tubuhnya yang terguncang-guncang membuat menjadi setengah sadar.

"aneki, ini masih pagi biarkan aku tidur lebih lama lagi". gumam Owl dengan mata yang masih tertutup.

sementara itu tubuhnya masih terus digoyang-goyang oelh seseorang yang ia kira adalah kakaknya.

"aneki, aku masih ngantuk bisa kah kau tak menggangguku". lanjutnya lagi sambil telungkup serta tangannya meraih bantal untuk menutupi wajahnya.

"aku masih ingin melanjutkan mimpi indahku".

Dia tertegun melihat Owl yang kembali tertidur dengan telungkup.

" Hei bangunlah Owl lagipula aku bukan aneki-mu "

Dia terus mengguncangkan tubuhnya karena sedikit emosi dia memukul kepala owl cukup keras

" pletak "

" Bangunlah saatnya bagimu latihan "

Owl pun langsung tersadar dari tidurnya setelah sebuah pukulan mendarat dikepalanya.

"aduh, aduh, sakit tau, aneki wa bakaa !!". ucap Owl sambil duduk dan menutupi kepalanya.

Owl pun bangkit dari tempat tidur dan mengucek-ucek matanya, dia berjalan kearah cermin, matanya kini kian terbuka lebar saat melihat banyangan yang ia lihat dari pantulan cermin ternyata bukan kakaknya. Owl langsung berbalik 180 derajat untuk menghadap wanita dibelakangnya tadi.

"ni, ni, nita !?".
"ap apa yang kau lakukan dikamarku !?". ucap Owl gagap.

" A-Aku disuruh kakakmu untuk membangunkanmu dan menyuruhmu latihan " sambil menggembungkan pipinya.

" Lebih baik kau mandi sana baru latihan "

Dia lalu duduk ditempat tidur Owl dan melihat kamar Owl yang cukup berantakan. Lalu dia memunguti barangnya satu per satu dan segera merapikan kamar Owl.

" Hah kenapa semua orang hari ini cepat-cepat pergi ya " Nita mendesah pelan.

"etto, gomen sudah merepotkanmu hehehe". balas Owl sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

tanpa basa-basi lagi Owl bergegas untuk membersihkan badannya,
"tumben Nita main kerumahku, sepertinya dia juga sendirian, kemana Rizki, lalu kemana Aneki kenapa dia tak membangunkanku secara langsung seperti biasa". gumamnya sambil berjalan kearah kamar mandi.

10 menit kemudian, Owl kembali kekamarn hanya dengan menggunakan handuk yang menutupi hanya setengah badannya.

"eettoo", nampak kamarnya kini nampak jauh lebih rapi daripada sebelumnya".
"arigato ne nita" ucap Owl pada Nita.

" Yah aku sudah biasa merapikan kamar kok jadi tidak apa-apa "

Kemudian dia berbalik dan melihat Owl dengan setengah telanjang dan ditutupi handuk. Wajahnya memerah karena malu melihat Owl seperti itu. Tanpa sengaja karena reflek dia melemparkan bantal yang baru akan ditatanya diatas tempat tidur.

" A-Apa yang kau lakukan , Da-Dasar hent*i " Sambil gugup-gugup dia menutup mukanya dan berbalik membelakangi Owl. Pikirannya menjadi tak dapat berpikir jernih semula dia sedang menata tempat tidur Owl sekarang kembali menjadi berantakan karena gugupnya.

"eeeeeee, gomen Nita, aku lupa jika hanya menggunakan handuk dari kamar mandi". ucap Owl yang langsung keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamarnya kembali.

"loh !?, kok aku malah keluar, bajuku kan ada didalam sana". gumam Owl sambil menepuk mukanya sendiri.

"nita, maaf, tapi bisakah kau keluar dulu dari kamarku, aku mau memakai baju sejenak". teriak Owl dari luar kamarnya

" Maaf nampaknya aku yang salah "

Kemudian Nita segera pergi keluar dari kamar Owl dengan membelakangi supaya dia tidak melihat owl. Karena masih gugup dia sedikit menabrak barang-barang yang tertata rapi dilemari.

" Go-Gomen ne "

Kemudian dengan cepat dia menangkap handle pintu dan segera membukanya agar segera keluar.

Beberapa saat kemudian.

"yosh, sudah, nita, kau boleh masuk".

Kini owl telah mengenakan pakaian santai, celana coklat serta memakai kaos biru.

"ngomong-ngomong nita ? Ketimbang latihan, mari kita jalan-jalan saja yuk keliling desa, aku juga mau membantu kerja bakti disana". Ucap owl semangat.

Kemudian Nita membuka pintu setelah dipersilahkan oleh Owl. DIa kemudian berpikir kembali karena membantu warga dan latihan juga sama-sama pentingnya.

" Baiklah tapi hanya sampai tengah hari setelah itu dilanjutkan latihan "

"hmmm, kalau begitu kita mampir dulu kedapur sebentar, aku mau sarapan dulu sekalian buat perbekalan untuk nanti".

Owl pun bergegas mengajak Nita untuk menuju ke dapur.
sesampainya disana Owl mulai memasak, tangannya nampak terampil dalam mengolah bahan-bahan dapur,

"oh ya Nita, ?, 5 tahun yang lalu, bagaimana caramu kembali ke desa ini dengan selamat ?, maaf, aku meninggalkan kalian waktu itu,". tanya Owl sambil menatap Nita.

