Nita sedikit memerah disekitar hidungnya samapi tak mampu berkata-kata lagi. Kini Ia menatap owl dengan tatapan sendu. Seseorang laki-laki yang perlu dicontoh dengan selalu ingin melindungi seorang wanita lemah.

" Yah " desahnya pelan.

Nita kemudian mengangguk saja dan berpikir dalam hati.

' Jika aku bisa ..... '

Dengan masih terus menatap ke wajah owl.

---

Sesuatu yang aneh tampak menjalar ke dalam tubuhnya yang membuatnya sedikit risih karena belum terbiasa. Kemudian dia segera membuka matanya berjaga jika ada sesuatu karena merasakannya tadi.

" Apa itu tadi ? "

Dia melihat sekitar dan tampak nampak ada sesuatu yang mengganggunya.Dia menjadi merinding karena hal itu. Kemudian dia kembali memfokuskan diri untuk melanjutkan mengendalikan pergerakan dan pikirannya. Walau pikirannya mudah ditenangkan namun tidak bergitu dengan gerakannya karena Rizki sudah sedikit memiliki keaktifan pada tubuhnya sejak kecil. Sehingga dia tidak bisa menenangkan diri.

" Tapi apa maksudnya latihan ini ? "

Rizki kemudian tak melanjutkan pikiran anehnya dan kembali memfokuskan diri. Namun tak lama kemudian Manda kembali datang menghamipirinya.

" Lanjutkan latihannya ? "

" Tidak hari ini cukup sampai disini ! "

" Tapi aku ingin segera menguasai kekuatan itu "

" Tidak bisa bahkan jika kau seorang tanpa dosa pun tak mungkin mempelajarinya hanya dalam satu hari "

Kemudian Manda pergi meninggalkannya tanpa mengajaknya kembali. Rizki hanya diam dan melanjutkan latihannya.

" Biarlah aku latihan seperti ini dulu saja "

Rizki terus mengkonsentrasikan pikiranya dan menenangkan anggota tubuhnya walau masih ada gerakan kecil yang terus mengimbangi pikirannya yang sudah tenang. Malampun kian datang dan hari yang sebelumnya biasa saja kini hawa menjadi semakin dingin namun Rizki tetap bersila disana. Lama kelamaan akhirnya diapun tertidur disana.

"yosshh, kita mulai latihannya".

Owl pun mulai melakukan pemanasan, meregangkan sedikit otot-otot tubuhnya beserta melakukan senam seperlunya.

"ngomong-ngomong Nita ?, elemen apa yang kau kuasai sekarang ?".
"ku akui aku sangat payah dalam segala hal, ninjutsu hanya sebagaian jutsu pemula yang aku kuasai, benar-benar payah yah "

"aku ingin menguasai teknik doton terkuat, tapi aku bingung mau belajar teknik doton dengan siapa, Aneki tak menguasai teknik doton, sungguh payah padahal beliau Tsuchikage tapi tak memiliki teknik doton". ucapnya mencela sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

" A-Aku berlelemen suiton owl-kun "

" Tidak baik mencela aneki-mu seperti itu meskipun begitu tapi dia juga sekuat tenaga menjaga Iwagakure "

---

Rizki lalu terbangun dari tidurnya yang cukup lelap.

" Nampaknya aku tertidur disini "

Rizki kemudian segera berdiri dan mencari air untuk mencuci mukanya. Dia lalu melihat sebuah air terjun yang nampak aneh karena airnya yang keluar dari mulut patung ular.

" Air apa ini ? Aneh sekali "

Dia lalu memasukkan tangannya kedalam air dan begitu dimasukkan rasanya tubuhnya sedikit berbeda. Dia segera mengeluarkan tangannya dari air itu namun beberapa saat kemudian nampak ada yang sedikit aneh pada tubuhnya.

Tiba-tiba sebuah cambukan keras mengenai punggung Rizki sehingga dia terlempar sangat jauh.

" Ugh "

" Baka apa yang kau lakukan ? "

" Jangan pernah menyentuh air itu "

" Ada apa dengan air itu ? "

" Itulah air yang membantumu merasakan cakra alam , ada saatnya nanti kau akan menggunakannya setelah berhasil menenangkan pergerakanmu dan merasakan cakra alam "

Rizki lalu terdiam sejenak entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

" Kita lanjutkan saja latihannya "

" Baiklah mungkin sudah saatnya bagimu untuk itu , sekarang berdirilah didekat air terjun itu tapi jangan sampai terkena airnya "

Dengan cepat Rizki berjalan mendekati air terjun itu dan duduk bersila disana.

