Note: Kazekage-sama, jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan silakan diedit.

1521

1522

1523

Apa yang bisa diharapkan dengan berlatih pedang di sebuah tempat yang disebut gurun? Menebas pohon yang jarang tumbuh di gurun, kau akan terkena masalah besar. Menebas orang, remaja ini tidaklah gila seperti itu. Yah, jadi hanya menebas udara merupakan satu-satunya pilihan untuk berlatih pedang di tengah hamparan gurun pasir.

1997

1998

1999

2000

Sudah genap sebanyak 2000 kali ia melakukan gerakan tebasan vertikal dari atas ke bawah dengan pedang tersebut−Excalibur, bilah pedang yang mampu membelah apapun−dan berhenti melakukan tersebut lalu kembali menyarungkan bilah tersebut di punggungnya. Seluruh tubuhnya sudah terbasahi oleh keringat yang keluar dari pori-pori kulitnya yang bereaksi terhadap rangangan sinar matahari yang menyengat dan juga gerakan intens yang terus menerus dilakukannya selama kurang lebih satu jam ini. Karena itulah, bohong untuk mengatakan bahwa tubuh remaja dibalik kaos putih dan celana panjang hitam ini tidaklah kekar dengan latihan seperti ini yang hampir ia lakukan setiap hari. Tak hanya itu yang ia peroleh, kecepatannya dalam sekali mengayunkan pedang pun semakin meningkat semenjak 3 tahun lalu saat ia baru mulai rutn melakukan latihan seperti ini dan kini telah mencapai titik di mana sekali tebasan Excalibur−yang notabene nya jauh lebih berat ketimbang pedang lainnya−dapat ia lakukan dalam waktu 2,sekian detik.

"Nii-chan!!!"

Suara itu menggetarkan gendang telinganya dan mencapai otaknya dalam proses waktu yang sangat singkat, menyusul sosok kecil yang dengan segera memasuki bidang pandangnya sedang berlari dengan senyuman lebar seraya melambaikan tangannya−tak lama, dan setelahnya...

BUKK

Sosok kecil itu jatuh terjerembab dengan wajahnya terlebih dahulu di hamparan pasir. Berjalan pelan menghampiri sosok kecil tersebut, dan Atsuya lalu mengggendongnya yang sedang menangis terbatuk-batuk karena beberapa butir pasir sepertinya tertelan olehnya.

"Bukankah sudah berkali-kali kubilang untuk lebih berhati-hati lagi, Sou"

Meskipun ucapannya tanpa intonasi sekalipun, sebenarnya itu terisi penuh oleh kasih sayang yang Atsuya miliki lalu memeluk erat adik kecilnya tersebut bermaksud untuk meredakan tangisannya.

"Terjatuh lagi ya?"

Asal dari suara itu adalah seorang wanita bersurai biru panjang yang kecantikan dan keanggunannya tak sedikitpun memudar bahkan di usianya yang jika dibulatkan sudah mencapai kepala tiga itu tanpa Atsuya telah berada di dekatnya.

"Begitulah"

Yang dijawab singkat seperti biasa oleh Atsuya.

Sedikit tawa bisa terdengar dari mulut wanita itu−Yui Matsumoto−jika didengarkan dengan seksama sebagai respon dari tingkah kedua anaknya yang di matanya selalu terlihat lucu.

"Yah, mari kita pulang, Atsuya, Sou"

"Baik, kaa-sama"

Dan selanjutnya kedua orang itu, bukan, tiga−jangan lupakan seorang bocah yang digendong Atsuya ini, melangkahkan kakinya menuju barat desa. Tempat di mana rumah mereka berada.

hembusan angin negri pasir menyanyikan lagu sunyi. tampak seorang anak yang kira-kira berumur belasan tahun memandang jauh kedepan, tatapannya kosong. sambil memegang kotak hitam di tangan kirinya, sebentar dia melihat ke kotak itu, sebentar dia melihat jauh ke depan. dalam hatinya berbicara,

ini, ini benda terakhir yang diberikan kakek kepadaku sebelum aku sampai disini.

tanpa disadari, dia mengingat saat terakhir kakek nya berbicara.

Kakek : "bawalah kotak ini bersamamu Rinjhi, ingat! jangan kau buka kotak ini sampai kau berumur 15 tahun. "
Rinjhi : "kenapa kek, kenapa aku tidak boleh membukanya? rinjhi penasaran
Kakek : "kotak itu berisi rahasia klan aburame, jagalah kotak itu dengan baik. di dalam tubuhmu telah kakek segel kikaichu yang akan menjadi kunci pembuka kotak itu."
Rinjhi "................" hanya bengong mendengar ucapan kakeknya
Kakek : "ingat pesan kakek, sekarang kau pergilah ke Sunagakure dan temui pamanmu. dia akan menjaga, dan merawatmu dengan baik."
Rinjhi : "ta-tapi kek, aku mau bersamamu saja. aku tidak mau tinggal dengan orang lain"
Kakek : "sudahlah, ini sudah menjadi takdirmu. jadilah shinobi yang kuat, hormati guru-gurumu di akademi, dan berjuanglah untuk bisa menjadi kebanggan klan mu"
Rinjhi : "aku tidak mau!!! aku mau bersamamu apapun yang terjadi!!!" bentak Rinjhi sambil menangis
Kakek : "Rinjhi, kakek akan selalu berada di hatimu, juga ayah dan ibumu. berjanjilah kepada kakek kau akan mengingat dan melaksanakan perintah kakek."
Rinjhi : "ba-baiklah kek" sambil memeluk kakek nya
Kakek : "sekarang pergilah, jngan buang-buang waktu lagi."
Rinjhi : dengan berat hati rinjhi meninggalkan kakeknya, mengikuti romobongan yang akan pergi ke tujuannya masing-masing.

setiap mengingat itu, Rinjhi selalu ingin bertemu kakeknya kembali, tapi apalah daya dimana dan keadaan kakeknya sekarang tidak ada yang tahu. setelah mengusap air matanya, rinjhi berjalan ke gerbang desa Suna untuk mencari pamannya.

"J-jangan lupakan p-pesan a-ayah nak, uhuk... a-aku menyayangimu d-dan uhuk...s-selamat t-tinggal anakku"

"Ayaaah..."

.
.
.

"Haah...haah...hah" seorang gadis kecil terbangun dengan wajah penuh keringat dan nafas yang berburu. ia pun duduk dan memikirkan mimpinya barusan dan kali ini wajahnya menampilkan ekspresi datar tidak panik seperti beberapa saat lalu.