" Uh Eh "

Nita nampak sedikit gagap karena masih tidak percaya kalau Owl dapat memasak cekatan. Bagaimana bisa orang malas seperti dia yang bangunnya saja siang bisa memasak secekatan ini.

" Etooo ... Waktu itu aku ada di zona aman saat perang meletus jadi hingga akhir perang aku sama sekali tidak ikut campur jadi aku sendiri bisa pulang seperti biasa , bagaimana denganmu owl ? "

---

Rizki nampak berjalan-jalan tak menentu dia juga tak mengetahui apa yang dia cari tapi dia sebenarnya tau betul apa itu tapi tempatnyalah yang dia tidak mengetahui.

" Menurut paman baka itu tempatnya sangat sulit dicari walau aku menggunakan Ryu-pun akan semakin sulit karena tempat itu tersembunyi "

Dia sudah berjalan berputar-putar tak menentu bahkan nampaknya tempatnya berada saat ini tidak bisa dilihat jelas posisinya dari peta. Karena dia sudah jauh pergi tanpa menggunakan peta tapi tempat sebelumnya dia melewati otogakure.

" Sudah seberapa jauh aku pergi untung saja aku membawa perbekalan yang cukup banyak untuk beberapa minggu ke depan "

Kemudian dia mengambil sebotol minuman dan dia berjalan kembali sambil minum air yang rasanya sangat menyegarkan saat ini. SUdah cukup jauh dia berjalan dia akhirnya berada disebuah tempat yang sangat asing dengan keadaan sekitar yang sangat lembab.

" Mungkinkah disini tempatnya ? "

Dia lalu menelusuri daerah itu untuk mencari sesuatu yang dicarinya. Tempat yang sangat lembab adalah sesuatu yang sangat cocok untuk dicarinya tempat yang sedikit berawa dengan kabut yang cukup tebal mengelilingi kawasan itu.

" Hah ... sudah cukup lama hari mulai tenggelam tapi aku belum juga menemukan tempat atau makhluk hidup itu "

Kemudian Rizki bersandar sejenak pada sebuah pohon yang sangat kecil sebuah pohon yang tumbuh khas di area berawa. Kini semua celananya hampir kotor karena lumpur-lumpur yang berada dirawa tersebut.

" Nampaknya hari ini aku tidak mungkin bisa menemukan tempat itu "

Kemudian dia segera beranjak untuk menemukan tempat yang tepat untuk beristirahat.

" Mungkin goa disana sangat cocok untukku istirahat saat ini "

Kemudian Rizki segera melompat cukup tinggi dan segera mengenakan fuuton no yoroi supaya lumpur yang menempel ditubuhnya melesat hilang dari pakaiannya dan dia segera berteleportasi ke tempat tujuan tersebut yaitu didalam goa. Cuma sepersekian detik berselang dia sudah berada dimulut goa itu. DIdalam nampak begitu gelap tanpa ada penerangan sedikitpun dan nampaknya didalam tidak ada siapa-siapa itulah yang dirasakan Rizki saat ini.

" Baiklah aku akan beristirahat disini "

Baru berjalan beberapa langkah dia merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam goa itu. Sesuatu dengan pergerakan yang sangat kecil bahkan sedikit sulit untuk memastikan pergerakan dari apa itu.

" Sesuatu yang besar dengan pergerakan yang sangat kecil , apa itu ? "

Dia lalu berjalan masuk dengan sedikit perasaan tak enak pada dirinya. Benda atau makhluk itu pasti sesuatu yang tak beres karena tidak mungkin orang biasa bisa menggerti pergerakannya.

" slarp "

Tiba-tiba sesuatu muncul dan menyerang Rizki dari kegelapan itu. Sebuah monster ular berwarna ungu yang sangat besar. Untung saja Rizki masih dalam mode fuuton no yoroi miliknya jadi dengan reflek yang cepat pula dia menghindar dari serangan.

" Sial , inikah dia kuchiyose yang dimaksud oleh paman '

Sementara dia berbicara sendiri ular itu segera kembali menyerangnya dengan cepat dan pergerakannya yang cepat walau tubuhnya sangat besar.Rizki terus menghindari serangan bertubi-tubi ular itu dan tanpa mencoba menyerangnya.

" Sial , kalau begini terus aku pasti akan terkena serangannya "

" Wind cutter " sebuah serangan berbentuk bulan sabit melesat cepat ke arah ular itu. Namun dengan cepat pula ular itu menjauh dan menghindari serangan itu.

"yah mungkin aku cuman beruntung saja, aku bertemu dengan salah satu jounin iwa dan mengantarku pulang". balasnya sambil tangannya terus menyambi memasak.

"jika saja waktu itu aku tak bertemu Aneki, aku tak tau entah jadi orang yang seperti apa sekarang". gumanya pelan sambil mengehentikan gerakan memasaknya sejenak.

beberapa saat kemudian. Owl telah selesai memasak, beberapa nasi gulung ia siapkan sebagai perbekalan dan beberapa lainya dia siapkan dimeja makan.

"mungkin hanya ini yang bisa aku buat, silahkan nita". Ucap Owl sambil menaruh Nasi gulung buatanya di atas meja makan.

"makanlah, tak usah sungkan-sungkan".

