obi mulai menggerak-gerakkan tangannya yg patah tadi, nampaknya sudah hampir pulih sepenuhnya. dan lagi pula cedera yg dibalut dengan gips di tangan kiri itu tak begitu terlihat jika ia mengenakan pakaian bertopengnya. ya asal ia tidak menggerakkan tangan kirinya saja.

" bagus, sebentar lagi ini akan pulih. aku akan memberikan infonya pada kagami sekarang. dan aku juga akan pulang untuk menyiapkan peralatan serta perlengkapan untuk petualanganku selanjutnya." obi lalu keluar dari Dimensi Kamui & muncul di sekitaran gerbang kiri, sambil matanya berputar ke segala sudut mencari orang yg mungkin ada disana. dan tanpa disadarinya, ternyata dia menemukan Taora disana.

" hah, itukan taora chan. aku akan kesana. " obi lalu melangkahkan kakinya mendekati taora.

" apa yg kau lakukan disini taora chan? bukankah harusnya kau di suna, berlatih gravitasi bersama ran?. tapi tak apa. karena kai ada disini maka aku akan memberikanmu sebuah misi, tapi sebelumnya ayo kita cari dulu dimana keberadaan kagami. aku ingin kalian melakukan misi bersama." obi lalu memegang tangan taora & menghilang dari sana menuju ke posisi kagami berada.

obi muncul dihadapan Kagami dengan membawa serta Taora chan bersamanya, dan cukup menarik tiba2 saja anak nakal itu seperti mengomelinya.

" Heh dasar nakal, berani-beraninya kau mengomel padaku. sudah jangan banyak protes, sekarang ayo kita pulang ke desa dulu. Aku pumya misi sangat penting untuk kalian berdua. Kali ini kalian harus pulang & mempersiapkan peralatan serta perlengkapan secara maksimal untuk misi ini. baiklah ayo kita pulang " ucap obi lalu memegang bahu kagami sementara tangan satunya lagi menggenggam tangan Taora.

*SRING* Mereka bertiga kemudian hilang dari sana & kembali ke Sunagakure.

[OUT]

"Ia membiarkan saksi mata bebas,sekarang identitasnya sudah pasti terungkap hanya tinggal waktu hingga wajahnya terpampang dikertas buronan"Gumamnya pelan.

Namun ada yang lebih penting dari pada menonton pertunjukan tersebut dari serangga mata2 yang memata2i gadis itu,Ya.. ternyata gadis kecil itu adalah pengguna meiton (Dark Release)

"Sungguh mengejutkan aku merasakan struktur chakra yang aneh diarah jam 4 tepat ditempat gadis itu sekarang,Mu-mungkinkah?"pikirnya sambil menghela nafas.

Belum sempat ia selesai memikirkan gadis tsb,kirigakure sudah luluh lantah dan hampir rata dengan tanah.Sungguh ironis desa terkuat di era PDN 2 itu sangat rapuh beberapa tahun ini.

Beberapa menit kemudian mentari pagi mulai bangun dari tidurnya.Ia kemudian berdiri dari tempat peristirahatannya dan menghilang entah kemana setelah chakra miliknya pulih sepenuhnya -

Setelah selesai mengisi energi, ia memandangi sekeliling dan mengangkat alis. "Cuma perasaanku atau memang ada yang mengikutiku dari tadi?" fikirnya sambil mengalihkan pandangannya.

Ken lalu menarik tangannya keluar dari Kirigakure, ia hanya bisa diam selama perjalanan keluar dari daerah Kirigakure.

[OUT]

Sinar mentari mulai menerangi lau Kirigakure. Persiapan yang dilakukan Mikasa dan anak buahnya pun sudah selesai. Hampir seribu kapal perang sudah siap berlayar.

"Hattori-sama, apa benar kita akan kesana?" tanya Mikasa.

"Tentu saja, semuanya sudah siap. Kita akan memulainya sekarang. Lepaskan jangkar! Kita berlayar sekarang!" perintah Hattori pada semuanya.

Jangkar dilepaskan, perjalanan pun dimulai.

Mikasa dan Karasuno pun berlari dengan sangat kencang menuju pusat desa Kirigakure. Setelah sesampainya di kantor Mizukage, Mikasa mengambil alat pengeras suara yg ada disana, dia berlari menuju balkon kantor Sesampainya disana, Mikasa pun berterika pada seluruh warga Kirigakure.

Mikasa: Perhatian sebentar, saya sebagai ketua Marine akan memberi tau kalian satu hal, kalian wargaku yang saya cintai, saya berharap pada kalian semua agar segera meninggalkan desa ini!

Karasuno: Nani?! Apa maksudmu Mikasa-sama?

Mikasa: Sekali lagi, cepatlah berkemas wargaku! Waktu kita tidak banyak! Kapal kita juga tinggal sedikit lagi, hanya tersisa 50 kapal! Cepat semuanya atau kalian akan mati!

Karasuno: Apa kau sudah gila Mikasa?! Tenanglah!