"kurasa, ini berarti aku harus kembali mencarinya lagi" gumamnya pelan dan perlahan ia pun bangkit dan segera menyiapkan beberapa barangnya yang sedikit dan dimasukkannya ke dalam ranselnya. ia pun keluar dari kamar kecil itu setelah sebelumnya membersihkan dirinya dan ruangan itu.

"Nagita-chan, kenapa kau mengunci pintu ini dan membawa ranselmu? kau mau kemana?" tanya seorang wanita di belakang gadis kecil itu.

"Maaf tidak memberitahumu sebelumnya, tapi aku akan pergi ke konoha, obaa-san" katanya pelan kepada wanita yang merupakan pemilik kamar tempatnya tinggal selama beberapa tahun ini.

"Ta-tapi, kenapa tiba-tiba? dan apakah kau yakin?" tanya wanita itu lagi dan dijawab anggukan oleh Yanagita atau akrab dipanggil Nagita.

"Ya, aku sudah memutuskannya, dan ini biaya selama aku tinggal di sini" katanya datar sembari menyerahkan beberapa lembar uang yang ditolak oleh wanita tadi.

"Heh, sudahlah. kau simpan saja itu untuk perbekalanmu ke konoha. dan silahkan kau ambil beberapa bahan makanan untuk bekalmu nanti" jawab si wanita tadi dengan senyuman yang penuh kasih sayang.

"Tidak usah, obaa-san. aku sudah merepotkanmu. baiklah, aku berangkat" pamit nagita dan kemudian ia berjalan ke luar rumah menuju ke gerbang desa Suna.

"behenti....!!!" bentak salah satu penjaga gerbang Suna

dengan tatapan kaget, Rinjhi memandang penjaga gerbang itu dengan penuh takut.

"kau mau kmn anak kecil..? dan apa urusan mu disni?" tanya sang penjaga gerbang
"a-aku mau mencari pamanku, dia berada di desa suna ini. aku harus menemuinya, banyak hal yang aku mau tanyakan ke beliau" jawab Rinjhi gemetar
"siapa nama paman mu?" mendetailkan pertanyaan
"Kojiro Keita, apa kalian mengenalnya?" jawab rinjhi sambil menunduk
"hahahaha.... hahahahaha.... apa kalian mendengarnya, anak ini mencari pengemis dan veteran perang terkenal di desa Suna ini. ternyata sampah itu masih mempunyai kerabat. jadi benar kau kerabatnya?" tanya sang penjaga kembali
"i-iya. kalau boleh aku tahu, dimana aku bisa menemuinya?" tanya Rinjhi penasaran
"baiklah akan kuberi tahu, kau ikuti saja jalur utama desa ini, setelah kau menemui toko ikan dan pasar, di sebelah kiri ada sebuah jalan kecil. ikuti jalan itu dan kau akan menemui satu gubuk tua, disitulah paman mu tinggal." sambil menunjukan jalur utama desa
"te-terima kasih, anda baik sekali tuan." sambil membungkukan badannya
"sama-sama anak kecil, aku cuma mengingatkan, hati-hati dengan pengemis tua itu."

Rinjhi hanya mengangguk mendengar nasihat penjaga gerbang. kemudian Rinjhi berjalan menyusuri jalan utama desa, dan sampailah di toko ikan dan pasar. Rinjhi melihat ke arah kiri dan berbicara di dalam hatinya.

"yah, ini jalanya. seperti yang dikatakan penjaga gerbang itu."
setelah cukup lama menyusuri jalan itu, Rinjhi melihat ada sebuah gubuk tua di dekat guudukan tanah pasir yg cukup tinggi.
"apakah ini gubuk yang dimaksud itu?" tanya RInjhi dalam hati
kemudian Rinjhi mendekati gubuk itu dan mengetok pintu depannya.
tok.. tok... tok... permisi, apakah Kojiro Keita tinggal disini?
berkali-kali RInjhi mengetuk, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam gubuk itu. tiba-tiba datang sesosok manusia setengah baya yang memakai baju kusut serta membawa tongkat dan mangkok dari tanah liat menghampiri Rinjhi kemudian berkata.
"siapa kau anak kecil? ada apa kau datang ke gubuk ini?" tanya orang tua itu
"a-aku Aburame Rinjhi, aku cucu dari Aburame Buso dari Konoha, aku mencari paman Kojiro Keita. kata penjaga gerbang desa, beliau tinggal disini. apakah paman mengenalnya?"
"Aburame Buso katamu, bagaimana keadaan orang tua itu?" sambil mendekatkan diri ke tempat Rinjhi
"kakekku sudah meninggal, beliau menyuruh ku datang ke desa ini untuk menemui paman ku. kata kakek ku, beliau akan melindungiku. apakah kau Kojiro Keita.?" tanya Rinjhi polos

orang tua itu memperhatikan ciri-ciri Rinjhi dengan detail dari kepala sampai ke bawah, memastikan apakah anak kecil ini benar-benar cucu dari sahabat lama nya.

"kacamata, guci pembawa serangga, dan pakaian yang hampir tertutup. memang benar dia seorang anak dari klan aburame." berbicara dalam hati

"benaar, aku Kojiro Keita. mari kita masuk, ada banyak hal yang mau aku ceritakan kepadamu." sambil merangkul Rinjhi ke rah pintu depan.
dengan wajah berbinar dan sukacita, Rinjhi mengikuti ajakan paman nya itu.

kemudian mereka masuk ke dalam gubuk tempat Kojiro Keita tinggal.