" Sekarang saatnya bagimu untuk merasakan cakra alam , pejamkan matamu dan rasakanlah sesuatu yang mengalir dalam tubuhmu dan ingat jangan sampai ada gerakan sedikitpun "

Rizki langsung mempraktekkan instruksi dari Manda dan segera menenangkan diri lalu memejamkan matanya untuk mencoba merasakan cakra alam dan mencoba menggunakan cakra alam itu. Namun baru beberapa saat nampaknya ada sesuatu yang aneh dengan tubuhnya tubuhnya sedikit memanjang. Dengan cepat Manda mencambuk Rizki dengan ekornya.

" Itulah akibatnya jika kamu tak berkonsentrasi dengan penuh maka tubuhmu akan menyatu dengan alam dan kau takkan bisa menjadi manusia lagi " jelas Manda dengan tatapan tajam membunuh

Rizki lalu kembali melakukannya namun kembali gagal dan gagal terus bahakan hingga seharian dia terus melakukan hal yang sama namun tetap tak ada hasilnya.

Sudah seharian namun tetap saja dia tak dapat menguasainya dengan benar walaupun dia sudah mengalami kemajuan yang pesat namun tetap saja jika tak dapat menguasainya.

" Yosh , kali ini pasti berhasil "

Dia mengambil beberapa minyak dan diberikan pada lengan dan perutnya. Dia lalu berdiam sejenak untuk merasakan energi alam untuk digunakannya. Beberapa saat kemudian nampak tubuhnya merasakan sebuah energi alam yang merasuk melalui minyak itu..

" pfft .. aku harus merasakannya dengan tubuhku sendiri bukan dengan bantuan ini "

Dia hampir berhasil melakukannya namun karena tidak berkonsentrasi penuh akhirnya tubuhnya akan menjadi ular namun sebelum itu terjadi Manda dengan cepat mencambuknya dengan ekornya sehingga kembali lagi menjadi sebelumnya.

" Cih "

Setelah terlempar cukup jauh dia kembali lagi mendekati air terjun itu. Kini tubuhnya terlalu kotor karena terus terlempar bahkan lebih dari 20x sore ini. Kini Rizki duduk dan benar-benar berkonsentrasi penuh tubuhnya nampak terdiam dan menghiraukan sekelilingnya. Dia lupa akan memolesi tubuhnya dengan minyak namun akhirnya dia merasakan sebuah kekuatan yang merasuk dalam tubuhnya tanpa disadarinya.

" Perasaan apa ini ? Ini berbeda dari sebelumnya "

Dia kembali melakukan konsentrasi dengan penuh. Nampak matanya yang berubah menjadi seperti mata ular dan tanduk yang keluar dari kepalanya. Sebuah kekuatan alam , kekuatan ular telah dikuasainya.

" Be-Berhasil "

Dia melompat kegirangan namun karena kelupaan dia malah melompat terlalu tinggi karena kini seluruh kekuatan , cakra , ketahanan tubuhnya meningkat.

" Dasar , baka "

" Maaf aku terlalu girang " ucapnya saat masih berada di udara.

" Kekuatan ini , aku dapat merasakannya dengan jelas "

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di Iwagakure di tempat kesukaannya berlatih.

" Tak jauh berubah nampaknya "

Rizki merasakan semilir angin yang sepoi-sepoi membuat hatinya nyaman.

" Entah kenapa aku menjadi sangat rindu "

Hiraga \"Rizki" Saito wrote:

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di Iwagakure di tempat kesukaannya berlatih.

" Tak jauh berubah nampaknya "

Rizki merasakan semilir angin yang sepoi-sepoi membuat hatinya nyaman.

" Entah kenapa aku menjadi sangat rindu "

"Desa ini sama saja seperti dulu... banyak sekali batu nya... dan ngomong - ngomong, kapan kita mulai "teaching" nya ?"

Ucap nya dengan nada biasa.

