodohnya aku membalas dia dengan menunjuknya, padahal itu genjutsu dari tangan !!!!! sialan !!!aku benar benar *sensor* !! " pikirnya menghardik dirinya sendiri.

Ia mengepalkan kedua lengannya dan memasang kuda kuda yang kuat, kemudian ia merebakan seluruh chakra yang ia punya untuk mengacaukan alirannya sendiri.

" hampir saja... sialan " pikirnya kembali sambil menghela nafas.

Kaage wrote:

Ia mulai melemparkan kunai berkertas peledak ke arah uchiha itu , tak lama kemudian kertas peledak itu terbakar dan meledak di dekat orang itu berdiri.

" ehhh... apa itu ???. Sepertinya ledakan dari orang yg sedang bertarung....." ~ Tiba-tiba terlintas sebuah pikiran di benaknya.

" Ya, tak salah lagi.... Itu mereka." ~ Lanjut Yagami dan mulai bergerak ke arah asal dari suara ledakan itu.


Lama mencari.... Akhirnya Yagami menemukan titik dimana sebuah object meledak.

Ternyata memang benar firasat/prediksi dari Yagami, terdapat dua Pemuda (?) yg sedang bertarung disana... Dan kedua pemuda di depannya ini sudah tak asing lagi bagi Senju Yagami.

"suara ledakan ?". ucap Chitanda sambil berlari.

mendengar suara ledakan tersebut, Chitanda lekas menghampiri dimana asal dari suara ledakan tersebut. dengan tergesa-gesa Chitanda berusaha secepat mungkin untuk sampai pada tempat suara ledakan tersebut berasal.

tak berapa lama, sampailah Chitanda pada tempat asal ledakan tersebut, dilihatnya 2 orang pemuda, dan 1 orang lagi yang barusan ia temui sebelumnya (raikage)

Chitanda hanya menatap dan mengamati ketiga orang tersebut dari jarak yang tak jauh kurang lebih 100 meter dari tempatnya berdiri.

"Yasujiro Kaage, shinobi dari Iwagakure, apa yang membuatmu jadi seperti ini ?". ucap Chitanda dalam hati sembari mengamati Yasujiro.

"membunuh beberapa Jounin penjaga gerbang desa, dan membuat keributan ditengah desa sehingga membuat para warga resah, apa begini caramu pulang ? Yasujiro Kaage ?". Ucap Chitanda lirih dengan tatapan penuh belas kasih. :v

Masih dalam keadaan terbang mengelilingi desa Iwa tiba-tiba terjadi ledakan dan kedua kuchiyose milik Rizki tanpa diperintahkan langsung melesat menukik terbang menuju arah ledakan tersebut.

" Apa ini apakah ini penyerangan ? tapi oleh siapa ? "

Tanpa ragu-ragu Rizki , Nita dan Ryu semakin mendekati orang yang kemungkinan menyerang desa Iwa.

" Jika memang benar dia maka takkan ku maafkan dia yang telah merusak desa ini "

Dengan menyiapkan pedang kusanaginya dia segera bersiaga untuk menyerang. Sambil melihat bekas kebakaran membuatnya semakin bertambah emosi namun dia coba untuk menahan emosinya dan berpikir dahulu sebelum bertindak. Dia akan mencari kebenarannya terlebih dahulu.

Quote :

Ia mulai melemparkan kunai berkertas peledak ke arah uchiha itu , tak lama kemudian kertas peledak itu terbakar dan meledak di dekat orang itu berdiri

Sebelumnya sudah ia duga pria ini akan melakukan serangan kunai yang terselipi kertas peledak, ia bisa tahu berkat pupil istimewa ini. Jadi, dengan mudah ia menghindar dengan cara melakukan Kawarimi no Jutsu dan muncul kembali di belakang pria bang-sat ini.


Tendangan kaki kanan ia lancarkan ke arah kepala pria serba hitam ini tanpa mengeluarkan suara, dengan tujuan, keberadaannya tidak diketahui.

---

Udah gitu aja, lagi WB >_>

Ia langsung refleks berjongkok ketika menyadari bahwa ia diserang dari belakang, tebasan sang uchiha itu melayang diatasnya .

Yasujiro berguling ke arah belakang memunggungi pria ini lagi.

" kau... tak asik.... hanya serangan seperti gennin... "  bisiknya pelan sambil mengangkat alis. Kembali menyarungkan pedang nya dan melompat ke arah selatan kembali.


Semebtara itu para bunshin yang menyebar, ternyata memasang kertas peledak disetiap sudut rumah. bahkan beberapa yang dikirim ke bawah tanah menempelkannya di titik lemah dari tanah yang menopang desa diatasnya.

Salah satu bunshin menemukan seorang yang dikenal di iwa, dialah sang kage wanita yang terkenal belakangan saat blok utara terbentuk, dia wanita yang rupawan dan bisa dikatakan berhati baik pula. Bunshin yasujiro ini kini berada didepannya, tidak dengan kuda kuda, ia hanya menghampiri wanita itu.