"duduklah disamping ku." sambil memegang pundak Rinjhi
"sepertinya memang sekarang lah waktunya aku menceritakan semuanya kepadamu." menghela nafas panjang
Rinjhi hanya terbengong mendengar ucapan Kojiro
"dengarkan baik-baik, aku akan mulai dari pertemuan aku dan kakek mu. 5 tahun lalu saat perang dunia shinobi, aku diutus oleh salah satu petinggi desa untuk menyelidiki dan mencoba mencuri kotak rahasia klan aburame yang ada di konoha. aku tidak tahu apa isi kotak itu, misi ku adalah membawa kotak itu ke desa. kemudian saat aku sedang menjalankan misi, aku bertemu dengan kakekmu di sebuah kedai. aku merahasiakan identitasku dari kakekmu, aku tak menyangka kalau kakek mu adalah salah satu petinggi klan aburame pada saat itu. berbagai informasi aku dapatkan dari kakekmu, termasuk rahasia kotak itu, entah apa yang ada di fikiran kakekmu, begitu mudahnya mempercayai orang asing sepertiku dengan mebeberkan semua rahasia klannya kepadaku. misi tetaplah misi, aku tak perduli dengan semua yg kakekmu fikirkan, misi ku adalah membawa kotak itu ke desa.
sampai pada suatu malam, saat aku ingin mencuri kotak itu, nasib sial menghampiriku. perbuatan ku diketahui oleh seorang anggota klan, kami bertarung dan akhirnya aku sekarat. beruntung aku bisa melarikan diri dengan luka yang sangat parah, aku mencari tempat untuk beristirahat. malam pun berlalu, racun serangga milik klan aburame memang luar biasa, seluruh indraku tidak berfungsi, aku hanya bisa bersandar di sebuah pohon besar di hutan konoha, dan seketika itu aku tidak sadarkan diri.
tiba-tiba aku tersadar, dan betapa kagetnya aku ketika aku melihat wajah kakekmu yang sedang tersenyum kepadaku. kemudian dia berkata kepadaku "kojiro, kau sudah sadar..?" tanya kakekmu kepadaku
"kau beruntung mempunyai fisik yang kuat, terlambat sedikit saja kau bisa menjadi mayat. istirahatlah, kau akan segera membaik" sambil tersenyum kepadaku
kira-kira 7 hari dari kejadian itu, lukaku sudah mulai membaik, aku sudah bisa berjalan tanpa dipapah. kemudian kakekmu mangajku duduk di teras, berbincang-bincang segala hal sampai pada pembicaraan yang serius....

"kojiro, apa kau mau membantuku..?" tanya sang kakek
"membantumu? dengan cara apa..? apa yg bisa kulakukan dengan keadaan ku seperti sekarang ini?" kojiro ragu
"aku tak memintamu membantuku sekarang, tapi apakah kau bersedia untuk membantuku di saat aku sudah tidak di dunia ini lagi.." sambil menatap kojiro dengan penuh harap
"apa maksudmu? aku tak mengerti apa yang kau katakan?" kojiro bingung
"dengarkan aku, aku tahu siapa dirimu yg sebenarnya dan apa misimu di konoha... sudah lama aku menantikan saat ini, karna hanya ini lah satu-satunya cara untuk melindungi klan aburame dari perpecahan." melanjutkan cerita
"kau tahu alasan ku membeberkan semua rahasia klan aburame kepadamu?" tanya kakek
"" kojiro hanya menggelengkan kepalanya
"leluhur klan aburame adalah saudara kandung klan kamizuru, dimana dahulunya adalah kakak beradik. pendiri aburame merupakan kakak dari pendiri klan kamizuru yang mana mereka mewarisi teknik spesial dari ayah mereka... aburame dengan varian serangga, dan kamizuru dengan varian lebah. suatu hari, ayah dari kedua klan itu melakukan experimen dan berhasil membuat formula khusus yang bisa untuk membuat varian baru. varian baru itu disebut VENOM INSECT, dimana varian itu bisa menginfeksi seluruh jenis serangga dan lebah, menjadikannya sesuai dengan fungsi yg diinginkan penggunanya dan yg lebih mengerikan, varian tersebut bisa bersimbiosis dan membuat varian baru dari makhluk simbiosis nya dengan memaksimalkan kekuatan dan meminimalisir kelemahan." sambil melihat ke atap
"lalu....?" kojiro penasaran
"karna efek yg ditimbulkan dari varian itu bisa berakibat sangat fatal, maka ayah dari kedua pendiri klan itu menyimpannya di sebuah Kotak Hitam dan menyimpan semua rahasia nya di kotak itu termasuk data-data proses dan hasil experimen. alibi untuk menutupi itu adalah dengan membuat kotak itu sebagai warisan keluarga, agar kotak itu dijaga dan dihormati dan menyimpan rahasia itu selamanya" lanjut kakek bercerita
"entah karna apa, rahasia itu terbongkar. perselisihan dan peperangan pun mulai terjadi, kedua klan berusaha mendapatkan kotak itu dengan berbagai cara. sampai akhirnya klan aburame memenangkan peperangan itu dan berhasil memusnahkan klan kamizuru. kotak itu pun menjadi milik klan aburame."kakek menarik nafas
"lalu, apa yang terjadi selanjutnya kek? mengapa klan aburame sekarang terpecah menjadi 2 kubu?" tanya kojiro
"keserakahan lah yg menyebabkan ini terjadi." kakek menoleh ke wajah kojiro
"ke-keserakahan? apa maksudmu?" kojiro semakin bingung
"orang itu adalah pamanku, Aburame Geki. dia seorang dokter dan peneliti serangga yg sangat handal. dia dan ayahku adalah kepala dari project penelitian Kotak Hitam itu. ayahku menceritakan kepadaku bahwa Kotak Hitam itu mempunyai 3 lapisan, tiap-tiap lapisan itu mempunyai kunci untuk membuka lapisan terakhir. paman ku meneliti lapisan kedua, dan ayahku meneliti lapisan pertama. ayahku berhasil membuka rahasia dari lapisan pertama, hasilnya adalah 3 varian serangga yang kita kenal sekarang ini yaitu Kikaichu, Kidaichu, dan Kiraichu. paman ku pun berhasil membuka rahasia lapisan kedua, hasilnya adalah serangga yang berukuran sangat kecil, bahkan lbh kecil dari bakteri, kemudian yg dikenal sebagai NanoBugs. hasil dari penelitian kedua lapisan itu pun dikembangkan dan di aplikasikan ke semua anggota klan. tapi sayang, hasil dari kedua lapisan itu tidak bisa di kombinasikan, dan rahasianya adalah pada lapisan ketiga. "kakek nampak serius
"wo-wow, aku tidak mengira sampai sedetail seperti ini kau menceritakannya kek" kojiro melotot kaget
"memang, aku tidak mau ada kekeliruan dalam menceritakan kebenaran ini agar kau bisa meneruskannya nanti." kakek tersenyum
"lalu, lapisan ketiga itu bagaimana?" kojiro penasaran
"dari hasil rapat para petinggi, mereka memutuskan kalau ayahku lah yg ditunjuk sebagai kepala penelitiannya nya dengan pamanku sebagai asistennya. paman ku seorang yg ambisius, dia tidak mau menjadi nomor 2 dalam hal apapun. dengan terpaksa pamanku menerima keputusan itu walaupun hatinya tidak bisa terima. diam-diam dia melakukan penelitian ilegal tanpa sepengetahuan ayahku dan berhasil mengembangkan serangga nano nya menjadi sebuah sistem imune yang artinya serangga nano miliknya mempunyai kemampuan merubah fisik dan beregenerasi menjadi sel, organ, dan sistem dalam tubuh manusia. bukan itu saja, dia juga mampu memaksimalkan potensi tubuh seseorang menjadi 200% kemampuan original manusianya. tapi penelitian ilegalnya belum sempurna, regenersi dan sistem imune nya tidak bisa bertahan lama, pamanku butuh formula yang dikembangkan ayahku yaitu inti dari 3 varian lapisan pertama. paman ku mencoba merebutnya dari ayahku, tapi ayahku menolak dengan alasan penelitiannya adalah ilegal dan berbahaya. karna sudah diselubungi hasrat dan keserakahan, paman ku tidak peduli, dia harus mendapatkannya walaupun harus membunuh saudara kandungnya sendiri. ayahku sadar kalau ini akan menjadi masalah besar, kemudian ayahku membuat resume tentang penelitian itu. sesaat sebelum dirinya terbunuh, dia memanggilku. tersenyum kepadaku sambil menyentuh dada kiriku dan berkata "jantung mu adalah masa depan klan aburame". seketika itu aku pingsan dan tak sadarkan diri selama 7 hari. aku terbangun di hari ke 7 dan seluruh anggota klan bersama petinggi kecuali pamanku tengah berkumpul di rumahku dan menatapku dengan pandangan sedih." menghela nafas