Setelah ditawari oleh Owl , Nita segera duduk dan siap memakan makanan itu. Dia lalu mengambil satu dan dimasukkannya dalam mulutnya. DIa sedikit berkonsentrasi untuk merasakan makanan itu.

" Um .... Enak juga "

Dia lalu kembali memakan nasi gulung itu sampai habis.

" Kau ternyata pandai memasak Owl-kun walau kau sangat malas "

Kemudian dia mengambil cangkir dan menuangkan air kedalamnya dan segera meminumnya.

" Kau juga Owl , sebentar lagi kita akan membantu para warga kan jadi makanlah yang banyak karena ini masakanmu sendiri ".

Owl merasa senang Nita memakan makanannya dengan lahap, diapun mengambil sebuah nasi gulung lalu kemudian duduk.

"aku suka memasak, ini sudah kebiasaanku sehari-hari, kau tau Aneki kan ?, jujur saja, masakannya payah". ucap Owl seenaknya.

setelah makan cukup puas. owl beranjak dari tempat duduknya.

"ayoo nita, kita berangkat". ajak Owl bersemangat.

" Baiklah , kita berangkat sekarang mungkin para warga sudah bergotong royong "

Dia kemudian bersiap-siap dan segera keluar dari kamar owl untuk segera membantu para warga untuk merenovasi dan membangun ulang kembali desa Iwa yang beberapa daerah hancur akibat serangan orang asing yang tak diketahui oleh Nita.

---

Belum sempat mendarat dalam tanah tiba-tiba ular itu dengan cepat mengibaskan ekor ke arahnya dan tak dapat ditahan oleh Rizki. Tubuhnya pun terpental cukup jauh dan menabrak dinding goa.

" Ugh ... tubuhku sakit sekali "

Belum ada waktu mengeluh tiba-tiba ular itu menyerang kembali dengan air yang keluar ari mulutnya dan melesat dengan cepat ke arahnya. Nampaknya yang melesat itu bukan air biasa melainkan racun mematikan yang dapat membunuh orang dalam waktu yang cukup cepat.

Masih dalam mode fuuton no yoroi miliknya dengan segera Rizki berteleportasi ke samping ular itu namun tak juga dia melancarkan serangan karena punggunggnya yang sedikit masih sakit. Dia pun membuat 2 bunshin untuk dengan segera menyerang ular itu.

" Kalian siap , segera serang dia sementara aku meringankan sedikit tubuhku terlebih dahulu "

" Yaaaa !!! "

Belum ada waktu untuk menyerang tiba-tiba ular itu kembali menyerang mereka dengan serangan racun air secara bertubi-tubi sehingga membuat dua bunshin itu kewalahan. Dua bunshin itu segera mengeluarkan benteng tanah persegi berlapis untuk melindungi mereka semua. doton : doryuheki dan akhirnya serangan ular itupun menjadi sia-sia.

Kedua bunshin itu segera berlari zig zag dan bersiap-siap menyerang ular itu. Satu bunshin mengeluarkan mokuton yang dengan cepat membelit tubuh ular itu. Namun sia-sia karena ular itu lebih cepat pergerakannya dibanding kayu yang tumbuh itu.

" Shimatta .. Lakukan sekali lagi "

Bunshin satunya segera menyiapkan cakra yang dikumpulkan ditelapak tangannya dengan dan dia melesat ke arah tubuh ular itu dan menempelkan telapak tangannya dengan cepat pula tubuh ular itu menjadi berat 5x lipat. Pergerakannya yang melambat membuat sedikit keuntungan bunshin satunya segera membelit lagi ular itu dengan cepat dan akhirnya ular itu tak dapat bergerak dengan leluasa kembali.

" Hosh ... hosh " seketika setelah mengeluarkan jutsu itu 1 bunshin yang mengeluarkan kayu itu tiba-tiba menghilang. Rizki yang asli segera berdiri dan mendekati ular itu.

" Ular yang sangat besar "

" Apa yang kau lakukan disini nak ? "

Ular itu mengeluarkan tatapan tajam yang sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari tatapan tajam Nita. Dia ada sedikit perasaan gugup dalam hatinya akhirnya dia memutuskan untuk mendekat dan bertanya pada ular itu.

" Kau makhluk kuchiyose dari petapa ryuchi bukan ? "

Ular itu tampak menatap tajam saat menyebutkan petapa ryuchi. Rizki memiliki firasat yang bagus saat melihat tatapan tajam itu untuk kedua kalinya.

" Baiklah , jadilah hewan kuchiyoseku "

" Hm..... "

" Ku bilang jadilah hewan kuchiyoseku " sambil melempar satu kunai dan menancap didahi ular itu.

Ular itu hanya tertawa kencang saat mendengar ucapan dari Rizki yang membuatnya jadi tak dapat berhenti tertawa.

" Kau ! Anak lemah ingin menjadikanku kuchiyosemu "

Rizki tampak sedikit geram melihat tingkah laku ular itu yang nampak sangat tidak bisa diajak bersahabat dan sangat berbeda dengan Ryu.

" Aku ular dari petapa Ryuchi jadi sangat memalukan jika aku jadi hewan kuchiyosemu "

Tiba-tiba belitan kayu pada ular itu kembali ke dalam tanah dan tubuh ular itu menjadi kembali ke berat semula.