Dia memandang Sesomahomaru sejenak dan kembali memandangi rerumputan disana. Dia lalu duduk dan berbaring direrumputan dengan angin yang sepoi-sepoi. Tubuhnya masih merasakan sedikit efek akibat teleportasi barusan.

" Buktikan kau layak ku ajari " Sambil memejamkan matanya dan menikmati angin yang sejuk.

"Membuktikan ? Dengan cara apa aku membuktikan nya bawasan nya aku layak untuk kau ajari ?"

Ucapnya.....

"Dengan cara apa ?"

" Coba pikirkan sendiri " ucapnya masih dengan tiduran dirumput dan memejamkan matanya.

' Deg.... '

' Perasaan tak enak lagi , apa yang sebenarnya terjadi ? ' ucapnya dalam hati.

Rizki semakin terlena dengan semilir angin namun dia masih tetap terjaga.

Mendengar perkataan rizki itu.... ia teridam sejenak...

"...."

Lalu ia mendekat pada rizki dan kemudian mengacung kan jari (nomor 2 dari jempol)

"....ka...ton...shi...bimu...."

Blitz !

Kemudian sebuah laser berukuran sedang menuju rizki dengan cepat

---

Shi bimu >--- rank B

Rizki segera merasakan Seso yang semakin mendekat dan nampak mengacungkan jarinya dia memiliki firasat nampaknya anak ini memang akan menyerangnya. Dia sudah menyiapkan sebuah jutsu suiton karena pemikirannya dia memiliki katon dari pertarungan mereka beberapa waktu lalu.

" Suiton : junsai "

muncul sebuah tembok dari air dengan tinggi 4 meter dan lebar 4 meter yang segera melenyapkan jutsu itu.

" Nampaknya aku terlalu berlebihan "

Rizki segera menyiapkan pedangnya dan berlari cepat di arah kanan seso dan melemparkan satu kunai ke arah tubuhnya dan menghempaskan pedangnya horizontal dari bahu kiri seso ke perut kanannya.

"Shi...matt..a.."

Lalu ia melakukan handseal dengan cepat.

"Wing angle.."

Bwuk ! 2 buah sayap berukuran raksasa tumbuh di bawah bahu nya

Lalu ia mengeluarkan bergerigi nya itu itu untuk menyingkirkan kunai itu
.
Ting ! Kunai itu bertabrakan dengan pedang bergerigi itu

Kemudian dengan cepat setelah menghentikan kunai itu ia tabrakan pedang nya dengan pedang rizki

Tring !

"Huft..."

" pfft "

Dia melihat seso yang terbang dan menahan tebasan pedangnya.

" Bagus "

Rizki segera kembali melakukan handseal sembari melompat tinggi ke atas dan menghirup angin di sekitarnya lalu dikompresikan pada mulutnya. Bush serangan angin itu muncul dari mulutnya dengan kecepatan tinggi melesat ke arah seso.

" fuuton : renkuudan "

---

renkudan : rank A

"Pfft sayapku ini rank A.... dan fuuton hanya membuat api menjadi lebih besar.."

Ia kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan sayap api itu.

"Ugh!"

Ia terpental

Sring ! Sring ! 10 buah bulu dari sayap yang tajam itu melesat menuju arah rizki

Setelah melihat seso terpental kini Rizki terfokus pada serangan bulu yang melesat ke arahnya. Dia lalu membuat sebuah dinding batu yang cukup tinggi.

" Doton : Doryuheki "

Rizki lalu melihat jutsu itu menghilang dia lalu melempar 3 kunai peledak kea arah seso yang masih terpental.

"Shimatta !! Akh !"

Dor dor ! Kunai itu berhasil di tahan tetapi ia semakin terpental.

Akhirnya dia jatuh sangat keras bak pesawat boeing 737 yang jatuh.

" Cih "

Rizki berdesis karena anak ini begitu lemah. Hanya begitu saja sudah bisa dilukai dengan mudah.

" Kau lemah sekali " ucapnya keras dari kejauhan.

" Baiklah kalau begitu aku akan mengajarimu hal yang kau inginkan "

"Ara... aku bukan lemah.... aku sengaja jatuh karena ingin cepat - cepat mengakhiri pertarungan ini.. aku bisa saja menambah daya beban ke depan agar daya pental nya menjadi lebih kecil..."