" Tsuchikage... hisashiburi dane~ " ucapnya santai. Kini jaraknya tidak jauh dari tubuh wanita muda itu.

" jangan menyalahkan dirimu dan warga iwa... aku seperti ini karena lingkunganku yang meracun kehidupanku... " tiba tiba ia berucap, kini hanya beberapa inci .

Yasujiro tak seperti biasanya, kini perangainya tenang, dan berbicara halus, bertolak belakang dengan ia yang baisanya.

" Chitanda... sejak perang aku sudah ditugaskan memata - matai iwagakure, dan mengawasi pergerakan nya, tapi seseorang itu sudah mati, namun aku justru semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada iwa.... dan akhirnya, aku mendengar kau menjadi kage.... " tuturnya perlahan menundukan wajah.

" chitanda.... ie... nee san... kau memang baik... melindungi ku dengan anak anak iwa lainnya semasa perang... tapi... aku tak mau terikat oleh apapun mulai sekarang... gomen... jalan kita akan berbeda mulai dari sekarang... " kini ia melangkah maju dan memajukan wajahnya tepat dihadapan wanita itu, mengecup pelan pipinya yang halus beberapa detik kemudian melepaskannya perlahan.

" arigato... dan... selamat tinggal..ada yang harus kulakukan... semoga kau tak mati  " disaat itu pula, bunshin tersebut menghilang.


Segala bentuk informasi yang dilaluinya kembali ke tubuh asli yang kini berlari ke arah selatan. Awalnya ia membelalakan mata, kemudian tertunduk seolah tertohok.

" jadi dia disini .... " gumamnya pelan memutar tubuhnya dengan paksa dan mengerem lajunya dengan telapak kakinya. Seluruh bunshinnya sudah siap dalam posisi dan ia sudah hampir diujung desa, gerbang keluar ada dibelakangnya kini, ia bersiap, begitupula dengan salah satu bunshin yang kini sudah ada di ujung desa satunya lagi, seluruh bunshinya kini menghilang kecuali satu bunshin yang berada di ujung lainnya dan dua bunshin didalam tanah.

Tubuh yasujiro kaage yang asli memebentuk beberapa segel yang panjang, hampir setengah menit ia membentuk segel - segel tersebut, kemudian ia menegadahkan lengannya ke atas dengan telapak tangan terbuka, jilatan - jilatan api merah membara seolah muncul tiba tiba diatas telapak lengannya dan membentuk bola merah padat, bola tersebut terus memadat dan mengecil, proses tersebut diikuti oleh deru angin yang seolah telapak tangannya yang menjadi pusat alirannya, bola api itu kini sempurna dan terlihat seperti mentari kecil didalam genggaman yasujiro.

" sanhando.... lengan mentari... " bisik nya pelan sambil menatap bola merah membara itu. Dua bunshin muncul dikedua sisinya, bunshin yang tadi tenggelam didalam tanah sebelum ia berhadapan dengan uchiha yang tadi.

Mencengkram kedua pergelangan kakinya dan melontarkannya ke langit setinggi - tingginya, saat dipuncak jarak yang dapat ia tempuh, ia mulai menarik lengannya kebelakang, seolah akan melemparkan batu ke bawah.

Ia menatap desa iwagakure, hampir keseluruhannya dari sini, kemudian ia melontarkan bola membara itu ke tengah desa.

" SANHANDO !!!!!! " pekikannya begitu keras seiring dengan laju bola panas tersebut ke arah desa, sebelum menyentuh tanah bola itu menembus beberapa bangunan dan menancap ditanah.

" LIMAAAA !!! EMPAAATTT!!! TIGAAAA !!!! DUAAAA !!!! SATUUU!!!  KATSU !!! " bola merah padat itu perlahan retak, memunculkan pilar pilar cahaya yang terang ke segala sudut arah, bersiap melepaskan jutaan energi panas untuk dilepaskan dalam sekejap.

Bunshin yasujiro yang berada di ujung desa lainnya mengaktifkan segel ledakan berikutnya, ratusan kertas peledak yang tertempel ditiap bangunan dan dibawah tanah iwagakure meledak, ledakan ini juga tidak memberi ampun warga desa yang berada di pinggiran, ledakan itu terjadi beruntun dan berantai menghamburkan tembok, batu, dan dinding, serta genting dari rumah warga belum lagi bom yang berada dibawah tanah yang menyebabkan longsor dan ambruknya bangunan - bangunan yang berada diatasnya, korban yang terkena efek ledakan tersebut menambah jumlah kematian serta korban luka teror mengerikan ,ini.

" belum selesai.... " gumam bunshin tersebut.

" fuuton... daitoppa! " ia mengirim serangan angin badai yang menyebabkan kobaran api dari ledakan bom - bom kertas tersebut menjadi semakin membara dan membuat iwagakure hampir terbakar seluruhnya, seperti lautan api. Setelah itu semua, seluruh bunshinnya menghilang, menyisakan tubuh yasujiro yang asli.