"aku diberitahu oleh salah seorang petinggi klan kalau ayahku telah meninggal 2 hari yg lalu karena kecelakaan di tempat penelitian. sejak saat itu, aku selalu ingat kata-kata terakhir ayahku, aku mencoba mengungkap misteri di balik kata-kata ayahku itu. tahun-tahun berganti, saat itu kira-kira umurku 23 tahun, dan aku berhasil mengungkap misteri itu. di dalam jantungku ada seekor serangga khusus yg diciptakan ayahku untuk mengungkap formula inti dari 3 varian lapisan pertama sekaligus penyempurna lapisan ke 2 dan menjadi kunci dari lapisan yang terakhir. seketika itu aku terkejut, lemas dan berdaya seraya tak percaya kalau di dalam diriku tersimpan rahasia besar klan aburame. sejak saat itu, rahasia tentang penelitian ayahku semakin diburu oleh petinggi klan aburame, mereka berlomba untuk bisa mendapatkan kotak itu, tetapi mereka tidak pernah tahu kalau kunci dari kotak itu ada di dalam diriku." terbangun dari duduknya

"kojiro, apabila ada satu orang dari anggota klan aburame mampu menyempurnakan rahasia dari ke 3 lapisan itu maka klan aburame akan hancur. dia bisa mengendalikan serangga di tubuh orang lain dan menggunakan kekuatan itu sesuka hatinya, aku tidak mau klan ku hancur karna keserakahan satu orang. untuk itu aku tetap menjaganya dalam diriku dan mungkin akan menguburnya bersama diriku. tapi, jika rahasia ini hilang, klan aburame akan kehilangan sesuatu yg berharga, aku tidak mau itu terjadi. untuk itu aku wariskan kebenaran dan fakta ini kepada keturunan ku. aku pun tidak mengerti, entah karna kebetulan atau apa, fisik cucu ku yg baru lahir bisa menerima ini dengan sangat baik bahkan lebih stabil daripada diriku. kojiro, aku mohon padamu, jika aku tidak ada lagi di dunia ini, bersediakah kau untuk merawat, menjaga, dan menjelaskan semua kebenaran rahasia ini kepada cucuku nanti? aku mohon kepadamu, tidak ada satu orang pun di dalam klan yang bisa aku percaya membawa rahasia besar ini. satu-satunya harapan ku adalah membawa rahasia ini keluar klan, dan suatu saat nanti ada salah satu anggota klan yg bisa menyatukan kembali klan aburame." kakek memegang erat tangan kojiro

"setelah mendengarkan cerita kakekmu aku merasa iba. aku mengiyakan permintaannya, walaupun aku tau ini tidak semudah yang aku bayangkan." kojiro menjelaskan
"selepas kejadian itu, kakekmu merawatku sampai sembuh total dan sekaligus mengajarkan ku teknik pengendalian serangga khas klan aburame, aku tidak mengerti bagaimana dia bisa melakukan itu semua terhadapku. seperti yg kau lihat sekarang, aku bisa mngendalikan serangga-serangga ini dengan mudah walaupun aku bukan darah keturunan asli aburame." kojiro mendemonstrasikan teknik pengendalian serangga

"ka-kau bisa melakukannya dengan baik paman!!! aku tidak percaya, selama ini hanya darah asli keturunan aburame yg bisa melakukan teknik ini. b-bagaimana bisa?" rinjhi terkejut melihat kojiro melakukan teknik tingkat tinggi

"rinjhi, dengarkan baik-baik. banyak hal yang akan kuajarkan padamu. tinggalah bersamaku disini, akan ku lunasi janjiku kepada kakekmu dahulu. besok akan kuantar kau ke akademi, kau akan belajar bagaimana menjadi seorang shinobi yang tangguh, yang akan mengembalikan kejayaan klan aburame." janji kojiro

"baik!!!, ajarkan aku semua nya paman kojiro" ucap rinjhi semngat

"sekarang istrirahatlah, hari-hari ke depan kita akan mulai sibuk. akau mau keluar sebentar, ada yang harus aku lakukan." sambi membuka pintu dan beranjak keluar

Di kerumunan desa Suna saat ini, seperti biasa banyak masyarakat beraktifitas menjelang sore. Pun begitu dengan para ninja Suna yg memiliki tugasnya masing2. Pasus, pasukan khusus ninja Suna di bawah komando Obi, nampak sedang bersantai di sekitaran Pos Penjaga Gerbang desa. Mereka adalah Jounin terbaik di desa yg masing2 menguasai satu elemen dengan baik. Tiba2 Obi nampak menghubungi pemimpin mereka, yaitu X, begitulah kode nama mereka.