" Kau ingin melawanku "

Pancaran angin dari fuuton no yoroi milik Rizki nampak menjadi sangat besar sehingga udara disampingnya nampak sangat berbeda dari biasanya.

" Akan ku tunjukkan kekuatanku yang sebenarnya padamu "

sesampainya di kota. Dengan semangat Owl membantu para warga dan shinobi lain untuk mengerjakan dan membangun ulang permukiman mereka yang telah hancur.

"paman, sini biar aku bawakan". pinta Owl kepada seorang pria paru baya yang sedang membawa bongkahan kayu cukup besar.
"seeee nooo". ucapnya sambil mengangkat kayu tersbut.

setelah selesai dengan sedikit pekerjaannya, Owl kembali menghampiri Nita,

"nita ??, sepertinya ini cukup, para warga dan shinobi lainnya nampak kompak, lebih baik kita latihan saja yuk, aku punya tempat yang asyik untuk latihan, hehehe". ajak Owl dengan tertawa mupeng diwajahnya. :v

Nita hanya sedikit tertegun melihat Owl yang senang membantu dan Dia hanya memberikan minuman dan makanan ringan untuk para warga. Kemudian Owl pun mendekatinya.

" Benarkah tempat yang asyik ? dimana itu ? "

Nita tampak sedikit penasaran karena dia dan Rizki selalu berlatih di padang rumput yang bagi Rizki itu menyenangkan.

" Baiklah kalau begitu kita ke sana saja "

---

Ular itu menegakkan 1/3 bagian tubuhnya sehingga sangat jelas terlihat tubuhnya yang besar saat ini seperti raksasa yang sedang berdiri. Dia memutarkan bola matanya seakan ingin melakukan sesuatu matanya semakin lama semakin gelap apalagi dengan keadaan goa yang minim penerangan itu membuatnya nampak tak telihat saat ini bagian mana yang matanya.

" Fufufufufu ... Kau mematikan pendengaran dan penglihatanmu hai ular itu adalah keahlian ular sepertimu kan "

Rizki nampak tersenyum girang karena nampaknya saat ini ular itu sangat serius ingin menghadapinya. Ular itu sedikit meleyak leyokkan tubuhnya pergerakannya dari lambat menjadi semakin cepat dan tanpa aba-aba dia secepat kilar menyerang Rizki.

" Kau bernapsu sekali huh... "

Rizki masih mampu mengimbangi kecepatan dari ular itu walau nampaknya kekuatan Rizki nampaknya masih jauh dibawah dari ular itu saat ini. Ular itu tanpa basa-basi menyerang Rizki kembali dengan menyemprotkan racun yang meliak-liuk seperti dikendalikan. Rizki nampak sedikit kewalahan menghindarinya karena seperti 5 tali yang bergerak berusaha untuk mengejarnya.

" Sial .. ini sedikit merpotkan dari yang ku kira "

Dia masih melompat-lompat seperti kera untuk menghindarinya dan dengan sedikit mempercepat pergerakannya Rizki mulai mendekati ular itu dan siap menebas dengan pedang Kusanagi miliknya.Namun nampaknya hampir siap menebas alhasil Rizki sudah terkena sabetan ekor ular itu dengan sangat keras hingga Rizki terpental dan menabrak dinding goa hingga hancur.

" ugh... sakit sekali "

Rizki segera menggigit ibu jarinya hingga berdarah dan melakukan segel tangan lalu dia menapakkan telapak tangannya yang terkena darah dan dihentakkan ke tanah "kuchiyose". Dia memanggil Ryu yang saat itu masih dalam keadaan terbelah.

" Hey Rizki lama tak jumpa "

" Oy bukan waktunya kita kangen-kangenan lihat itu " menunjuk ke arah sebuah raksasa ular yang sangat besar berada dihadapan mereka.

" Buju buset ... Apaan tuh "

" Itu bakpao ... ya pasti ular lah , cepat serang dia ! "

Belum sempat menyiapkan jutsunya Ular itu sudah siap menerka kedua Ryu dan Rizki. Namun untung satu Ryu sudah bersiaga dan menyiapkan sebuah pembatas dari api yang menghentikan serangan ular itu dari depan.

" Apa yang terjadi kali ini ? "

" Aku ingin menjadikannya hewan kuchiyoseku "

" Hey apa kau tidak puas dengan kinerja kami ? "

" Tidak dia berasal dari petapa Ryuchi , jadi kau tau alasanku kan ? "

" Um... aku mengerti maksudmu jadi aku akan membantumu "

Ryu segera terbang hingga mendekati atap goa dan menyiapkan jutsunya sementara Ryu yang satu lagi bersama Rizki untuk mengobatinya.

" Nampaknya tulang belakangku ada yang patah "

" Biar ku perikas terlebih dahulu "

Ryu masih memeriksa tubuh Rizki dan dengan segera mengobatinya karena memang nampaknya dia terluka cukup parah kali ini. Rizki lalu menonaktifkan Fuuton no yoroi miliknya supaya lebih mudah diobati oleh Ryu.

" Cukup menyakitkan hah ? "

" Yah nampaknya sedikit sakit "

" Kau suka sekali tantangan anak muda "

" Hey jangan bicara seolah-olah kau hewan kuchiyose tua lagipula kau hanya satu tahun lebih tua dariku "

Ryu nampak masih mengobati Rizki dengan mengajaknya berbicara untuk membuatnya tidak memikirkan rasa sakitnya lagi. Di lain sisi Ryu nampak menyerang ular itu dengan Goukakyou miliknya namun dengan mudah ular itu menghindar. Saling serang keduanya pun terjadi cukup lama sehingga membuat keduanya cukup kelelahan.