Ia kemudian menonaktifkan mode nya itu, bulu - bulu api nya itu mulai terbakar keatas.

"Baiklah ayo mulai..."

"haaahhh, aku lelah, kurasa cukup untuk hari ini". ucap Owl.

Owl berjalan menuju ujung Saya, entah apa yang merasukinya, Owl sengaja diam memandangi langit-langit Iwagakure.

"kenapa perasaanku jadi tak enak yah". gumamnya dalam hati.

"Nita ?, ayo pulang". ajaknya karena merasa tak mood lagi untuk melanjutkan latihannya kembali.

"aneki ?, kenapa kau tak kunjung pulang ?, aku harap kau baik-baik saja".

tak lama kemudian, seorang Jounin secara tiba-tiba muncul dihadapan Owl.

"ehh !?,".

"aku kemari diperintahkan oleh Nona Tsuchikage untuk mengawasi latihanmu Owl-kun ?". ucap Jounin tersebut.

"lalu dimana Aneki sekarang, bukankah kau pergi dengan Aneki beberapa saat yang lalu meninggalkan desa ?". tanya Owl.

"aku tak tau, kami berpisah diperbatasan desa Konoha, lalu beliau meyuruhku untuk kembali menuju desa". jawab Jounin tersebut.

"haahh, aku sudah tak mood lagi untuk berlatih, aku mau pulang lalu tidur". jawab Owl seenaknya.

"ayo Nita,".

Owl pun kemudian pergi dari tempat tersebut hendak kembali menuju kerumahnya.

" Ah eh ya ya " Nita segera mengikuti owl dari belakang dia sedikit bingung dengan keadaan yang terjadi. Namun melihat owl yang termenung membuatnya sedikit heran dan khawatir.

Setelah beberapa saat kemudian dia merasakan cakra yang tidak asing.

" Cakra ini " senyumnya segera mengembang gembira karena mengenal betul cakra itu.

---

---

' Anak ini memiliki ambisi yang besar juga nampaknya '

' Tak salah aku memilihnya '

" Sebentar dulu anak muda bisakah kita beristirahat sejenak ? "

Dia kemudian berjalan ke arah Iwaakure sekarang dengan terus memandangi langit yang nampaknya sedikit mendung.

' Sebenarnya firasat apa ini ' sambil memegangi dadanya yang terasa sedikit sesak.

---

" Ini belum berakhir "

" Tu-tunggu dulu bukannya aku sudah melakukannya barusan dengan sempurna "

Rizki nampak terheran heran mendengar ucapan Manda yang setelah itu langsung pergi berpaling dan Rizki segera mengikutinya.

" Kau masih mengandalkan minyak itu sebagai sarana untuk mempercepatmu merasakan cakra alam "

Rizki hanya terdiam walau yg terakhir dia tidak mengoleskannya namun tetap saja karena dia masih mengandalkan itu.

" Lalu sekarang kau akan mengajarkanku mengendalikannya tanpa minyak kan ? "

" Tidak .. Aku akan mengajarkanmu tentang rasa sakit mendekati ajalmu " sambil menatap Rizki dengan tatapan yang sangat tajam.

Rizki nampak menelan ludah karena merasa sedikit takut. Dia membulatkan tekadnya agar mampu belajar sampai sejauh ini.

" A-Aku sudah sampai sejauh ini aku pasti menyelesaikannya meskipun itu aku akan mati "

Manda hanya terdiam sambil terus melata ke sebuah tempat yang nampak sedikit gersang dengan banyak tebing tinggi disana.

" I-Inikah tempat kita akan latihan kembali ? "

" Tentu saja "

Manda lalu melemparkan sebuah benang yang kuat yang menempel pada ujung tebing satu ke ujung tebing lainnya. Dengan ketinggian cukup tinggi dan juga angin yang nampak bergerak dengan cukup cepat dan keras.

" CObalah berdiri diatas tali itu "

Rizki kembali menelan ludah sambil melihat dasar tebing itu yang sangat terjal dan juga penuh bebatuan runcing dibawah sana.

" Baiklah " ucapnya melangkah dengan sedikit ragu.