" X, dengar, ini situasi genting. Segera evakuasi warga desa ke bunker bawah tanah kita terkecuali. Siapkan 50an ninja setingkat Jounin di depan gerbang desa. tutup pintu gerbang desa dan jaga jangan sampe ada yg masuk hingga aku datang. Saat ini aku sedang mengikuti seorang ninja entah dari mana asalnya. Dan di belakangku mengejar pula 3 orang ninja yg sepertinya juga tangguh. Sepertinya kami akan mengarah ke Suna. Aku tak tau apa yg akan terjadi, tapi lakukan perintahku untuk menghadapi kemungkinan terburuk. kau mengerti? " ucap Obi melalui telepati yg ia lakukan dengan perantara segel flash di bahu X.

" Be-begitukah. aku mengerti, aku segera ku laksanakan Obi-san. " jawab X.

X pun segera mengajak rekan2 pasusnya untuk melakukan perintah Obi. Mereka membunyikan sirine tanda bahaya dari gerbang desa yg menyebar ke tiap2 menara pengawas di sudut2 desa sebagai peringatan agar warga melakukan evakuasi. Warga pun mengerti dan dengan segera masuk ke rumah mereka masing2 untuk kemudian menuju ke pintu yg menuju ke bungker dari dalam rumah mereka masing2. Sementara rekan2 X lainnya mengumpulkan beberapa ninja kuat di desa untuk berjaga di depan gerbang desa.

Beberapa menit kemudian desa mulai lengang dan hanya nampak beberapa puluh ninja di depan gerbang desa dengan peralatan lengkap untuk berjaga dan bersiap menghadapi bahaya yg datang.

"Hari ini, berapa tebasan yang berhasil kamu lakukan, nii-chan?"

"Dua ribu"

"Woah... nii-chan emang hebat. Tapi suatu saat nanti, kalau Sou sudah besar, Sou mau ngalahin nii-chan dan melakukan lima ribu tebasan dengan pedang ekalibur itu!"

"Yang benar Excalibur"

Meskipun pembicaraan ini terlihat berat sebelah dengan si kecil yang berada digendongan lebih cerewet ketimbang yang menggendongnya. Memang, itu karena Atsuya lebih banyak mendengarkan−bukan cuek−sementara Sou lebih banyak bicara. Dan mereka sudah mengerti akan sifat masing-masing, jadi enjoy-enjoy saja.

...

Beberapa menit, hingga akhirnya keluarga kecil ini tiba di sebuah rumah.

Rumah di bagian barat Sunagakure yang memiliki eksterior serba kecoklatan, berbaur dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan gurun pasir. Itulah rumah dari Almarhum Kyuudaime Kazekage, rumah dari keluarga kecil ini.

Ibu dari kedua bersaudara ini−Yui Matsumoto, hendak membuka pintu rumahnya sampai ia menemukan secarik kertas yang menempel pada daun pintunya.

"Ada apa, Kaa-sama?"

Yui menggeleng pelan pada pertanyaan yang diajukan oleh Atsuya, lalu menjawab

"Tidak. Kita hanya harus sedikit menunda makan malam saja. Paman Obi meminta kita untuk menemuinya di gerbang desa"

Lalu dengan bermaksud meletakkan barang belanjaannya terlebih dahulu dan mandi, Yui membuka pintu rumahnya diikuti dengan kedua anaknya.

Memang, jika dilihat dari luar, rumah ini tak ada bedanya dengan rumah di sekitarnya. Namun, seperti yang diharapkan dari rumah petinggi desa, intrior mewah lengkap dengan fasilitas-fasilitas yang tak kalah mewah terletak di dalamnya.

Sementara ibunya mandi, Atsuya dan Sou beranjak untuk duduk di sofa pada ruang keluarga untuk mengistirahatkan dirinya sejenak sebelum pergi lagi menemui Paman Obi.

Hingga suara sirine yang terdengar di seluruh penjuru desa mengejutkannya. Yui, yang mengerti kondisi yang tengah terjadi telah mengenakan seragam Jounin nya segera berlari ke dekat kedua anaknya.

"Kalian cepat pergi ke bunker desa! Ibu akan pergi ke gerbang desa untuk melihaat keadaan dan membantu"

Perintah wanita bersurai biru itu kepada kedua anaknya. Namun, remaja bersurai putih−Atsuya menggelengkan kepalanya, membantah perintah sang ibu.

"Tidak. Akan lebih baik jika Kaa-sama yang pergi ke bunker dan menjaga di sana seraya mmback-up jika ada shinobi yang terluka. Karena, yamg kutahu, nyawa seorang Iryounin lebih berarti ketimbang nyawa seratus orang Shinobi lainnya. Biarkan aku yang ke gerbang desa dan memenuhi panggilan Paman Obi"

"T-tapi..."

Yui terkejut akan pernyataan Atsuya tersebut. Memang, fakta jika itu benar, dan tak mengherankan jika itu meluncur dari mulut Atsuya dan satu hal, anaknya ini sangat keras kepala. Menghela nafas panjang, Yui menyerah dan segera bermaksud untuk masuk ke bunker desa melalui dapur rumahnya bersama Sou.

"Sou ikut, nii-chan!"

"Kau jaga ibu, Sou"

"Tidak mau, Sou mau ikut!"

Sama halnya seperti kakaknya, adiknya juga keras kepala. Sampai-sampai menarik-narik tangan Atsuya dengan merengek.

"Kau laki-laki kan Sou? Karena itu, jalankanlah bagianmu dengan baik agar bisa menjadi lebih diandalkan"

Bersamaan dengan megucapkan itu, Atsuya menoleh sedikit pada adiknya dengan bola mata yang berwarna merah darah. Dalam sekejap, tubuh kecil Sou diam mematung−mengendurkan pegangan tangannya pada pergelangan tangan kakaknya, memberikan ruang bagi Atsuya untuk pergi menuju gerbang desa

tiba-tiba suara sirine dari seluruh penjuru desa berbunyi.

"suara apa ini? terdengar begitu keras di seluruh penjuru." tanya Rinjhi kepada dirinya

kemudian Rinjhi bangun dari tempatnya membaringkan badan, berjalan ke jendela depan dan mengintip keadaan sekitar.

"ada apa ini? kenapa sirine ini terdengar seperti tanda bahaya? kemana paman kojiro" berbicara sendiri

tak lama kemudian Kojiro kembali ke rumah dan membuka pintu.