" Hoy , nampaknya aku hampir mencapai batasku "

" Baiklah , nampaknya sakitku juga tidak terlalu terasa "

Rizki nampak bersiap dengan kusanaginya terlihat jelas saat ini dia mengalirkan cakra fuuton supaya mempertajam setiap serangannya itu. Rizki melompat cukup tinggi dan melompat ke bawah dengan cepat setelah menggunakan atap goa sebagai pijakan untuk lompatan ke bawahnya.

" Rasakan ini "

Rizki menebas ular itu yang nampak bergerak menghindar namun karena sedikit terlambat nampak ular itu yang tergores pada sedikit bagian punggungnya.

" Itu baru balasan untuk yang tadi masih ada yang menyakitkan "

Tatapannya kembali menajam ke arah ular itu walau ular itu takkan pernah tau ekspresi dari wajah Rizki. Ular itu nampak sedikit menjauh dengan mulut yang masih menganga dan diarahkan ke Rizki.

" Apa yang terjadi "

Sebuah cahaya nampak seperti masuk ke mulut ular itu dan semakin lama ada seperti bola yang membesar dalam mulutnya. Sebuah pengumpulan dari cakra raiton yang seperti senapan laser yang siap menembak mangsanya. Rizki nampak bersiaga dengan kembali mengaktifkan fuuton no yoroi miliknya.

" Itu sebuah jutsu ? "

" Slash " Sebuah tembakkan cakra raiton yang mirip seperti kamehameha melesat cepat ke arah Rizki dan sangat mustahil menghindarinya saat ini. Sehingga tak ada pilihan lain Rizki memandukkan shunshin " Wind step " dengan fuuton no yoroi sehingga kecepatannya bahkan setingkat atau bisa dibilang lebih cepat dibanding hiraishin. Kini Rizki sudah berada dibelakang ular itu dengan sebuah rapalan jutsu dan bunshin yang berada disampingnya.

" FUUTON : RYUKA NO JUTSU " teriak Rizki dan bunshinnya yang mengeluarkan jutsu yang sama dan kedua itu menyatukan dan membuat jutsu naga angin itu melesat cepat dan bertambah besar dan seketika mengenai tubuh ular itu hingga membuatnya terpental hingga keluar dari goa.

" Rasakan itu "

Beberapa detik berlalu namun ular itu masih tak bergerak sama sekali sehingga Rizki memantapkan langkahnya untuk mendekatinya. Begitu berada didekatnya Rizki sontak terkaget karena yang didepannya saat ini bukan ular melainkan sebuah kulit mati dari ular itu.

" Sial dia berganti kulit sangat cepat "

Dari belakang nampak ular itu menyerang Rizki dengan sangat cepat namun Ryu dengan cepat pula terbang dan menabrakkan tubuhnya ke arah ular itu sehingga membuatnya terpental.

" Nampaknya kau ular yang sangat hebat heh... jadi begitu ya "

"yosh". ayo Nita.
"mari paman, aku mau latihan dulu daahh". ucap Owl kepada pria barusan.

Owl kembali beranjak dari tempa sebelumnya dan menuju tempat dimana ia biasa latihan. tempat itu tak jauh dari tempat yang sering didatangi oleh kakaknya.
Nampak sebuah goa yg terdapat dibalik air terjun terbesar di Iwagakure, tepatnya cukup luas, didalam sana juga terdapat pemandangan yang cukup memanjakan mata yang melihatnya,

"nah, kita sudah sampai Nita, mari kita istirahat dulu, makan sebentar biar bisa berkonsentrasi lebih dalam saat berlatih tanpa diganggu perut yang keroncongan, hehehe". ucap Owl santai.

Nita nampak terus mengikuti owl kemana berjalan sambil bertanya-tanya didalam hati tempat seperti apakah itu. Begitu sampai disana Nita tampak tertegun karena belum pernah ketempat itu yang cukup indah.

" Eh Uh Yah... "

Nita agak sedikit terlambat menjawab Owl karena masih terpana dengan pemandangan disana. Nita segera duduk bersila untuk segera makan karena tadi dia baru makan sedikit dan belum sempat sarapan akibat Rizki.

---

Ular itu hanya memandang Rizki tanpa ekpresi yang berarti kemudian dia nampak sedikit menurunkan tubuhnya yang sedari tadi seperti orang berdiri. Hingga tubuhnya kini mendekat pada tanah dan seperti dia tak memiliki niat untuk menyerang sama sekali.

" Kenapa huh... kau sudah menyerah ? "

Ular itu tampak tak menjawab sama sekali dia melingkarkan tubuhnya seperti hewan yang akan berhibernasi. Tubuhnya bergerak perlahan lahan dengan posisi tubuh yang masih seperti lingkaran dan putarannya kian lama kian cepat.