Mikasa: Hattori-sama sudah meninggal dunia, dia berpesan padaku untuk melindungi Kirigakure! Karena aku tak akan mampu melakukannya, aku ingin kalian pergi saja dari sini! Cepatlah!

Karasuno: Hat... Hattori-sama? Meninggal? Apa yang kau katakan! Beliau tidak akan mati!

Duaaaagghh!!!

Mikasa pun memukul wajah Karasuno dengan sangat keras sambil berlinang air mata. Melihat itu membuat Karasuno merasa terpukul, orang yang dianggap ayah harus meninggalkannya. Karasuno tidak bertanya lagi pada Mikasa, ia langsung loncat ke bawah dan menggiring para penduduk Kirigakure ke kapal yang ada di pelabuhan. Ia pun kembali bertemu dengan Aang yang sedang memberi makan Appa disana.

Aang: Hey, kalian mau kemana?

Karasuno: Kami akan mengungsi.

Aang: Nani?!

Karasuno: Sudah tidak aman berlindung disini, 25ribu pasukan kami mati di Sunagakure, kami akan mencari desa yang bisa menjaga kami semua.

Aang: Hah? 25 ribu pasukan? Mati?!

Gyatso: Aku tidak tau kalau semua pasukan Kirigakure mati dengan mudah seperti itu, tapi kalian mau kemana? Bukannya tidak ada serangan kesini?

Aang: Yah benar, apalagi disini masih dipasang Kekkai, kalian jangan panik.

Karasuno: Tapi ini perintah Mikasa, aku tidak bisa menolaknya.

Aang: Perintah wanita itu? Memangnya dia siapa memerintah kalian?

Karasuno: Dia adalah Yuki Mikasa, ketua Marine yg setingkat dengan Kage jabatannya, jadi kami harus menuruti perintahnya.

Aang: Souka... tapi itu terserah kalian saja, aku tak bisa memberi kalian perintah, dan aku bukan siapa-siapa.

Dengan berat hati, akhirnya seluruh penduduk Kirigakure menaiki kapal dan mulai berlayar.

[Karasuno-Out]

Kira Walker
HP : 215
CP : 86

Kumpulan kapal besar berjumlah banyak itu tak akan mampu bersembunyi.Selain jumlahnya yang banyak,Benda yang berukuran besar mengapung di Laut itu tak akan mampu mengimbangi kecepatan seekor Naga yang terbang diudara dengan ketinggian lebih dari 10.000 Kaki.Apalagi menghindari sensor serangga pelacak type sensorik yang disebar diseluruh penjuru Mizu No Kuni.

"Itu dia!!,Kumpulan Tikus tikus penghuni desa"

Matahari yang sudah mulai turun dari tahtanya sebentar lagi akan membuatnya menyusup ke salah satu kabin kapal dengan sempurna.

"Kau bersembunyi dan ikuti kumpulan kapal itu lalu bakar habis semua kapal itu jika terjadi gerak gerik aneh Hydra!!"

Kemudian selang beberapa detik ia terjun ke bawah laut dan menyusup ke salah satu kapal dari 50 kapal yang mengangkut penghuni desa kiri itu secara diam diam.Ia berbaur dengan penumpang kapal itu dengan jutsu Henge No Jutsu ,ia tidak dapat dilacak oleh ninja sensor karena armor yang dipakainya.

Bukankah ini akan lebih menarik? Jika orang yang menyebabkan penghuni desa kiri itu mengungsi berada dihadapan mereka dan berbaur dengan mereka tanpa mereka ketahui?

[OUT]

Aang: Sebenarnya apa yg dipikirkan oleh wanita itu ya? Aku heran, aneh sekali dia.

Gyatso: Entahlah, aku yg sudah tua pun tak tau apa yg sedang dia pikirkan. Eh tapi ngomong-ngomong, apa kau masih bisa terbang Aang?

Aang: Hai Gyatso-sama, demo...

Gyatso: Kenapa?

Aang: Aku sudah tidak bisa mengendalikan lagi, aku sudah lama bertapa dan aku tidak mempelajari ninjutsu lagi.

Gyatso: Astaga Aang, kau sebenarnya bertapa atau tidur? Sampai kau melupakan ninjutsu sederhana itu.

Aang hanya tersenyum dan menggaruk kepalanya yg pelontos itu dengan watados, wajah tanpa dosa.

Gyatso: Baiklah, kau masih ingat cara membuat bola energi?

Aang: Anooo... aku lupa.

Gyatso: Astaga, yasudah kau duduk dan pejamkan matamu dan berkonsentrasilah. Buka kedua tanganmu lalu dekatkan, ingat jangan bersentuhan.

Aang pun mulai mempraktekannya dan berkonsentrasi. Sebenarnya itu adalah cara bermeditasi untuk mengumpulkan energi disekitarnya agar terkumpul di tangan Aang. 3 menit berkonsentrasi, akhirnya energi itu terkumpul di tangan Aang, kehangatan sudah terasa dan bahkan terasa listrik halus, padahal Aang bukanlah pengguna Raiton.