"Rinjhi, ikut aku sekarang. bawa perlengkapanmu dan bekal untuk beberapa hari ke depan." perintah kojiro
"mau kemana kita paman?" tanya rinjhi
"aku akan mengantarmu ke bunker desa, untuk sementara kau bersembunyilah disana bersama para penduduk desa Suna. alarm ini adalah tanda akan datangnya bahaya, aku tidak tahu persis apa yang terjadi. tadi aku mendengar kalau ada sekelompok shinobi yang akan menyerang desa ini, aku tidak mau melibatkan mu dalam hal ini karna kau adalah tanggung jawabku." kojiro melanjutkan penjelasan
"kau akan di sana juga kan paman, bersamaku?" tanya Rinjhi
"maaf Rinjhi, aku tidak bs menemanimu disana, aku harus melindungi desa ini. jangan khawatir Rinjhi, aku akan kembali dan menepati janjiku." tersenyum kepada Rinjhi

kemudian mereka bergegas ke bunker desa.

"masuklah bersama mereka, di tempat ini kau akan aman." sambil mengusap kepala Rinjhi
"iya paman, kau hati-hati lah. segera kembali jika ini sudah selesai" memandang kojiro dengan tatapan sedih
"aku janji, aku akan segera kembali." meyakinkan Rinjhi

Rinjhi pun masuk bersama warga desa yang lain ke bunker persembunyian, dan kojiro dengan cepat menuju gerbang desa.

Atap demi atap beberapa bangunan sudah dilaluinya. Sejauh pengamatannya selama perjalanannya, ia tahu kalau ini memang merupakan kondisi yang cukup genting. Terlihaat di seluruh penjuru desa, hanya ada beberapa jounin yang terlihat−tak satupun Gennin seperti dirinya. Yah sepertinya memang hanya seorang Atsuya yang berani menerima kelemahannya sebagai seorang Gennin dan mengindahkan tanda bahaya level S seperti ini.

Mengeratkan giginya kuat-kuat, sebelum akhirnya seringaian tipis itu menghiasi wajah remaja dengan kulit seputih salju ini dan mempercepat lajunya menuju gerbang Suna.

...

Mendarat di atas pos penjagaan gerbang Sunagakure, Atsuya mendapati puluhan Jounin telah berada di tempat ini dengan posisi siaga. Mencari pemimpin dari pasukan ini, Atsuya akhirnya mendapati sosok yang ia tahu merupakan pemimpin dari sebuah pasukan khusus yang dibawahi langsung oleh Kazekage. Melompat menuju sisi orang itu dengan tenang dan menatap sekilah wajah dari orang yang bernama X itu sesaat dengan Sharingan-nya sebelum kembali menatap hamparan pasir luas di depan gerbang Sunagakure

"Hei, Mr. X, beritahu aku apa yang kau tahu soal situasi ini"

Gerbang Sunagakure sudah didepan mata, seringai kecil tersinggung di ujung bibir kiri nya, masih berlarian diatas pasir kini tubuhnya berlari zig - zag untuk mempersulit para pengejarnya melakukan penguncian target kepadanya.

Selama ia berlari zigzag ia kembali membentuk segel sederhana dengan keempat jarinya " kagebunshin no jutsu" sebuah bunshin muncul dari kepulan asap putih dan ikut berlari sesuai irama tubuh aslinya.

Dihadapannya kini sudah bersiap puluhan jounin tengah menjaga gerbang sunagakure, meski mereka bukan tandingan kaage, ia harus memastikan nya, ia menggunakan En untuk memastikan kekuatan mereka sekaligus jumlah pasti nya.


" untuk lawan sebanyak itu, aku harus membuat jangkauan serangan yang besar dan berguna untuk membuat mereka kalap tapi menggunakan fuuton di kaze no kuni sepertinya tidak akan berhasil, jadi.... " pikirnya mempersiapkan jutsu.

Refleks bunshinnya menukik dan mencengkram pergelangan kaki tubuh kaage yang asli, sekuat tenaga ia lontar kan tubuhnya itu ke angkasa, kini tubuhnya melayang bebas diudara, tepat diantara para penjaga gerbang tersebut mencengkram delapan kunai yang dililit pada sebuah kertas peledak dan didalam cengkramannya terdapat lima butir bom asap yang ia lemparkan langsung ke arah para penjaga.

bersamaan dengan efek ledakan yang terjadi disana sini ia membentuk segel jutsu kembali " hyoton! Messatsu Suishō! Ia menyeruakkan zat racun dari tubuhnya yang diubah menjadi es dan meruncing kemudian menghujam para jounin penjaga tersebut, seiring dengan kekacauan yang ia ciptakan, ia melayang masuk ke gerbang suna dan menapak diatas pasir sunagakure.

Tak ada satu detik pun ia berhenti bergerak, kini ia melesat masuk ke dalam desa untuk mencari targetnya, namun ada yang janggal, ia tak melihat keramaian disini, alisnya mulai mengerut, dan meruncing, mencoba menangkap sosok manusia, namun yang ia dapati hanya pasir dan debu yang berada disekitar jarak pandangnya.

" apa apaan ini... " gumamnya pelan ketika melompati bangunan -bangunan coklat khas sunagakure yang terbentuk dari pasir - pasir yang dikeraskan dengan metode tertentu.

" cih... dimana targetnya... " ia kembali mencari ke setiap sudut desa namun tetap tidak ada.

" Ryu berhenti "

Seketika Ryu berhenti ketika disuruh oleh Rizki.

" Ada apa "

" Aku tidak tau apa tujuan orag itu , tapi lebih baik kita disini saja "

Ryu terus menstabilkan posisinya pada ketinggian itu tepat diluar suna dengan ketinggian 1 km. Rizki nampak mengamati Kaage dari atas sana.

' Apa yang kau inginkan KAAGE '

" INi bagus jika dia ingin menghancurkan suna "

" Nampaknya perkataanmu ada benarnya juga "

" Perselisihan blok setelah konoha hancur kali ini semoga saja suna maka blok utara akan sedikit diatas blok selatan "

Rizki dan Ryu masih terus mengamati setiap gerak gerik Kaage dari atas sana.

Yasujiro berlari zig zag dan membuat beberapa bunshin lalu menargetkan pos penjagaan yang ada disana, tak mau kalah, Tetsuya langsung tancap gas ke sana. Namun apa yang terjadi...


...ia tersungkur.

Suhu tubuhnya menurun, beberapa butir keringat juga tampak di dahinya. "Ku-kusso! Seharusnya aku perhitungankan ini," sekejap Mangekyou Sharingan miliknya berotasi menjadi Sharingan tomoe tiga selanjutnya menjadi normal. Diikuti dengan menutupnya kedua kelopak mata Tetsuya.

Tidak sadarkan diri di tengah gurun pasir bukanlah ide yang baik.