" Kenapa dia ? Apa dia mabuk ? "

" Aku memilik perasaan tak enak "

Ryu nampak terbang sedikit lebih tinggi sementara Ryu yang lain masih nampak berada didalam goa. Ular itu masih berputar dengan cepatnya tiba-tiba air muncul dengan cepat dan cipratan air itu nampak menyebar dan begitu terkena sebuah pohon. Pohon itupun seperti meleleh terkena cairan asam. Nampaknya air itu adalah racunnya yang sangat mematikan yang kini nampaknya membuat Rizki gelagapan dan segera menghindarinya dengan cepat. Walau dia menggunakan fuuton no yoroi nampaknya racun itu masih bisa menembusnya karena serangan air itu hampir seperti jarum racun mematikan yang siap membunuh siapa saja yang berada disekelilingnya.

" Sial .. Kapan ini segera berhenti ? "

Serangan membabi buta ular itu membuat sekeliling rawa itu seperti padang cairan asam dengan kepulan asap dari racun mematikan itu yang berada dimana-mana.

" Apakah dia tidak merasa pusing atau sebagainya ? "

Rizki masih melompat lompat seperti sedang berdansa cepat saat ini. Karena sedikit muak dia melompat ke atas untuk menghindari serangannya karena hanya areal dengan ketinggian 3 meter yang terkena cipratan racun itu.

" Ryu "

Begitu dipanggil Ryu segera terbang mendekat ke arah Rizki dan kini Rizki sudah berada dipunggung Ryu. Kini mereka mengamati ular itu yang masih berputar-putar tak jelas. Mereka terus terbang sambil mengamati titik kelemahan dari seranga ular itu. Karena serangan ular itu bisa menjadi serangan sekaligus perisai yang mematikan.

" Bagaimana ini , kau punya ide ? "

" Aku belum sempat memikirkannya "

" Sementara kita terbang diatasnya saja dulu "

Begitu terbang diatasnya Rizki nampak menyadari dalam sudut 90⁰ racun itu tidak keluar dari sana. Namun karena sudut yang sempit Rizki nampak ragu-ragu untuk menyerangnya.

Rizki segera membulatkan tekad dan dia melompat dengan menyiapkan kusanaginya yang telah dialiri dengan cakra fuuton miliknya. Kini nampak mulus serangannya karena sudutnya yang tepat 90⁰ . Rizki nampak begitu percaya diri dan segera menebaskan serangan kusanaginya ke arah tubuhnya yang terus berputar.

" Kena Kau !!! "

Namun sial ternyata tubuh ular itu sangat keras sehingga kini Rizki terpental ke samping dan bebarapa cipratan racun nampak menghujam ke arahnya. Rizki dengan segera mencoba menhindarinya dan akhirnya hanya beberapa bagian pakaiannya yang terkena kini berlubang dan bebrapa cipratan kecil nampak terkena bagian lengan kanan Rizki namun tak begitu berarti.

" Kau memang ular petapa huh... "

Dengan beberapa cipratan masih nampak menyerangnya dengan cukup cepat. Namun Ryu yang terbang dengan cepat masih bisa menolong Rizki dan membawanya terbang menjauh. Kini serangan ular itu nampak semakin lama semakin lambat dan lambat kinipun dia berhenti beputar.

" Kesempatan .. ayo maju Ryu "

Kini Ryu segera melesat dengan cepat ke arah ular itu yang nampaknya cukup kelelahan akibat serangan mematikannya itu. Rizki dengan rapalan jutsunya nampak siap menyerang ular itu. Dengan tangan yang terbalut oleh angin dia siap memukul Ular itu yang nampaknya sudah tak berdaya.

Ular itu nampak tak bergerak sampai Rizki dan Ryu sudah berada kira-kira 3 meter. Kini Rizki segera melompat dengan menyiapkan pukulan yang diarahkan ke kepala dari ular itu. Namun begitu mengenai ular itu. Nampak ternyata itu hanya kulit mati ular itu yang nampaknya dia mampu berganti kulit dengan cepat. Bisa dibilang itu adalah teknik kawarimi miliknya.

" Begini lagi ? Dimana dia ? "

Rizki nampak mengkonsentrasikan pikirannya untuk melihat arah pergerakannya dan ada di mana ular itu saat ini. Namun agak sulit karena ular itu memiliki pergerakan yang cukup kecil walau dia sangat cepat.

" Disana "

Kini Rizki memperbesar kekuatan fuuton no yoroi miliknya dan dengan cepat dia berteleportasi mendekati keberadaan ular itu. Kini ular itu nampak begitu lemah Rizki dengan kusanaginya menebasnya berkali-kali namun kulitnya cukup keras sehingga dia sulit untuk menyerangnya.

" Keras sekali ! "

Rizki pun melompat ke atas dengan sebuah rapalan jutsu dan dia nampak menyerap udara ke dalam mulutnya hingga perutnya yang sedikit menggembung.

Fuuton : Renkuudan

Sebuah bola dari mulutnya melesat dengan cepat dan mengenai ular itu sehingga terjadi ledakan angin yang cukup besar. Ular itupun nampak tak bisa bergerak lagi saat ini.

" Yosh ... nampaknya berhasil "

Perlahan Rizki melompati bagian dinding untuk turun ke bawah dan segera mendekati ular itu.

" Bagaimana ular ? "

" Kau memang cukup hebat anak sialan "

" Cukup ? Aku ini hebat kau tau ? "

Ular itu tak menjawab dan kini dia sudah nampak mengaktifkan penglihatannya dan yang sedari tadi pendengarannya nampak sudah aktif. Terlihat dari mata ular itu yang nampak menjadi sedikit cerah dan menjadi kain coklat cerah.