" terang.... selamat jalan, iwagakure... nee san... semoga kau tak mati " gumamnya pelan sambil berlari secepat mungkin kearah gerbang keluar desa .


[OUT]

"

Kaage wrote:

Tsuchikage... hisashiburi dane~ " ucapnya santai. Kini jaraknya tidak jauh dari tubuh wanita muda itu.

" jangan menyalahkan dirimu dan warga iwa... aku seperti ini karena lingkunganku yang meracun kehidupanku... " tiba tiba ia berucap, kini hanya beberapa inci .

" Chitanda... sejak perang aku sudah ditugaskan memata - matai iwagakure, dan mengawasi pergerakan nya, tapi seseorang itu sudah mati, namun aku justru semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada iwa.... dan akhirnya, aku mendengar kau menjadi kage.... " tuturnya perlahan menundukan wajah.

" chitanda.... ie... nee san... kau memang baik... melindungi ku dengan anak anak iwa lainnya semasa perang... tapi... aku tak mau terikat oleh apapun mulai sekarang... gomen... jalan kita akan berbeda mulai dari sekarang... " kini ia melangkah maju dan memajukan wajahnya tepat dihadapan wanita itu, mengecup pelan pipinya yang halus beberapa detik kemudian melepaskannya perlahan.

" arigato... dan... selamat tinggal..ada yang harus kulakukan... semoga kau tak mati  " disaat itu pula, bunshin tersebut menghilang.

Melihat Kaage mendekat kearahnya, Chitanda hanya berdiam dan tak jua beranjak dari tempatnya, dia tak juga melakukan kuda-kuda ataupun bersiap mengambil suatu senjata dari kantong senjatanya.
Dengan perasaan hati yang disertai deruan kencang detak jantung, Chitanda menatap bhunsin Kaage dengan tatapan gelisah dan penuh keraguan pada dirinya.

sapaan disertai penjelasan singkat yang terurai dari bibir Kaage, makin membuat Chitanda ragu dengan apa yang harus dia lakukan terhadap pria yang dihadapannya tersebut.

sementara itu jarak diantara mereka semakin dekat, tak disangka oleh Chitanda sebelumnya, Kaage yang terkenal dengan sifatnya yang sangat kejam tersebut kini dihadapanya menjadi sosok yang lembut, ada akhirnya sebuah kecupan riangan mendarat halus dipipi Chitanda, hal tersebut makin tidak dimengerti oleh Chitanda,

Chitanda tak merespon sedikitpun dengan apa yang dilakukan Kaage terhadapnya, lalu sebuah kalimat perpisahan dan sebuah pesan terucap disusul dengan lenyapnya Bunshin Kaage tersebut. sebuah pemikiran berkecamuk dikepala Chitanda.

"Kaage ?, apa maksudmu dan apa tujuanmu sebenarnya, akankah kau akan terus mempermainkanku seperti ini," Ucap Chitanda dalam hati sembari mengelus pipinya tersebut.  

Kaage wrote:

Mencengkram kedua pergelangan kakinya dan melontarkannya ke langit setinggi - tingginya, saat dipuncak jarak yang dapat ia tempuh, ia mulai menarik lengannya kebelakang, seolah akan melemparkan batu ke bawah.

Chitanda tersadar dari lamunannya, matanya pun terbelalak setelah mendengar rentetan ledakan dan disertai dengan sebuah bola api melesat cepat keatas langit desa Iwagakure.

"benda apa itu !?, jangan-jangan, tidak ini gawat". ucap Chitanda shock yang melihat bola api tersebut.

Chtanda yang menyadari jika bola api itu akan meledak, segera bersiap-siap merapal jutsu untuk menahan jutsu tersebut.

"apa tujuanmu sebenarnya Kaage, apa ulahmu sebelumnya masih belum cukup untuk desa ini". oceh Chitanda diiringi dengan tangannya merapal berbagai macam segel jutsu.

"yosshh !! Howaitomisuto ". Ucap Chitanda tegas disertai tangan jemarinya saling menyatu membentuk sebuah lingkaran yang dia arahkan kepada bola api tersebut.

alhasil , udara disekitar bola api tersebut kini menjadi sebuah kabut putih kasat mata dengan jangkauan 10 meter dan setelah itu tercipta sebuah dinding es yang mengurung bola api dalam kabut tersebut (dinding es bulat seperti bola), sementara itu dengan radius 10 meter dari pusat jutsu tersebut hawa sekitar menjadi dingin sedingin es.

"hmmmmm, semoga ini berhasil untuk menahannya, sampai jutsu ini sampai pada tahap akhir" ucap Chitanda yang mengonsentrasikan cakranya pada jutsu tersebut untuk melakukan langkah berikutnya.


oot, : saat ini bola api sanhando berada dalam kekkai bola salju Howaitomisuto. cek database untuk keterangan lebih lanjut mengenai jutsu ini.