Tappp...
Terdengar bunyi Langkahan Katak Raksasa Dalam Koordinat 500 M(masih jauh) Dari Gerbang Desa Sunagakure.

" Ninja Sensor, Telusuri Keadaanya !!!." ~ Perintah Yagami Kepada Jounin Sensor di sampingnya.
" Baik... Pertama, Beberapa Shinobi Suna sudah berjaga di depan Gerbang desanya." ~ Balasnya Kpd Yagami
" Selanutnya Kaage Sedang Berbicara dengan Orang yang barusan kita kejar (obi). Sementara itu, Tetsuya Malah Jatuh Tersungkur di Suatu Daratan Padang pasir." ~ Lanjut Jounin sensor yang telah merampungkan tugasnya.

" Hmmmppp........ Pertama, Kita Bantu Tetsuya agar dia cepat tersadar dari pingsannya." ~ Gamagami pun langsung Pergi Sesuai dengan Perintah Managernya. Beruntung Dia Tidak Berjalan, Melainkan melompat, Jadi tidak menurunkan Kecepatannya walaupun berada di area padang pasir.


" Ninja Medis, Obati dia (tetsuya) !!!." ~ Perintah Yagami Kepada Ninja medis yang sudah memulai tugasnya.

Masih kebingungan dengan keadaan suna yang kosong melompong, ia masih celingukan ditengah desa namun tetap dalam keadaan waspada, namun rupanya sang pimpinan menyambutnya langsung

" waruine... ossan... ini semua tak ada hubungannya dengan penyerangan blok utara, ataupun konoha, tujuan ku sebenarnya justru disini.." ia melirik sekeliling, mencoba menghiraukan orang yang kini ada dihadapannya.

" setidaknya atasi orang orang utara di gerbang... ossan... aku hanya mencari seseorang.... tapi kemana mereka... " ujarnya masih mencari ke berbagai penjuru, ia akhirnya melompat menyusuri kembali bangunan bangunan di sunagakure.

" ini buruk.. tak ada tanda tanda kehidupan sedikitpun... radar ku tak menangkap satupun kecuali shinobi - shinobi itu... arrggghh.... " gumamnya, bola matanya bergulir kesana kemari mencari targetnya namun ia tak menemukan apapun.


" siaaaalll!!! " ia menghajar sebuah bangunan hingga terdapat retakan kecil dari pukulannya tersebut.

Mendengar penjelasan dari X, Atsuya membuat senyuman tipis di wajahnya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau ia bisa. Jujur, sebenarnya, Atsuya cukup takut jika harus menghadapi salah satu dari orang yang bisa membuat seorang Kazekage menyebutnya "cukup kuat". Tapi, tapi... hal seperti ini, di saat bersamaan, juga membangkitkan semangat dari putra angkat Almarhum Kyuudaime Kazekage ini.

"Cukup kuat? Heh, butuh lebih dari "cukup" untuk membuatku takut"

Sesaat setelah mengatakan itu, serangan datang dari langit berupa hujan kunai dengan kertas peledak dan beberapa es runcing. Tak bisa melakukan apa-apa, Atsuya hanya berdiam diri dengan tenang. Sementara kemudian, dinding tanah melindungi seluruh shinobi di gerbang desa dari serangan tersebut. Tentu saja kan? Atsuya bersama para Jounin desa di sini, jadi tak perlu terlalu khawatir lah.

Meski begitu, Atsuya tetap harus waspada. Menarik pedang emas dari sarung di punggungnya dengan efek suara yang dingin, ia mencengkeram pedang itu dengan penuh keyakinan seraya mengikuti instruksi dari X yang meminta Atsuya untuk tetap berada di dekatnya.

"Roger. Dan, Mr. X, boleh aku minta sebagian seperempat dari pasukan ini untuk berada di bawah komandoku?"

" Orang2 yg menuju kemari juga adalah tanggung jawabmu karna mereka mengejarmu hingga kesini. Jadi jika terjadi hal yg tak kuinginkan disini, itu juga adalah karna ulahmu. " ucap Obi. Namun orang tersebut kemudian mulai melakukan pencariannya lagi.

" Heeiii.. kau tak akan menemukan siapa pun disini jika kau tak mengatakannya kepadaku siapa yg kau cari karna hanya aku yg tau dimana warga desaku sekarang. " lanjut Obi dengan meninggikan suaranya karna orang tersebut mulai menjauh.

---

" Hm?! kau ingin meminta seperampat jumlah pasukanku? baiklah kalo gitu ku ijinkan kau membawa 14 orang Jounin disini, pilihlah sendiri formasi elemen atau tipe Jounin yg kau butuhkan. Aku ingin tau kemampuanmu apakah sehebat mendiang ayahmu dahulu Atsuya-san." jawab X.

10 menit kemudian. Hokuto beserta Chitanda berhasil menyusul yagami beserta Jouninnya.

"syuutt". Chitanda turun dari atas Hokuto dan melangkah mendekat kearah tetsuya yang sedang tersungkur tak sadarkan diri.

"yagami-sama, serahkan tetsuya kepadaku, biar aku yang menanganinya, dilihat dari kondisinya mungkin dia hanya kelelahan". ucap Chitanda pada Yagami.

"lalu, melihat kondisi seperti ini, apa yang harus kita lakukan sekarang ?, tetap mengejar Kaage atau mencari tempat peristirahatan untuk merawat Tetsuya". lanjut Chitanda, walaupun ia berkata demikian, pemikiranya terpecah melihat keadaan sekeliling.

"kali ini apa yang akan terjadi dengan Sunagakure ?, apa nasibnya akan sama seperti Iwa ataupun Konoha setelah kedatangan Kaage" gumamnya dalam hati.

"prasaan apa ini? aku merasa ada bahaya yang akan datang di desa ini." Rinjhi berbicara dalam
hati

"aku akan mencoba teknik yang diajarkan kakek kepadaku, Hijutsu - Kikaichu Tracking."

puluhan serangga betina berwarna merah dengan ukuran 0,5 cm keluar dari kedua lengan Rinjhi, kemudian memanfaatkan celah-celah di ruang bunker yang tertutup serangga-serangga itu berhasil dan mencari makhluk hidup di sekitarnya.

"tolonglah, berikan aku informasi keadaan di luar sana" sambil duduk di sudut bunker dan memejamkan mata

beberapa saat kemudian, serangga" itu kembali kepada Rinjhi. Rinjhi menjulurkan telunjuknya dan mengangkat salah satu serangga ke arah wajahnya seakan berbicara dengan serangga itu.