" Kau mau menjadi kuchiyoseku kan ? "

" Siapa yang bilang seperti itu ? "

Rizki mengarahkan kusanaginya ke arah ular itu dengan tatapan yang sangat mengerikan , sebuah tatapan yang sudah lama tidak muncul. Tatapan yang seakan mengatakan "akan kubunuh semuanya" .

Ular itu hanya terdiam entah dia takut atau memikirkan hal lainnya.

" Baiklah , kalau begitu maumu "

" Baguslah kau menurut " Rizki kini menyarungkan kembali kusanaginya.

" Sebelum itu aku akan membuatmu pingsan "

Rizki nampak sedikit bingung dengan persyaratan miliknya yang mengatakan seolah akan membunuhnya ketika dia menutup matanya.

" Baiklah kalau itu maumu , Ryu awasi dia selama aku pingsan ! "

" Baik bro "

Kini Ular itu nampak menghembuskan napasnya sedikit ke depan wajah Rizki dan dia akhirnya tertidur lelap mungkin karena napasnya diberi sedikit gas penidur.

Owl pun turut duduk bersila tak jauh dengan posisi dimana nita sedang duduk. ia mengambil beberapa makanan dan melahapnya secara perlahan sembari matanya mencuri pandangan ke arah Nita yang terlihat begitu manis ketika memakan makanannya.

"ne Nita-chan bolehkah aku tanya suatu hal kepadamu ?". ucap Owl ragu-ragu.
"tipe cowok seperti apa yang kau sukai". tanya Owl sambil mengalihkan pandangannya kearah yang berlainan.

untaian kata tersebut terucap begitu saja dari mulut Owl, suasana nampak hening, hanya 2 orang itu saja yang berada di dalam Goa tersebut, gemercik air dari atas yang menetes terdengar lirih, seakan menandakan suasana didalam sana begitu tenang.

Sedang termenung tiba-tiba Nita kaget karena Owl menanyakan sesuatu yang mendadak seperti itu apalagi saat ini dalam goa hanya ada mereka berdua.

" Et-Ettoo .. Aku suka laki-laki yang bertanggung jawab , tidak pernah putus asa , selalu bangkit sesudah terpuruk , cukup tampan .. mungkin hanya itu yang penting dia juga baik hati "

Nita nampak sedikit gugup karena pertanyaan Owl tadi yang mengisyaratkan sesuatu.

" Bagaimana denganmu Owl-kun ? gadis seperti apa yg kau suka ? "

---

Rizki pun bangun dari pingsannya yang cukup lama lalu dia mengecek keadaan tubuhnya dan tak terjadi apa-apa. Nampaknya ular itu memang tak ada niat lain atau karena ada Ryu yang mengawasi ular itu.

" Oh Kau sudah bangun anak sialan "

" Ugh... Yah , oh ya aku belum tau namamu ? "

" Panggil saja aku manda "

Rizki lalu melihat-lihat areal sekitar yang nampaknya cukup berkabut dan nampak sebuah gerbang besar dengan ada patung ular yang didalam mulutnya terdapat gulungan yang cukup besar.

" I-Inikah Ryuchidou itu ? "

" Yah .. begitulah anak sialan "

Rizki nampak sedikit tertegun dan hanya melongoh seperti orang gila. Aura disana nampak beda dengan yang ia rasakan selama ini.

" Jadi dimana gulungan itu ? "

" Masuklah itu ada didalamn sana "

Manda segera masuk ke arah Ryuchidou dan nampaknya saat ini Manda sudah sedikit lebih jinak dari sebelumnya entah apa yang terjadi.

Saat memasuki Ryuchidou Rizki merasakan sesuatu yang sangat berbeda namun tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Rizki lalu bersandar pada sebuah batu dan menunggu Manda. Tak lama kemudian Manda datang dengan gulungan didalam mulutnya.

" Ini anak sialan "

" Baiklah yosh " Rizki lalu mengigit ibu jarinya hingga berdarah lalu melumurkannya pada semua jarinya.

" Namun aku tidak secara resmi masih menerimamu sebagai majikanku nak "

" Aku mengerti " sambil menulis namanya lalu dicap tangan pada gulungan itu.

Manda hanya terdiam menunggu semuanya selesai. Namun tiba-tiba seekor ular putih datang menghampiri merek berdua.

" Selamat siang Tetua "

" Jadi ini Tetuamu ? "

" Beri hormat bod0h " sambil mengibaskan ekornya hingga mengenai kepala Rizki.

" Aduh apa yg kau lakukan ? "

" Sudah-sudah , aku cukup senang anak muda jarang sekali orang yang bernyali kemari sejak lama "

Rizki hanya mengangguk-angguk setuju karena menurutnya tempat ini juga susah untuk di dicapai bahkan hampir mustahil untuk mencapainya.

" Aku sudah menulis kontraknya jadi sekarang ajarkan aku senjutsu itu "

" Kau bernapsu sekali anak muda "

" Buktikan dulu kau pantas untuk itu "

" Aku sudah mengalahkan cecunguk satu ini apakah itu kurang bukti ? "

Tetua hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anak yang polos dan belum mengerti apa-apa.