Aang: Eh! Kenapa dangan tanganku?!

Gyatso: Jangan membuka mata terlebih dahulu atau aku akan memukulmu!

Gyatso pun mencari pohon yg dekat dari sana dan memetik sebuah daun kecil dari pohon tersebut. Dia pun kembali lagi ke tempat Aang, mendekati dia yg sedang berkonsentrasi.

Gyatso: Sepertinya kau sudah bisa membuat bola energi, sekarang akan ku ajarkan cara mengendalikan udara. Kau bisa merasakan udara di sini kan?

Aang: Ya, lalu aku harus bagaimana?

Gyatso: Tetap seperti itu, tapi sekarang kau coba rasakan udara yg ada disekitarmu terserap oleh bola energi yg ada di tanganmu, ini lebih sulit tapi dulu kau bisa melakukannya dengan mudah.

Aang: Oke.

Gyatso: Dan satu lagi, jika di tanganmu sudah terasa dingin, beri tanda padaku.

Aang semakin berkonsentrasi, angin mulai menghembus secara tidak teratur disana. Aang pun mulai mengucurkan keringatnya. Gyatso yg khawatir mulai menghentikan Aang.

Gyatso: Astaga, buka matamu cepat!

Aang pun membuka matanya dan melepaskan bola energi itu ke langit, hembusan angin yg cukup kuat bahkan membuat burung yg terbang disana tersapu oleh angin yg dihembuskan Aang.

Gyatso: Apanya yg belum mahir, kau bahkan sudah bisa menghempaskan Fuuton dengan seperti itu.

Aang: Aku tak bisa mengendalikannya Gyatso.

Gyatso: Baiklah, sekarang kau jangan terlalu berkonsentrasi untuk membuat udara berkumpul di tanganmu, buka saja matamu.

Aang kini mencoba mengumpulkan kembali udara di tangannya, dalam hitungan detik udara langsung berkumpul di tangan Aang. Dengan cepat Gyatso menaruh daun yg tadi ia petik ke atas tangan Aang. Daun itu pun terbang di atas tangan Aang, ini bukanlah sulap maupun sihir, ini adalah kemampuan pengendalian udara, tingkat konsentrasi lah yg akan mengatur besar kecilnya udara yg Aang kumpulkan.

Gyatso: Bagus! Baiklah sekarang kau beristirahat saja dulu, kau sepertinya kelelahan.

Aang: Baiklah Gyatso-sama! Terimakasih!

Setelah berisitirahat, Aang kembali berlatih dengan semangat yg tinggi, apalagi gurunya sekarang adalah Gyatso, pelindungnya saat bayi.

Gyatso: Apa kau sudah siap dengan pelajaran selanjutnya?

Aang: Siap!!!

Gyatso: Akan aku ajarkan Kaze Fuuchuufuyuu

Aang: Hah? Langsung ke ninjutsu?! Apa kau bercanda?

Gyatso: Tentu saja serius. Bagaimana kalau kita mulai saja?

Dengan penuh semangat, Aang kembali mengumpulkan energi udara yg ada di sekitarnya agar bisa melakukan pelatihan dengan baik.

Gyatso: Sekarang kau coba angkat batu yg ada di sekitarmu itu.

Dengan polosnya Aang malah mengambil batu tersebut dengan tangannya. Dengan reflek, kepala Aang terkena sebuah jitakan telak dari Gyatso.

Gyatso: Baka!!! Bukan itu maksudku!!!

Aang: Kau sendiri yg menyuruhku mengangkatnya!!!

Gyatso: Maksudku dengan fuuton-mu botak biadab!!!

Aang: Kau juga botak, pak tua!!!

Setelah berdebat akhirnya Aang dan Gyatso melanjutkan kembali pelatihannya. Dengan konsentrasi tinggi, Aang kembali mengumpulkan energi disekitarnya. Angin yg ia kendalikan mencoba mengangkat sebuah batu kecil yg ada disana dan...

Wuuushh!!!

Batu akhirnya terangkat, bukan hanya satu buah, malah hampir puluhan batu kecil ia angkat.

Gyatso: Bagus sekali Aang. Sekarang kau coba lemparkan padaku.

Aang: Apa kau tidak akan mati?

Gyatso: Coba saja kalau kau bisa.

Dengan kendalinya, batu-batu kecil tersebut dilemparkan oleh Aang dengan cepat kearah Gyatso, tapi...

Tap... Wuuushhh!!!

Gyatso loncat keatas dengan sangat cepat dan menghindari batu yg dilemparkan oleh Aang. Aang hanya takjub dan diam melongo melihat didepannya tidak ada Gyatso lagi. Tiba-tiba saja Gyatso menepuk pundak Aang dari belakang.

Aang: Gyatso-sama!!! Ajarkan aku untuk loncat tinggi sepertimu!!! Aku akan mempelajarinya!!!

Gyatso hanya tersenyum dan mereka pun akan kembali belajar mengendalikan Udara.