"hhhhmmm, jadi seperti itu situasinya. aku tidak bisa tinggal diam di sini saja, aku harus keluar dan membantu. aku adalah shinobi, dan aku akan mengerahkan kemampuan ku untuk membantu keadaan di luar. baiklah, Henge no Jutsu " Rinjhi berubah menjadi seorang pengawal bunker dan keluar dari bunker itu.

setelah beberapa menit, Rinjhi telah keluar dari bunker persembunyian.

"sepi sekali, jadi benar ini adalah keadaan darurat. beberapa seranggaku telah menempel ke tiap-tiap orang yang ada di desa, aku bisa melacak mereka dengan itu. sebelumnya, aku akan melindungi diriku dahulu."

"Hijutsu - Kikaichu Shield"

dengan cepat lengan kanan dan kiri Rinjhi telah membentuk perisai bulat berdiameter 30 cm yang berwarna hitam dan terbuat dari serangga-serangganya. bersiap untuk menghadapi keadaan terburuk. lalu ia meloncat ke atas atap dan mulai menuju gerbang desa.

"maafkan ku paman, tapi aku lah yg menentukan nasibku" sambil melompati atap dan berlari

"Tiga jounin dengan elemen Fuuton, begitupula dengan Suiton, Doton, dan Raiton, sedangkan untuk Katon dua jounin. Ikut denganku"

Tanpa berlama-lama, setelah Mr. X memberikan komando 14 jounin kepadanya, ia dengan segera memilih komposisi jounin-jounin tersebut. Tadinya sih kalau diberi 15, masing-masing elemen ia pilih 3 jounin. Tapi karena cuma dober 14, jadi ia memutuskan untuk elemen katon hanya mengambil dengan jounin, toh akan jadi 3 juga jika Atsuya yang basic nya memang Katon diikutsertakan di dalamnya.

Pada awalnya, jounin-jounin itu terlihat ragu pada Atsuya yang berniat mengkomandoi sebagian dari mereka. Namun pada akhirnya, setelah mengingat kembali bahwa Atsuya merupakan anak yang diakui oleh Yui dapat meneruskan Almarhum Kyuudaime Kazekage, 14 jounin yang diminta Atsuya pun mengangguk dan bergerak medekati remaja bersurai putih itu membentuk setengah lingkaran seolah melindunginya. Dan bersiap untuk melaksanakan komandonya untuk menjaga garis depan desa.

Tapi...

"Kita pergi ke dalam desa. Orang dengan Hyoton tadi, kurasa lebih berbahaya, apalagi ia sudah masuk ke dalam desa."

Atas komando Atsuya tersebut, refleks ke-14 jounin di sekeliling Atsuya itu pun menoleh dan menatap putra angkat Kyuudaime Kazekage tersebut seakan tak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"Serahkan yang di sini pada Mr. X dan pasukannya. Kalaupun mereka berhasil dikalahkan, setidaknya Shinobi-Shinobi yang ada di luar sana takkan langsung masuk ke pusat desa. Sedangkan orang tadi, sudah ada di dalam desa, dan jujur, aku ragu Paman Obi mampu mengatasinya sendirian. Memang, jika dipikir, kalau seorang Kazekage saja tak mampu menghadapinya, apalagi kita. Tapi bukankah dua lebih baik daripada satu?"

Mengatakan serangkaian kalimat itu dengan tenang, Atsuya lalu berbalik dan bersiap untuk menuju ke tempat orang dengan elemen Hyoton itu pergi tadi.

"Oh iya, Mr. X, sekedar saran dariku, lebih baik kau lakukan pertarungan diluar dan tutupi desa dengan Kekkai"

Lalu benar-benar melesat pergi dengan kesan seakan tidak peduli dengan ke-14 jounin yang sudah berada di bawah komandonya. Namun demikian, ternyata ke-14 jounin itu mengikutinya tanpa Atsuya perintah karena penjelasan Atsuya sebelumnya.

"arah selatan!! ya, arah selatan. seperti yg telah diinfokan." dengan kecepatan penuh Rinjhi bergegas menuju gerbang desa

setelah beberapa ratus meter berlari.

"tunggu dulu!!. 1,2,3.... ada sekitar 10 sampai 15 orang menuju ke arahku. ini gawat, aku tidak tahu mereka ini kawan atau lawan. lebih baik aku menghindar sebelum aku memastikan posisiku dan dan posisi mereka."

Rinjhi merubah arah larinya ke tenggara, kurang lebih 30 derajat ke arah kiri untuk menghidari bentrok dengan orang yang berlari tepat di arahnya.

kira-kira dalam jarak pandang yang tidak terlalu jelas melesatlah bayangan-bayangan yang tadi diprediksi Rinjhi.

"itu mereka. dari pakaian yg digunakan, seperti nya mereka adalah pasukan dari desa ini, persis yang dipergunakan penjaga gerbang waktu itu. mau apa mereka ke arah sebaliknya dengan tergesa-gesa seperti itu? bukankah menjaga gerbang desa lebih utama, pasti ada sesuatu yg tidak beres. aku akan mengikuti mereka dan mencari tahu." Rinjhi penasaran

dari jarak 40 meter, Rinjhi membuntuti sekelompok pasukan tadi.

Tiba-tiba, Yagani teringat akan Tujuan keduanya datang ke Desa Konohagakure....
" Maaf, Chitanda.... masih ada urusan yang harus kuurus." ~ Lagi-lagi yagami berkata seperti itu pada wanita.. ckck.

Ia pun langsung mengakitfkan Hachimon gerbang ke-empat dan bergegas pergi menuju Area konohagakure..

[OUT]

Pria itu banyak bicara, jelas itu kesan yang ditangkap kaage saat ini, ia seperti terus membuntutinya sejak dari konoha, tapi ia seperti tak kelelahan mengejar kaage, khawatir tentang desa nya wajar saja ia melakukan hal tersebut.

Ia memutar tubuhnya dan menatap sosok itu dengan penuh rasa malas, dia seperti stalker.
" nee ossan... kau kenal masayoshi morimoto, ano.. dia jounin sunagakure... dia membeli senjata di tetsu no kuni dan berhutang sekitar 500 ryo pada pemiliknya, aku diutus untuk menagih hutangnya... tapi jika menolak " ia langsung menunjukan bilah hitam yang runcing yang disebut kunai.

" apa kau kenal ? dimana dia... aku haya penagih hutang... tapi... kerja ku tak hanya itu.. " ia bergumam pelan sembari memalingkan wajah.