" Jika kau ingin menggunakan senjutsu kau harus bisa tenang nak "

" Aku sudah bisa "

" Dilihat dari caramu berbicara kau adalah seorang yang penuh emosi , jadi tenang kan dirimu suruh Manda untuk mengajarimu "

Manda lantas segera pergi dari situ tanpa memberi tau Rizki terlebih dahulu.

" Oy oy mau kemana kau " Rizki lalu segera mengikutinya dari belakang sementara Tetua nampak tersenyum sendiri.

Mereka berdua berjalan cukup jauh dan kini mereka seperti berada disebuah tebing dengan banyak patung ular dan sebuah air terjun berwarna kuning disana.

" Tenangkan lah pikiranmu kau harus menjadi patung saat kau tau itu kan ? "

" Yah , aku hanya sedikit tau sih "

" Yang penting coba lihat bagaimana caramu bisa mengendalikan pikiranmu tersebut itu "

Kemudian Rizki segera berjalan mendekati banyak patung itu lalu melompat ke sebuah kepala patung ular. Rizki lalu terdiam sejenak untuk menenangkan pikirannya namun nampaknya beberapa potongan pikirannya masih berlari-lari.

" Plak "

" Konsentrasilah "

" Da-Darimana kau tau "

" Itu sangat jelas terlihat dalam gerak -gerikmu "

Rizki kembali menenangkan pikirannya dia memulai untuk mencoba mengosongkan pikirannya agar dapat tenang dalam keadaan apapun dan tak bergerak sama sekali seperti patung.

"tampan ?, hmmm, kira-kira aku termasuk kategori cowok tampan atau tidak yah ?". gumam Owl sambil meraba-raba bagian wajahnya.

"hmmm, bagaimana yah, cukup sederhana, mempunyai sifat yg tulus, mungkin itu saja, karena kata Tulus cukup mewakili seluruh perasaan, aku tak peduli dengan penampilan ataupun fisik, hehehe". balas Owl sambil bergeser pelan supaya lebih dekat lagi kepada Nita.

maksud hati ingin menggenggam tangan Nita, Tangannya bergerak pelan menuju tangan Nita.

Nita hanya sedikit tertawa saat melihat Owl meraba-raba wajahnya karena ekspresinya nampak lucu. Nita nampak sedikit gugup karena nampaknya Owl sedikit demi sedikit bergeser mendekatinya namun Nita tak menyadari tangan Owl.

" Uh etooo .. Lebih baik kita segera latihan saja kalau begitu "

Nita segera berdiri dan mengibaskan tangannya ke pantat untuk membersihkan pakaiannya

---

Nampaknya itu sangat sulit untuk diam seperti patung bagi Rizki karena disaat tidrupun dia tidak dapat diam. Dia kembali bersila diatas patung itu dan segera menenangkan pikirannya dan mencoba untuk tidak bergerak sama sekali. Namun nampaknya susah karena beberapa bagian tubuhnya seperti tangan dan kaki selalu bergerak meskipun hanya sedikit.

" Ugh ... konsentrasi ... konsentrasi .. " gumamnya dalam hati namuntetap saja dia tidak dapat berkonsentrasi dengan penuh.

" Berkonsentrasilah ... baka "

Manda memukul kepala Rizki dengan ekornya cukup keras sehingga membuatnya hampir terguling dan jatuh.

" Seseorang yang kuat adalah dia yang dapat mengendalikan dirinya jika begini saja kau tak bisa jangan pernah sekalipun bermimpi menjadi seorang sennin "

" Yah ... aku mengerti tapi ... "

" Jangan banyak mengeluh atau pengorbanannya menjadi sia-sia "

" Pengorbanan ? "

" Sudah lakukanlah lagi "

Rizki kemudian bersila kembali untuk menenangkan segala pikirannya dan gerakannya. Sesuatu yang sangat susah karena memang tak dapat diandalkan darinya untuk mendiamkan anggota tubuhnya.

" Terus lakukan itu sampai kau bisa mengendalikan gerakan dan pikiranmu "

Manda lalu pergi menjauh dari tempatnya berada. Rizki nampak menoleh-noleh dan masih tak menemukan kedua Ryu yang tadi sebelum pingsan masih bersamanya.Karena nampak tak ada akhirnya dia kembali mengkonsentrasikan pikirannya supaya dapat mendiamkan seluruh anggota tubuhnya. Nampaknya sedikit demi sedikit tubuhnya sudah terbiasa untuk diam walau masih tetap ada beberapa anggota tubuhnya yang bergerak namun rasionya semakin kecil.

Dia nampak bersemedi di atas patung itu cukup lama dan terus menenangkan pikirannya disana karena tempatnya juga cocok untuk menenangkan pikiran.

setelah Nita mengibaskan tangannya tangan kanan owl tiba-tiba memegang tangan Nita dengan pandangan tanpa menatap Nita.

"kau tau Nita, semenjak pertama kali kita bertemu saat itu dan dihutan konoha dimana kau tersesat, aku sangat mengkhawatirkanmu, aku tak tau apa yang kurasakan pada saat itu, namun hatiku selalu berkata untuk selalu berusaha melindungimu".

"lalu aku pikir aku bisa apa saat itu, disisimu sudah ada shinobi yang jauh lebih hebat dari pada aku, maka dari itu aku akan berusaha lebih semangat lagi dalam latihan kali ini". ucap owl sambil berbangkit dari tempatnya duduk sebelumnya.