Baru satu kaki yang menempel pada benang itu nampak angin kencang menghembus dan membuat Rizki sedikit tergoyah dan hampir terpeleset. Namun dia mengalirkan cakranya dengan cukup cepat sehingga kakinya dapat menempel pada benang itu dan juga tanah pijakannya.

" fiuh "

Dia lalu bergegas lebih mendekat ketengah dengan sangat hati-hati namun sedikit terganggu karena kerasnya angin yang menghembus. Setelah cukup lama dia akhirnya bisa sampai pada tengah tali itu yang sangat tipis namun kuat.

" Jadi sekarang apa ? "

" Rasakan cakra alam sambil duduk diatas benang itu ? "

" Na-Nani ? " ucapnya sangat kaget.

"Ara... istirahat.... baiklah oke sejenak saja.."

Ia kemudian berlari menuju sebuah pohon dan memanjatnya.

"HAHAHAHAHA !!! Aku akan berkeliaran di dunia ini sampai kapan pun.."

Lalu ia mengeluarkan pedang nya dan yang mirip dengan gigi hiu tetapi terbuat dari baja yang amat ringan sehingga mudah di ayunkan..

Sring ! Lalu ia mengelap pedang nya itu sembari ia memakan pil chakra

Rizki hanya tersenyum melihat anak itu yang nampak masih seperti anak kecil.

" Baiklah aku akan beristirahat sebentar sambil memulihkan cakraku terlebih dulu "

Dia lalu berjalan meninggalkannya untuk menuju ke desa Iwagakure.

" Kalau ada apa-apa cari aku di desa .. kita latihan beberapa saat lagi " ( baca 3 post )

---

Rizki nampak gugup dan sedikit merinding namun tetap mencoba untuk tenang. Dia memejamkan matanya untuk menghindari melihat dasar jurang mengerikan itu. Dia lalu mengambil napas dalam-dalam dan segera di keluarkan sambil mengisi mental yang banyak. Setelah dirasa cukup dia segera duduk dengan sangat hati-hati.

" Sulit juga bersila diseutas tali kecil ini " gumamnya sedikit kesal bercampur gelisah.

Dia sangat hati-hati namun angin yang cukup kencang membuatnya sedikit kesusahan sehingga sulit untuk bersila diseutas tali kecil dan tak mencoba bergerak. Setelah bisa dia segera merasakan cakra alam yang tadi dapat dia lakukan dengan sedikit minyak saja. Setelah sekian lama dia belum juga merasakan cakra alam. Namun akibat angin saat itu berhembus keras membuatnya sedikit tergoyah dan jatuh.

" Aaaaaaaaaaaaa "

Namun untung dengan cepat Manda menolongnya dengan mengikatnya dengan ekornya dan di angkat kembali ke tanah.

" fiuh... akau selamat "

" Jangan ceroboh "

" I-Iya "

Rizki kembali berjalan ke tali itu namun kini dia sedikit lebih cepat karena sudah terbiasa. Setelah samapi ditengah dia kembali bersila dan menenangkan dirinya sekaligus keseimbangannya. Setelah dirasa cukup dia segera mencoba merasakan kembali cakra alam yang sebelumnya gagal. Namun hal sama terjadi sebelum dia dapat merasakan cakra alam akhirnya dia kembali jatuh terhempas oleh angin yang cukup kuat.

" Shimatta "

Manda segera kembali menolongnya dengan cekatan. Namun Rizki nampak tidak senang karena 2x dia tak dapat merasakan kembali cakra alam itu.

Mendengar perkataan rizki itu ia hanya terdiam sambil mengelap pedang nya itu.

"Ini bukan pedang ku... ini milik shou.... ah wanita itu...!

Ia kemudian turun dari pohon itu lalu ia berlatih mengayun - ayun kan pedang nya ke kanan dan kiri serta atas dan bawah secara cepat dan keras

Rizki nampak berjalan jalan sambil memegangi perutnya.

" Ahh... Aku lapar sekali saat ini "

Dia lalu teringat toko langganannya dan segera berpikir untuk ke sana.

" Mungkinkah toko itu terkena penyerangan ya ? semoga saja tidak "

Dia lalu berlari ke sana karena perutnya sudah rindu makanan kesukaanya.

"Semakin hebat saja..."

Ia kemudian merasakan sesuatu dari pedang itu.

"Ho.... ada chakra katon yang ingin keluar dari pedang ini."